1. SEJARAH
ISLAM DI
INDONES
IA
TEORI SEJARAH ISLAM PERTAMA KALI
MASUK KE INDONESIA
PROSES PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
PERAN WALISONGO DALAM PENYEBARAN
ISLAM
PENINGGALAN-PENINGGALAN PERADABAN
ISLAM DI INDONESIA
4. TEORI
GUJARAT
TEORI
MEKKAH
Teori ini sendiri dikemukakan oleh salah satu sarjana Belanda dari
Universitas Leiden pada abad ke-19 yang bernama J. Pijnapel, ia
mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H sampai abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di
India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab.
Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafei telah bermukim di
Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke7 Masehi), namun yang
menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang
Arab langsung Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan
pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia
timur, termasuk Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini
dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck
Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di
kota-kota pelabuhan Anak Benua India.
Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka
hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan
pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan
orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang
Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi
Muhammad yang menggunakan gelar “Sayid” atau
“Syarif ” di depan namanya.
Teori Mekkah ini dikenalkan oleh ulama sekaligus sastrawan
Indonesia yaitu Haji Abdul Karim Amrullah atau Hamka pada
tahun 1958, ia mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke
Indonesia itu langsung dari Mekkah atau Arab. Proses ini berlangsung
pada abad pertama Hijriyyah atau abad ke-7 M.
Pendapatnya sendiri ia sampaikan pada saat orasi Dies Natalis
Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak
seluruh anggapan para sarjana barat yang mengemukakan bahwa
Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan
argumentasi yang dijadikan bahan rujukan Hamka adalah sumber
lokal Indonesia dan sumber Arab.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak
dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi
spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur
perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh
sebelum tarikh masehi.
Dalam hal ini, teori Hamka merupakan sanggahan terhadap
Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap
prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung
memojokkan Islam di Indonesia.
5. TEORI
PERSIA
Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan dan ilmuwan pribumi pertama asal Banten, ia mengatakan
bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah
Persia atau Parsi (kini Iran) pada abad pertama Hijriyyah atau abad ke-
7 M. Dalam memberikan argumentasinya pada sekitar tahun 1886 -
1960, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan
budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia.
Kesamaan budaya ini dapat dilihat pada masyarakat Islam
Indonesia antara lain Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai
sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi
Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari
bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi.
6. PROSES PENYEBARAN ISLAM
DI INDONESIA
1. Proses Melalui Perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang
muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim,
misalnya Pekojan, Jakarta Barat. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah
masuknya Islam ke Indonesia.
2. Proses Melalui Perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang
yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga
akhirnya pasangannya itu ikut menganut Islam.
3. Proses Melalui Dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi
penerangan tentang agama Islam seperti yang dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
4. Proses Melalui Pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna
memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
5. Proses Melalui Seni Budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni
budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten
(upacara untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad SAW), dan seni sastra.
6. Proses Melalui Tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir
masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.
7. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
DI INDONESIA
1. Kerajaan Samudera Pasai
Pada abad ke 13 M berdidirilah Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan ini didirikan oleh Sultan
Malik Al Saleh. Letak kerajaan Samudera Pasai sendiri berada di Aceh Utara tepatnya di
Kabupaten Lhokseumawe. Kerajaan Samudera Pasai sendiri dipercaya sebagai Kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Dalam sejarahnya, Islam masuk ke kerajaan ini diperkirakan pada abad
ke 12 M.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai (Arsiran Abu Kegelapan)
2. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1514 dan didirikan oleh Sultan Ibrahim. Kerajaan ini
mencakup daerah bekas Kerajaan Samudra Pasai dan Aceh Besar. Agama Islam sendiri sudah
masuk ke kerajaan ini dari abad ke 12 M.
