Dokumen tersebut membahas tentang pergaulan yang sehat, mulai dari arti pergaulan, faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan, norma dalam pergaulan yang sehat, manfaat pergaulan yang sehat, dan dampak buruk dari pergaulan yang tidak sehat beserta cara-cara menanggulanginya.
2. Pergaulan secara
cerdas
Menerapkan kebersamaan
dalam kehidupan melalui
dunia pergaulan
Pergaulan
membawa sukses
3. Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat
perlu latihan sejak dini, bahkan sejak seseorang
mengenal orang lain di luar dirinya sendiri.
Sejak usia anak – anak hingga menjadi orang
dewasa, bahkan orang tua sekalipun dalam
kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut
dengan pergaulan.
Ada dua hal yang diperhatikan dalam pergaulan,
yaitu kemungkinan diterima secara baik atau
ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di
dalam masyarakat luas pada umumnya.
4. • Faktor Umur
Faktor umur menentukan bentuk
hubungan sosial pelaku. Usia anak-anak
berbeda dengan usia remaja, usia
dewasa, usia orang tua, usia lanjut, dan
sebaginya.
• Faktor Pekerjaan
Pelaku pergaulan antara orang-orang
kantor akan berbeda dengan orang-orang
di lapangan, pekerja pabrik, pekerja
bangunan, pekerja di terminal, dan
sebaginya.
5. • Keterikatan
misalnya pelaku organisasi sosial,
organisasi partai politik, peserta didik tentu
cara bergaulnya juga akan berbeda
• Lingkungan
Demikian juga pergaulan dalam lingkungan
masyarakat yang macam kegiatan,
pendidikan, status sosialnya sangat
berbeda-beda, dan heterogen memerlukan
penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati
6. Hal-hal yang menjadi norma atau pedoman dalam
pergaulan yang sehat antara lain:
1. Pergaulan yang dilandasi atas persamaan
derajat, tidak membeda-bedakan sesama
manusia.
2. Menjunjung tinggi asas kesopanan dan
kesusilaan sesuai adat ketimuran.
3. Diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan
mendukung pertumbuhan dan perkembangan
jasmani maupun rohani yang sehat.
7. Pergaulan di dalam kehidupan anak-anak senantiasa di warnai
dalam bentuk permainan.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang
maka bentuk-bentuk pergaulan pun mengalami perubahan dan
semakin menunjukkan ke arah pembentukan hubungan sosial
yang bersifat pribadi
8. • Kelompok bermain teman sebaya,
• Kelompok belajar,
• Kegiatan pengembangan diri,
• Kegiatan keagamaan
• Kegiatan karang taruna,
• Kegiatan sosial kemasyarakatan,
• Kegiatan pencinta alam.
9. • Siapa yang dihadapi (teman, guru,
orang tua)
• Dimana pergaulan itu berlangsung
• Bagaimana cara bersikap
10. Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan,
seseorang perlu bersikap, antara lain :
• Perhatian terhadap orang lain
• Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu tempat
• Memberi salam jika berjumpa seseorang
• Mohon maaf jika terlambat
• Melakukan perintah dengan wajah cerah
• Dapat menempatkan diri
• Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan
• Rendah hati, tidak ingin menang sendiri
• Siap memberi bantuan sesuai batas kemampuan
• Mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dari orang
lain.
11. 1. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga
mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam
melakukan sesuatu
2. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari
bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai
3. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang
sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri
4. Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di
berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok
individu yang pantas diteladani.
12. 1. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-
hal yang melanggar norma sosial.
2. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal, dan sebaigainya
3. Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola prilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma sosial yang berlaku
4. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang
13. 1. Membangkitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang
telah ia lakukan adalah menyimpang. Kadangkala pelaku penyimpangan
tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan salah. Jika yang
bersangkutan belum ada kesadaram bahwa apa yang dilakukan selama
ini keliru adalah sia-sia. Misal anak yang tidak menyadari bahwa
merokok itu tidak baik bagi kesehatannya akan sulit untuk disarankan
agar ia menjauhi rokok.
2. Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan
lingkungan yang menyebabkan ia berprilaku menyimpang. Hal ini dapat
dilakukan dengan memindahkan individu tersebut dari lingkungan
pergaulannya dan membawa ke kancah pergaulan baru. Hal ini tidaklah
mudah, sebab kadangkala yang bersangkutan tidak mampu
menyesuaikan diri di tempat lingkungannya yang baru atau justru
lingkungan baru yang tidak mau menerimanya.
14. 3. Melakukan pengawasan sebagi kontrol secara terus menerus agar anak
terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pengawasan harus dilakukan
oleh orang yang disegani, sehingga anak tidak berani mengulang
perbuatannya yang salah.
4. Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasehat secara persuasif,
sehingga anak tidak merasa bahwa ia di bawah proses pembimbingan.
Melibatkan anak dalam kegiatan kerohanian sesuai dengan keyakinan
yang ia anut merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
membuka pikiran anak mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.
15. • Jadilah Humas untuk Diri Sendiri
• Bidik Sasaran yang tepat
• Berbagi Hal yang Menyenangkan
• Bersosialisasi
• Biarkan Meraka Bicara
• Buang Sikap Angkuh
• Buat Mereka Merasa Penting
• Bergabunglah dalam Berbagai Kegiatan