Dokumen tersebut merupakan analisis risiko keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek. Menggunakan metode Altman Z-Score untuk mengukur rasio keuangan beberapa perusahaan semen selama periode 2011-2015. Hasilnya menunjukkan kondisi keuangan perusahaan berfluktuasi antara sehat, rawan, dan bangkrut berdasarkan perhitungan skor Z.
1. ANALISIS RISIKO KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Dosen Pengampu :
Yuli Kurnia Firdausia, S.E., M.Ak.
virdajulie9@gmail.com
Oleh :
Nur Faizah (191500169)
nf24612@gmail.com
Manajemen keuangan II, Prodi Manajemen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jl. Dukuh Menanggal XXI, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Memaksimalkan nilai perusahaan di setiap perusahaan dengan mengukur kinerjanya,
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yaitu dengan fokus yang utama dalam penilaian
kinerja perusahaan, laba bukan termasuk indicator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban penyandang dana namun sebagai unsur penciptaan nilai – nilai perusahaan yang bisa
memperlihatkan prospek perusahaannya di masa yang akan datang. nilai perusahaan juga dapat
mempengaruhi tingkat kebijakan hutang. kebijakan hutang yang dilakukan oleh suatu perusahaan
tentu saja mengandung risiko., perusahaan dihadapkan dengan pengeluaran yang sifatnya tetap
dan biaya tersebut mengandung risiko.
PENDAHULUAN
Kesulitan keuangan dimulai pada
saat perusahaan tersebut tidak dapat
memenuhi jadwal pembayaran dan tidak
memenuhi kewajibannya. Perusahaan harus
selalu waspada dengan adanya potensi
kebangkrutan. Maka perusahaan analisis
terlebih dahulu mengenai risiko keuangan
perusahaan.
2. Melihat kesehatan keuangan
perusahaan dapat dilakukan dengan cara
menggunakan rasio keuangan. Beberapa
penelitian dilakukan untuk menganalisis
tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil yaitu rasio keuangan
bermanfaat untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan untuk memprediksi terjadinya
risiko keuangan.
Pertumbuhan perusahaan bisa
menjadi lebih cepat jika mengandalkan
hutang. Namun, jika hutang perusahaan
terlalu besar bisa menyebabkan keuangan
perusahaan menjadi tidak sehat. Perusahaan
dapat mengoptimalkan fungsi manajemen,
keputusan yang diambil dapat berpengaruh
pada keuangan lainnya dan memberi
dampak pada nilai perusahaan investasi
modal merupakan salah satu aspek utama
pada keputusan investasi. Keputusan
pengalokasian modal investasi wajib
dievaluasidan dihubungkan dengan risiko
dan hasil yang diharapkan.
Perusahaan besar maupun kecil pasti
mempunyai tujuan yang sama yaitu
bagaimana memperoleh laba yang maksimal
agar kesejahteraan pemilik saham
meningkat. Untuk memaksimalkan laba
perusahaan perlu adanya dukungan dari
pendanaan yang cukup serta perusahaan
harus memilih kombinasi dan berbagai
alternative keputusan investasi untuk
meminimalisir terjadinya risiko yang
mungkin akan terjadi yang menjadikan
perusahaan lebih tangguh dalam
menghadapi krisis multidimensi dan supaya
lebih mandiri untuk mengembangkan usaha
serta menjamin kelangsungan hidup
perusahaan pada masa mendatang.
Perusahaan bisa saja di de-listing
dari bursa efek karena perusahaan tersebut
sedang mengalami kesulitan ruang atau
financial distress. Perusahaan dapat
dikatakan financial distress apabila
perusahaan memilii kinerja yang
menunjukkan laba oprasi negative, nilai
buku ekuitas negative, laba bersih negative,
dan perusahaan tersebut yang melakukan
marger.
Kejadian lain pada Financial distress
yaitu banyak perusahaan yang mengalami
kesulitan likuiditas, hal ini ditunjukkan
dengan menurunnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
kepada kreditur. Financial distress
merupakan kondisi perusahaan pada saat
mengalami kesulitan keuangan. Financial
distress didefinisikan sebagai tahap
penurunan kondisi keuangan yang terjadi
sebelum perusahaan mengalami
kebangkrutan atau likuidasi, Platt (2002).
Financial distress itu bisa berarti
mulai dari kesulitan likuidasi, merupakan
financial distress yang bisa dibilang paling
ringan, sedangkan kebangkrutan adalah
financial distress yang paling berat.
Kesulitan keuangan ada yang bersifat
sementara, jika tidak melakukan penanganan
secara cepat dapat berkembang menjadi
kesulitan yang besar dan berlarut – larut,
perusahaan bisa dilikuidasi atau
direorganisasi.
