1. Parenting : Seminar Ibu Elly Risman
Postingan di bawah ini hasil nyomot dari Milis. Isi nya tentang seminar parenting dimana
satu kenyataan yang mengerikan tentang anak2 sekarang dibahas. Biking gw ngeri , kuatir
sekaligus parno soalnya kan gw udah punya satu anak perempuan yang musti dijaga supaya
jangan sampe berperilaku seperti contoh di bawah. Semoga ini bisa jadi pembelajaran buat
gw dan hubby dalam mendidik Adel.
*************************************
Hasil Seminar tanggal 30 Oktober 2010 di kemang village, Jakarta
By Elly Risman, …M.Psi (Yayasan Buah Hati)
Di share dari teman yang ikut di Jakarta. Panjang tapi sangat menarik buat orang tua agar
aware.
Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh sms anak sekarang,
dengan huruf biasa tapi dibuat secara ALAY, tapi dibuat sedemikian rupa, sehingga kami,
seluruh orang tua yang ada di ruangan seminar, tidak ada yang bisa membaca sms apakah
itu?Apa maksud sms tsb?
Alaaahh…sms alay kan bisa dibaca. meski bikin mata dan otak kerja keras dulu buat tau
maksudnya?
NO! Totally, ga ada satupun yang bisa baca sms tsb.
Dan, Taaaraa…..ternyata selain dengan huruf alay, sms tsb, dibacanya harus dengan posisi
HP terbalik (bagian atas HP menjadi bagian bawah)! Can u imagine thattt????
DAN isinya adalah:
‖ Hi, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML, Yuk, mumpung bonyok lagi pergi,
yuk kita ketemuan…dsb .‖ (sori saya agak lupa persisnya namun isinya kurang lebih spt itu –
ML= Making Love=berhub SEX)
Seisi ruangan seminar lgs heboh.
Note dr pembicara: SMS sayang2an anak sekarang udah bukan i love u/I miss u, tapi udah
soal LAMA GA ML…
Demmm…Ihikksss dari awal seminar, mata saya udah melotot lebaarr!
2. Anak2 kita hidup di era digital. Banyak media elektronik & cetak yang diakses anak,
banyak yang mengandung unsur pornografi: Games, Internet, HP, TV, VCD, Komik,
Majalah dll
3. Yang pertama dibahas adalah GAMES. Games diabad 21, berdasar penelitian, gambar
lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja, yang tidak ada di dunia nyata,
ketrampilan lebih kompleks dan kecekatan yg lebih tinggi—> Kepuasan dan kecanduan lebih
besar.
2. 4. Jenis Games lebih beraneka macam: Aksi, adventure, strategi, Role playing.
Note dari pembicara:
SUPER HATI2 dengan GAMES anak-anak anda!
a. Ada games yang bergenre awal action, isinya adalah tembak2an dsb, namun ternyata jika,
anak kita udah sampai level akhir, bonus di akhir levelnya adalah ML dengan pelacur
jalanan…?????
b. Ada games yang berjenis role playing, dan naudzubillahimindzalik, ceritanya adalah
tentang bagaimana ―memperkosa paling asyik???????
Jadi tinggal pilih cerita yang melatarbelakangi , kemudian tinggal pilih perempuan model apa
yg mau ―dipilih‖, modelnya ga pake baju sama sekali, dan tinggal pilih bagian tubuh mana
yang mau dipegang pertama kali dst. Cursor berbentuk tangan, yg digerakkan oleh anak2anak kitaa….——>Seisi ruangan seminar lgs heboh lagiii….Gumaman Astagfirrullah
bertebarann di ruangan….:(
5. Pikir baik2 jika anda ingin membelikan games atau anak anak anda beli games sendiri/
meminjam games dari teman! Dan hati-hati , jika didepan sekolah anak2 ada warnet! Jenis
Games yang ada, murah dan gampang didapat, jenisnya sudah diluar perkiraan kita, orang
tua!
Note: suami saya, yg orang IT dan doyan maen games pun, terkejut bukan kepalang, pas tau
soal jenis games ini!!:(
6. Internet. Situs Porno bertebaran di dunia maya. Dan, jangan salah, pembuatnya juga anakanak kita juga! Bahkann…Untuk mendapatkan uang, mereka menjual video sex mereka
sendiri!–> Pas seminar kami ditunjukkan ribuan video sex yg gampang diperoleh lewat
internet.
Note dari pembicara:
a. Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel ? –>> kami ditunjukkan
sekilas video ABG berseragam SMP, sedang ML ditangga dan berpakaian lengkap!
b. Hamil?siapa takkut!–> Bisa Aborsi !
7. HP.
Hoho…Video2 sex tersebar melalui HP. Kapasitas HP yang besar, memungkinkan sang
pemilik memiliki file2 berukuran besar seperti video dan gambar porno. Anak anda
CLEAN?–>Bisa jadi dia dapat kiriman gambar/video dari temennya!
Kasus : (yg pernah ditangani Ibu Elly) Ada seorang Ibu, yg datang ke beliau, shock karena
menemukan gambar Vagina-seseorang di BBnya, yg ternyata setelah ditelusuri adalah
kepunyaan temen sekolah (wanita) anaknya yang lelaki (yang suka minjem BB beliau!)…:(
8. Televisi. Program TV yang masih pantas diikuti, bisa dihitung dengan 1 tangan. Lainnya
adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi. Sinetron, telenovela,
sinetron2 Jepang/korea , film dsb. Jangan salah, Iklan pun juga menyesatkan.Ayoo jangan
anggap enteng sinteron/filim2 korea/jepang!Lama2 anak anda terbrainwash, terbiasa dengan
kekerasan, sex bebas!
