Studi ini meneliti implementasi berbagi pengetahuan di perpustakaan lembaga penelitian Yayasan Pelangi Indonesia, termasuk kontributor, peserta, fasilitator, dan media yang digunakan serta kepercayaan antara kontributor dan peserta."
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Sidang tesis Arman
1. Studi Interaksi Simbolik Kualitatif mengenai Implementasi Berbagi Pengetahuan
(Knowledge Sharing) di Perpustakaan Lembaga Penelitian
Yayasan Pelangi Indonesia
Arman Kurniadi
2. Latar Belakang Penelitian
Yayasan Pelangi Indonesia sebagai salah satu lembaga riset independen, melakukan
penerapan Knowledge Management sebagai usaha di dalam meningkatkan kualitas
penelitian yang dihasilkan.
Pengetahuan yang terdapat pada Yayasan Pelangi, baik dalam bentuk tacit knowledge
maupun explicit knowledge merupakan aset dari Yayasan Pelangi yang perlu dikelola
dengan baik. (orang boleh pergi, pengetahuan harus tetap tinggal)
Proses berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing) harus dipastikan berjalan secara
berkesinambungan sehingga Knowledge Management dapat terus terjaga
keberlangsungannya
Penerapan Knowledge Management ini ternyata masih mengalami kendala terutama
pada budaya masyarakat yang sulit untuk berbagi pengetahuan.
3. Maksud dan tujuan
Maksud penyusunan tesis ini adalah untuk mengetahui Implementasi berbagi
pengetahuan (knowledge sharing) pada perpustakaan lembaga penelitian
Yayasan Pelangi Indonesia.
Tujuan penyusunan tesis ini adalah untuk:
Mengetahui implementasi berbagi pengetahuan (knowledge sharing) oleh
kontributor, peserta, dan fasilitator pada perpustakaan lembaga penelitian
Yayasan Pelangi Indonesia.
Mengetahui media yang digunakan dalam melakukan berbagi pengetahuan
(knowledge sharing) pada perpustakaan lembaga penelitian Yayasan Pelangi
Indonesia
Mengetahui trust (kepercayaan) antara kontributor dan peserta dalam
melakukan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) pada perpustakaan
lembaga penelitian Yayasan Pelangi Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yakni aspek teoritis dan aspek
praktis, sebagai berikut:
Manfaat Teoretis
Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu informasi dan
perpustakaan.
Memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian di bidang Knowledge
Management.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah Yayasan Pelangi mendapatkan
informasi dari eksplorasi mengenai implementasi berbagi pengetahuan
(knowledge sharing) pada perpustakaan lembaga penelitian Yayasan Pelangi
Indonesia.
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif merujuk kepada prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif, yakni apa yang
dituturkan orang, baik lisan maupun tulisan, apa yang
dilakukan orang secara fundamental bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri (Bogdan
dan Taylor, 1971: 4).
6. Kajian Literatur
Review Hasil Penelitian sejenis
No Item Suhitarini
Soemarto Putri
Rini Muliahati Natalia Kosasih Arman Kurniadi
1 Judul Knowledge Management System:
Knowledge Sharing Culture di Dinas
Sosial Provinsi DKI Jakarta
Model Knowledge Sharing Berbasis
Kompetensi: Studi Kasus Biro
Kepegawaian dan Organisasi
Departemen Komunikasi dan
Informatika
Pengaruh Knowledge Management
Terhadap Kinerja Karyawan: Studi
Kasus Departemen Front Office
Surabaya Plaza Hotel
Implementasi Knowledge
Sharing di Perpustakaan
Lembaga Penelitian
2 Tahun 2009 2009 2007 2010
3 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana
membangun budaya Knowledge Sharing
antar pegawai Dinas Sosial dalam rangka
peningkatan kinerja dan konsep KMS
untuk meningkatkan keunggulan pada
Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
Untuk mengidentifikasi keadaan jejaring
knowledge dan Knowledge Sharing
pada biro kepegawaian dan organisasi
(Rowai) Departemen Komunikasi dan
Informatika Jakarta
Untuk mengukur pengaruh dari
knowledge management terhadap
kinerja karyawan dengan studi kasus
pada departemen front office di
Surabaya Plaza Hotel
Untuk mengetahui
bagaimana implementasi
Knowledge Sharing di
Perpustakaan Yayasan
Pelangi Indonesia Jakarta
4 Hasil Portal Jejaring Knowledge -
5 Penelitian Knowledge Management System
memudahkan untuk mengelola
pengetahuan tacit dan eksplisit karena
pengetahuan tersimpan berbentuk digital
dan lebih terstruktur
knowledge dan Knowledge Sharing di
Rowai Kedua-duanya dalam keadaan
cukup baik, selain itu, pegawai Rowai
yang kompeten yaitu pegawai yang
memiliki knowledge dan menjadi
referensi knowledge bagi banyak
pegawai, juga dapat diketahui
management secara tidak langsung
mempengaruhi kinerja karyawan, ada
pengaruh yang signifikan antara
personal knowledge terhadap job
procedure, dan faktor yang paling
dominan mempengaruhi kinerja
karyawan adalah technology
6 Perbedaan Penelitian ini membuat sebuah portal
sebagai sebuah sistem knowledge
management yang memudahkan untuk
mengelola pengetahuan pada organisasi
tersebut.
