Dokumen tersebut membahas tentang sistem penangkapan pengetahuan yang dirancang untuk menghasilkan dan menyimpan pengetahuan baik secara eksplisit maupun tersirat. Sistem ini bergantung pada mekanisme seperti bercerita dan teknologi untuk memfasilitasi proses penangkapan pengetahuan dari eksternalisasi dan internalisasi."
3. < >Menu Akhiri
3
• What are Knowledge Capture Systems?
• Knowledge Management Mechanism to Capture Tacit Knowledge: Using
Organization Stories
• Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization
• Designing the Knowledge Capture Systems
• Barriers to Use of Knowledge Capture Systems
Pembahasan
4. < >Menu Akhiri
4
• Knowledge Capture Systems dirancang untuk membantu menghasilkan dan
menyimpan pengetahuan, baik tacit atau explicit.
• Pengetahuan dapat ditangkap menggunakan mekanisme dan teknologi,
agar pengetahuan dapat dibagikan dan digunakan orang lain.
• Storytelling (Bercerita) merupakan mekanisme dari peradaban awal untuk
mewariskan nilai-nilai dan kebijakan dari satu generasi ke generasi lain.
Pendahuluan
5. < >Menu Akhiri
5
• Knowledge Capture Systems mendukung proses untuk mendapatkan
pengetahuan explicit atau tacit yang mungkin terdapat pada orang, artefak,
atau entitas organisasi.
• Sistem ini membantu untuk menangkap pengetahuan dari antar karyawan,
konsultan, kompetitor, pelanggan, supplier, dan mantan bos dari karyawan
baru.
• Knowledge Capture Systems bergantung pada mekanisme dan teknologi
dengan memfasilitasi proses KM dari eksternalisasi dan internalisasi.
What are Knowledge Capture Systems?
6. < >Menu Akhiri
6
Memfasilitasi:
Eksternalisasi (Konversi pengetahuan tacit ke bentuk
explicit)
Melalui pengembangan model (prototype) dan pelafalan
kata dalam cerita.
Internalisasi (Konversi pengetahuan explicit ke bentuk
tacit).
Melalui pembelajaran melalui observasi dan pertemuan
tatap muka.
Knowledge Capture Mechanism
7. < >Menu Akhiri
7
Memfasilitasi:
Eksternalisasi
Melalui knowledge engineering yang diperlukan untuk
implementasi teknologi cerdas seperti sistem pakar dan
sistem penalaran berbasis kasus.
Internalisasi
Melalui komunikasi dan simulasi berbasis komputer.
Knowledge Capture Technologies
8. < >Menu Akhiri
8
• Organizational stories adalah narasi rinci tindakan manajemen
masa lalu, interaksi karyawan, atau peristiwa intra-ekstra
organisasi yang dikomunikasikan secara informal dalam
organisasi (Swap dkk. 2001).
• Mencakup plot, karakter utama, hasil, dan moral cerita.
• Cerita harus berasal dari dunia yang dikenal oleh organisasi dan
mencerminkan norma, nilai, dan budaya organisasi.
Knowledge Management Mechanism For Capturing Tacit Knowledge: Using
Organizational Stories
9. “
”
< >Menu Akhiri
9
Ini karena cerita membuat informasi lebih hidup, menarik, menghibur,
dan terkait erat dengan pengalaman pribadi dan karena banyaknya
detail kontekstual (menambah makna) yang dikodekan dalam cerita.
Cerita merupakan mekanisme yang
ideal untuk menangkap pengetahuan
tacit
Swap dkk. 2001
10. < >Menu Akhiri
10
• Dave Snowden (1999), seorang peneliti KM di IBM mengidentifikasi
pedoman berikut untuk organizational storytelling:
1. Penulisan dan penyampaian cerita secara alami.
2. Cerita harus berakar pada materi anekdot yang mencerminkan
komunitas yang bersangkutan.
3. Cerita seharusnya tidak mewakili perilaku idealis.
4. Program yang mendukung storytelling tidak bergantung pada ahli
eksternal untuk kelangsungannya.
5. Organizational stories digunakan untuk mencapai suatu tujuan, bukan
untuk menghibur saja.
