SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Pertemuan ke:
Fakultas
Program Studi
KnowledgeManagement
Knowledge Capture Systems: Systems that
Preserve and Formalize Knowledge
Kelompok 6
Aditya Gunawan 20191000050
Timothy Aprilleardo Susanto 20191000051
09SAINS & TEKNOLOGI
TEKNIK INFORMATIKA
< >Menu Akhiri
2
< >Menu Akhiri
3
• What are Knowledge Capture Systems?
• Knowledge Management Mechanism to Capture Tacit Knowledge: Using
Organization Stories
• Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization
• Designing the Knowledge Capture Systems
• Barriers to Use of Knowledge Capture Systems
Pembahasan
< >Menu Akhiri
4
• Knowledge Capture Systems dirancang untuk membantu menghasilkan dan
menyimpan pengetahuan, baik tacit atau explicit.
• Pengetahuan dapat ditangkap menggunakan mekanisme dan teknologi,
agar pengetahuan dapat dibagikan dan digunakan orang lain.
• Storytelling (Bercerita) merupakan mekanisme dari peradaban awal untuk
mewariskan nilai-nilai dan kebijakan dari satu generasi ke generasi lain.
Pendahuluan
< >Menu Akhiri
5
• Knowledge Capture Systems mendukung proses untuk mendapatkan
pengetahuan explicit atau tacit yang mungkin terdapat pada orang, artefak,
atau entitas organisasi.
• Sistem ini membantu untuk menangkap pengetahuan dari antar karyawan,
konsultan, kompetitor, pelanggan, supplier, dan mantan bos dari karyawan
baru.
• Knowledge Capture Systems bergantung pada mekanisme dan teknologi
dengan memfasilitasi proses KM dari eksternalisasi dan internalisasi.
What are Knowledge Capture Systems?
< >Menu Akhiri
6
Memfasilitasi:
Eksternalisasi (Konversi pengetahuan tacit ke bentuk
explicit)
Melalui pengembangan model (prototype) dan pelafalan
kata dalam cerita.
Internalisasi (Konversi pengetahuan explicit ke bentuk
tacit).
Melalui pembelajaran melalui observasi dan pertemuan
tatap muka.
Knowledge Capture Mechanism
< >Menu Akhiri
7
Memfasilitasi:
Eksternalisasi
Melalui knowledge engineering yang diperlukan untuk
implementasi teknologi cerdas seperti sistem pakar dan
sistem penalaran berbasis kasus.
Internalisasi
Melalui komunikasi dan simulasi berbasis komputer.
Knowledge Capture Technologies
< >Menu Akhiri
8
• Organizational stories adalah narasi rinci tindakan manajemen
masa lalu, interaksi karyawan, atau peristiwa intra-ekstra
organisasi yang dikomunikasikan secara informal dalam
organisasi (Swap dkk. 2001).
• Mencakup plot, karakter utama, hasil, dan moral cerita.
• Cerita harus berasal dari dunia yang dikenal oleh organisasi dan
mencerminkan norma, nilai, dan budaya organisasi.
Knowledge Management Mechanism For Capturing Tacit Knowledge: Using
Organizational Stories
“
”
< >Menu Akhiri
9
Ini karena cerita membuat informasi lebih hidup, menarik, menghibur,
dan terkait erat dengan pengalaman pribadi dan karena banyaknya
detail kontekstual (menambah makna) yang dikodekan dalam cerita.
Cerita merupakan mekanisme yang
ideal untuk menangkap pengetahuan
tacit
Swap dkk. 2001
< >Menu Akhiri
10
• Dave Snowden (1999), seorang peneliti KM di IBM mengidentifikasi
pedoman berikut untuk organizational storytelling:
1. Penulisan dan penyampaian cerita secara alami.
2. Cerita harus berakar pada materi anekdot yang mencerminkan
komunitas yang bersangkutan.
3. Cerita seharusnya tidak mewakili perilaku idealis.
4. Program yang mendukung storytelling tidak bergantung pada ahli
eksternal untuk kelangsungannya.
5. Organizational stories digunakan untuk mencapai suatu tujuan, bukan
untuk menghibur saja.
6. Tidak mengeneralisasi setiap masalah dan melupakan rincian yang
ingin dicapai.
7. Mematuhi standar dan aturan etika tertinggi.
< >Menu Akhiri
11
• Menurut Phoel (2006), langkah-langkah berikut membuat storytelling
sukses:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Identifikasi dan mengikuti contoh yang berhasil.
3. Katakan sejujurnya.
4. Tegaskan “siapa, kapan, dan apa”.
5. Menyederhanakan detail tertentu agar gagasan utama tersampaikan.
6. Menggarisbawahi dampak kegagalan.
7. Akhiri dengan positif.
8. Ajak pendengar untuk memiliki impian.
“
”
< >Menu Akhiri
12
Kebenaran sangat penting sebagai
bagian dari cerita yang kuat dan
storyteller yang efektif
Guber, 2007
< >Menu Akhiri
13
• Menurut Guber (2007), ada 4 macam kebenaran dalam setiap cerita
yang efektif:
1. Kebenaran bagi pencerita – Pencerita harus sesuai dengan ceritanya.
2. Kebenaran bagi audiens – Cerita harus memenuhi ekspektasi audiens
dengan memahami apa yang dimengerti pendengar, memenuhi
kebutuhan emosi, dan bercerita secara interaktif.
