Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi cash conversion cycle, arus kas operasi, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, produk domestik bruto, dan inflasi. Penelitian menunjukkan bahwa cash conversion cycle, leverage, produk domestik bruto, dan inflasi berpengaruh signifikan, sementara arus k
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
WORKING CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA
Seno Teguh Kuncoro
Catur Rahayu M
Abstract
The purpose of this study is to acknowledge the determinants of working capital. The
independent variables in this study are cash conversion cycle, operating cash flow, firm
size, profitability, leverage, gross domestic product and inflation, while the dependent
variable is working capital. The samples used in this study are manufacturing
companies listed on the Indonesian Stock Exchange during period 2009 to 2013. The
study design uses the hypothesis testing and the analysis method is multiple regression
analysis. The results show that using external factors, leverage, WCRt-1, inflation, gross
domestic product and cash conversion cycle have a significant influence while
operating cash flow, firm size and profitability don’t have a significant influence. On
the other hand, using the internal factors, leverage, operating cash flow, cash
conversion cycle, and profitability have a significant influence while firm size doesn’t
have a significant influence.
Keywords : cash conversion cycle, firm size, gross domestic product, inflation,
leverage,operating cash flow, profitability, working capital
PENDAHULUAN
Pengelolaan kebutuhan finansial dan operasional menjadi sangat penting bagi
perusahaan karena memiliki pengaruh terhadap profit dan aset perusahaan. Sulaiman
dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa kebutuhan finansial umumnya dibagi menjadi
dua jenis yaitu: kebutuhan working capital dan kebutuhan fixed capital. Bagian
finansial yang membuat perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-
sehari adalah working capital. Gitman & Zutter (2012) menjelaskan bahwa modal kerja
(working capital) adalah aset lancar yang merupakan bagian dari investasi yang
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain dalam kegiatan suatu usaha. Working capital
merupakan kebutuhan operasional perusahaan yang merupakan komposisi antara cash,
marketable securities, account receivables dan inventories. Working capital penting
bagi perusahaan karena merupakan keputusan keuangan dalam membiayai investasi
jangka pendek.
Jurnal Manajemen Trisakti (e-Journal)
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
Hal.33-44
ISSN : 2339-0824
33
2. 34 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Harris (2005) menjelaskan bahwa manajemen working capital adalah konsep yang
mendasar dan secara langsung memastikan kemampuan organisasi dalam membiayai
perbedaan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Manajemen working capital
membantu para manajer dalam mengelola operasional perusahaan dengan mengelola
dana yang cukup untuk membiayai hutang lancarnya dan pengeluaran yang
ditimbulkan dari operasional keseharian yang berdampak kepada profitabilitas
perusahaan.Narender et al. (2009) menjelaskan bahwa perusahaan kemungkinan bisa
kehilangan beberapa kesempatan investasi yang menguntungkan atau mengalami
masalah likuiditas bila working capital terlalu kecil atau tidak dikelola secara baik.
Bhutto (2011) menjelaskan ada dua cara dalam melihat manajemen working capital
perusahaan yaitu yang pertama dengan mengikuti konsep neraca serta mempelajari
aktiva lancar dan hutang lancar dan kedua yaitu dengan melihat manajemen working
capital dari sudut pandang cash conversion cycle. Cash conversion cycle (CCC)
mengukur jumlahnya hari antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku dan
penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa, semakin singkat CCC maka
penggunaan working capital akan semakin optimal (Eljelly, 2004). Beberapa faktor
yang mempengaruhi working capital selain CCC adalah operating cash flow, firm size,
profitability, leverage, GDP serta inflasi. Moussawi, Laplante dan Kieschnick (2006)
menjelaskan bahwa firm size dapat mempengaruhiefisiensi working capital suatu
perusahaan. Perusahaan besar akan memerlukan investasi besar dalam working capital
karena besarnya tingkat penjualan mereka. Perusahaan besar juga dapat menggunakan
size mereka untuk menjalin hubungan dengan pemasok untuk pengurangan investasi
pada working capital. Su (2001) mengemukakan bahwa firm size memiliki pengaruh
terhadap working capital. Mengenai operating cash flow, Appuhami (2008)
menjelaskan bahwa pengeluaran operasional dan keuangan dianggap sebagai basis
accrual dan bukan pada basis kas karena pengeluaran yang terjadi dapat menentukan
working capital suatu perusahaan. Dalam kaitannya dengan profitabilitas, Manoori dan
Muhammad (2012) menjelaskan bahwa faktor makroekonomi seperti GDP dan inflasi
dapat memberikan dampak terhadap account receivables dan inventories karena dengan
GDP dan inflasi yang besar akan meningkatkan account receivables dan inventories
sehingga profitabilitas juga akan besar. Leverage adalah jumlah hutang yang digunakan
perusahaan dalam membiayai asetnya. Leverage juga berarti penggunaan sejumlah
instrumen keuangan atau pinjaman modal untuk meningkatkan return yang potensial
sebuah investasi. Caballero (2009) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki
leverage yang besar sebaiknya mengurangi working capital mereka karena biaya dana
(cost of funds) yang diinvestasikan dalam working capital akan semakin tinggi.
Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa working capital digunakan untuk
menganalisa aset jangka pendek dan kewajiban secara rinci yang bertujuan untuk
mengelola likuiditas perusahaan sehingga working capital dapat membantu manajer
keuangan dalam mengelola operasional dengan memastikan kas yang cukup untuk
membiayai kewajiban jangka pendek dan pengeluaran yang dihasilkan dari operasional
sehari-hari. Gitman dan Zutter (2012) menjelaskan bahwa working capital adalah aset
lancar yang merupakan bagian dari investasi yang berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain dalam suatu kegiatan usaha. Keputusan yang berkaitan dengan working capital dan
pembiayaan jangka pendek biasa disebut dengan manajemen working capital.
3. ___________________________________Seno Teguh Kuncoro/Catur Rahayu M 35
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa leverage merupakan debt ratio
finansial yang digunakan untuk menentukan hubungan antara pembiayaan eksternal
perusahaan dengan total asetnya. Selain itu, perusahaan yang memiliki dana yang
sedikit cenderung untuk menambah modal dari dalam sebelum meminjam dari pihak
luar. Leverage adalah jumlah hutang yang digunakan perusahaan dalam membiayai
asetnya. Leverage juga berarti penggunaan sejumlah instrumen keuangan atau
pinjaman modal untuk meningkatkan return yang potensial sebuah investasi. Caballero
(2009) menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki leverage yang besar sebaiknya
mengurangi working capital mereka karena biaya dana (cost of funds) yang
diinvestasikan dalam working capital akan semakin tinggi.
Gitman dan Zutter (2012) menjelaskan bahwa arus kas operasi adalah arus kas
perusahaan yang didapatkan dari operasional kesehariannya. Dalam hal ini, operating
cash flow dapat digunakan perusahaan dalam memenuhi kebuthan operasionalnya
sehari-hari. Setiap arus kas yang masuk dari operasional perusahaan harus dibedakan
sumbernya untuk melihat operasional mana yang memberi kontribusi kas yang cukup
atau tidak pada perusahaan. Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa operating
cash flow yang positif dapat membuat perusahaan membiayai kebutuhan working
capital sehingga strategi working capital yang konservatif dapat dilakukan.
Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa cash conversion cycle adalah jumlah
hari yang dibutuhkan untuk mengubah pembelian dari bahan baku menjadi barang jadi
yang kemudian dijual untuk mendapatkan kas. Bhutto (2009) menjelaskan bahwa
sebagai pengukur likuiditas cash conversion cycle (CCC) digunakan untuk melihat arus
kas masuk dan keluar dalam kurun waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan working
capital, Appuhami (2008) menjelaskan bahwa cash conversion cycle menjadi salah satu
komponen fundamental dalam manajemen working capital.
Gitman dan Zutter (2012) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan laba. Raheman dan Nasr (2007) menjelaskan bahwa
tujuan utama dalam perusahaan apapun adalah mengoptimalkan keuntungan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas
juga berarti kondisi keuangan yang terjadi ketika pendapataan suatu kegiatan bisnis
lebih besar dari pengeluaran, biaya dan pajak yang ditanggung dalam menjalankan
aktivitasnya. Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa profitabilitas digunakan
untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari asetnya.
Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan (firm size)
merupakan skala besar kecilnya suatu perusahaan yang ditandai dengan jumlah total
assets perusahaan tersebut. Moussawi, Laplante dan Kieschnick (2006) menjelaskan
bahwa firm size dapat mempengaruhi efisiensi working capital suatu perusahaan.