6. Tidak mengeneralisasi setiap masalah dan melupakan rincian yang
ingin dicapai.
7. Mematuhi standar dan aturan etika tertinggi.
11. < >Menu Akhiri
11
• Menurut Phoel (2006), langkah-langkah berikut membuat storytelling
sukses:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Identifikasi dan mengikuti contoh yang berhasil.
3. Katakan sejujurnya.
4. Tegaskan “siapa, kapan, dan apa”.
5. Menyederhanakan detail tertentu agar gagasan utama tersampaikan.
6. Menggarisbawahi dampak kegagalan.
7. Akhiri dengan positif.
8. Ajak pendengar untuk memiliki impian.
12. “
”
< >Menu Akhiri
12
Kebenaran sangat penting sebagai
bagian dari cerita yang kuat dan
storyteller yang efektif
Guber, 2007
13. < >Menu Akhiri
13
• Menurut Guber (2007), ada 4 macam kebenaran dalam setiap cerita
yang efektif:
1. Kebenaran bagi pencerita – Pencerita harus sesuai dengan ceritanya.
2. Kebenaran bagi audiens – Cerita harus memenuhi ekspektasi audiens
dengan memahami apa yang dimengerti pendengar, memenuhi
kebutuhan emosi, dan bercerita secara interaktif.
3. Kebenaran sesuai kejadian – Pencerita yang hebat mempersiapkan
materinya sebaik mungkin dan tidak menyampaikan cerita yang sama
dua kali.
4. Kebenaran pada misi – Karena pencerita yang hebat berfokus pada
tujuan yang dikemas dalam cerita, pencerita harus menangkap dan
mengeksresikan nilai yang ia yakini dan ingin orang lain
mengambilnya sebagai milik mereka sendiri.
14. < >Menu Akhiri
14
• Menurut Post (2002), yang perlu dipertimbangkan dalam desain dari
program organizational storytelling adalah:
1. Orang harus setuju dengan ide yang bisa menjadi cara yang efektif
untuk menangkap dan mentransfer pengetahuan tacit organisasi.
2. Mengidentifikasi orang di organisasi untuk membagikan apa yang
mereka pelajari dan praktekkan.
3. Menggunakan perumpamaan untuk menghadapi masalah organisasi
yang sulit.
4. Cerita hanya dapat dibagikan jika pendengar tertarik untuk
mempelajarinya.
15. < >Menu Akhiri
15
• Sejauh pembicara mampu memberikan penjelasan yang cukup jelas bagi
pendengar sebagai “aktor dalam cerita”, maka cerita yang masuk kepikiran
akan lebih banyak dan mudah untuk diingat (Swap dkk. 2001).
• Maka dari itu, Steve Denning (2000) menjelaskan pentingnya springboard
stories (Cerita batu loncatan). Audiens dapat lebih memahami bagaimana
organisasi berubah dengan memvisualisasikan satu situasi yang terkait
dengan transformasi organisasi skala besar.
• Diceritakan dari sudut pandang protagonist.
Springboard Stories
16. < >Menu Akhiri
16
Latar: Lembaga Ilmu Pengetahuan X
Pada 2017, ada seorang anak berumur
15 tahun menemukan energi listrik dari
pohon kedondong. Ini karena dia
membaca buku IPA bahwa buah yang
mengandung asam bisa menghantarkan
listrik.
Hal yang paling mencolok dari gambaran
ini bahwa kita tidak terlibat di dalamnya.
Terlepas dari pengetahuan kita mengenai
listrik, pengetahuan ini tidak tersedia bagi
orang-orang yang bisa menggunakannya.
Pikirkan bagaimana lembaga kita
nantinya.
Contoh Springboard Stories
Sumber: https://www.tribunnews.com/sains/2017/05/12/duh-naufal-
bocah-penemu-listrik-dari-pohon-kedondong-akan-dibajak-ilmuwan-
jerman
17. < >Menu Akhiri
17
• Narasi (Cerita) menangkap konten pengetahuan serta konteksnya dan
jaringan sosial yang menentukan cara “Sesuatu dilakukan di sekitar sini“.