8. 3. Kerajaan Demak
Kerajaan ini dipimpin oleh Raden Patah dan berdiri pada tahun 1478. Memiliki daerah
kekuasaan di Daerah Demak, Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau
Jawa. Islam dipercaya telah ada sejak kepemimpinan Raden Patah yakni tahun 1478.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam (Warna Hitam)
Daerah Kekuasaan Kerajaan Demak (Arsiran Gelap)
9. 4. Kerajaan Islam Pajang
Didirikan oleh sosok yang namanya cukup familiar yakni Jaka Tingkir atau Sultan Adi Wijaya
pada tahun 1568. Daerah kekuasaannya sendiri melingkup daerah bekas Kerajaan Demak dan
sebagian daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini sendiri memeluk Islam sejak tahun 1478.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Islam Pajang
5. Kerajaan Islam Mataram
Didirikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Kerajaan ini terletak di Kotagede, sebelah
tenggara Kota Yogyakarta. Kerajaan ini merupakan bekas dari Kerajaan Pajang dan Demak
yang mayoritas orang beragama Islam sejak tahun 1478.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Islam Mataram (Arsiran Gelap)
10. 6. Kerajaan Islam Cirebon
Kerajaan Islam Cirebon berdiri pada tahun 1430 oleh Raden Fatahillah. Kekuasaannya
meliputi sebagian Jawa Barat, dipercayai bahwa Islam telah ada sejak terbentuknya Kerajaan.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Islam Cirebon
7. Kerajaan Islam Banten
Didirikan oleh Maulana Hasanuddin pada tahun 1526 di Banten, Kerajaan ini berwilayah dari
bekas Kerajaan Cirebon, Wilayah Banten hingga sebagian Wilayah Lampung. Kerajaan ini telah
memeluk Islam semenjak tahun 1430.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Islam Banten (Arsiran Gelap)
11. 8. Kerajaan Islam Banjar
Kerajaan Islam Banjar didirikan oleh Raden Samudra pada tahun 1520. Letak Kerajaan ini
ialah di sebagian Provinsi Kalimantan Selatan. Islam sudah ada sejak terbentuknya kerajaan.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Islam Banjar (Arsiran Hitam)
9. Kerajaan Tanjungpura
Kerajaan Tanjungpura dipimpin pertama kali oleh Raja Brawijaya dari tahun 1454. Wilayah
kekuasaannya berada di sebagian daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Pada
1590 Kerajaan ini memeluk Islam saat dipimpin Raja Giri Kesuma.
Daerah Kekuasaan Kerajaan Tanjungpura
12. 10. Kerajaan Islam Ternate
Kerajaan Islam Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Islam sudah
ada sejak tahun 1456 saat kepemimpinan Kolano Marhum.
11. Kerajaan Islam Tidore
Kerajaan Islam Tidore dipimpin pertama kali oleh Kolano Syahjati dari tahun 1081. Dalam
sejarahnya, kerajaan ini mulai memasuki Islam pada kepemimpinan Sultan Djamaluddin pada
tahun 1495.
Daerah Kekuasaan Islam Makassar
12. Kerajaan Islam Makassar
Kerajaan Islam Makassar pertama kali dipimpin oleh Sultan Alauddin pada tahun 1591. Dalam
sejarahnya, kerajaan ini sudah memeluk Islam sejak pertama kali dibentuk.
Daerah Kekuasaan Ternate (Uli Lima) dan Tidore (Uli Siwa)
13. PERAN WALISONGO DALAM
PENYEBARAN ISLAM
Walisongo (Wali Sembilan) sendiri adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali
didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).Para
Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam
beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-
tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Adapun
nama-nama dari Walisongo tersebut, yaitu :
• Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim,
• Sunan Ampel atau Raden Rahmat,
• Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim,
• Sunan Drajat atau Raden Qasim,
• Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq,
• Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin,
• Sunan Kalijaga atau Raden Sahid,
• Sunan Muria atau Raden Umar Said,
• Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.
14. Sejarah Walisongo sendiri berkaitan dengan penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa
sukses gemilang tercatat dengan tinta emas. Dengan didukung penuh oleh Kesultanan Demak
Bintoro, agama Islam kemudian dianut oleh sebagian besar manyarakat Jawa, mulai dari
perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Berikut beberapa peranan mereka dalam penyebaran
agama Islam :
• Sebagai pelopor penyebarluasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak
mengenal ajaran Islam di daerahnya masing-masing,
• Sebagai pembela dan pengembang agama Islam di masa hidupnya,
• Sebagai orang-orang yang ahli di bidang agama Islam,
• Sebagai penasihat raja (Kerajaan Islam) dalam mempermudah penyebaran agama Islam,
• Sebagai kyai atau pemimpin agama Islam di daerah penyebarannya masing-masing.
Sketsa Rupa Para Walisongo