Penelitian ini menganalisis bagaimana
keadaan Knowledge Sharing pada
suatu organisasi dengan menggunakan
Social Network Analysis (SNA)
Penelitian ini hanya mengukur
pengaruh penerapan knowledge
management terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian ini direncanakan
untuk mengetahui
bagaimana proses
implementasi Knowledge
Sharing berdasarkan
elemen pengembangan
Knowledge Sharing.
7 Kritik Penelitian ini membuat portal dengan
tujuan untuk mengelola pengetahuan
pada organisasi tersebut. Pengelolaan
pengetahuan pada organisasi sangat
bergantung pada kelancaran proses
Knowledge Sharing pada organisasi
tersebut.
Penelitian ini menganalisi keadaan
jejaring knowledge dan keadaan
Knowledge Sharing berdasarkan pada
SNA. Knowledge Sharing disini lebih
dipandang sebagai sebuah hubungan
sosial antar orang dan dapat
dimodelkan sebagai hubungan jejaring.
Penelitian ini hanya mengukur
pengaruh penerapan knowledge
management terhadap kinerja
karyawan.
7. Landasan Teoritis
Paradigma Interaksi Simbolik
Setiap orang membawa bidang pengalaman yang unik dalam tiap
episode komunikasi dan pengalaman-pengalaman tersebut sering kali
memengaruhi komunikasi yang terjadi. (West & Turner, 2008: 13)
Teori interaksionisme simbolik memandang bahwa makna-makna
(meanings) dicipta dan dilanggengkan melalui interaksi dalam
kelompok-kelompok sosial. Interaksi sosial memberikan,
melanggengkan dan mengubah aneka konvensi, seperti peran, norma,
aturan dan makna-makna yang ada dalam suatu kelompok sosial.
8. Landasan Konsepsi
Manajemen Pengetahuan
Knowledge management menurut Amrit Tiwana,
“management of organizational knowledge for creating business value and generating a competitive
advantage”. (Tiwana, 2000:5).
Data, Informasi dan Pengetahuan
Data menurut Amrit Tiwana,
“Data is a set of particular and objective facts about an event or simply the structured record of a
transaction.” (Tiwana, 2000: 59)
Informasi menurut Peter Drucker dalam Amrit Tiwana,
“Information is data endowed with relevance and purpose”. (Tiwana, 2000: 61).
Pengetahuan menurut Davenport dan Prusak dalam Tiwana,
Knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, expert insight and
grounded intuition that provides an environment and framework for evaluating and incorporating new
experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it
often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines,
processes, practices, and norms. (Tiwana, 2000: 57).
9. Landasan Konsepsi
Berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing).
Berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing) adalah tahapan
diseminasi dan penyediaan knowledge pada saat tepat untuk karyawan
yang membutuhkan. (Tobing, 2007: 9)
Teori Pengembangan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)
Probst menyebutkan bahwa kunci pertanyaan dari Knowledge
Sharing adalah
Who should know how much abaout what or be able to do what and to
what level?
How can we facilitate the sharing and distribution of knowledge?
(Probst, 2000: 31-32)
10. Kerangka Pemikiran
Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)
Aspek-aspek Pengembangan Berbagi
Pengetahuan (knowledge sharing) dalam
penelitian ini:
1. Kontributor, Peserta, Fasilitator
2. Media
3. Kepercayaan dan keterbukaan
Implementasi
Berbagi Pengetahuan
(Knowledge Sharing) pada
Perpustakaan Yayasan Pelangi
Indonesia
Interaksi Simbolik
1. Pentingnya makna bagi
perilaku manusia
2. Pentingnya konsep mengenai
diri
3. Hubungan antara individu
dengan masyarakat
11. Fokus Penelitian Masalah
Identifikasi masalah penelitian ini adalah :
Bagaimana kontributor, peserta dan fasilitator melakukan Knowledge
Sharing pada perpustakaan lembaga penelitian Yayasan Pelangi
Indonesia?