• Teknik penangkapan pengetahuan yang berkaitan dengan cerita adalah:
1) Pengamatan Antropologis
Menggunakan narasumber yang penasaran dan naif. Mereka menyampaikan
pertanyaan tidak terduga dan penasaran. Dengan ini, audiens memikirkan
sebuah anekdot untuk penjelasan dan menghasilkan
2) Lingkaran Storytelling
Dibentuk oleh orang-orang yang memiliki tingkat hubungan dan identitas yang
sama. Paling baik direkam menjadi video.
Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization
18. < >Menu Akhiri
18
• Dit-Spinning
Menunjukkan kecenderungan manusia untuk meningkatkan atau menyempurnakan cerita yang
dibagikan sebelumnya.
• Sejarah Alternatif
Anekdot fiksi yang dapat memiliki titik balik yang berbeda, misalnya berdasarkan hasil proyek
tertentu
• Pergeseran Karakter/Konteks
Anekdot fiksi di mana karakter dapat dialihkan untuk mempelajari perspektif baru dari cerita
tersebut.
• Cerita Tidak Langsung
Mengizinkan pengungkapan cerita sehubungan dengan karakter fiksi, sehingga setiap
kesamaan karakter dengan karakter kehidupan nyata dianggap murni kebetulan.
• Metafora
Memberikan referensi umum bagi grup untuk cerita, kartun, atau film yang umum dikenal.
Eliciting Anecdots
19. < >Menu Akhiri
19
• Dokumentasi didapatkan setelah penerapan suatu keahlian.
• Teknologi memfasilitasi penangkapan pengetahuan ahli seperti:
1) Peta Konsep
Digunakan sebagai alat pemodelan pengetahuan. Paling baik diterapkan saat kegiatan edukasi
(Explicit).
2) Context-based reasoning (CxBR)
Digunakan untuk mensimulasikan perilaku manusia. Paling baik diterapkan untuk menangkap
pengetahuan tacit para ahli, yang membutuhkan penilaian situasi, pemilihan rencana tindakan,
dan tindakan atas rencana tersebut
Designing the Knowledge Capture Systems
20. < >Menu Akhiri
20
• Peta konsep, dikembangkan oleh Novak (Novak 1998; Novak dan Cañas
2008; Novak dan Gowin 1984), bertujuan untuk merepresentasikan
pengetahuan melalui konsep tertutup dalam lingkaran atau kotak dari
beberapa jenis, yang terkait melalui garis penghubung atau proposisi.
Konsep dianggap sebagai aturan dalam peristiwa atau objek yang ditentukan
oleh label.
• Berisi dua konsep yang dihubungkan dengan kata yang menghubungkan
menjadi satu dalil, juga disebut a unit semantik atau unit makna.
Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Concept Maps
22. < >Menu Akhiri
22
• Peta konsep dan pengetahuan terorganisir — dihubungkan bersama untuk
membentuk proposisi: "Peta konsep mewakili pengetahuan yang terorganisir."
• Proposisi tambahan memperluas arti peta konsep, seperti "Konsep terstruktur secara
hierarkis".
• Sumbu vertikal mengekspresikan kerangka hierarki untuk mengatur konsep. Konsep
yang lebih umum ditemukan di bagian atas peta dengan konsep yang semakin
spesifik dan yang kurang umum disusun di bawahnya. Peta-peta ini menekankan
konsep yang paling umum dengan menghubungkannya dengan ide-ide pendukung
proposisi.
• Kekuatan ekspresif mereka yang kaya berasal dari kemampuan setiap peta untuk
memungkinkan penciptanya menggunakan kumpulan kata-kata penghubung yang
hampir tak terbatas untuk menunjukkan bagaimana makna telah dikembangkan.
• Peta konsep dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan seseorang tentang topik
tertentu dalam konteks tertentu.
23. < >Menu Akhiri
23
• Pengetahuan taktis mengacu pada kemampuan manusia yang memungkinkan para ahli
domain untuk menilai situasi yang ada di antara berbagai masukan, memilih rencana yang
paling sesuai dengan situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu (Gonzalez danAhlers
1998; Thorndike dan Wescort 1984).
