Dokumen tersebut membahas tentang pergaulan sehat pada remaja. Terdapat pengertian pergaulan sehat, cara bergaul secara sehat, faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, prinsip dasar pergaulan sehat, dampak pergaulan yang salah, dan upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat.
2. A. Pengertian Pergaulan Sehat
• Pergaulan adalah interaksi antar
individu baik perorangan maupun
kelompok. Prinsip-prinsip
pergaulan adalah kebenaran,
kebaikan, keindahan, dan
persamaan. Dalam bergaul
terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu kondisi fisik,
kebebasan emosional, interaksi
sosial, dan pengetahuan terhadap
kemampuan sendiri.
• Pergaulan yang sehat ialah
pergaulan sesama atau lawan
jenis yang baik, tidak melanggar
aturan norma dan etika yang
berlaku di masyarakat. Ciri-ciri
pergaulan sehat ialah mau
menyadari perkembangan diri,
bernilai positif, mampu untuk
mengerti, tidak berprasangka
buruk, saling terbuka, serta
menghormati dan kekurangan
masing-masing.
3. B. Beberapa Cara Remaja Bergaul
secara Sehat
• Bergaul dengan siapa saja adalah hal yang
baik, tetapi tetap harus memperhatikan
bagaimana cara bergaul secara sehat. Berikut
adalah beberapa contoh remaja bergaul
secara sehat.
4. 1. Adanya kesadaran beragama bagi
remaja.
• Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya
pemahaman, pendalaman, serta ketaatan
terhadap ajaran-ajaran agama. Dalam
kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa
anak remaja yang melakukan kejahatan
sebagian besar kurang memahami norma-
norma agama. Oleh karena itu, kita harus
memiliki kesadaran beragama agar tidak
terjerumus dalam pergaulan tidak sehat.
5. 2. Memiliki rasa setia kawan.
• Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja
yang baik, peranan rasa setia kawan sangat
dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang
dapat membuat kehidupan remaja menjadi
tentram.
6. 3. Memilih teman.
• Maksud dari memilih teman adalah
mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh
dengan sifat yang tidak baik. Walaupun
begitu, teman yang pergaulannya buruk tidak
harus kita asingkan, kita tetap berteman
dengannya, tetapi harus menjaga jarak.
Jangan terlalu dekat dengan dia.
7. 4. Mengisi waktu dengan kegiatan
yang positif.
• Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya
dengan bacaan yang buruk (misalnya
novel/komik seks), hal itu akan berbahaya dan
dapat menghalangi mereka untuk berbuat
baik. Maka, jika ada waktu senggang kita
harus mengisinya dengan hal-hal yang positif,
misalnya menulis cerpen, menggambar, atau
yang lainnya.
8. 5. Antara laki-laki dan perempuan
memiliki batasan-batasan tertentu.
• Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga
jarak dengan lawan jenisnya. Sebagai contoh
jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
9. 6. Menstabilkan emosi.
• Jika memiliki masalah kita tidak boleh emosi.
Harus sabar dengan cara menenangkan diri.
Harus menyelesaikan masalah dan komunikasi
bukan amarah atau emosi.
10. C. Faktor yang Mempengaruhi
Pergaulan Remaja
• Sebagai makhluk sosial, individu dituntut
untuk mampu mengatasi segala permasalahan
yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan sosial dan mampu menampilkan
diri sesuai dengan aturan dan norma-norma
yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan
pada remaja, ada beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi antara lain sebagai berikut.
11. Kondisi fisik
• penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya
mempunyai standar-standar tertentu dengan sosok
ideal yang mereka dambakan, misalnya standar cantik
adalah postur tinggi, tubuh langsing, dan berkulit
putih. Namun, tentu saja tidak semua remaja memiliki
kondisi fisik seideal itu. Oleh karena itu, remaja harus
bisa belajar menerima dan memaafkan bagaimanapun
kondisi fisik seefektif mungkin. Remaja harus
menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahirnya
bukanlah makna kecantikan yang sesungguhnya.
Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani,
akhlak, dan kepribadian yang baik.
12. Kebebasan emosional
• pada umumnya remaja ingin memperoleh kebebasan emosional.
Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Dalam
masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja
senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya diakui
dan disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika
terjadi perbedaan pendapat antara anak dan orang tua, pendekatan
yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling
pengertian masing-masing pihak berusaha memahami sudut
pandang pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan
dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa
aktivitas tertentu bersama-sama yang terpenting orang tua dapat
menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Inti dari
metode pemecahan konflik yang aman antara orangtua dan anak
adalah menjadi pendengar yang aktif.