Media apa yang digunakan dalam melakukan Knowledge Sharing pada
perpustakaan lembaga penelitian Yayasan Pelangi Indonesia?
Bagaimana trust (kepercayaan) antara kontributor dan peserta dalam
melakukan Knowledge Sharing pada perpustakaan lembaga penelitian
Yayasan Pelangi Indonesia?
13. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah para karyawan di Yayasan Pelangi
Indonesia.
Obyek penelitian ini adalah Perpustakaan Yayasan Pelangi Indonesia
14. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 (empat) teknik
pengumpulan data, yaitu meliputi:
Observasi/Pengamatan
Wawancara/Interview
Studi Pustaka
Dokumentasi
15. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Perpustakaan Yayasan Pelangi
Indonesia. Yang terletak di Jalan Wijaya V No. 14B Jakarta.
Waktu penelitian direncanakan akan dimulai pada bulan Februari 2011
hingga April 2011.
16. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis model interaktif (interactive of analysis) yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman sebagaimana yang diuraikan oleh Bungin
yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu:
Reduksi data (data reduction)
Penyajian data (data display)
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing &
verifying)
17. Validitas / Keabsahan Data
Peneliti akan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data
sebagai berikut:
Perpanjangan keikutsertaan
Ketekunan/keajegan pengamatan
Triangulasi
18. Hasil Penelitian
Sekilas Pelangi
Pelangi adalah sebuah lembaga penelitian
independent yang aktif melakukan penelitian di
bidang energi, kehutanan, transportasi, polusi udara,
dan perubahan iklim untuk menuju pembangunan
yang berkelanjutan. Pelangi memulai debutnya di
tahun 1990 sebagai “think-thank” informal untuk isu-isu
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan bagi gerakan LSM.
19. Perpustakaan Yayasan Pelangi Indonesia
Perpustakaan Yayasan Pelangi Indonesia berdiri seiring dengan berdirinya Yayasan
Pelangi Indonesia sejak tahun 1990, namun secara resmi perpustakaan didirikan pada
saat Yayasan Pelangi diresmikan pada tanggal 27 Maret 1992. Perpustakaan ini memiliki
tujuan untuk membantu kegiatan Yayasan Pelangi Indonesia untuk menyebarluaskan
isu utama lembaga induknya yaitu isu energi, perubahan iklim, transportasi, kualitas
udara dan kehutanan ketengah masyarakat dengan melalui kepustakaan yang ada di
perpustakaan. Tujuan lainnya adalah untuk mengumpulkan segala macam bahan
cetakan berupa buku, brosur, hasil seminar dan bahan-bahan lainnya maupun bahan
non cetak yang berhubungan dengan masalah energi, perubahan iklim, transportasi,
kualitas udara dan isu lingkungan hidup lainnya.
Mendokumentasikan/menginventarisasi semua koleksi bahan pustaka yang ada untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
20. Implementasi Berbagi Pengetahuan oleh Kontributor, Peserta
dan Fasilitator
Kegiatan berbagi pengetahuan merupakan salah satu proses utama dari
manajemen pengetahuan (knowledge management) yang digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi, atau
perusahaan untuk berbagi pengetahuan (knowledge), teknik, pengalaman, dan
ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan adalah
tahapan disseminasi dan penyediaan pengetahuan pada saat tepat untuk
karyawan yang membutuhkan. Berbagi pengetahuan dianggap sebagai
hubungan atau interaksi sosial antar orang per orang yang melibatkan
kontributor, peserta, dan fasilitator serta membutuhkan media sebagai sarana
menyampaikan pengetahuan. Berbagi pengetahuan juga harus dilandasi
dengan adanya kepercayaan (trust) antara kontributor dan peserta.
21. Diskusi di Pelangi
18 Januari 2011
Meningkatkan Layanan Busway Sebagai Solusi Mengatasi Kemacetan
Transportation Specialist dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).
16 Februari 2011
Optimalisasi Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Executive Director Yayasan Pelangi
29 Maret 2011
Konversi Minyak Tanah ke LPG: menuju Pembangunan Rendah Emisi yang Berkelanjutan
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Energy Officer World Wild
Fund (WWF)
13 Juni 2011
Persiapan Pelaksanaan Proyek Sustainable Tourism through Energy Efficiency with Adaptation and
Mitigation Measures in Pangandaran” (STREAM)
UNWTO
22. Media
Media yang digunakan dalam berbagi pengetahuan di Yayasan Pelangi ada dua jenis,
yaitu media yang bersifat tatap muka dan media online.
Media yang bersifat tatap muka contohnya adalah diskusi dan rapat.