3. 9. KOMIK. Ya, komik memang bergambar kartun. Tapi soal cerita, ga kalah dengan novel
porno lainnya. Bahkan lebih mengerikan karena didukung dengan gambar. Gambar sampul
depan, mungkin tidak menyiratkan 1 kepornoan pun, tapi didalamnya, kita orang tua harus
tau bahwa ceritanya ujung2nya tentang sex bebas.
Notes: Dari, survey yang telah dilakukan pembicara, salah satu judul games, komik, dvd yang
masuk dalam kategori ―BaHAYA‖ adalah NAR***…semuanya yg berbau NAR***, hati2!!
WATCH OUT!!!!
APA TUJUANNYA? APA YANG MEREKA INGINKAN TERHADAP ANAK-ANAK
KITA
1.Yang mereka inginkan, anak dan remaja kita memiliki MENTAL MODEL PORNO =
perpustakaan porno, yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.
2.Kerusakan otak permanen —> yang hasil akhir yang diinginkan adalah–>INCEST!!!
3.Sasaran tembak utama: Anak2 kita yg belum baligh. Jika sudah mengalami 33-36
ejakulasi–> pecandu pornografi –>PASAR MASA DEPAN!!!
Proses Kecanduan & Akibatnya.
1. Didalam otak ada bagian yang disebut PRE FRONTAL CORTEX (PFC). PFC, tempat
dibuatnya moral, nilai2, bertanggung jawab untuk: perencanaan masa depan, organisasi,
pengaturan emosi, control diri, konsekuensi, pengambilan keputusan. PFC–> Matang diusia
25 thn.
2. Sekali anak mencoba ―kenikmatan‖ semu–>Dopamin ( ket: suatu hormon yang dihasilkan
oleh hipotalamus) diproduksi –> Anak merasa senang–> Kemudian timbul rasa bersalah.
3. Saat anak merasa senang tsb (kebanjiran Dopamin), maka yang akan terganggu adalah:
Analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, Makna hubungan, Hati Nurani—>
Spiritualitas /Iman akan terkikis–> ANAK TUMBANG–> Mental Model Porno—
>INCEST!!!!
4. Bagian otak yang rusak karena Narkoba: 3 bagian saja, tapi oleh Pornografi/SEX: 5 bagian
otak yang rusak!
5. Industri yang terlibat Pornografi: Entertainment, Pornografi, Perfilman, Majalah Porno,
Musik, Jaringan TV Kabel, Pembuat dan pemasar Video Games dll
SIAPKAH KITA SEBAGAI ORTU?
1. Kesalahan Budaya.
Yang mengasuh anak: IBU!! Ayah mencari Nafkah, bila perlu baru lapor Ayah!! SALAH
BESAR!—> REVOLUSI PENGASUHAN!! ………… (Nyambung dengan artikel pak
Gendi, Where’s All The Father Gone? Kemana Para Ayah?…Indonesia , A Fatherless
Country???) Lihat fenomena Anak2 Jack Mania?–> Kemana AYAHmu nakkk?Kemana
ibumu naak????
4. Note: Bukan main saya bersyukurnya saya, pas bagian ini. Syukur Alhamdullillah, saya
berhasil ―memaksa‖ suami saya untuk ikut seminar ini.
2. Kelalaian kita sebagai ortu:
Orang Tua Kurang:
1. Mempunyai waktu dengan anak.
Are u a weekend parent? Anak di ikutkan les sana-sini. Pertanyaan orang tua ke anak hanya
tentang les mu gimana nak? Nilaimu berapa nak? Kamu ga bolos kan?Kamu biasa ngerjain
ujian kan hari ini?—> Anak2 menjadi anak yg BLASTED (Boring–>Lazzy–> Stress!)
2. Mengajarkan agama & penerapannya?
—> Eksport! Merasa cukup menyekolahkan anak2 di sekolah berbasis agama. Anak disuruh
les ngaji/agama. Penerapan? NOL BESAR!!!…. Menyuruh anak sholat tepat waktu, ortu?
Bolong2 sholatnya? Ortu berbaju tertutup, anaknya maen ke mall hanya memakai rok
mini/tanktop? Anak disuruh les ngaji? Ortunya ngaji aja ga bisa!!!! dsb..dsbb..
3. Target pengasuhan:
UMUM, kurang teguh pada prinsip—> hanyut dalam TREND. Temen anak di sekolah pada
punya IPOD, Anak buru2 dibelikan—> malu dibilang ga trendy? Malu anak punyanya HP
jadul yg cuma bisa sms/telp?–> dibelikan BB palg mutakhir…
4. Tanggap Teknologi & Gagap Teknologi (Gaptek)
Ortu bisanya memfasilitasi, tapi nol besar dengan pengetahuan mengenai perangkat yg
dibelikan buat anak-anaknya. Buktinya: baca sms alay aja ga bisa!…gimana mo ngawasin
anak?
Note dr pembicara: Jadi orangtua, harus ―GAUL‖ dan PINTER !!! siapa biang jadi orangtua
itu gampang?
5. Memberikan anak perangkat teknologi, tidak tahu akibat negatifnya, tanpa penjelasan dan
tanpa persyaratan.