3. Kebenaran sesuai kejadian – Pencerita yang hebat mempersiapkan
materinya sebaik mungkin dan tidak menyampaikan cerita yang sama
dua kali.
4. Kebenaran pada misi – Karena pencerita yang hebat berfokus pada
tujuan yang dikemas dalam cerita, pencerita harus menangkap dan
mengeksresikan nilai yang ia yakini dan ingin orang lain
mengambilnya sebagai milik mereka sendiri.
< >Menu Akhiri
14
• Menurut Post (2002), yang perlu dipertimbangkan dalam desain dari
program organizational storytelling adalah:
1. Orang harus setuju dengan ide yang bisa menjadi cara yang efektif
untuk menangkap dan mentransfer pengetahuan tacit organisasi.
2. Mengidentifikasi orang di organisasi untuk membagikan apa yang
mereka pelajari dan praktekkan.
3. Menggunakan perumpamaan untuk menghadapi masalah organisasi
yang sulit.
4. Cerita hanya dapat dibagikan jika pendengar tertarik untuk
mempelajarinya.
< >Menu Akhiri
15
• Sejauh pembicara mampu memberikan penjelasan yang cukup jelas bagi
pendengar sebagai “aktor dalam cerita”, maka cerita yang masuk kepikiran
akan lebih banyak dan mudah untuk diingat (Swap dkk. 2001).
• Maka dari itu, Steve Denning (2000) menjelaskan pentingnya springboard
stories (Cerita batu loncatan). Audiens dapat lebih memahami bagaimana
organisasi berubah dengan memvisualisasikan satu situasi yang terkait
dengan transformasi organisasi skala besar.
• Diceritakan dari sudut pandang protagonist.
Springboard Stories
< >Menu Akhiri
16
Latar: Lembaga Ilmu Pengetahuan X
Pada 2017, ada seorang anak berumur
15 tahun menemukan energi listrik dari
pohon kedondong. Ini karena dia
membaca buku IPA bahwa buah yang
mengandung asam bisa menghantarkan
listrik.
Hal yang paling mencolok dari gambaran
ini bahwa kita tidak terlibat di dalamnya.
Terlepas dari pengetahuan kita mengenai
listrik, pengetahuan ini tidak tersedia bagi
orang-orang yang bisa menggunakannya.
Pikirkan bagaimana lembaga kita
nantinya.
Contoh Springboard Stories
Sumber: https://www.tribunnews.com/sains/2017/05/12/duh-naufal-
bocah-penemu-listrik-dari-pohon-kedondong-akan-dibajak-ilmuwan-
jerman
< >Menu Akhiri
17
• Narasi (Cerita) menangkap konten pengetahuan serta konteksnya dan
jaringan sosial yang menentukan cara “Sesuatu dilakukan di sekitar sini“.
• Teknik penangkapan pengetahuan yang berkaitan dengan cerita adalah:
1) Pengamatan Antropologis
Menggunakan narasumber yang penasaran dan naif. Mereka menyampaikan
pertanyaan tidak terduga dan penasaran. Dengan ini, audiens memikirkan
sebuah anekdot untuk penjelasan dan menghasilkan
2) Lingkaran Storytelling
Dibentuk oleh orang-orang yang memiliki tingkat hubungan dan identitas yang
sama. Paling baik direkam menjadi video.
Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization
< >Menu Akhiri
18
• Dit-Spinning
Menunjukkan kecenderungan manusia untuk meningkatkan atau menyempurnakan cerita yang
dibagikan sebelumnya.
• Sejarah Alternatif
Anekdot fiksi yang dapat memiliki titik balik yang berbeda, misalnya berdasarkan hasil proyek
tertentu
• Pergeseran Karakter/Konteks
Anekdot fiksi di mana karakter dapat dialihkan untuk mempelajari perspektif baru dari cerita
tersebut.
• Cerita Tidak Langsung
Mengizinkan pengungkapan cerita sehubungan dengan karakter fiksi, sehingga setiap
kesamaan karakter dengan karakter kehidupan nyata dianggap murni kebetulan.
• Metafora
Memberikan referensi umum bagi grup untuk cerita, kartun, atau film yang umum dikenal.
Eliciting Anecdots
< >Menu Akhiri
19
• Dokumentasi didapatkan setelah penerapan suatu keahlian.
• Teknologi memfasilitasi penangkapan pengetahuan ahli seperti:
1) Peta Konsep
Digunakan sebagai alat pemodelan pengetahuan. Paling baik diterapkan saat kegiatan edukasi
(Explicit).
2) Context-based reasoning (CxBR)
Digunakan untuk mensimulasikan perilaku manusia. Paling baik diterapkan untuk menangkap
pengetahuan tacit para ahli, yang membutuhkan penilaian situasi, pemilihan rencana tindakan,
dan tindakan atas rencana tersebut
Designing the Knowledge Capture Systems
< >Menu Akhiri
20
• Peta konsep, dikembangkan oleh Novak (Novak 1998; Novak dan Cañas
2008; Novak dan Gowin 1984), bertujuan untuk merepresentasikan
pengetahuan melalui konsep tertutup dalam lingkaran atau kotak dari
beberapa jenis, yang terkait melalui garis penghubung atau proposisi.
Konsep dianggap sebagai aturan dalam peristiwa atau objek yang ditentukan
oleh label.
• Berisi dua konsep yang dihubungkan dengan kata yang menghubungkan
menjadi satu dalil, juga disebut a unit semantik atau unit makna.
Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Concept Maps