Financial distress merupakan
financial ratios, jika dilihat dalam laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan
3. adapun dalam hal ini financial rasio
digunakan untuk memprediksi terjadinya
financial distress. rasio keuangan
menunjukkan kierja keuangan suatu
perusahaan yang sesungguhnya. Pada
umumnya penelitian tentang financial
distress, kegagalan, maupun kebangkrutan
memakai indicator kinerja keuangan untuk
memprediksi kondisi suatu perusahaan di
masa mendatang. Indikator ini diperoleh dari
analisis rasio keuangan pada informasi
laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan cara untuk
mengukur rasio keuangan pada suatu
perusahaan manufaktr sektor industry dasar
dan kimia sub sektor semen yang sudah
terdaftar di Bursa efek pada periode 2011-
2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif, Unit analisis yang
digunakan adalah 3 perusahaan semen yang
sudah terdaftar di perusahaan
manufaktur.penelitian ini berfokus pada
perolehan hasil analisis keuangan
perusahaan pada periode 2011 sampai 2015.
Penelitian ini dilakukan pada tingkat
perusahaan, seluruh perusahaan manufaktor
sektor industry dasar dan kimia sub sektor
semen dapat diperoleh dari halaman web
resmi bursa efek yaitu www.idx.co.id
dengan pengamatan pada periode 2011
sampai dengan 2015 yang dilaksanakan
secara efektif selama 2 bulan pada tahun
2017.
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode
pencatatan dan studi pustaka yang dilakukan
dengan cara klarifikasi.
Teknik analisa data yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode ALTMAN
Z-CORE.
HASIL PENELITIAN
Tanda – tanda terjadinya risiko dapat
diketahui melalui analisis data pada laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan salah satu sumber informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan,
berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan. Data keuangan pada data laporan
keuangan bisa digunakan untuk melihat
bagaimana kondisi kesehatan keuangan
perusahaan.
Adapun cara untuk melihat kondisi
kesehatan perusahaan yaitu dengan cara
menggunakan rasio keuangan dalam
menganalisis kondisi kesehatan keuangan
perusahaan. Penelitian dilakukan untuk
menguji manfaat dari rasio keuangan dalam
menganalisis kesehatan keuangan
perusahaan. Hasil penelitian mengenai
manfaat rasio keuangan menunjukkan
bahwa rasio bermanfat dalam menilai
kesehatan keuangan bahkan bisa
memprediksi terjadinya risiko keuangan
dalam suatu perusahaan.
ALTMAN Z-CORE merupakan
metode yang digunakan untuk menghitung
terjadinya risiko keuangan pada suatu
perusahaan dengan memilih kombinasi rasio
keuangan menjadi satu model prediksi
4. dengan teknik statistik,analisis deskriminan
dapat digunakan untuk memprediksi
terjadinya risiko kondisi keuangan suatu
perusahaan yang sudah go public yaitu
modal kerja terhadap total aktiva, laba
ditahan terhadap total aktiva, EBIT terhadap
total aktiva, nilai pasar ekuitas terhadap tota
aktiva. dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai Z (Z-SCORE) yang bisa
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan dalam kondisi sehat, rawan
ataupun sedang mengalami risiko keuangan.
Pada penelitian ini menggunakan metode Z-
score sebagai berikut :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 +
1,0X5
Keterangan :
X1 : Modal kerja = Aktiva lancar –
Hutang lancar
X2 : Laba ditahan / Total aktiva
X3 : Total aktiva / EBIT
X4 : Nilai pasar saham / Total hutang
X5 : Total aktiva / Penjualan
Z : Index keseluruhan
Hasil perhitungan menggunakan metode
Z-score akan menghasilkan skor yang
berbeda pada setiap perusahaan. Skor
tersebut dibandingkan dengan standar
penilaian untuk menilai keberlangsungan
hidupp perusahaan, perbandingannya
sebagai berikut :
a) Z > 2,99 = Sehat
b) Z diantara 1,81–2,99= Rawan
Bangkrut
c) Z < 1,81 = Bangkrut
Tabel 1. Hasil Analisis RasioKeuangan PTSemen Indonesia
Tbk
Tahun 20
11
201
2
201
3
201
4
2015
X1 0,20 0,37 0,38 0,17 0,12
X2 0,28 0,25 1,24 1,01 1,00
X3 0,85 0,61 0,62 0,68 0,50
X4 1,73 1,29 0,45 0,43 0,43
X5 0,83 0,73 0,79 0,78 0,70
Z-score 3,89 3,25 3,48 3,07 2,75
Ket
Seh
at
Seha
t
Sehat Sehat
Rawan
Bangkrut
Berdasarkan hasil analisis rasio
keuangan pada tabel 1 dapat diketahui
bahwa dalam setiap tahun PT Semen
Indonesia Tbk memperoleh hasil Z-score
yang berbeda. Pada periode 2011 sampai
dengan 2014 mendapatkan nilai Z-score
3,89, 3,25, 3,48, 3,07 yang berarti keuangan
perusahaan berada pada kondisi sehat.
