SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Konsultasi Perioperatif bagi Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
Latar Belakang
Latar Belakang
Seiring perkembangan di bidang kedokteran, termasuk di dalamnya
adalah meningkatnya kemampuan diagnosis dan penatalaksanaan
penyakit yang membutuhkan pembedahan, maka prosedur operasi atau
pembedahan semakin sering dilakukan, termasuk pada pasien-pasien
yang dahulu dianggap berisiko tinggi. Sebagai contoh, dahulu tindakan
pembedahan total hip replacementjarang dilakukan pada pasien berusia
lanjut yang mengalami fraktur femur; selain karena adanya pandangan
seorang berusia lanjut tidak perlu untuk bisa berjalan lagi, juga karena
teknik operasi dan anestesi yang ada diperkirakan akan meningkatkan
risiko mortalitas atau morbiditas selama dan setelah operasi.
Latar Belakang
 Termasuk pula tindakan-tindakan operasiterhadap mereka dengan
penyakit jantung koroner (PJK), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
serta penyakit lain yang dianggap berisiko tinggi menerima beban
prosedur pembedahan dan/atau anestesi. Sebelum melakukan
pembedahan serta anestesi terhadap pasien, khususnya pasien yang
berisiko tinggi, seringkalil seorang ahli bedah dan/atau ahli anestesi
akan meminta pendapat dari seorang spesialis penyakit dalam
(internis), yang disebut sebagai "konsultasi preoperatif'. Bagi spesialis
penyakit dalam, konsultasi tersebut berdampak profesional dan hukum,
karena itu spesialis yang bersangkutan perlu dibekali -selain
pengetahuan medik dalam bidangnya - dengan pemahaman akan
tatacara perilaku maupun rambu-rambu yang bertujuan mengamankan
baik si pasien maupun dokter itu sendiri.
TUJUAN DAN PRINSIP KONSULTASI
PREOPERATIF
TUJUAN DAN PRINSIP
KONSULTASI PREOPERATIF
1. Mengidentifikasi penyakit-penyakit penyerta serta faktor-faktor risiko
operasiyang sebelumnya tidak terdeteksi;
2. Mengoptimalkan keadaan pasien sebelum menjalani operasi;
3. Memahami, mengenali, dan mengobati keadaan-keadaan yang dapat
menyebabkan terjadinya penyulit pascabedah;
4. Berperan sebagai anggota sebuah tim bersama ahli anestesi dan bedah;
5. Mengupayakan keseimbangan antara risiko dan manfaat dalam prosedur yang
akan dilaksanakan.
seorang internis juga harus diberi batasan-batasan
sehingga tidak melampaui kapasitasnya sebagai konsultan
preoperatif. Sebuah contoh adalah pada penilaian
(assessment) kardiopulmoner pasien yang akan dioperasi
 1. Tujuannya adalah menentukan dan melaporkan apakah
terdapat risiko
 berlebih (excess risk) dan bukan uraian penyakitnya;
 2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah kunci;
 3. Apakah ada perubahan dalam keadaan pasien atau status
kesehatannya
 4. Nilai toleransi terhadap beban fisik atau latihan;
 5. Apakah pasien mempunyai profil risiko kardiak rendah,
sedang, atau tinggi?;
 6. Apakah risiko yang harus diantisipasi pada pembedahan?
Dalam menjalankan tugasnya sebagai konsultan, diperlukan pemahaman
akan beberapa prinsip dalam cara manjawab maupun cakupannya, yaitu:
 1. Substansi saran yang diberikan tidak boleh keluar dari batasan kompetensi keahlian sebagai
spesialis penyakit dalam. Misalnya: berikan saran mengenai penatalaksanaan pemberian
insulin perioperatif, tetapi JANGAN menganjurkan jenis teknik anestesi (..."sebaiknya anestesi
spinal saja ..",dsb).
 2. Batasi jumlah saran sesedikit mungkin. Terlalu banyak saran akan mengaburkan
permasalahan yang seharusnya menjadi perhatian.
 3. Arahkan jawaban dan saran pada permintaan konsultasinya. lsi jawaban akan berbeda bila
permintaannya adalah "adakah kelainan di bidang TS“ dengan "mohon evaluasi adakah
kemungkinan risiko gangguan pernapasanpada pasien dengan PPOK".
 4. lkuti pasien sampai masa pasca bedah /pasca operasi karena berbagai komplikasiterjadi