< >Menu Akhiri
21
< >Menu Akhiri
22
• Peta konsep dan pengetahuan terorganisir — dihubungkan bersama untuk
membentuk proposisi: "Peta konsep mewakili pengetahuan yang terorganisir."
• Proposisi tambahan memperluas arti peta konsep, seperti "Konsep terstruktur secara
hierarkis".
• Sumbu vertikal mengekspresikan kerangka hierarki untuk mengatur konsep. Konsep
yang lebih umum ditemukan di bagian atas peta dengan konsep yang semakin
spesifik dan yang kurang umum disusun di bawahnya. Peta-peta ini menekankan
konsep yang paling umum dengan menghubungkannya dengan ide-ide pendukung
proposisi.
• Kekuatan ekspresif mereka yang kaya berasal dari kemampuan setiap peta untuk
memungkinkan penciptanya menggunakan kumpulan kata-kata penghubung yang
hampir tak terbatas untuk menunjukkan bagaimana makna telah dikembangkan.
• Peta konsep dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan seseorang tentang topik
tertentu dalam konteks tertentu.
< >Menu Akhiri
23
• Pengetahuan taktis mengacu pada kemampuan manusia yang memungkinkan para ahli
domain untuk menilai situasi yang ada di antara berbagai masukan, memilih rencana yang
paling sesuai dengan situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu (Gonzalez danAhlers
1998; Thorndike dan Wescort 1984).
• Contoh Skenario:
Seorang ayah dan keluarganya berpergian. Ayah menerima banyak masukan, seperti suara
radio, istri, dan anak-anak. Ayah juga menerima masukan dari lampu lalu lintas dan penunjuk
arah. Ayah mampu menangani situasi ini secara kognitif walaupun menerima banyak masukan
(selama masih normal). Tetapi bila ada bunyi sirine polisi yang menyuruhnya berhenti, maka
Ayah akan langsung berhenti.
Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Context-Based Reasoning
< >Menu Akhiri
24
• Context-Based Reasoning adalah paradigma representasi perilaku
manusia yang dirancang khusus untuk secara efektif mewakili perilaku
taktis manusia (Gonzalez dkk. 2008).
• Perilaku taktis didefinisikan sebagai: “Proses pengambilan keputusan
yang terus menerus dan dinamis oleh agen yang melakukan (manusia
atau sebaliknya) yang berinteraksi dengan lingkungannya saat
mencoba untuk menjalankan misi di lingkungan itu" (Gonzalez dkk.
1998 , 2002, 2008). Dalam pengertian ini, pengetahuan taktis dikaitkan
dengan menilai situasi saat ini, memilih rencana untuk menangani
situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu.
< >Menu Akhiri
25
• CxBR didasarkan pada prinsip dasar berikut (Gonzalez dan Ahlers
1993):
1. Situasi taktis membutuhkan serangkaian tindakan dan prosedur yang
menangani situasi saat ini dengan benar.
2. Saat situasi berkembang, transisi ke konteks lain atau serangkaian
tindakan dan prosedur mungkin diperlukan untuk menangani situasi
baru.
3. Apa yang mungkin terjadi dalam konteks atau situasi saat ini dibatasi
oleh konteks itu sendiri.
< >Menu Akhiri
26
• Penghalang terbesar untuk perolehan otomatis pengetahuan pakar adalah
bahwa untuk menyelesaikan tugas ini secara efektif, insinyur pengetahuan
memerlukan pengembangan beberapa gagasan tentang sifat dan struktur
pengetahuan di awal proses.
• Hanya jika ahli mampu mengembangkan ide tentang jenis atau sifat
pengetahuan di awal proses, dia dapat mewakilinya secara memadai.
Secara teori, kita bisa menggantikan insinyur pengetahuan dengan sistem
penangkapan pengetahuan cerdas yang akan mengembangkan serangkaian
pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dari ahli materi
pelajaran.
Barriers to Use of Knowledge Capture Systems
< >Menu Akhiri
27
• Dari sudut pandang pakar yang akan dihadapkan
dengan tugas berinteraksi dengan sistem
penangkapan pengetahuan, hal ini dapat
menimbulkan hambatan tambahan. Yang pertama
adalah bahwa pakar tersebut perlu mengambil
inisiatif untuk mempelajari cara berinteraksi dengan
sistem, dan dia mungkin perlu dilatih melalui
beberapa sesi pertama sampai dia mencapai tingkat
kenyamanan tertentu dengan teknologi tersebut.
< >Menu Akhiri
28
• Irma Becerra-Fernandez and Rajiv Sabherwal,
“Knowledge Management: Systems and Processes”. M.E.
Sharpe, Inc. 2010
• https://www.jawapos.com/features/14/05/2017/kisah-
mengagumkan-naufal-raziq-bocah-aceh-penemu-energi-
listrik-dari-pohon-kedondong/
Referensi
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Building a Business Case for a Talent Management Suite
Building a Business Case for a Talent Management SuiteBuilding a Business Case for a Talent Management Suite
Building a Business Case for a Talent Management SuiteSaba Software
 