Perusahaan besar akan memerlukan investasi besar dalam working capital karena
besarnya tingkat penjualan mereka.
Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator yang dapat mengukur berbagai perubahan dalam suatu
perekonomian. Sadono (2006) menjelaskan bahwa GDP adalah nilai barang dan jasa
4. 36 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
dalam suatu Negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut dan negara asing. GDP per kapita sering digunakan sebagai indikator dalam
mengukur standar kelayakan hidup masyarakat suatu Negara.
Sadono (2006) menjelaskan bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Hal ini menyebabkan penurunan daya beli.
Bank sentral berusaha untuk mengendalikan inflasi ini dalam upaya untuk menjaga
pertumbuhan berlebihan dari harga minimum. Sulaiman dan Rasha (2013) menjelaskan
bahwa inflasi dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman sehingga membuat
perusahaan menunda pembayaran hutangnya ketika suku bunga naik.
Rasio working capital dihitung dengan membandingkan selisih current assets dan
current liabilities terhadap total assets (Sulaiman dan Rasha, 2013)
Cash conversion cycle dihitung dengan jumlah average collection period dan average
age of inventories kemudian dikurangi dengan average payment period (Sulaiman dan
Rasha, 2013)
Operating cash flow dihitung dengan membandingkan jumlah earning before interest
and taxes dan depreciation kemudian dikurangi dengan taxes terhadap total assets
(Sulaiman dan Rasha, 2013)
Firm size dihitung dengan fungsi log dari total assets (Sulaiman dan Rasha, 2013)
Return on assets dihitung dengan membandingkan net income terhadap total assets
(Sulaiman dan Rasha, 2013)
Leverage dihitung dengan membandingkan jumlah short term loans dan long term
loans terhadap total assets (Sulaiman dan Rasha, 2013)
Gross domestic product dihitung dengan jumlah konsumsi masyarakat, investasi
swasta, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor-impor suatu negara (Sadono
Sukirno, 2006)
Inflasi dihitung dengan persentase perbandingan selisih indeks harga konsumen periode
saat ini dengan indeks harga konsumen periode lalu terhadap indeks harga konsumen
periode lalu (Sadono Sukirno, 2006)
Faktor-faktor yang mempengaruhi working capital yang diteliti adalah cash conversion
cycle, operating cash flow, firm size, leverage, ROA, GDP, dan inflasi. Cash
conversion cycle memiliki hubungan positif dengan working capital karena semakin
singkat cash conversion cycle maka akan menurunkan kebutuhan akan working capital.
Firm size memiliki hubungan yang positif dengan working capital karena skala
perusahaan yang besar akan membutuhkan working capital yang besar juga. Leverage
memiliki hubungan yang negatif terhadap working capital karena tingkat leverage yang
semakin tinggi akan menurunkan kebutuhan working capital. GDP memiliki hubungan
yang positif terhadap working capital karena GDP suatu negara yang besar akan
menyebabkan kebutuhan working capital perusahaan menjadi besar. Profitabilitas yang
diukur dengan ROA memiliki hubungan negatif terhadap working capital karena
perusahaan yang mendapatkan profit besar memiliki kebutuhan working capital yang
rendah. Inflasi memiliki hubungan negatif terhadap working capital karena saat inflasi
dimana harga barang mentah menjadi semakin besar akan menyebabkan harga jual
barang jadi menjadi besar sehingga akan mempengaruhi tingkat penjualan. Dalam hal
ini, tingkat penjualan sangat mempengaruhi working capital. Operating cash flow
memiliki hubungan positif terhadap working capital karena operating cash flow
5. ___________________________________Seno Teguh Kuncoro/Catur Rahayu M 37
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
merupakan kas bersih yang didapatkan perusahaan dari operasionalnya sehingga
working capital akan besar bila operating cash flow perusahaan tersebut juga besar.
Oleh karena itu, hal di atas memiliki dugaan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh CCC terhadap working capital
Perusahaan dapat meningkatkan kualitas working capital dengan mengurangi jumlah
hari piutang dan mengurangi inventories (Deloof, 2003). Dalam hal ini, perusahaan
akan mengurangi CCC agar working capital menjadi efisien. Dengan demikian, CCC
memiliki pengaruh terhadap working capital.