Note dr pembicara:
Orang Tua sekarang adalah Generasi ORTU yang ABAI…Generasi ORTU
PINGSAN!! Yang penting anak sekolah,les, diam di rumah didepan Komputer, Games, HP,
Televisi —> Yakin, Anak anda AMAN????
6. Berkomunikasi yang baik dan benar : tidak memahami perasaan anak & remaja.
TIPS
Membuat Anak Tangguh di Era Digital:
1. Hadirkan Allah/Tuhan didalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Allah, taat
kepadaNYA dari kecil. Hindari: Jangan sampai kamu hamil ya, Bikin malu keluarga! Bapak /
Ibu malu!!!—> Salah Besar. Ajarkan bahwa, dimanapun dia berada, Allah tau apa yang dia
perbuat!
2. Perbaiki pola pengasuhan/parenting. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi ortu yang
abai bin pin
3. Validasi anak : penerimaan, pengakuan dan Pujian Jangan jadikan anak anda, anak yang
5. BLASTED! Boringg –> Lazzy –> Stressed!!
4. Mandiri & Bertanggung jawab kepada ALLAH, diri sendiri, keluarga & masyarakat.
5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas
6. Mempunyai MODEL yang baik dan benar
KOMIK
• Cek bacaan anak
• Baca dulu sebelum membeli
• Secara Berkala periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur . Notes: JANGAN SAMPAI
KETAHUAN ANAK!!
• Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan
• Diskusikan bacaan dengan anak
GAMES
• Perhatikan letak computer/media video games di rumah
• Perhatikan jarak antara mata anak/ruang cukup pencahayaan , layar tidak terlalu terang
• Pilihkan meja & kursi yang ergonomis
• Buat kesepakatan dengan anak tentang:
o Berapa dalam seminggu
o Kapan waktu yang tepat
o Games apa yg boleh dimainkan
o Sanksi apa yang diberlakukan , jika melanggar
• Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating Games dalam kemasan games.
Banyak video games ber-rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang dibajak dengan rating
ESRB (Entertainment Software Rating Board, sebuah lembaga pemberi rating untuk games
hiburan) diubah menjadi Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dsb.
Notes:
Marak video game kekerasan yang menampilkan secara gamblang adegan seksual di tengahtengah video gamenya seperti GTA: San Andreas dan Mass Effect. GTA: San Andreas
mendapatkan kecaman keras dari banyak kalangan dunia seperti Jack Thompson dan Hillary
Clinton, sehingga memaksa produsennya mengganti rating ESRBnya menjadi AO (awalnya
M (Mature)). Hal ini mengakibatkan profitnya turun hingga $28.8 juta.
Pada tanggal 20 Oktober 2003, Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi korban
penembakan yang dilakukan oleh 2 remaja, William dan Josh Buckner, karena keduanya
terinspirasi setelah memainkan GTA:III. Akibat kejadian tersebut Aaron meninggal dunia,
sedangkan Kimberley mengalami luka parah.
TV
• Atur jam menonton TV
o No TV dibawah 2 thun
o 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari
• Kenalkan dan diskusikan ttg program TV yang baik dan buruk
• Perhatikan jarak menonton
6. INTERNET
• Perhatikan letak computer : tidak menghadap dinding
• Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno)
• Buat Kesepakatan tentang waktu bermain internet
• Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di computer
IKHTIAR TERAKHIR
1. Perbanyak mendengarkan perasaan. GUNAKAN 2 TELINGA lebih sering daripada satu
MULUT
2. Orang tua harus TTS = TEGAS, TEGAR, SABAR
3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (Seminar, pelatihan, buku
parenting dan agama)
4. Setelah semua upaya —> DOA
Jujur, pas pada saat mengikuti seminar tsb, beberapa kali, saya menitik-kan airmata –
mbrebes mili. Betapa saya merinding hebat dan pengen segera pulang memeluk anak-anak
saya..
Semoga saya bukan salah satu orangtua yg pingsan ituu… Semoga anak2 saya (kita), menjadi
anak2 yang sholeh dan selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa
Amin…aminn..Ya robbal alamin…
Materi Seminar Parenting ‘Pornografi,
Sahabat Baru Anak?’
Subhanallah hari itu saya dapat pencerahan yang luar biasa dari seminar parenting tentang
pornografi. Sebuah seminar yang dibuat oleh sekumpulan orang tua sekolah alam. Awalnya
saya kira hanya seminar biasa tentang pornografi, tapi saya mendapatkan banyak ilmu lebih
dari apa yang saya bayangkan.
Sebelum memulai pembahasan lebih jauh tentang materi seminar ini, kenapa mesti pornografi
yang dibahas? Kenapa?
Karena….
Ranah ini telah meluas bukan hanya kepada orang dewasa, tapi sudah memasuki dunia
remaja bahkan anak usia dini.
Sudah banyak kasus pelecehan seksual, perkosaan yang dilakukan oleh anak-anak. Ini real
terjadi di Indonesia. Salah satu faktornya karena anak-anak ini melihat gambar-gambar
porno, bahkan video porno, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Buktinya silahkan cek di
7. mang google… Media cetak dan TV pun sudah sering menayangkannya. Pornoaksi dan
pornografi seakan menjadi harian Indonesia. Naudzubillahimindzalik.
Sebagai contoh, yang terdekat..
Teman dari salah satu pengisi materi ini mempunyai anak semata wayang. Suatu saat orang
tua tersebut bermaksud mencarikan pengasuh untuk anaknya supaya anaknya tidak kesepian.