Knowledge management in theory and practice
Knowledge management in theory and practiceKnowledge management in theory and practice
Knowledge management in theory and practicethewi025
 
Presentasi team building
Presentasi team buildingPresentasi team building
Presentasi team buildingAri Winarno
 
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi audi15Ar
 
A Customer-Centric Approach to FCR
A Customer-Centric Approach to FCRA Customer-Centric Approach to FCR
A Customer-Centric Approach to FCRKnowlagent
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Aprioridedidarwis
 
Presentasi IT Master Plan
Presentasi IT Master PlanPresentasi IT Master Plan
Presentasi IT Master PlanFanky Christian
 
Keamanan informasi
Keamanan informasiKeamanan informasi
Keamanan informasiNova Novelia
 
HCG Information Placemat
HCG Information PlacematHCG Information Placemat
HCG Information PlacematJohn Haley
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitGusti Ani
 
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharing
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharingContoh penerapan konsep seci pada knowledge sharing
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharingGusti Ani
 
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library Practical Pr...
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library  Practical Pr...How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library  Practical Pr...
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library Practical Pr...unulwbpartnership
 
Strategic Communities of Practice
Strategic Communities of PracticeStrategic Communities of Practice
Strategic Communities of PracticeNancy Wright White
 
Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5aiiniR
 
Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Elisa Lumintang
 
Internalisasi Budaya Organisasi.pptx
Internalisasi Budaya Organisasi.pptxInternalisasi Budaya Organisasi.pptx
Internalisasi Budaya Organisasi.pptxmuhammad hamdi
 

What's hot (20)

Building a Business Case for a Talent Management Suite
Building a Business Case for a Talent Management SuiteBuilding a Business Case for a Talent Management Suite
Building a Business Case for a Talent Management Suite
 
Knowledge management in theory and practice
Knowledge management in theory and practiceKnowledge management in theory and practice
Knowledge management in theory and practice
 
Presentasi team building
Presentasi team buildingPresentasi team building
Presentasi team building
 
Sesi 10 km tools
Sesi 10 km toolsSesi 10 km tools
Sesi 10 km tools
 
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
 
A Customer-Centric Approach to FCR
A Customer-Centric Approach to FCRA Customer-Centric Approach to FCR
A Customer-Centric Approach to FCR
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Apriori
 
Building corporate university roadmap
Building corporate university roadmapBuilding corporate university roadmap
Building corporate university roadmap
 
Presentasi IT Master Plan
Presentasi IT Master PlanPresentasi IT Master Plan
Presentasi IT Master Plan
 
Keamanan informasi
Keamanan informasiKeamanan informasi
Keamanan informasi
 
2 Konsep Informasi
2 Konsep Informasi2 Konsep Informasi
2 Konsep Informasi
 
HCG Information Placemat
HCG Information PlacematHCG Information Placemat
HCG Information Placemat
 
Pengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisitPengetahuan tacit dan eksplisit
Pengetahuan tacit dan eksplisit
 
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharing
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharingContoh penerapan konsep seci pada knowledge sharing
Contoh penerapan konsep seci pada knowledge sharing
 
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library Practical Pr...
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library  Practical Pr...How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library  Practical Pr...
How to develop a Knowledge Management Strategy for your Library Practical Pr...
 
