5. Pengertian
Secara etimologis,
istilah ketahanan
berasal dari kata
dasar “tahan” yang
berarti tahan
penderitaan, tabah,
kuat, dapat
menguasai diri, gigih,
dan tidak mengenal
menyerah.
1969
“Keuletan dan daya tahan
suatu bangsa yang
mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan
nasional yang ditujukan
untuk menghadapi segala
ancaman yang
membahayakan
kelangsungan hidup negara
dan bangsa Indonesia”.
6. Diperbaharui Pada Tahun 1972
“Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, didalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang
luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak
langsung yang membahayakan identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional”.
8. 2. Ketahanan Nasional adalah
kondisi dinamis yang
merupakan integrasi dari
kondisi tiap aspek kehidupan
bangsa dan negara. Pada
hakekatnya Ketahanan
Nasional adalah kemampuan
dan ketangguhan suatu bangsa
untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup menuju
kejayaan bangsa dan negara.
Berhasilnya pembangunan
nasional akan meningkatkan
Ketahanan Nasional.
Selanjutnya Ketahanan
Nasional yang tangguh akan
mendorong pembangunan
nasional.
1. Untuk tetap memungkinkan
berjalannya pembangunan
nasional yang selalu harus
menuju ke tujuan yang ingin
dicapai dan agar dapat secara
efektif dielakkan dari
hambatan, tantangan,
ancaman dan gangguan yang
timbul baik dari luar maupun
dari dalam, maka
pembangunan nasional
diselenggarakan melalui
pendekatan Ketahanan
Nasional yang mencerminkan
keterpaduan antara segala
aspek kehidupan nasional
bangsa secara utuh dan
menyeluruh.
3. Ketahanan Nasional
meliputi:
a. ketahanan ideologi
b. ketahanan politik
c. ketahanan ekonomi
d. ketahanan sosial budaya
e. ketahanan pertahanan
keamanan.
rumusan konsep ketahanan
nasional dalam GBHN
tahun 1998
9. Tiga wujud atau wajah
konsepsi Ketahanan Nasional,
yaitu ;
Ketahanan nasional sebagai metode, tercermin
dari rumusan pertama
Ketahanan nasional sebagai kondisi, tercermin
dari rumusan kedua
Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar
nasional, tercermin dari rumusan ketiga
10. Unsur atau gatra dalam Ketahanan Nasional
Indonesia tersebut adalah sebagai berikut;
Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra), yaitu :
Gatra letak dan kedudukan geografi
Gatra keadaan dan kekayaan alam
Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Lima aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu :
Gatra ideologi
Gatra politik
Gatra ekonomi
Gatra sosial budaya (sosbud)
Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
11. Undang-Undang Terkait
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia, yang terdiri atas
komponen dasar, komponen utama, komponen
khusus, dan komponen pendukung.
UU No 3/2002 tentang Pertahanan Negara (Haneg).
Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27
ayat 3., masalah bela negara dan pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara
Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2002 Tentang Pertahanan Negara
12. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a) bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan
hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
b) bahwa pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan
negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan satu kesatuan
pertahanan negara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
c) bahwa dalam penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sebagai pencerminan kehidupan kebangsaan yang
menjamin hak-hak warga negara untuk hidup setara, adil, aman,
damai, dan sejahtera.
d) bahwa usaha pertahanan negara dilaksanakan dengan membangun,
memelihara, mengembangkan, dan menggunakan kekuatan pertahanan
negara berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional,
hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai.
14. Menurut Buku Putih Pertahanan Tahun 2008,
ancaman yang membahayakan keamanan dan
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara itu
ada dua yaitu ;
Ancaman Militer
Ancaman Non Militer
15. ANCAMAN MILITER
Ancaman yang menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisasi, yang dinilai
mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi,
pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror
bersenjata, ancaman keamanan laut dan
udara, serta konflik komunal.