Orang tua tersebut mencarikan pengasuh terbaik dari tempat terbaik. Apa yang terjadi
beberapa bulan kemudian? Anak tersebut melakukan pelecehan seksual kepada temannya.
Kenapa bisa begitu? Ternyata pengasuhnya yang melihatkan video porno kepada anak
tersebut, dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya sehingga anak tersebut merasa
ketagihan. Tahukah pengasuh tersebut dari mana? Pengasuh tersebut dari suatu pesantren ,
yang katanya adalah yang terbaik. Ironis banget.
Media televisi pun tak lepas dari penyebaran wabah ini. Beberapa iklan yang pengiklannya
berpakaian minim. Sinetron dan film yang sering kali mempertontonkan adegan-adegan yang
tidak seharusnya, seperti pelukan, ciuman, bahkan lebih dari itu. Tayangan video klip musik
yang menampilkan adegan-adegan fulgar. Anak-anak seakan belajar bagaimana
memperlakukan lawan jenis ataupun cara berpakaian. Hal itu seakan menjadi hal yang
lumrah.
Terlebih media internet yang menyuguhkan beragam informasi menjadi ajang pertumbuhan
dan penyebaran wabah pornografi. JUST ONE CLICK, kita bisa mendapatkan apa yang kita
mau. Apa jadinya kalau internet ini digunakan oleh anak-anak tanpa diawasi? Wuih.. bisa
dibayangkan, anak tersebut dapat mengakses apapun.
Sebuah kisah nyata(ini pernah diliput di tv), ada seorang anak yang masih kecil, dia biasanya
suka ke warnet, bilang ke ayahnya untuk permainan, tapi tahukah apa yang dilihatnya …yap
video porno… kapan ia melihatnya? Ia melihatnya ketika penjaganya tidak ada, ketika
penjaga warnet mendekat, ia pun mengalihkannya kepada games.. wuih canggih ya anak
sekarang… apa dampak dari kebiasaan anak ini? coba baca dulu kisah di bawah.
Sebuah kisah yang pernah diliput di kich andy, kisah tentang seseorang laki-laki yang masih
muda belia. saya lupa tepatnya usianya berapa. Yang pasti menjadi pelaku seks komersial.
Ketika ditanya siapa saja yang menjadi pelanggannya, pemuda tersebut dengan ekspresi biasa
saja menjawab laki-laki dan perempuan, bahkan anak remaja pun ada. Tahukah bagaimana
masa kecilnya? Masa kecilnya ternyata seperti anak kecil yang diceritakan di atas sering
menonton video porno. Tayangan tersebut perlahan memasuki alam bawah sadarnya dan
terekam seakan tayangan tersebut hal biasa. Hal ini menyebabkan ia tidak canggung ataupun
malu untuk menjawab sederetan pertanyaan yang diajukan tentang hal tersebut.
8. Bagaimana dengan games?
Whuaaa.. apalagi ini. Games telah menjadi konsumsi hampir seluruh anak-anak. Tahukah
bagaimana kebanyakan games-games yang beredar? Banyak games yang isinya dibumbui
dengan seks ataupun kekerasan. Misalnya games balapan, mungkin ada yang pernah main, di
akhir balapan, untuk menampilkan skor, suka tampil animasi gambar wanita berpakaian
seksi. Yang sering main games pasti lebih tau.
Bagaimana dengan media cetak seperti buku, majalah dsb?
Media ini pun menjadi perkembangbiakan pornografi. Majalah games yang sering dibaca
anak dan komik-komik penuh dengan adegan-adegan fulgar. Anak-anak di bawah umur bisa
mendapatkan komik ataupun buku yang mengandung gambar pornografi tersebut dengan
mudah di tempat terjangkau. Sekali lagi ini terjadi di Indonesia.
Sekilas saya berpikir, di luar negri, terlebih negara liberalis, hal ini kayaknya lebih parah
lagi… BUT
kenyataannya, di negara tersebut, penyimpanan buku-buku yang mengandung gambar
pornografi ini disimpan di tempat yang tingginya lebih dari 120 cm (ini seingat saya). Intinya
buku tersebut tidak boleh di bawah 120 cm. Jadi, anak-anak kecil tidak dapat
menjangkaunya. Bahkan, buku-buku yang mengandung gambar porno ini dibungkus oleh
plastik yang tidak tembus pandang.. kerenkan! Bandingkan dengan di Indonesia, anak-anak
di bawah umur bisa menemukannya dengan mudah di tempat yang bisa ia jangkau.
Lalu di china (berdasarkan pengalaman pemateri yang pergi ke ghuang zou), tempat yang
bisa mengakses internet dengan bebas adalah kedutaan, selebihnya di tempat lain, you tube,
blackberry, google, wikipedia diblokir. Dengan kata lain, ga bisa diakses.
Di Indonesia, baru rencana pemblokiran layanan RIM Blackberry pun sudah menuai protes
dari banyak pihak.
Ini adalah suatu keadaan dilematis. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, tapi
betapa banyak kemaksiatan yang terjadi karena tidak mengamalkan nilai-nilai islam.
Sebenarnya perang besar sedang terjadi di Indonesia, perang yang secara kasat mata tidak
terlihat, tapi menyebabkan krisis akhlak masal.
Sebuah kisah unik di ceritakan oleh salah satu pemateri, zaman dulu, saat pemateri tersebut
masuk smp, ada salah satu smp favorit yang beberapa siswa tertangkap melihat video porno,
9. apa yang terjadi? Smp tersebut jatuh, dan menjadi aib sekabupaten. Sekarang?????????