H2: Terdapat pengaruh OCF terhadap working capital
Operating cash flow merupakan kas bersih yang didapatkan perusahaan dari
operasionalnya. Pengeluaran operasional dan keuangan dianggap sebagai basis accrual
dan bukan pada basis kas karena pengeluaran yang terjadi dapat menentukan working
capital suatu perusahaan (Appuhami, 2008). Artinya, tingkat operating cash flow yang
besarakan meningkatkan tingkat working capital. Dengan demikian, operating cash
flow memiliki pengaruh terhadap working capital.
H3: Terdapat pengaruh firm size terhadap working capital
Firm size dapat mempengaruhi efisiensi working capital suatu perusahaan (Moussawi,
Laplante dan Kieschnick, 2006). Perusahaan besar akan memerlukan investasi yang
besar juga sehingga working capital perusahaan tersebut menjadi besar. Dengan
demikian, firm size memiliki pengaruh terhadap working capital.
H4: Terdapat pengaruh leverage terhadap working capital
Perusahaan yang memiliki leverage yang besar sebaiknya mengurangi working capital
mereka karena biaya dana (cost of funds) yang diinvestasikan dalam working capital
akan semakin tinggi (Caballero, 2009). Dalam hal ini, semakin besar leverage suatu
perusahaan, maka working capital perusahaan tersebut semakin kecil. Dengan
demikian leverage memiliki pengaruh terhadap working capital.
H5: Terdapat pengaruh Gross Domestic Product (GDP) terhadap working capital
Faktor makroekonomi seperti GDP dapat memberikan dampak terhadap account
receivables dan inventories karena dengan GDP yang besar dapat meningkatkan tingkat
investasi di dalam inventories sehingga dapat mempengaruhi working capital (Manoori
dan Muhammad, 2012). Dengan demikian, GDP memiliki pengaruh terhadap working
capital.
H6: Terdapat pengaruh inflasi terhadap working capital
Faktor makroekonomi seperti inflasi dapat memberikan dampak terhadap account
receivables dan inventories karena dengan inflasi yang besar dapat meningkatkan
tingkat investasi di dalam inventories sehingga dapat mempengaruhi working capital
(Manoori dan Muhammad, 2012). Dengan demikian, inflasi memiliki pengaruh
terhadap working capital.
6. 38 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
H7: Terdapat pengaruh profitability terhadap working capital
Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar
profitability perusahaan diharapkan investasi dalam perusahaan akan meningkat
(Deloof, 2003). Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan working capital.
Profitability akan menjadi besar dengan pengelolaan working capital yang efisien
(Raheman dan Nasr, 2007). Dengan demikian, profitability memiliki pengaruh terhadap
working capital.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu yang meliputi laporan keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi dan sudah dalam bentuk
publikasi. Pengumpulan data diperoleh dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2009 – 2013. Semua data yang
diperlukan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel ditentukan dengan metode purposive
sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur go-public yang sudah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
2. Menggunakan periode penelitian tahun 2009 – 2013, dikarenakan periode tahun
tersebut merupakan data 5 tahun terakhir
3. Memiliki data lengkap selama periode pengamatan faktor-faktor yang diteliti
yaitu cash conversion cycle, operating cash flow, firm size, return on assets,
leverage
4. Data perusahaan hanya menggunakan laporan keuangan yang menghasilkan
CCC yang positif.
Metode analisis yang digunakan untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah
regresi dengan multiple regression models. Metode analisis regresi digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen yaitu cash conversion cycle, operating cash
flow, firm size, ROA, leverage, gross domestic product (GDP) dan inflasi terhadap
variabel dependen yaitu working capital. Untuk melihat pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini digunakan persamaan
regresi sebagai berikut:
Model 1
WCRit = α + β1LEVit + β2OCFit + β3WCR1it + β4Rit + β5GDPRit +
Β6ACCit + β7SIZEit + β8ROAit + et
Model 2
WCRit = α + β1LEVit + β2OCFit + β3ROAit+ β4CCCit + β5SIZEit + et
7. ___________________________________Seno Teguh Kuncoro/Catur Rahayu M 39
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Keterangan :
i Dimensi cross sectional
t Dimensi time series
β Parameter
CCC Cash Conversion Cycle
OCF Operating Cash Flow
SIZE Firm Size
ROA Return On Assets
LEV Leverage
GDPR Gross Domestic Product
R Inflasi
WCR Rasio Working Capital
HASIL PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia yang secara konsisten
memberikan laporan keuangan secara lengkap dalam jangka waktu 2009 – 2013.