13. Interaksi Sosial
• kemampuan untuk melakukan interaksi sosial
juga sangat penting dalam membentuk
konsep diri yang positif sehingga seseorang
mampu melihat dirinya sebagai orang yang
kompeten dan disenangi oleh lingkungan. Dia
memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya
sesuai dengan kenyataan yang ada (tidak
dikurangi atau dilebih-lebihkan)
14. Pengetahuan terhadap Kemampuan
Diri
• setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri
manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya
harus terus digali dan terus di rangsang agar
keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana
potensi itu dan di jalur mana potensi itu
terkonsentrasi untuk selanjutnya diperdalam
sehingga dapat melahirkan karya yang berarti.
Dengan menerima kemampuan diri secara positif,
seorang remaja diharapkan lebih mampu
menentukan keputusan yang tepat terhadap apa
yang akan dijalani, seperti memilih sekolah atau
jenis kegiatan yang diikuti.
15. Penguasaan Diri terhadap Nilai-nilai
Moral dan Agama
• William James, seorang psikolog mendalami
psikologi agama, mengatakan bahwa orang yang
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama
cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat.
Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positif,
optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah
dan vitalitas. Sebaiknya orang yang memandang
agama sebagai suatu kebiasaan yang
membosankan atau berjuang yang berat dan
penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia
akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa
bersalah, murung, dan tertekan.
16. Sikap-Sikap dalam Pergaulan Remaja
Dalam pergaulan remaja yang baik diperlukan beberapa
sikap sebagai berikut:
• Tampilan fisik bersih dan rapi
• Berbicara dengan sikap santun
• Membiasakan untuk memberi dan berbagi.
• Menghindari pembicaraan yang kurang bermanfaat.
• Tidak mencuri dengar atau tidak membiasakan diri
menguping pembicaraan orang lain.
• Bersikap peduli saat teman sedang mencurahkan isi
hati rendah hatinya.
• Menjadi diri sendiri
17. E. Prinsip Dasar Pergaulan Sehat
• Pergaulan yang sehat pergaulan yang tidak
terjebak dalam dua kutub yang ekstrem yaitu
tidak terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu
bebas. Konsep pergaulan sehat semestinya lebih
ditekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk
mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin
persaudaraan dan menambah wawasan. Ada
beberapa prinsip dasar pergaulan yang sehat
yang perlu diperhatikan agar pergaulan dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan, yaitu
sebagai berikut :
18. Saling Menyadari Bahwa Semua Orang
Saling Membutuhkan
• seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan
membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul,
supaya kita tidak menjadi manusia paling egois dan merasa paling
benar. Anda pastinya tahu mengapa manusia diciptakan berbeda-
beda. Supaya manusia bisa saling mengenal, saling membantu, dan
saling menutupi kekurangan masing-masing dengan kelebihan yang
kita punya. Sebagai contoh, orang miskin butuh orang kaya, atasan
butuh bawahan, bawahan juga butuh atasan, petani butuh penjual
cangkul, penjual cangkul butuh pandai besi, wanita butuh laki-laki,
pelajar butuh seorang guru, presiden butuh rakyat, penulis butuh
penerbit, penerbit juga butuh penulis, dan masih banyak lagi yang
lain. Intinya kita saling membutuhkan, jika hari ini sudah melekat
dalam jiwa kita, kita akan lebih mudah bergaul dengan orang lain
secara sehat.
19. Hubungan Memberi Nilai Positif Bagi
Kedua Belah Pihak
• hubungan yang baik adalah berhubungan yang
saling menguntungkan. Anda pasti tidak suka
dirugikan demikian sebaliknya orang lain juga
tidak suka dirugikan. Oleh karena itu, salah satu
dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis
mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk
merugikan oleh orang lain, berpikir saja kita tidak
diperbolehkan apalagi melakukannya. Ketika
seseorang hidup dengan penuh rasa respek dan
saling menguntungkan, maka hubungan yang
harmonis akan lebih mudah terjalin.