Zaman berubah, anak-anak bukan saja melihat tapi melakukannya.
Apa yang terjadi pada generasi muda saat ini dalam 10 atau 20 tahun kemudian?
Lostgeneration or nextgeneration?
Orang tua sangat berperan di sini, terutama dalam pembentukan karakter seorang anak.
Apa itu karakter?
Karakter adalah keyakinan dan nilai-nilai yang terbentuk karena turunan dan lingkungan.
Turunan itu meliputi temperamen, kecerdasan dan bakat. Lingkungan meliputi agama,
masyarakat, budaya, teknologi, pola asuh ortu, sekolah dan teman.
Sebelum usia tujuh tahun,umumnya anak-anak menyerap apapun yang diperolehnya, baik
atau buruk, tanpa menyaringnya lebih dahulu.(dalam pelatihan lain yang pernah saya ikuti,
usia 0-5 tahun itu anak dalam kondisi hipnotis menyerap apapun tanpa menyaringnya,
termasuk emosi ibunya). Mulai usia tujuh tahun, anak cenderung mengikuti hawa nafsunya,
apa yang ia senangi. Dalam rentang ini, kalau bahasa anak sekarang itu masa galau. Anak
baru bisa memutuskan usia 15-16 tahun. Anak akan lebih bijak(matang) mengambil
keputusan ketika ia menginjak 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Jadi,
dalam kurun waktu 21 tahun(perempuan) dan 25 tahun (laki-laki), orang tua turut berperan
membantu perkembangannya.
Sebuah kisah pribadi diceritakan pemateri tentang pendidikan seks yang dimulai kepada
anaknya semenjak usia dua tahun, beliau menceritakan bahwa anaknya diberitahu tubuh
anaknya sangat berharga jadi tidak boleh ada satu pun yang boleh memegang
anaknya,terutama bagian ini dan ini, beliau pun tidak boleh memegangnya kecuali sekedar
membantunya jika belum mandiri, bahkan jika anaknya tidak merasa perlu, maka anaknya
tidak boleh memegang bagian tersebut. Apa yang tejadi ketika dewasa? Anak tersebut tetap
menjaga nilai yang diajarkan ibunya. Pacarannya pun hanya bertahan 2 minggu, karena anak
tersebut tidak mau dipegang.
Adapun kekeliruan yang biasa dilakukan orang tua dalam membentuk karakter anak
-
Tidak membaca bahasa tubuh
-
Tidak mendengar perasaan
-
Menggunakan 13 gaya tradisional
10. 1. Memerintah
2. Mengancam
3. Menceramahi
4. Menginterogasi
5. Mencap
6. Membandingkan
7. Menyalahkan
8. Mendiagnosa
9. Memberi solusi
10. Mengalihkan
11. Menghibur
12. Menjamin
13. Membohongi
Anak yang terlalu dibebani atau terpuruk biasanya dia akan stress. Salah satu cirinya adalah
―terserah ibu aja deh‖ kata-katanya. Akibatnya anak ini tidak percaya diri alias tidak pede, dia
ga punya belief, tidak mampu menyerap nilai, engga mampu bilang tidak, engga mampu say
no to drug, pornografi, kekerasan dsb. Ia cenderung tidak bisa melawan.
Karena itu , untuk membentuk karakter yang tangguh dari anak, orang tua harus mempunyai
keimanan dan perilaku yang baik.
Pembentukan karakter ini sangat penting. Secara tidak langsung, pembentukan karakter ini
berpengaruh terhadap output dari pendidikan. Saat ini, banyak anak yang secara akademik
tinggi, tapi secara kepribadian rendah. Ya kita bisa lihat sendiri dari aksi-aksi yang dilakukan
anak dari mulai tawuran, seks, narkoba, dsb. Menjadikan anak hanya pintar secara akademis
atau keterampilan itu hanya menyiapkannya menjadi manajer rendah di masa depan.
Sedangkan menjadikan anak pintar secara sosial dan emosi menyiapkannya menjadi manajer
menengah di masa depan. Lain halnya, menjadikan anak pintar secara spiritual berarti
menyiapkan anak tersebut menjadi CEO. Karena cerdas secara spiritual mendukung cerdas
secara akademis, sosial, dan emosi. The best way to predict the future is to create it.
Jadi, parenting adalah proses mendukung pengembangan kemampuan sosio-emotional, fisik
dan spiritual.
Bagaimana cara mendukung pengembangan tersebut?
1.
2.
3.
4.
Komunikasi (selalu bicarakan dengan anak, biarkan anak berbicara, kesepakatan)
Struktur dan konsistensi- disiplin (adanya satu pendapat antara ayah dan ibu)
Memaksimalkan pembentukan karakter penanaman nilai-nilai
Pandu ke masa depan (biarkan anak memilih)
Untuk melaksanakannya, bukan hanya peran ibu, tapi juga peran bapak, 50-50. Masingmasing pihak harus saling memberikan hak untuk mengasuh anak dan dicintai anak-anaknya.
11. Bagaimana melaksanakannya?
1.
2.
3.
4.
Sediakan waktu (tinggalkan pekerjaan ketika di rumah)
Sebutan baik (sehingga anak merasa menempati posisi istimewa di hati kita)
Pujian (lihat kelebihannya, abaikan kekurangannya)
Nyatakan cinta
Ketika anak merasa penting, dihormati dan dihargai, maka ia akan merasa PD. Ia mampu
belajar dan menjadi cerdas dan mampu mengatakan tidak.