17. ANCAMAN NON MILITER
Ancaman yang menggunakan faktor-
faktor nirmiliter, yang dinilai
mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
18. Ancaman berdimensi
ideology
Contohnya ialah gerakan kelompok
radikal sebagai salah satu ancaman
nyata. Motif yang melatarbelakangi
gerakan-gerakan tersebut dapat berupa
dalih agama, etnik, atau kepentingan
rakyat.
20. Ancaman berdimensi politik
Dapat bersumber dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Dari luar
negeri, ancaman dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan
politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik
merupakan bentuk-bentuk ancaman
nirmiliter berdimensi politik yang sering kali
digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain.
21. 10 desa yang ingin pindah kewarganegaaran menjadi warga negara Malaysia
22. Ancaman berdimensi
ekonomi
Dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal
dan eksternal. Dalam konteks Indonesia,
ancaman dari internal dapat berupa inflasi dan
pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang
tidak memadai, penetapan sistem ekonomi yang
belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan
dan ekonomi biaya tinggi, sedangkan secara
eksternal, dapat berbentuk indikator kinerja
ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan menghadapi era globalisasi, dan
tingkat dependensi yang cukup tinggi terhadap
asing.
24. Ancaman yang berdimensi
sosial budaya
Ancaman dari dalam
didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isu tersebut
menjadi titik pangkal
timbulnya permasalahan,
seperti separatisme,
terorisme, kekerasan yang
melekat-berurat berakar, dan
bencana akibat perbuatan
manusia.
Ancaman dari luar timbul
bersamaan dengan dinamika
yang terjadi dalam format
globalisasi. Hal ini ditindai
dengan penetrasi nilai-nilai
budaya dari luar negeri yang
sulit dibendung, yang
mempengaruhi nilai-nilai di
Indonesia. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia
menjadi kampung global yang
interaksi antarmasyarakat
berlangsung dalam waktu yang
aktual.
Dibedakan antara ancaman dari dalam, dan ancaman dari luar.
26. Ancaman berdimensi
teknologi informasi
Adalah munculnya kejahatan yang memanfaatkan
kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan siber, dan
kejahatan perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi
menjadi ancaman adalah lambatnya perkembangan
kemajuan Iptek di Indonesia sehingga ketergantungan
teknologi terhadap negara-negara maju semakin tinggi.
Ketergantungan terhadap negara lain tidak saja
menyebabkan Indonesia menjadi pasar produk-produk
negara lain, tetapi lebih dari itu, sulit bagi Indonesia
untuk mengendalikan ancaman berpotensi teknologi yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan
Indonesia.
28. Ancaman berdimensi
keselamatan umum
Ialah adanya bencana alam, seperti gempa bumi, meletusnya
gunung berapi, dan tsunami. Bencana lain ialah yang disebabkan
oleh ulah manusia, antara lain : tidak terkontrolnya penggunaan
obat-obatan dan bahan kimia lain yang dapat meracuni
masyarakat, baik secara langsung maupun kronis (menahun),
misalnya pembuangan limbah industri atau limbah pertambangan
lainnya. Sebaliknya, bencana alam yang disebabkan oleh faktor
alam yang dipicu oleh ulah manusia, antara lain bencana banjir,
tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana
lainnya. Selain itu, keamanan transportasi juga merupakan salah
satu dimensi ancaman keselamatan umum yang cukup serius di
Indonesia.
31. Masyarakat harus berani untuk melapor ke
pihak berwenang ketika ada suatu hal yang
ganjal.
32. Masyarakan harus melakukan berbagai
antisipasi untuk menghadapi suatu ancaman,
hal ini harus dibekali tentang pengetahuan
mengenai Ketahan Nasional sendiri.
34. Pemerintah harus bergerak cepat, kerja pemerintah
harus nyata tidak hanya berbicara semata. Pemerintah
harus sigap ketika mendapati hal-hal yang tidak sesuai
sebagai antisipasi terjadinya ancaman.