Introduction to Knowledge Management
Introduction to Knowledge ManagementIntroduction to Knowledge Management
Introduction to Knowledge Management
 
Strategic Communities of Practice
Strategic Communities of PracticeStrategic Communities of Practice
Strategic Communities of Practice
 
Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5Testing&implementasi 4 5
Testing&implementasi 4 5
 
Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)
 
Internalisasi Budaya Organisasi.pptx
Internalisasi Budaya Organisasi.pptxInternalisasi Budaya Organisasi.pptx
Internalisasi Budaya Organisasi.pptx
 

Similar to KMS

Chapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationChapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationdodyprasetyotrisandy
 
Peta i think kpm
Peta i think kpmPeta i think kpm
Peta i think kpmAzrin Zaki
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiArjuna Ahmadi
 
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakai
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakaiRpp 7 karakteristik informasi siap pakai
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakaiArjuna Ahmadi
 
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0Togar Simatupang
 
Rpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiRpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiArjuna Ahmadi
 
Rpp 5 pengertian sistem informasi
Rpp 5 pengertian sistem informasiRpp 5 pengertian sistem informasi
Rpp 5 pengertian sistem informasiArjuna Ahmadi
 
Buku panduan kemahiran menaakul
Buku panduan kemahiran menaakulBuku panduan kemahiran menaakul
Buku panduan kemahiran menaakulAdila Dila
 
Knowledge managemen 1
Knowledge managemen 1Knowledge managemen 1
Knowledge managemen 1-Chi Yushi-
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan rian rian
 
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatifAl Azhar Indonesia University
 
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoran
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoranRpp 11 pengertian otomatisasi perkantoran
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoranArjuna Ahmadi
 
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptx
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptxProjek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptx
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptxMiscoTamaela1
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 

Similar to KMS (20)

Chapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationChapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codification
 
Peta i think kpm
Peta i think kpmPeta i think kpm
Peta i think kpm
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasi
 
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakai
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakaiRpp 7 karakteristik informasi siap pakai
Rpp 7 karakteristik informasi siap pakai
 
Sidang tesis Arman
Sidang tesis ArmanSidang tesis Arman
Sidang tesis Arman
 
3. peta pemikiran
3. peta pemikiran3. peta pemikiran
3. peta pemikiran
 
supartinah
supartinahsupartinah
supartinah
 
Chapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharingChapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharing
 
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0
Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0
 
Rpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasiRpp 3 data dan informasi
Rpp 3 data dan informasi
 
Rpp 5 pengertian sistem informasi
Rpp 5 pengertian sistem informasiRpp 5 pengertian sistem informasi
Rpp 5 pengertian sistem informasi
 
Buku panduan kemahiran menaakul
Buku panduan kemahiran menaakulBuku panduan kemahiran menaakul
Buku panduan kemahiran menaakul
 
Knowledge managemen 1
Knowledge managemen 1Knowledge managemen 1
Knowledge managemen 1
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 &amp; 3 pengertian penelitian kualitatif
 
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoran
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoranRpp 11 pengertian otomatisasi perkantoran
Rpp 11 pengertian otomatisasi perkantoran
 
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptx
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptxProjek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptx
Projek Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI.pptx
 
03 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-201403 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-2014
 
Lessonslearned
LessonslearnedLessonslearned
Lessonslearned
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
 

Recently uploaded

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (8)