Yang perlu diperhatikan sebagai orang tua adalah: BANGUN KEMANDIRIAN ANAK.
Bagaimana caranya?
Biarkan anak berpikir terhadap apa yang menjadi masalahnya, memilih pilihan-pilihannya
dan mengambil keputusannya sendiri.
Selain itu, BUKA JALAN KE MASA DEPAN
Bagaimana caranya?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hargai keunikan anak
Hobby asik dan berprestasi
Tahan mulut
Biarkan dia mencoba
Bantu susun rencana
Yakin (bahwa Allah menjadikan manusia untuk menjadi khalifah)
Materi tentang ini selesai.
Materi lainnya adalah tentang bagaimana menyuguhkan internet sehat bagi anak saat internet
menjadi hal yang lumrah bagi anak hari ini?
Caranya adalah
1. Ikut bergabung online saat anak-anak memakai internet
2. Letakkan komputer di ruang publik, sehingga akses anak terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan menjadi sulit
3. Pantau kegiatan anak-anak saat anak-anak bermain internet
4. Bicarakan dengan anak-anak tentang batasan-batasan yang wajib dipatuhinya
12. 5. Jangan takut google
Lalu, bagaimana cara orang tua mengapresiasi anak? Caranya adalah
1. Tanggung jawab memilih kegiatan online
2. Pemanfaatan sistem peringkat media
3. Tertib dan jujur terhadap term of service
Untuk membatasi akses anak-anak terhadap hal-hal yang tidak diinginkan jika memasang
internet di rumah, orang tua bisa memasang suatu sistem perangkat seperti nawala atau
lainnya yang bisa menolak akses-akses tersebut ketika anak mencoba mengaksesnya.
Materi satu lagi adalah tentang bagaimana mengenalkan batasan-batasan antara laki-laki dan
perempuan. Batasan ini baiknya diperkenalkan saat anak sudah kelas 5.
Al-Ittihad Taja Seminar Parenting Mendidik Anak di Era
Digital
Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam Al-Ittihad
beserta komite sekolah mengadakan seminar
parenting dengan tema “Mendidik Anak agar Tangguh
di Era Digital” pada Sabtu (3/12/2011) di Hotel
Mutiara Merdeka.
Adapun pembicara pada acara tersebut adalah
Rahmi Dahnan, Psi dari Yayasan Kita dan Buah Hati
Jakarta. Sementara peserta yang hadir pada seminar
ini sekitar 300 orang tua dan guru yang tidak hanya
dari lingkungan YKPI Al-Ittihad tetapi juga guru-guru
di Pekanbaru dan masyarakat umum.
Dalam paparannya, Rahmi Dahnan menjelaskan,
tentang apa yang harus dilakukan orang tua menghadapi situs internet, HP, Komik yang ada gambar
pornonya. Peserta seminar juga mendapatkan penjelasan mengenali games abad 21, dampak positif
dan negative games serta kenapa penting mengetahui rating games.
“Banyak video game bajakan harga terjangkau dan mudah ditemukan memiliki The Entertainment
Software Rating Board (ESRB) tidak sesuai dengan ESRB sebenarnya,” kata Rahmi Dahnan,”
ujarnya dalam rilis kepada riaubisnis.com, akhir pekan lalu.
Video game berating AO (Adult only) atau M(Mature) dibajak dengan rating ESRB diubah menjadri
T(Teen), seperti GTA: San Address, Mass Effect, GTA IV, BMXXX dll, lanjut Rahmi.
13. Rahmi juga memberikan kunci utama agar anak terhindar dari pengaruh pornografi. Pertama
tanamkan dasar-dasar keimanan di dalam diri anak (pendidikan agama dan prakteknya), kedua latih
anak untuk berpikir kritis agar anak mampu mengambil keputusan yang benar di dalam hidupnya.
Orang tua mengajak anak mendiskusikan isu-isu hangat yang ada di lingkungan dengan kalimat
Tanya misalnya
“Bagaimana menurutmu jika ada orang yang menggunakan HP-nya untuk melihat gambar-gambar
buruk?” katanya.
Kunci ketiga adalah kembangkan konsep diri anak dengan melihat dan mengembangkan bakat anak
serta kembangkan tanggung jawab.anak dengan diberi tugas-tugas rumah agar dia belajar
bertanggung jawab.
Kunci keempat; jalin komunikasi dengan anak agar anak mau menceritakan perasaan dan
pengalamannya kepada orang tua dan hubungan orang tua anak menjadi baik. Dengan demikian
orang tua dapat mengarahkan anak ke kegiatan yang positif. Kunci terakhir adalah Doa. Orang tua
mendoakan dan membayangkan hal-hal positif tentang anak. (*)
Antara
lain
:
1. Menjadi orang tua yang memiliki kesadaran lebih dalam hal amanah yang Allah berikan berupa
anak2
....
2. Memiliki kesadaran dalam hal bersikap terhadap anak2 yang dimilki, dan yakin akan ketentuan
Allah akan berapapun jumlah anak dengan memiliki perasaan ikhlas tanpa beban sedikitpun
3. Menyadari bahwa sebagai orang tua , adalah pelaku pertama dalam hal investasi, karena orang
tua sebagai penanam modal sebuah peradaban manusia. Sehingga dalam menanam modal pun
harus memiliki tauladan untuk anak2. Khusus untuk saya sebenarnya tentang televisi. Dalam buku ini
jelas sekali tentang pengalaman beliau tentang mendidik anak tanpa televisi. Dan beliau
memberikan gizi yang sangat banyak untuk investasi buku-buku untuk anak2nya....