Sedangka media berbagi pengetahuan yang sifatnya online adalah website dan Program
Infokom yang terdapat di server perpustakaan. Website dan program Infokom dikelola
oleh Perpustakaan Yayasan Pelangi.
Media berbagi lain seperti facebook, twitter, dan email pribadi dikelola oleh masing-masing
pihak, baik kontributor dan juga peserta.
23. Trust / Kepercayaan
Kepercayaan karyawan dalam berbagi pengetahuan di Perpustakaan Yayasan Pelangi
belum berjalan baik, karena masih ada beberapa karyawan yang merasa bahwa berbagi
pengetahuan tidak memberikan efek apa pun terhadap kinerja mereka sebagai
karyawan. Hal ini terjadi di divisi lain selain bagian program dan komunikasi informasi.
Hal ini juga bisa diakibatkan oleh karena diskusi yang sering dilaksanakan hanya
menyangkut isu-isu yang terkait dengan penelitian di Yayasan Pelangi. Selain itu
hambatan dalam berbagi pengetahuan juga dikarenakan masih adanya karyawan yang
merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya tidak memberikan manfaat bagi si
peneriama, karena si penerima memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
24. Berbagi Pengetahuan dan Interaksi Simbolik
Penjabaran interaksi simbolik ini dalam aplikasinya memberikan landasan bagaimana
seorang individu dari perspektif komunikasi memberikan pengetahuannya kepada
individu lain.
Berbagi pengetahuan merupakan sebuah proses komunikasi dimana seorang
kontributor memberikan pengetahuan yang awalnya berasal dari informasi dan data.
Informasi dan data terdiri dari simbol-simbol yang telah dibentuk oleh pikiran
berdasarkan perspektif dari kontributor tersebut.
Pengetahuan tersebut kemudian disebarkan kepada masyarakat, terutama masyarakat
dimana individu tersebut beraktivitas.
Masyarakat ini didalam berbagi pengetahuan disebut peserta.
25. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kontributor dalam aktivitas berbagi pengetahuan di
Perpustakaan Yayasan Pelangi Indonesia adalah para peneliti dan pihak eksternal Yayasan Pelangi
yang diundang untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan Yayasan Pelangi Indonesia.
Peneliti membagi pengetahuan tacitnya melalui diskusi dan rapat, sedangkan untuk pengetahuan
eksplisitnya peneliti lebih sering memberikan dalam bentuk tercetak ke Perpustakaan Yayasan
Pelangi Indonesia dan dalam bentuk digital yang langsung diserahkan ke program Infokom didalam
server Perpustakaan Yayasan Pelangi. Karyawan pada bagian lain bisa dikatakan sangat jarang
menjadi kontributor pada diskusi atau rapat karena umumnya tema yang diangkat bukan tema yang
menjadi keahlian dari karyawan tersebut.
Peserta dalam aktivitas berbagi pengetahuan di Perpustakaan Yayasan Pelangi Indonesia tidak hanya
terfokus pada internal dari Yayasan Pelangi Indonesia. Mereka adalah stakeholder, pemerintah dan
masyarakat umum. Peserta yang berasal dari internal menerima pengetahuan dari mengikuti
seminar, rapat, dan dari program Infokom. Sedangkan peserta yang berasal dari eksternal Yayasan
Pelangi menerima pengetahuan dari website dan dari program Kampanye Pelangi.
Fasilitator dalam aktivitas berbagi pengetahuan di Yayasan Pelangi Indonesia diserahkan kepada
Pustakawan. Executive Director Yayasan Pelangi menilai bahwa Pustakawan lebih tepat dalam
menggerakkan aktivitas berbagi pengetahuan dan mengelola media berbagi pengetahuan.
26. Saran
Untuk menggerakkan kontributor yang berasal dari karyawan di bagian keuangan dan
bagian umum, fasilitator harusnya membuat sebuah diskusi informal yang membahas
tema-tema seputar masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan. Diskusi ini
diharapkan berlangsung secara konsisten dan menjadi budaya di Yayasan Pelangi
Indonesia.
Pimpinan harusnya menerapkan reward and punishment dalam berbagi pengetahuan.
Reward dapat berupa pujian dalam pertemuan atau rapat karyawan dan punishment
yang diberikan dapat berupa notifikasi kepada karyawan yang tidak aktif sambil
menanyakan apa yang menjadi hambatan bagi karyawan tersebut dalam melaksanakan
berbagi pengetahuan.
Pimpinan harus selalu memantau kegiatan berbagi pengetahuan dan kalau
memungkinkan turut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, tidak hanya sebatas
menjadi kontributor, tetapi juga menjadi peserta.