pada masa ini (bila mendapat izin dari dokter utama pasien).
 5. lngat bahwa konsultan TIDAK menyatakan "menyetujui" atau "tidak ada kontraindikasi
operasi" melainkan menyatakan bahwa secara umum pada pasien didapatkan "average risk"
dari segi penyakit dalam bila tidak ada kelainan penyerta. Atau bila pasien mempunyai
penyakit tertentu maka nyatakan pasien dalam risiko rendah atau sedang atau berat dari segi
kelainan yang didapatkan.
PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN
PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN
 Etika kedokteran (medical ethics).
Etika kedokteran mengenal adanya 6 (enam) prinsip yang seyogyanya dilakukan
oleh seorang dokter dalam melakukan tugasnya, yaitu:
1. Beneficence - seorang dokter harus melakukan apa yang terbaik bagi pasiennya
(salus aegroti suprema lex);
2. Non-maleficence - "first, do no harm" yaitu tindakan seorang dokter tidak boleh
merugikan pasien (primum non nocere);
3. Autonomy - pasien mempunyai hak untuk menolak atau memilih
4. Justice - menyangkut perhatian atas sumberdaya yang kurang dan keputusan
mengenai siapa yang akan mendapat pengobatan tertentu;
5. Dignity - pasien (dan orang yang mengobati pasien) berhak atas martabatnya
sebagai manusia; dan
6. Truthfulness and honesty * konsep bahwa pasien mendapat informasi yang
benar dan terbuka mengenai pengonbatan yang akan diberikan padanya. Salah
satunya adalah dalam hal informed consent.
Walaupun panduan ini ditujukan pada dokter yang akan menjawab konsul, perlu
diketahui juga apa yang digariskan oleh etika pada dokter yang meminta konsul,
yaitu:
 1. Hanya satu dokter yang mempunyai tanggung jawab tertinggi atas
pasiennya.
 2. Konsultan tidak boleh mengambil alih tanggung jawab atas perawatan
pasien kecuali mendapat izin dari dokter penanggung jawab.
 3. Konsultasi harus diminta pada waktu yang tepat (tidak terlambat atau bila
keadana sudah memburuk). Keadaan ini muncul bila ada konflik profesional
atas pasien.
 4. Diskusi mengenai substansi konsultasi harus dilakukan dengan dokter
konsultan, dan dengan pasien hanya atas persetujuan dari konsultan.
 5. Perbedaan harus diselesaikan dengan suatu konsultasi kedua atau
mundurnya konsultan dari tim. Namun konsultan berhak untuk menyatakan
pendapatnya pada pasien di depan dokter yang meminta konsul bila
diperlukan.
Bagi seorang konsultan berlaku seperangkat panduan yang dapat
digunakan, tercantum sebagai Goldman's Ten Commandments of
Consultations atau Sepuluh Hukum dari Goldman, yaitu:
 1. Tentukan pertanyaannya.
 2. Tegakkan urgensi atau prioritas masalah yang akan dijawab.
 3. Periksa sendiri keadaan pasiennya, tidak diwakilkan atau melalui orang lain.
 4. Jawab secara singkat dan pantas.
 5. Jawablah secara spesifik terhadap masalah pasien.
 6. Berikan rencana alternatif untk menghadapi kemungkinan perburukan
 keadaan.
 7. Berjalanlah dalam batasan kewenangan kompetensi.
 8. Beri saran tanpa terkesan mengajari.
 9. Bicarakan secara langsung kasus konsultasi dengan dokter yang merawat.
 10. Rawat lanjut atau follow-up bila dipandang perlu bagi keselamatan pasien.
Kesimpulan
Kesimpulan
 Peran spesialis penyakit dalam dalam memberikan konsultasi
preoperatif adalah;
 1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi status medik pasien;
 2. memberikan profil atau gambaran medik atas keadaan klinis pasien;
 3. Menentukan dan menyarankan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan
 sebelum operasi; dan
 4. Mengupayakan perbaikan kondisi pasien agar risiko operasi
dikurangi.
 5. lnternis dalam menjawab konsul perioperatif tidak menyatakan ada
tidaknya
 indikasi atau kontraindikasi operasi
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Konsultasi Perioperatif bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam.pptx

konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Height Corporation
 
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
AnnaAristiyanti
 

Similar to Konsultasi Perioperatif bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam.pptx (20)

Informed consent
Informed consentInformed consent
Informed consent
 
praktek-dokter - copy
praktek-dokter - copypraktek-dokter - copy
praktek-dokter - copy
 
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi KeperawatanTanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
 
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi KeperawatanTanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
 
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
 
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hariKodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
Kodeki dan Praktek kedokteran sehari-hari
 
Caesar by request
Caesar by requestCaesar by request
Caesar by request
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Etikum
EtikumEtikum
Etikum
 
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdfDilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
 
bmc4-prinsip keselamatan.pptx
bmc4-prinsip keselamatan.pptxbmc4-prinsip keselamatan.pptx
bmc4-prinsip keselamatan.pptx
 
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
 
ESI.docx
ESI.docxESI.docx
ESI.docx
 
Malpraktek dr noor
Malpraktek  dr noorMalpraktek  dr noor
Malpraktek dr noor
 
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GADAR.pdf
 
PPKKolorektal.pdf
PPKKolorektal.pdfPPKKolorektal.pdf
PPKKolorektal.pdf
 
1. Trend Issue End of Life.pptx
1. Trend Issue End of Life.pptx1. Trend Issue End of Life.pptx
1. Trend Issue End of Life.pptx
 
Trend Issue End of Life.pptx
Trend Issue End of Life.pptxTrend Issue End of Life.pptx
Trend Issue End of Life.pptx
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Konsultasi Perioperatif bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam.pptx