Berdasarkan kriteria tersebut maka dalam penelitian ini diperoleh 48 perusahaan yang
terpilih untuk diteliti.
Tabel 1
Deskriptif Statistik
Variabel N Minimum Maximum Mean
Standar
Deviasi
WCR 240 -0.34 0.79 0.2792 0.21419
LEV 240 0.04 1.21 0.4189 0.18699
OCF 240 0.09 1.20 0.4136 0.21243
WCRT-1 240 -0.29 0.79 0.2786 0.21248
INFLASI 240 2.78 8.38 5.2420 2.09510
GDP 240 540.27 951.45 772.7920 141.59244
CCC 240 -171.53 1034.85 131.9313 112.69859
FIRM SIZE 240 11.15 19.18 14.4437 1.54360
ROA 240 0.00 0.72 0.1157 0.10014
8. 40 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Tabel 2
Hasil Signifikasi Regresi Model 1
Dependen Model 1 (WCR)
Independen β Sig.
LEV -0.230 0.000
OCF -0.024 0.404
WCRT-1 0.714 0.000
INFLASI 0.007 0.022
GDP 0.000 0.030
CCC 0.000 0.000
FIRM SIZE 0.001 0.797
ROA 0.117 0.064
Tabel 3
Hasil Signifikasi Regresi Model 2
Dependen Model 2 (WCR)
Independen β Sig.
(Constant) 0.672 0.000
LEV -0.712 0.000
OCF -0.127 0.006
CCC 0.001 0.000
FIRM SIZE -0.010 0.081
ROA 0.218 0.030
Hasil analisis regresi pada model 1 dapat diuraikan sebagai berikut:
Hasil analisis data menunjukkan leverage memiliki pengaruh terhadap working
capital, artinya tinggi atau rendahnya leverage dapat menentukan tingkat kebutuhan
working capital. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suleiman
dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap
working capital. Caballero (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
leverage yang besar sebaiknya mengurangi working capital mereka karena biaya dana
(cost of funds) yang diinvestasikan dalam working capital akan semakin tinggi. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan working capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat
leverage perusahaan tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan operating cash flow tidak memiliki pengaruh
terhadap working capital, artinya tinggi atau rendahnya operating cash flow tidak dapat
menentukan tingkat kebutuhan working capital. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa
operating cash flow memiliki pengaruh terhadap working capital. Namun hasil ini
sejalan dengan penelitian Nazir dan Afza (2009) yang menyatakan bahwa operating
cash flow tidak memiliki pengaruh terhadap kebutuhan working capital. Hal ini berarti
9. ___________________________________Seno Teguh Kuncoro/Catur Rahayu M 41
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
bahwa kebutuhan working capital suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh tingkat
operating cash flow perusahaan tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan inflasi memiliki pengaruh terhadap working
capital, artinya tinggi atau rendahnya inflasi dapat menentukan tingkat kebutuhan
working capital. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suleiman
dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap
working capital. Namun hasil mendukung penelitian Manoori dan Muhammad (2012).
Menurut hasil penelitian, semakin besar inflasi suatu negara, maka perusahaan yan
bernaung di negara tersebut cenderung meningkatkan working capital. Hal ini berarti
bahwa kebutuhanworking capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat inflasi
negara perusahaan tersebut bernaung.
Hasil analisis data menunjukkan GDP memiliki pengaruh terhadap working
capital, artinya tinggi atau rendahnya GDP dapat menentukan tingkat kebutuhan
working capital. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suleiman
dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa GDP tidak memiliki pengaruh terhadap
working capital. Namun hasil ini mendukung penelitian Manoori dan Muhammad
(2012). Menurut hasil penelitian, semakin besar GDP suatu negara, maka perusahaan
yan bernaung di negara tersebut cenderung meningkatkan working capital. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan working capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat
GDP negara perusahaan tersebut bernaung.