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 

KMS

  • 1. Pertemuan ke: Fakultas Program Studi KnowledgeManagement Knowledge Capture Systems: Systems that Preserve and Formalize Knowledge Kelompok 6 Aditya Gunawan 20191000050 Timothy Aprilleardo Susanto 20191000051 09SAINS & TEKNOLOGI TEKNIK INFORMATIKA
  • 3. < >Menu Akhiri 3 • What are Knowledge Capture Systems? • Knowledge Management Mechanism to Capture Tacit Knowledge: Using Organization Stories • Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization • Designing the Knowledge Capture Systems • Barriers to Use of Knowledge Capture Systems Pembahasan
  • 4. < >Menu Akhiri 4 • Knowledge Capture Systems dirancang untuk membantu menghasilkan dan menyimpan pengetahuan, baik tacit atau explicit. • Pengetahuan dapat ditangkap menggunakan mekanisme dan teknologi, agar pengetahuan dapat dibagikan dan digunakan orang lain. • Storytelling (Bercerita) merupakan mekanisme dari peradaban awal untuk mewariskan nilai-nilai dan kebijakan dari satu generasi ke generasi lain. Pendahuluan
  • 5. < >Menu Akhiri 5 • Knowledge Capture Systems mendukung proses untuk mendapatkan pengetahuan explicit atau tacit yang mungkin terdapat pada orang, artefak, atau entitas organisasi. • Sistem ini membantu untuk menangkap pengetahuan dari antar karyawan, konsultan, kompetitor, pelanggan, supplier, dan mantan bos dari karyawan baru. • Knowledge Capture Systems bergantung pada mekanisme dan teknologi dengan memfasilitasi proses KM dari eksternalisasi dan internalisasi. What are Knowledge Capture Systems?
  • 6. < >Menu Akhiri 6 Memfasilitasi: Eksternalisasi (Konversi pengetahuan tacit ke bentuk explicit) Melalui pengembangan model (prototype) dan pelafalan kata dalam cerita. Internalisasi (Konversi pengetahuan explicit ke bentuk tacit). Melalui pembelajaran melalui observasi dan pertemuan tatap muka. Knowledge Capture Mechanism
  • 7. < >Menu Akhiri 7 Memfasilitasi: Eksternalisasi Melalui knowledge engineering yang diperlukan untuk implementasi teknologi cerdas seperti sistem pakar dan sistem penalaran berbasis kasus. Internalisasi Melalui komunikasi dan simulasi berbasis komputer. Knowledge Capture Technologies
  • 8. < >Menu Akhiri 8 • Organizational stories adalah narasi rinci tindakan manajemen masa lalu, interaksi karyawan, atau peristiwa intra-ekstra organisasi yang dikomunikasikan secara informal dalam organisasi (Swap dkk. 2001). • Mencakup plot, karakter utama, hasil, dan moral cerita. • Cerita harus berasal dari dunia yang dikenal oleh organisasi dan mencerminkan norma, nilai, dan budaya organisasi. Knowledge Management Mechanism For Capturing Tacit Knowledge: Using Organizational Stories
  • 9. “ ” < >Menu Akhiri 9 Ini karena cerita membuat informasi lebih hidup, menarik, menghibur, dan terkait erat dengan pengalaman pribadi dan karena banyaknya detail kontekstual (menambah makna) yang dikodekan dalam cerita. Cerita merupakan mekanisme yang ideal untuk menangkap pengetahuan tacit Swap dkk. 2001
  • 10. < >Menu Akhiri 10 • Dave Snowden (1999), seorang peneliti KM di IBM mengidentifikasi pedoman berikut untuk organizational storytelling: 1. Penulisan dan penyampaian cerita secara alami. 2. Cerita harus berakar pada materi anekdot yang mencerminkan komunitas yang bersangkutan. 3. Cerita seharusnya tidak mewakili perilaku idealis. 4. Program yang mendukung storytelling tidak bergantung pada ahli eksternal untuk kelangsungannya. 5. Organizational stories digunakan untuk mencapai suatu tujuan, bukan untuk menghibur saja. 6. Tidak mengeneralisasi setiap masalah dan melupakan rincian yang ingin dicapai. 7. Mematuhi standar dan aturan etika tertinggi.
  • 11. < >Menu Akhiri 11 • Menurut Phoel (2006), langkah-langkah berikut membuat storytelling sukses: 1. Memiliki tujuan yang jelas. 2. Identifikasi dan mengikuti contoh yang berhasil. 3. Katakan sejujurnya. 4. Tegaskan “siapa, kapan, dan apa”. 5. Menyederhanakan detail tertentu agar gagasan utama tersampaikan. 6. Menggarisbawahi dampak kegagalan. 7. Akhiri dengan positif. 8. Ajak pendengar untuk memiliki impian.
  • 12. “ ” < >Menu Akhiri 12 Kebenaran sangat penting sebagai bagian dari cerita yang kuat dan storyteller yang efektif Guber, 2007
  • 13. < >Menu Akhiri 13 • Menurut Guber (2007), ada 4 macam kebenaran dalam setiap cerita yang efektif: 1. Kebenaran bagi pencerita – Pencerita harus sesuai dengan ceritanya. 2. Kebenaran bagi audiens – Cerita harus memenuhi ekspektasi audiens dengan memahami apa yang dimengerti pendengar, memenuhi kebutuhan emosi, dan bercerita secara interaktif. 3. Kebenaran sesuai kejadian – Pencerita yang hebat mempersiapkan materinya sebaik mungkin dan tidak menyampaikan cerita yang sama dua kali. 4. Kebenaran pada misi – Karena pencerita yang hebat berfokus pada tujuan yang dikemas dalam cerita, pencerita harus menangkap dan mengeksresikan nilai yang ia yakini dan ingin orang lain mengambilnya sebagai milik mereka sendiri.