  • 1. Konsultasi Perioperatif bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam
  • 3. Latar Belakang Seiring perkembangan di bidang kedokteran, termasuk di dalamnya adalah meningkatnya kemampuan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit yang membutuhkan pembedahan, maka prosedur operasi atau pembedahan semakin sering dilakukan, termasuk pada pasien-pasien yang dahulu dianggap berisiko tinggi. Sebagai contoh, dahulu tindakan pembedahan total hip replacementjarang dilakukan pada pasien berusia lanjut yang mengalami fraktur femur; selain karena adanya pandangan seorang berusia lanjut tidak perlu untuk bisa berjalan lagi, juga karena teknik operasi dan anestesi yang ada diperkirakan akan meningkatkan risiko mortalitas atau morbiditas selama dan setelah operasi.
  • 4. Latar Belakang  Termasuk pula tindakan-tindakan operasiterhadap mereka dengan penyakit jantung koroner (PJK), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta penyakit lain yang dianggap berisiko tinggi menerima beban prosedur pembedahan dan/atau anestesi. Sebelum melakukan pembedahan serta anestesi terhadap pasien, khususnya pasien yang berisiko tinggi, seringkalil seorang ahli bedah dan/atau ahli anestesi akan meminta pendapat dari seorang spesialis penyakit dalam (internis), yang disebut sebagai "konsultasi preoperatif'. Bagi spesialis penyakit dalam, konsultasi tersebut berdampak profesional dan hukum, karena itu spesialis yang bersangkutan perlu dibekali -selain pengetahuan medik dalam bidangnya - dengan pemahaman akan tatacara perilaku maupun rambu-rambu yang bertujuan mengamankan baik si pasien maupun dokter itu sendiri.
  • 5. TUJUAN DAN PRINSIP KONSULTASI PREOPERATIF
  • 6. TUJUAN DAN PRINSIP KONSULTASI PREOPERATIF 1. Mengidentifikasi penyakit-penyakit penyerta serta faktor-faktor risiko operasiyang sebelumnya tidak terdeteksi; 2. Mengoptimalkan keadaan pasien sebelum menjalani operasi; 3. Memahami, mengenali, dan mengobati keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya penyulit pascabedah; 4. Berperan sebagai anggota sebuah tim bersama ahli anestesi dan bedah; 5. Mengupayakan keseimbangan antara risiko dan manfaat dalam prosedur yang akan dilaksanakan.
  • 7. seorang internis juga harus diberi batasan-batasan sehingga tidak melampaui kapasitasnya sebagai konsultan preoperatif. Sebuah contoh adalah pada penilaian (assessment) kardiopulmoner pasien yang akan dioperasi  1. Tujuannya adalah menentukan dan melaporkan apakah terdapat risiko  berlebih (excess risk) dan bukan uraian penyakitnya;  2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah kunci;  3. Apakah ada perubahan dalam keadaan pasien atau status kesehatannya  4. Nilai toleransi terhadap beban fisik atau latihan;  5. Apakah pasien mempunyai profil risiko kardiak rendah, sedang, atau tinggi?;  6. Apakah risiko yang harus diantisipasi pada pembedahan?
  • 8. Dalam menjalankan tugasnya sebagai konsultan, diperlukan pemahaman akan beberapa prinsip dalam cara manjawab maupun cakupannya, yaitu:  1. Substansi saran yang diberikan tidak boleh keluar dari batasan kompetensi keahlian sebagai spesialis penyakit dalam. Misalnya: berikan saran mengenai penatalaksanaan pemberian insulin perioperatif, tetapi JANGAN menganjurkan jenis teknik anestesi (..."sebaiknya anestesi spinal saja ..",dsb).  2. Batasi jumlah saran sesedikit mungkin. Terlalu banyak saran akan mengaburkan permasalahan yang seharusnya menjadi perhatian.  3. Arahkan jawaban dan saran pada permintaan konsultasinya. lsi jawaban akan berbeda bila permintaannya adalah "adakah kelainan di bidang TS“ dengan "mohon evaluasi adakah kemungkinan risiko gangguan pernapasanpada pasien dengan PPOK".  4. lkuti pasien sampai masa pasca bedah /pasca operasi karena berbagai komplikasiterjadi pada masa ini (bila mendapat izin dari dokter utama pasien).  5. lngat bahwa konsultan TIDAK menyatakan "menyetujui" atau "tidak ada kontraindikasi operasi" melainkan menyatakan bahwa secara umum pada pasien didapatkan "average risk" dari segi penyakit dalam bila tidak ada kelainan penyerta. Atau bila pasien mempunyai penyakit tertentu maka nyatakan pasien dalam risiko rendah atau sedang atau berat dari segi kelainan yang didapatkan.
  • 10. PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN  Etika kedokteran (medical ethics). Etika kedokteran mengenal adanya 6 (enam) prinsip yang seyogyanya dilakukan oleh seorang dokter dalam melakukan tugasnya, yaitu: 1. Beneficence - seorang dokter harus melakukan apa yang terbaik bagi pasiennya (salus aegroti suprema lex); 2. Non-maleficence - "first, do no harm" yaitu tindakan seorang dokter tidak boleh merugikan pasien (primum non nocere); 3. Autonomy - pasien mempunyai hak untuk menolak atau memilih 4. Justice - menyangkut perhatian atas sumberdaya yang kurang dan keputusan mengenai siapa yang akan mendapat pengobatan tertentu; 5. Dignity - pasien (dan orang yang mengobati pasien) berhak atas martabatnya sebagai manusia; dan 6. Truthfulness and honesty * konsep bahwa pasien mendapat informasi yang benar dan terbuka mengenai pengonbatan yang akan diberikan padanya. Salah satunya adalah dalam hal informed consent.
  • 11. Walaupun panduan ini ditujukan pada dokter yang akan menjawab konsul, perlu diketahui juga apa yang digariskan oleh etika pada dokter yang meminta konsul, yaitu:  1. Hanya satu dokter yang mempunyai tanggung jawab tertinggi atas pasiennya.  2. Konsultan tidak boleh mengambil alih tanggung jawab atas perawatan pasien kecuali mendapat izin dari dokter penanggung jawab.  3. Konsultasi harus diminta pada waktu yang tepat (tidak terlambat atau bila keadana sudah memburuk). Keadaan ini muncul bila ada konflik profesional atas pasien.  4. Diskusi mengenai substansi konsultasi harus dilakukan dengan dokter konsultan, dan dengan pasien hanya atas persetujuan dari konsultan.  5. Perbedaan harus diselesaikan dengan suatu konsultasi kedua atau mundurnya konsultan dari tim. Namun konsultan berhak untuk menyatakan pendapatnya pada pasien di depan dokter yang meminta konsul bila diperlukan.
  • 12. Bagi seorang konsultan berlaku seperangkat panduan yang dapat digunakan, tercantum sebagai Goldman's Ten Commandments of Consultations atau Sepuluh Hukum dari Goldman, yaitu:  1. Tentukan pertanyaannya.  2. Tegakkan urgensi atau prioritas masalah yang akan dijawab.  3. Periksa sendiri keadaan pasiennya, tidak diwakilkan atau melalui orang lain.  4. Jawab secara singkat dan pantas.  5. Jawablah secara spesifik terhadap masalah pasien.  6. Berikan rencana alternatif untk menghadapi kemungkinan perburukan  keadaan.  7. Berjalanlah dalam batasan kewenangan kompetensi.  8. Beri saran tanpa terkesan mengajari.  9. Bicarakan secara langsung kasus konsultasi dengan dokter yang merawat.  10. Rawat lanjut atau follow-up bila dipandang perlu bagi keselamatan pasien.
  • 14. Kesimpulan  Peran spesialis penyakit dalam dalam memberikan konsultasi preoperatif adalah;  1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi status medik pasien;  2. memberikan profil atau gambaran medik atas keadaan klinis pasien;  3. Menentukan dan menyarankan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan  sebelum operasi; dan  4. Mengupayakan perbaikan kondisi pasien agar risiko operasi dikurangi.  5. lnternis dalam menjawab konsul perioperatif tidak menyatakan ada tidaknya  indikasi atau kontraindikasi operasi