• Contoh Skenario:
Seorang ayah dan keluarganya berpergian. Ayah menerima banyak masukan, seperti suara
radio, istri, dan anak-anak. Ayah juga menerima masukan dari lampu lalu lintas dan penunjuk
arah. Ayah mampu menangani situasi ini secara kognitif walaupun menerima banyak masukan
(selama masih normal). Tetapi bila ada bunyi sirine polisi yang menyuruhnya berhenti, maka
Ayah akan langsung berhenti.
Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Context-Based Reasoning
24. < >Menu Akhiri
24
• Context-Based Reasoning adalah paradigma representasi perilaku
manusia yang dirancang khusus untuk secara efektif mewakili perilaku
taktis manusia (Gonzalez dkk. 2008).
• Perilaku taktis didefinisikan sebagai: “Proses pengambilan keputusan
yang terus menerus dan dinamis oleh agen yang melakukan (manusia
atau sebaliknya) yang berinteraksi dengan lingkungannya saat
mencoba untuk menjalankan misi di lingkungan itu" (Gonzalez dkk.
1998 , 2002, 2008). Dalam pengertian ini, pengetahuan taktis dikaitkan
dengan menilai situasi saat ini, memilih rencana untuk menangani
situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu.
25. < >Menu Akhiri
25
• CxBR didasarkan pada prinsip dasar berikut (Gonzalez dan Ahlers
1993):
1. Situasi taktis membutuhkan serangkaian tindakan dan prosedur yang
menangani situasi saat ini dengan benar.
2. Saat situasi berkembang, transisi ke konteks lain atau serangkaian
tindakan dan prosedur mungkin diperlukan untuk menangani situasi
baru.
3. Apa yang mungkin terjadi dalam konteks atau situasi saat ini dibatasi
oleh konteks itu sendiri.
26. < >Menu Akhiri
26
• Penghalang terbesar untuk perolehan otomatis pengetahuan pakar adalah
bahwa untuk menyelesaikan tugas ini secara efektif, insinyur pengetahuan
memerlukan pengembangan beberapa gagasan tentang sifat dan struktur
pengetahuan di awal proses.
• Hanya jika ahli mampu mengembangkan ide tentang jenis atau sifat
pengetahuan di awal proses, dia dapat mewakilinya secara memadai.
Secara teori, kita bisa menggantikan insinyur pengetahuan dengan sistem
penangkapan pengetahuan cerdas yang akan mengembangkan serangkaian
pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dari ahli materi
pelajaran.
Barriers to Use of Knowledge Capture Systems
27. < >Menu Akhiri
27
• Dari sudut pandang pakar yang akan dihadapkan
dengan tugas berinteraksi dengan sistem
penangkapan pengetahuan, hal ini dapat
menimbulkan hambatan tambahan. Yang pertama
adalah bahwa pakar tersebut perlu mengambil
inisiatif untuk mempelajari cara berinteraksi dengan
sistem, dan dia mungkin perlu dilatih melalui
beberapa sesi pertama sampai dia mencapai tingkat
kenyamanan tertentu dengan teknologi tersebut.
28. < >Menu Akhiri
28
• Irma Becerra-Fernandez and Rajiv Sabherwal,
“Knowledge Management: Systems and Processes”. M.E.
Sharpe, Inc. 2010
• https://www.jawapos.com/features/14/05/2017/kisah-
mengagumkan-naufal-raziq-bocah-aceh-penemu-energi-
listrik-dari-pohon-kedondong/
Referensi
Contoh: Seorang supir taxi online diminta untuk menjemput bos dari kliennya. Maka klien itu harus:
Memiliki tujuan yang jelas (Menjemput bos).
Memberi contoh dengan menulis nama bosnya di kertas, lalu diangkat saat kedatangan.
Katakan sejujurnya penampilan dan kepribadian bos itu.
Sebutkan nama, jam brp harus dijemput, dan apa yang harus dilakukan.
Tidak perlu menjelaskan mengenai rincian pesawat, hanya jenis dan jam landing saja.
Mengatakan bahwa jika terlalu lama, bosnya akan marah.
Mengucapkan terimakasih.
Memberi impian berupa tarif yang akan diterima supir.