  • 14. < >Menu Akhiri 14 • Menurut Post (2002), yang perlu dipertimbangkan dalam desain dari program organizational storytelling adalah: 1. Orang harus setuju dengan ide yang bisa menjadi cara yang efektif untuk menangkap dan mentransfer pengetahuan tacit organisasi. 2. Mengidentifikasi orang di organisasi untuk membagikan apa yang mereka pelajari dan praktekkan. 3. Menggunakan perumpamaan untuk menghadapi masalah organisasi yang sulit. 4. Cerita hanya dapat dibagikan jika pendengar tertarik untuk mempelajarinya.
  • 15. < >Menu Akhiri 15 • Sejauh pembicara mampu memberikan penjelasan yang cukup jelas bagi pendengar sebagai “aktor dalam cerita”, maka cerita yang masuk kepikiran akan lebih banyak dan mudah untuk diingat (Swap dkk. 2001). • Maka dari itu, Steve Denning (2000) menjelaskan pentingnya springboard stories (Cerita batu loncatan). Audiens dapat lebih memahami bagaimana organisasi berubah dengan memvisualisasikan satu situasi yang terkait dengan transformasi organisasi skala besar. • Diceritakan dari sudut pandang protagonist. Springboard Stories
  • 16. < >Menu Akhiri 16 Latar: Lembaga Ilmu Pengetahuan X Pada 2017, ada seorang anak berumur 15 tahun menemukan energi listrik dari pohon kedondong. Ini karena dia membaca buku IPA bahwa buah yang mengandung asam bisa menghantarkan listrik. Hal yang paling mencolok dari gambaran ini bahwa kita tidak terlibat di dalamnya. Terlepas dari pengetahuan kita mengenai listrik, pengetahuan ini tidak tersedia bagi orang-orang yang bisa menggunakannya. Pikirkan bagaimana lembaga kita nantinya. Contoh Springboard Stories Sumber: https://www.tribunnews.com/sains/2017/05/12/duh-naufal- bocah-penemu-listrik-dari-pohon-kedondong-akan-dibajak-ilmuwan- jerman
  • 17. < >Menu Akhiri 17 • Narasi (Cerita) menangkap konten pengetahuan serta konteksnya dan jaringan sosial yang menentukan cara “Sesuatu dilakukan di sekitar sini“. • Teknik penangkapan pengetahuan yang berkaitan dengan cerita adalah: 1) Pengamatan Antropologis Menggunakan narasumber yang penasaran dan naif. Mereka menyampaikan pertanyaan tidak terduga dan penasaran. Dengan ini, audiens memikirkan sebuah anekdot untuk penjelasan dan menghasilkan 2) Lingkaran Storytelling Dibentuk oleh orang-orang yang memiliki tingkat hubungan dan identitas yang sama. Paling baik direkam menjadi video. Techniques for Organizing and Using Stories in the Organization
  • 18. < >Menu Akhiri 18 • Dit-Spinning Menunjukkan kecenderungan manusia untuk meningkatkan atau menyempurnakan cerita yang dibagikan sebelumnya. • Sejarah Alternatif Anekdot fiksi yang dapat memiliki titik balik yang berbeda, misalnya berdasarkan hasil proyek tertentu • Pergeseran Karakter/Konteks Anekdot fiksi di mana karakter dapat dialihkan untuk mempelajari perspektif baru dari cerita tersebut. • Cerita Tidak Langsung Mengizinkan pengungkapan cerita sehubungan dengan karakter fiksi, sehingga setiap kesamaan karakter dengan karakter kehidupan nyata dianggap murni kebetulan. • Metafora Memberikan referensi umum bagi grup untuk cerita, kartun, atau film yang umum dikenal. Eliciting Anecdots
  • 19. < >Menu Akhiri 19 • Dokumentasi didapatkan setelah penerapan suatu keahlian. • Teknologi memfasilitasi penangkapan pengetahuan ahli seperti: 1) Peta Konsep Digunakan sebagai alat pemodelan pengetahuan. Paling baik diterapkan saat kegiatan edukasi (Explicit). 2) Context-based reasoning (CxBR) Digunakan untuk mensimulasikan perilaku manusia. Paling baik diterapkan untuk menangkap pengetahuan tacit para ahli, yang membutuhkan penilaian situasi, pemilihan rencana tindakan, dan tindakan atas rencana tersebut Designing the Knowledge Capture Systems
  • 20. < >Menu Akhiri 20 • Peta konsep, dikembangkan oleh Novak (Novak 1998; Novak dan Cañas 2008; Novak dan Gowin 1984), bertujuan untuk merepresentasikan pengetahuan melalui konsep tertutup dalam lingkaran atau kotak dari beberapa jenis, yang terkait melalui garis penghubung atau proposisi. Konsep dianggap sebagai aturan dalam peristiwa atau objek yang ditentukan oleh label. • Berisi dua konsep yang dihubungkan dengan kata yang menghubungkan menjadi satu dalil, juga disebut a unit semantik atau unit makna. Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Concept Maps