20. Saling Menghormati dan Menghargai
• jika kita ingin dihargai dan dihormati orang lain,
kita harus lebih dahulu bisa menghargai dan
menghormati orang lain. Menghargai dan
menghormati orang lain bisa dilakukan dengan
banyak hal seperti menghargai dan menghormati
pendapat orang lain, cara beribadah orang lain
adat istiadat orang lain, cara berpikir orang lain,
dan sebagainya. Hal ini penting dilakukan untuk
membangun sebuah hubungan yang positif
dengan orang lain.
21. Tidak Berprasangka Buruk
• agama manapun jelas melarang seseorang
untuk berperasangka buruk pada orang lain,
karena prasangka buruk hanya akan
mendatangkan masalah dan permusuhan
antara kita dan orang lain. Hal ini tentunya
harus kita hindari, jika kita ingin membangun
sebuah hubungan yang sehat dengan orang
lain
22. Saling Memahami Perbedaan
• manusia dilahirkan dengan berbagai macam
perbedaan, baik dari segi fisik, psikologis, ras,
suku maupun budaya. Setiap manusia memiliki
keunikan tersendiri. Oleh karena itu, kita harus
memahami perbedaan tersebut. Apa yang kita
rasa cocok untuk diri kita belum tentu cocok
untuk orang lain, apa yang kita pikir benar belum
tentu juga benar menurut orang lain, apa yang
kita rasa baik buat diri kita belum tentu baik
dengan untuk orang lain. Sadarilah ini dengan
baik, supaya kita bisa menjalani hubungan yang
lebih sehat dan kondusif.
23. Saling Memberikan Nasehat
• orang bijak berkata bahwa teman yang baik
adalah teman yang mengajak ke jalan yang baik
dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga
salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan
saling memberikan nasehat, kita secara tidak
langsung menjalin hubungan yang lebih sehat
bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat
kelak. Oleh karena itu jangan bosan untuk
memberikan nasehat kepada orang lain, apalagi
mereka adalah teman kita.
24. F. Dampak dari Pergaulan yang Salah
• Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah,
sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih
menyenangkan sehingga mudah terlena dan sulit
menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Pergaulan tidak sehat atau bisa disebut pergaulan bebas
adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang bebas
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar dengar baik di lingkungan maupun dari media
massa. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul
sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi,
pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
25. G. Upaya untuk Mewujudkan Pola
Pergaulan yang Sehat
Berikut cara mewujudkan pola pergaulan sehat.
• Menguatkan Iman Apapun Agama yang Dianut, anda harus
menjadi pribadi yang cerdas dan memiliki karakter iman
yang kuat. Iman yang kuat dan akan membentengi anda
dari pergaulan bebas. Ketahuilah bahwa memperkuat Iman
ini sangat penting karena dengan norma agama membantu
Anda saat sedang lalai.
• Pintar Memilih Teman Bergaul, saat ini memang cukup sulit
mencari teman yang baik. Anda yang sedang bergaul
dengan teman yang suka merokok, Anda juga yang terkena
asapnya. Gambaran tersebut mencerminkan bahwa jika
anda tidak pintar memilih teman, Anda akan terpengaruh
juga oleh sikap negatifnya. Selain itu, juga jangan bergaul
dengan orang yang cenderung berbuat seks bebas.
26. G. Upaya untuk Mewujudkan Pola
Pergaulan yang Sehat
• Menjaga Hubungan Baik dengan Orang Tua, banyak remaja yang
menentang kedua orang tuanya ketika sedang dinasehati, padahal orang
tua itu sangat berpengaruh membentuk karakter anak. Jika anda memiliki
orang tua yang baik, terus ikuti apa yang dikatakannya. Apa yang mereka
katakan itu tentunya akan berdampak positif pada diri Anda. Untuk itu
jalin lah hubungan yang baik dengan kedua orang tua.
• Hindari Menonton Film Berbau Pornografi, anda mungkin tidak sadar
cuplikan film akan tertanam di pikiran bawah sadar. Adegan-adegan itu
tidak senonoh biasanya muncul kapan saja hal tersebut bisa memancing
hasrat saat bertemu pasangan dan ada kecenderungan meniru baik secara
sadar maupun tidak. Alangkah baiknya untuk menghindari tontonan
seperti itu agar terhindar dari pergaulan bebas.
• Hindari Pembicaraan yang Mengarah Seksual, bercanda atau
membicarakan tentang seks akan membawa suasana memunculkan hasrat
untuk melakukan. Agar terhindar dari pergaulan bebas, hindari
pembicaraan seperti itu dan carilah topik lain yang lebih asik untuk
dibahas.