Hasil analisis data menunjukkan cash conversion cycle memiliki pengaruh
terhadap working capital, artinya tinggi atau rendahnya cash conversion cycle dapat
menentukan tingkat kebutuhan working capital. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa CCC
memiliki pengaruh terhadap working capital. Eljelly (2004) menjelaskan bahwa
semakin singkat CCC maka penggunaan working capital akan semakin optimal. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan working capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat
CCC perusahaan tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan firm size tidak memiliki pengaruh terhadap
working capital, artinya besar atau kecilnya firm size tidak dapat menentukan tingkat
kebutuhan working capital. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa firm size memiliki
pengaruh terhadap working capital namun hubungannya negatif. Namun hasil ini
sejalan dengan penelitian Nazir dan Afza (2009) yang menyatakan bahwa firm size
tidak memiliki pengaruh terhadap kebutuhan working capital. Hal ini berarti bahwa
kebutuhan working capital suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh size perusahaan
tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap
working capital, artinya bear atau kecilnya ROA tidak dapat menentukan tingkat
kebutuhan working capital Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa profitability memiliki
pengaruh terhadap working capital. Namun hasil ini sejalan dengan penelitian
10. 42 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Wasiuzzaman dan Arumugam (2013) yang menyatakan bahwa profitability tidak
memiliki pengaruh terhadap kebutuhan working capital. Hal ini berarti bahwa
kebutuhan working capital suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh profitability
perusahaan tersebut.
Hasil analisis regresi pada model 2 dapat diuraikan sebagai berikut:
Hasil analisis data menunjukkan leverage memiliki pengaruh terhadap working capital,
artinya tinggi atau rendahnya leverage dapat menentukan tingkat kebutuhanworking
capital. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suleiman dan
Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap working
capital. Caballero (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki leverage yang
besar sebaiknya mengurangi working capital mereka karena biaya dana (cost of funds)
yang diinvestasikan dalam working capital akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa
kebutuhanworking capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat leverage
perusahaan tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan operating cash flow memiliki pengaruh
terhadap working capital, artinya tinggi atau rendahnya operating cash flow dapat
menentukan tingkat kebutuhan working capital. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa
operating cash flow memiliki pengaruh terhadap working capital. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar operating cash flow perusahaan maka perusahaan
cenderung mengurangi working capital. Hal ini berarti bahwa kebutuhan working
capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat operating cash flow perusahaan
tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan operating cash flow memiliki pengaruh
terhadap working capital, artinya tinggi atau rendahnya operating cash flow dapat
menentukan tingkat kebutuhan working capital. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa
operating cash flow memiliki pengaruh terhadap working capital. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar operating cash flow perusahaan maka perusahaan
cenderung mengurangi working capital. Hal ini berarti bahwa kebutuhan working
capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat operating cash flow perusahaan
tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan cash conversion cycle memiliki pengaruh
terhadap working capital, artinya tinggi atau rendahnya cash conversion cycle dapat
menentukan tingkat kebutuhan working capital. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa CCC
memiliki pengaruh terhadap working capital. Eljelly (2004) menjelaskan bahwa
semakin singkat CCC maka penggunaan working capital akan semakin optimal. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan working capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat
CCC perusahaan tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan firm size tidak memiliki pengaruh terhadap
working capital, artinya besar atau kecilnya firm size tidak dapat menentukan tingkat
11. ___________________________________Seno Teguh Kuncoro/Catur Rahayu M 43
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
kebutuhan working capital. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa firm size memiliki
pengaruh terhadap working capital namun hubungannya negatif. Namun hasil ini
sejalan dengan penelitian Nazir dan Afza (2009) yang menyatakan bahwa firm size
tidak memiliki pengaruh terhadap kebutuhan working capital. Hal ini berarti bahwa
kebutuhan working capital suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh size perusahaan
tersebut.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh terhadap working
capital. Suleiman dan Rasha (2013) menjelaskan bahwa ROA memiliki pengaruh
terhadap working capital artinya besar atau kecilnya ROAdapat menentukan tingkat
kebutuhan working capital. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Suleiman dan Rasha (2013) yang menunjukkan bahwa profitability memiliki pengaruh
terhadap working capital. Deloof (2003) menjelaskan bahwa semakin besar
profitability perusahaan diharapkan investasi dalam perusahaan akan meningkat
sehingga dapat menurunkan kebutuhan working capital. Hal ini berarti bahwa
kebutuhan working capital suatu perusahaan dipengaruhi oleh profitability perusahaan
tersebut.