  • 22. < >Menu Akhiri 22 • Peta konsep dan pengetahuan terorganisir — dihubungkan bersama untuk membentuk proposisi: "Peta konsep mewakili pengetahuan yang terorganisir." • Proposisi tambahan memperluas arti peta konsep, seperti "Konsep terstruktur secara hierarkis". • Sumbu vertikal mengekspresikan kerangka hierarki untuk mengatur konsep. Konsep yang lebih umum ditemukan di bagian atas peta dengan konsep yang semakin spesifik dan yang kurang umum disusun di bawahnya. Peta-peta ini menekankan konsep yang paling umum dengan menghubungkannya dengan ide-ide pendukung proposisi. • Kekuatan ekspresif mereka yang kaya berasal dari kemampuan setiap peta untuk memungkinkan penciptanya menggunakan kumpulan kata-kata penghubung yang hampir tak terbatas untuk menunjukkan bagaimana makna telah dikembangkan. • Peta konsep dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan seseorang tentang topik tertentu dalam konteks tertentu.
  • 23. < >Menu Akhiri 23 • Pengetahuan taktis mengacu pada kemampuan manusia yang memungkinkan para ahli domain untuk menilai situasi yang ada di antara berbagai masukan, memilih rencana yang paling sesuai dengan situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu (Gonzalez danAhlers 1998; Thorndike dan Wescort 1984). • Contoh Skenario: Seorang ayah dan keluarganya berpergian. Ayah menerima banyak masukan, seperti suara radio, istri, dan anak-anak. Ayah juga menerima masukan dari lampu lalu lintas dan penunjuk arah. Ayah mampu menangani situasi ini secara kognitif walaupun menerima banyak masukan (selama masih normal). Tetapi bila ada bunyi sirine polisi yang menyuruhnya berhenti, maka Ayah akan langsung berhenti. Knowledge RepresentatIon Through the Use Of Context-Based Reasoning
  • 24. < >Menu Akhiri 24 • Context-Based Reasoning adalah paradigma representasi perilaku manusia yang dirancang khusus untuk secara efektif mewakili perilaku taktis manusia (Gonzalez dkk. 2008). • Perilaku taktis didefinisikan sebagai: “Proses pengambilan keputusan yang terus menerus dan dinamis oleh agen yang melakukan (manusia atau sebaliknya) yang berinteraksi dengan lingkungannya saat mencoba untuk menjalankan misi di lingkungan itu" (Gonzalez dkk. 1998 , 2002, 2008). Dalam pengertian ini, pengetahuan taktis dikaitkan dengan menilai situasi saat ini, memilih rencana untuk menangani situasi saat ini, dan melaksanakan rencana itu.
  • 25. < >Menu Akhiri 25 • CxBR didasarkan pada prinsip dasar berikut (Gonzalez dan Ahlers 1993): 1. Situasi taktis membutuhkan serangkaian tindakan dan prosedur yang menangani situasi saat ini dengan benar. 2. Saat situasi berkembang, transisi ke konteks lain atau serangkaian tindakan dan prosedur mungkin diperlukan untuk menangani situasi baru. 3. Apa yang mungkin terjadi dalam konteks atau situasi saat ini dibatasi oleh konteks itu sendiri.
  • 26. < >Menu Akhiri 26 • Penghalang terbesar untuk perolehan otomatis pengetahuan pakar adalah bahwa untuk menyelesaikan tugas ini secara efektif, insinyur pengetahuan memerlukan pengembangan beberapa gagasan tentang sifat dan struktur pengetahuan di awal proses. • Hanya jika ahli mampu mengembangkan ide tentang jenis atau sifat pengetahuan di awal proses, dia dapat mewakilinya secara memadai. Secara teori, kita bisa menggantikan insinyur pengetahuan dengan sistem penangkapan pengetahuan cerdas yang akan mengembangkan serangkaian pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan yang memadai dari ahli materi pelajaran. Barriers to Use of Knowledge Capture Systems
  • 27. < >Menu Akhiri 27 • Dari sudut pandang pakar yang akan dihadapkan dengan tugas berinteraksi dengan sistem penangkapan pengetahuan, hal ini dapat menimbulkan hambatan tambahan. Yang pertama adalah bahwa pakar tersebut perlu mengambil inisiatif untuk mempelajari cara berinteraksi dengan sistem, dan dia mungkin perlu dilatih melalui beberapa sesi pertama sampai dia mencapai tingkat kenyamanan tertentu dengan teknologi tersebut.
  • 28. < >Menu Akhiri 28 • Irma Becerra-Fernandez and Rajiv Sabherwal, “Knowledge Management: Systems and Processes”. M.E. Sharpe, Inc. 2010 • https://www.jawapos.com/features/14/05/2017/kisah- mengagumkan-naufal-raziq-bocah-aceh-penemu-energi- listrik-dari-pohon-kedondong/ Referensi

Editor's Notes

  1. Contoh storytelling: Cerita turun-temurun.
  2. Contoh: Seorang supir taxi online diminta untuk menjemput bos dari kliennya. Maka klien itu harus: Memiliki tujuan yang jelas (Menjemput bos). Memberi contoh dengan menulis nama bosnya di kertas, lalu diangkat saat kedatangan. Katakan sejujurnya penampilan dan kepribadian bos itu. Sebutkan nama, jam brp harus dijemput, dan apa yang harus dilakukan. Tidak perlu menjelaskan mengenai rincian pesawat, hanya jenis dan jam landing saja. Mengatakan bahwa jika terlalu lama, bosnya akan marah. Mengucapkan terimakasih. Memberi impian berupa tarif yang akan diterima supir.