( Dan point inilah yang membuat pikiran saya terbuka lebar tentang arti investasi nilai / moral bagi
anak-anak melalui buku2 bacaan yang bergizi ). Dan sekarang pun saya semakin yakin bahwa
memang sedari dini anak-anak kita harus selalu diberi 'makanan otak' yang bergizi dalam bentuk
buku-buku..... Hal ini pun yang membuat saya mencari tahu ttg 'buku2 yang bergizi" , dan akhirnya
saya sampai pada titik keputusan yang saya sendiri dulu heran jika teman saya membeli buku paket
sampai dengan angka "jutaan rupiah".Dan hal itu terjadi juga dengan diri saya, ketika mendapati
perbincangan dengan seorang teman, yang memiliki buku ttg Rosululah yang membuat anak2nya
tertarik untuk mendengar dan membacanya. Dan saya pun langsung merespon dan menanyakan
dimana mendapatkan buku2 tsb dan meminta untuk mendatangkan orang untuk memperlihatkan
buku tersebut kepada saya. Yang akhirnya saya membeli buku paket tersebut dengan paket2
tambahan lain seharga 5 juta keaatas. Wah saya sendiri seolah tak percaya , namun keinginan saya
untuk berubah dalam hal pengasuhan dan investasi pemikiran, nilai dan moral anak yang membuat
pikiran saya tentang manfaat buku2 tersebut untuk jangka yang panjang. Sehingga saya segera
untuk bersikap dan berubah pola pikir. Sehingga saya berusaha mengejar ktinggalan2 saya dalam hal
bacaan buku untuk anak. Memang sejak menikah dan memiliki anak pertama saya sering membeli
buku anak2. namun kadang karena bahan kertasnya mudah robek, koleksi buku tersebut pun tak
cukup awet. Namun setelah sekarang saya tahu manfaatnya dalam hal membeli buku paket yang
terbuat dari bahan yang tak mudah robek, anak2 pun menjadi tahu cara membuka bukunya dan
tidak
mudah
merobek
bagian2
lembarnya.
4. Setelah membaca buku ini , wawasan saya tentang dunia parenting terbuka lebar, dengan
14. bergabung dengan dunia buku, bertemu orang2 hebat dalam hal pengalaman2 meraka tentang
pengasuhan
anak2,
mindset
yang
semakin
positif
dll.
5. Buku ini juga memberikan referensi tentang buku2 yang perlu dibaca untuk perluasan wawasan.
6. Dan dengan membaca buku ini dalam satu hari kurang lebih tidak sampai 2 jam, membuat saya
semakin percaya diri untuk dapat membaca cepat dengan tanpa ada rasa bosan terhadap isinya.
Justru dengan kalimat2 yang mengalir dalam tulisan beliau semakin membuat saya untuk terus
membacanya lembar demi lembar buku ini hingga selesai.
Karakter tidak bisa dibentuk dalam perilaku instan. Pendidikan karakter memerlukan keteladanan
dan sentuhan mulai sejak dini sampai dengan dewasa. Menurut Hurlock, bahwa masa usia sekolah
dasar atau masa akhir anak-anak (6-13 tahun) merupakan masa yang menyulitkan. Yaitu, suatu masa
dimana anak-anak tidak mau lagi menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman
sebayanya dari pada orang tua atau keluarganya. Sedangkan saat di sekolah, mereka termasuk
dalam periode krisis, dimana mereka harus diberikan dorongan untuk berprestasi sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki. Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan
hak sekaligus penanaman karakter pada anak selain pendidikan yang didapatkan dari sekolah.
Apabila peran orang tua dalam mengasuh anak kurang maksimal. Maka yang terjadi, pembentukan
karakter anak tidak akan dapat berjalan dengan baik.
PERAN ORANG TUA DALAM
MEMBANGUN KARAKTER ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang tua yang seluruh waktu hidupnya mencari nafkah guna menghidupi keluarga,
anak sering mengambil kesempatan untuk bertindak yang tidak sejalan dengan pikiran orang
tua. Anak memposisikan diri sebagai pembajk, peneror bahkan penguasa keluarga. Orang pun
menyebutnya anak yang nakal.
Orang tua yang berpandangan bahwa anak idak boleh dimarahi, harus dituruti semua
permintaannya, tidak harus membantu pekerjaan orang tua dan pendeknya dimanja harus
dirubah agar berwawasan bahwa anak harus diberdayakan dalam berlatih hidup menyiasati
hari depan yang pasti terjadi. Orang tua yang berpandangan bahwa pendidikan diserahkan
seluruhnnya kepada lembaga pendidikan / sekolah harus dirubah wawasnnya bahwa
pendidikan utamanya dilakukan oleh orang tua sendiri untuk dilatih memecahakan
permasalahan yang dihadapi.
Orang tua yang tidak memperhatikan cara-cara hidup anak kecilnya haru dirubah
sedemikian rupa sehingga berwawasan bahwa anak menjadi anggung jawabnya di dunia
maupun di akhirat. Mengingat anak menjadi tanggung jawab orang tua hingga akhirat,
15. 1.
2.
3.
4.
5.
sepantasnyalah bahwa orang tua meningkatkan semangatnya dalam membimbing dan
mendidik anaknya dengan cara-cara yang menari, inovatif, religius dan berkesinambungan.