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
working capital. Penelitian ini menggunakan 48 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2009 – 2013. Berdasarkan analisis dan pembahasan
yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut baik pada model
1 dan model 2, variabel leverage dan cash conversion cycle memiliki pengaruh
terhadap working capital dan pada model 1, variabel GDP dan inflasi berpengaruh
terhadap working capital. Pada model 2 operating cash flow dan profitability memiliki
pengaruh terhadap working capital. Firm size pada persamaan model 1 dan model 2
tidak memiliki pengaruh terhadap working capital. Sementara itu, operating cash flow
dan profitability pada persamaan model 1 tidak memiliki pengaruh terhadap working
capital. Dari hasil penelitian, saran yang diberikan untuk penelitianselanjutnya adalah
menambah jumlah variabel independen yang mampu menjelaskan faktor yang
mempengaruhi working capital yaitu firm age (Wasiuzzaman dan Arumugam, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Abbadi, Suleiman M. & Abbadi, Rasha T. (2013). The Determinants of Working
Capital Requirements in Palestinian Industrial Corporations, International
Journal of Economics and Finance, 5(1), 65-75.
Afza T. &Nazir M.S. (2008). Working Capital Management Policies of Firms:
Empirical Evidence from Pakistan, Pakistan Journal of Commerce and Social
Sciences, 1(1), 25-36.
12. 44 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi______________________________________
Volume. 2 Nomor. 1 Februari 2015
hal. 33-44, ISSN : 2339-0824
Appuhami, B. (2008). The Impact of Firms’ Capital Expenditure on Working Capital
Management: An Empirical Study across Industries in Thailand. International
Management Review , 4(1), 11-24.
Bhutto, N.A., Abbas, G., Shah, S.M. (2011). Relationship of Cash Conversion Cycle
with Firms Size, Working Capital Approaches and Firm’s Profitability: A Case
of Pakistani Industries, Pakistan Journal of Engineering Technology & Science,
1(2), 45-64.
Deloof, M., (2003). Does working capital management affect profitability of Belgian
firms. Journal of Business and Finance Accounting, 30: 573-587.
Eljelly, A. (2004). Liquidity-Profitability Tradeoff: An empirical Investigation in an
Emerging Market. International Journal of Commerce & Management, 14(2),
48– 61.
Gitman, L.J & Zutter, C.J. (2012). Principles of Managerial Finance (13
th
ed.)
Edinburg: Pearson Education, Inc.
Harris A (2005), Working Capital Management: Difficult, but Rewarding, Financial
Executive, Vol. 21, No. 4, pp. 52-53.
Mamduh, M.Hanafi (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Manoori, M. & Muhammad, D.J. (2012). Determinants of Working Capital
Management: Case of Singapore Firms, Research Journal of Finance and
Accounting, 3(11), 15-23.
Moussawi, R., LaPlante, M., Kieschnick, R., and Baranchuk, N., (2006). Corporate
Working Capital Management: Determinants and Consequences, Working
Paper.
Narendre, V., Menon, S., & Shwetha,V. ( 2009 ). Factors Determining Working Capital
Management in Cement Industry. South Asian Journal of Management, 15(4),
64-78.
Nazir, M.S. & Afza, T.(2009). Working Capital Requirementsand the Determining
Factors in Pakistan. The Icfai Journal of Applied Finance, 15(4), 28-37.
Nobanee, H. (2009). Working Capital Management and Firm's Profitability: An
Optimal Cash Conversion Cycle.
Raheman, A. & Nasr, M. (2007). Working Capital Management And Profitability :
Case Of Pakistani Firms, International Review of Business Research Papers,
3(1), 279-300.
Su, F. C. (2001). The Impact of the Change of Business Cycle in Manufacturing
Industry. Unpublished master’s dissertation, Department of Accounting,
National Cheng Chi University, Taiwan.
Sukirno, Sadono (2006). Makroekonomi: Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Wasiuzzaman, S. & Arumugam, V.C. (2013). Determinants of W orking Capital
Investment: AStudy of Malaysian PublicListed Firms. Australasian Accounting,
Business and Finance Journal, 7(2), 63-83