Tetapi tahun 2015 mendapatkan nilai Z-
score 2,75 menyebabkan perusahaan ini
berada pada kondisi keuangan yang rawan
bangkrut, hal ini ditandai karena adanya
laporan keuangan perusahaan yang
mengalami kesalahan perhitungan yang
membuat perusahaan ini rawan bangkrut.
Tabel 2. Hasil Analisis RasioKeuangan PTHolcim Indonesia
Tbk
Tahun 2011 2012 20
13
2014 2015
X1 0,27 0,21 0,1
6
0,11 0,03
X2 0,21 0,23 1,1
7
0,01 0,01
X3 0,46 0,50 0,2
9
0,17 0,11
X4 1,31 1,33 1,9 1,59 0,57
5. 5
X5 0,68 0,74 0,6
5
0,55 0,53
Z-
score
2,93 3,01 3,2
2
2,43 1,25
Ket
Raw
an
Bang
krut
Sehat
Se
hat
Rawan
Bangkr
ut
Rawan
Bangkr
ut
Berdasarkan hasil analisis rasio
keuangan pada tabel 2 dapat diketahui
bahwa setiap tahun PT Holcim Indonesia
Tbk memperoleh hasil Z-score yang berbeda
– beda. Dari hasil analisis melalui
perhitungan pada laporan keuangan
mengalami kenaikan dan penurunan dan
mendapatkan hasil akhir pada periode 2013,
2014, dan 2015 yaitu 2,93, 2,43, 1,25
menunjukkan perusahaan ini sedang dalam
kondisi keuangan yang bermasalah atau
rawan bangkrut. pada periode 2015
menunjukkan hasil nilai Z-score yang paling
rendah. Sedangkan pada periode 2012 dan
2013 dengan hasil Z-score 3,01 dan 3,22
yang berarti kondisi keuangan sedang dalam
kondisi sehat.
Tabel 3. HasilAnalisis Rasio Keuangan PT Indocement
Tunggal Prakasa Tbk
Tahun 2011 201
2
2013 201
4
2015
X1 0,58 0,64 0,63 0,46 0,37
X2 0,34 0,36 0,27 1,12 0,10
X3 0,92 0,96 0,64 0,77 0,15
X4 0,00 0,04 0,04 0,25 0,29
X5 0,76 0,75 0,70 0,69 0,64
Z-score 2,62 2,75 2,28 3,29 1,55
Ket
Rawa
n
Bang
krut
Raw
an
Ban
gkr
ut
Rawa
n
Bang
krut
Seh
at
Rawa
n
Bangk
rut
Berdasarkan hasil analisis rasio
keuangan pada tabel 3 mengalami
perubahan nilai Z-score pada setiap
tahunnya. PT Indocement Tunggal Prakasa
Tbk pada periode 2011, 2012, 2013,
mendapatkan hasil 2,62, 2,75, 2,28 artinya
perusahaan ini sedang dalam kondisi
keuangan mengalami masalah atau
mengalami kebangkrutan. Jika dibandingkan
dengan periode 2014, pada periode ini
perusahaan mengalami peningkatan nilai Z-
score yaitu 3,29 yang menunjukkan kondisi
keuangan perusaan pada posisi sehat.
Namun pada periode 2015 perusahaan
mengalami penurunan hasil nilai Z-score
yaitu 1,55 yang menyebabkan perusahaan
kembali pada kondisi rawan bangkrut
kembali.
PEMBAHASAN
Sampel perusahaan PT Semen
Indonesia Tbk , peneliti menganalisis
laporan keuangan mulai dari periode 2011
sampai periode 2015 menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan dari periode 2011
sampai 2014 mendapatkan hasil bahwa
kondisi keuangan perusahaan sedang dalam
kondisi sehat. Hasil dari analisis empat
periode tersebut mendapat nilai rata – rata
dengan nilai diatas tiga koma bisa menjadi
landasan penilaian dalam mengambil
keputusan bagi peneliti untuk menilai hasil
akhir dari laporan keuangan perusahaan.
Namun pada periode 2015, perusahaan
mengalami masalah pada kondisi keuangan
karena mendapatkan hasil akhir nilai Z-
score di bawah tiga.
Penelitian ini menggunakan teori
dari Emmaet J. Vaughan yang berhasil
mengemukakan bahwa posisi keuangan
6. perusahaan berbeda pada setiap periode
sehingga mengalami tingkat ketidakpastian
akibat penilaian terhadap risiko yang
didasarkan pengetahuan dan sikap individu
yang bersangkutan.
Pada sampel kedua yaitu perusahaan
PT Holcim Indonesia Tbk, peneliti
menganalisis laporan keuangan perusahaan
mulai dari periode 2011 hingga periode
2015 yang mendapatkan nilai Z-score
berbeda. Pada setiap periode. pada periode
2011 masuk dalam estimasi rawan bangkrut
karena mendapatkan hasil analisis terendah
yaitu 3,89 jika dibandingkan dengan periode
2012 yang mendapat nilai Z-score 3,01 yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
dalam posisi sehat. Pada periode 2013
menunjukkan hasil masuk kategori
ALTMAN keuangan sehat di periode dua
tahun terakhir. Namun pada periode 2014
dan 2015 memasuki kategori ALTMAN
rawan bangkrut.
Penelitian ini didukung oleh teori
Curtis M. Elliot yang mengemukakan jika
posisi keuangan perusahaan dari tahun ke
tahun berikutnya adalah suatu kondisi yang
timbul karena adanya ketidakpastian
dengan konsekuensi yang tidak
menguntungkan yang mungkin terjadi.
Pada sampel ketiga yaitu PT
Indocement Tunggal Prakasa Tbk termasuk
perusahaan manufaktur yang bergerak pada
bidang sektor industry dasar dan kimia yang
sudah menerbitkan laporan keuangan
tahunan mulai dari periode 2011 hingga
periode 2015, Pada periode 2011 posisi
keuangan mengalami rawan resiko. Hasil
akhir yang didapatkan dengan metode
ALTMAN Z-score mendapatkan nilai 2,62.
Begitupun pada periode 2012 dan periode
2013 menunjukkan estimasi rawan bangkrut
dan mendapatkan nilai Z-score rendah. Pada
periode 2014 mengalami kenaikan sehingga
estimasi berubah menjadi posisi sehat yang
mendapatkan hasil Z-score 3,29, Periode
2015 menunjukkan posisi keuangan yang
pling rendah dengan hasil 1,55 dan
memasuki estimasi ALTMAN rawan
bangkrut.
Penelitian ini menggunakan teori
yang di dukung oleh Munawir (2002) Risiko
manajemen, yaitu resiko kegagalam
manajemen dalam menjalankan perusahaan
disebabkan karena ketidakmampuan dalam
memperkirakan kemungkinan yang mungkin
akan terjadi di masa yang akan datang,
sehingga perusahaan bisa mengalami
penurunan pangsa pasar, kehilangan
supplier, pemogokan karyawan, dan lain –
lain.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa risiko kegagalan
manajemen dalam menjalankan perusahaan
disebabkan karena ketidakmampuan dalam
memperkirakan kemungkinan yang mungkin
terjadi di masa mendatang yang
menyebabkan perusahaan kehilangan
supplier, pemogokan buruh, pangsa pasar
menurun, dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA
7. Djunaedi, Zulkifli. 2005. Prinsip Dasar
Manajemen Risiko (Risk
Management). FKM UI, Depok.
Erwanda, Ade. 2012 Pengaruh Profitabilitas,
Risiko Finansial Dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Lampung.
Hidayat, Muh. Arif. 2013, Prediksi Financial
Distress Perusahaan Manufaktur
Di Indonesia Menggunakan
Metode ALTAMN Z-SCORE.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Semarang.
Lamhot, Manurung. 2014. Analisis Industri
Manufaktur Di Provinsi Sumatra
Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi .
Universitas Sumatera Utara.
Medan
Mastuti, Firda. 2012. Studi Pada Perusahaan
plastic dan Kemasan Yang
Terdaftar (Listing) Di Bursa Efek
Indonesia Periode tahun 2010-
2012). Skripsi. Malang; Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.
Manullang, 2004. Dasar – Dasar
Manajemen. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Munawir. 2002. Analisis Rasio Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur.
Riau: Fakultas Ilmu Ekonomi
Platt, H., dan M.B. Platt. (2002). Predicting
Financial Distress. Journal of
Financial Service Professionals,
56: 12-15.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Saifi, Muhammad. 2010. Manajemen
Keuangan, PT. Indeks;
Kembangan Jakarta Barat
Solikin, Ali. 2010. pengaruh Variabel-
Variabel Resiko Suku Bunga,
Resiko Kurs Dan Resiko
Financial Terhadap Return
Saham. Bekasi; Fakultas Ekonomi
Unikom
Wasana. 2010. Analisis Laporan Keuangan
(Edisi 10<Buku 1), Salemba
Empat; Jakarta