1.2 Rumusan Masalah
Mengapa orang tua pembangun utama pendidikan karakter anak?
Bagaimana menumbuhkan keyakinan diri anak?
Bagaimana membentuk kepribadian anak?
Bagaimana menjunjung norma dalam pergaulan anak?
Bagaiman membangun kemuliaan diri?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui bahwaalasan orang tua pembangun utama pendidikan karakter anak
Mengetahui menumbuhkan keyakinan diri anak
Mengetahui bagaimana membentuk kepribadian anak
Mengetahui bagaimana menjunjung norma dalam pergaulan anak
Mengetahui bagaiman membangun kemuliaan diri
1.3 Manfaat
Penulis
Jadi lebih memahani tentang pentingnya peranan orang tua untuk mendidik anak. Sehingga
anak dapat menumbuh kebangkan dirinya dengan optimal.
Pembaca
Pembaca dapat memahami bahwa peran orang tua sangat penting bagi perkembangan anak.
Sehingga anak tumbuk keyakinan diri. Pembaca dapat memahami bahwa orang tua bukan
hanya memikirkan pekerjaan saja, tetapi anak juga harus jadi prioritas utama bagi seorang
orang tua terutama seorang bapak. Pembaca juga dapat memahami perkembangan
kepribadian anak. Dan pembaca juga dapat mempelajari bagaimana cara membentuk
kepribadian anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Buku
A. Orang Tua Pembangun Utama Pendidikan Karakter Anak
Banyak beranggapan bahwa ayah hanya bekerja mencari nafkah untuk menghidupi
keluarga dan ibu membimbing dan mendidik anak serta mengurusi pekerjaan rumah tangga.
Akan tetapi seharusnya orang tua harus berkerja sama untuk mendidik anak, bukan hanya ibu
saja. Katena ayah merupakan pemadu, pendidik, pemimpin dan pelindung keluarga.
Sikap ayah akan berpengaruh terhadap pribadi anak. Ayah merupakan tokoh
identifikasi bagi anak, sementara anak menjadikan pribadi ayah tolak ukur atau perbandingan
badi perilakunya sendiri. Pendidikan anak bertujuan untuk membimbing anak kea rah
edewasaan supaya anak dapat memperoleh keseimbangan antara perasaan dan akal budaya
serta dapat mewujudkan keseimbangan dalam perbuatannya kelak.
Dalam barperilaku, biasanya anak mangambil contoh tauladan dari perilaku orang
yang dilihatnya. Dan orang terdekat itulah ibu dan ayah. Anak – anak iu merupakan peniru
terbesar didunia.
B. Menumbuhkan Keyakinan Diri
1. Mengajarkan Agama
16. 2.
3.
4.
5.
Pendidikan agama seharusnya dilakukan oleh orang tua sendiri sedini mungkin agar
dapat memperoleh kesempatan untuk membiasakan perilaku yang sebagaimana diajarkan
oleh orang tuanya. Ujuannya membimbing manusia kea rah kesewadaan supaya anak didik
dapat memperoleh keseimbangan antra akal dan budinya sera dapa mewujudkan secara
seimbang pula dalam perbuaan konkrit. Begitu pula pendidikan agama, bias membawa anak
kepada alam kedewasaan iman yang
Mengajarkan Ketuhanan
Pengetahuan tentang Tuhan dari orang tua selanjutnya akan diperkaya si anak dengan
pengalaman dan penghayatan sendiri. Umumnya, arah pandangan anak mengenai konsep
―Tuhan‖ lebih tertuju kepada ayah ( Alex Sabrur, 1986 ). Tanamkan pemahaman pada diri
anak bahwa Tuhan adalah ―Sang Khaliq‖ yang artinya pencipta alam.
Anak diberi pengertian tidak perlu memikirkan wujud dan dzat Allah SWT, namun
sifat – sifat kekuasaan-Nya yang perlu disampaikan kepada anak. Maha Bijaksana, Maha
Besar, Maha Kuat, Maha Esa an sebagainya itu ditekankan untuk dimengerti anak. Tanamkan
pengertian dan pemahaman bahwa segala fenomena alam di bawah pengaturan Tuhan Yang
Maha Kuasa. Peran-Nya sungguh hebat dan nyata.
Mengajarkan Keimanan
Mengajarkan sesuatu terhadap anak tidak harus terlalu serius, menegangkan namun
diharapkan dengan suasana yang menyenangkan dan rileks. Termasuk mengajarkan
keimanan. Sambil menyanyi, bekerja, berolahraga, berekreasi dan kegiatan yang lain dapat
disisipkan pengajaran iman sehingga si anak tidak terasa penat dan tertekan. Sedikit demi
sedikit iman akan melekat dan terikat oleh hati anak yang memang orang tua telah
memformatnya.
Mengajarakan Nilai Norma
Pada tahun perama di sekolah dasar nak mulai bertindak berdasarkan moralitas. Orang
tua, guru, dan orang dewasa tertentu adalah otoritas dalam masyarakat dan mereka dengan
segala peraturannya harusllah ditaati.
Tumbuh dan berkembangnya moral anak seiring dengan perkembangan
kecerdasannya. Cara mengajarkan moral kepada diri anak. Pemberian pengalaman –
pengalaman dan pemberian contoh – contoh moral yang baik, perlu ditanamkan sejak si anak
kecil. Interaksi social antara anak dengan teman-temannya juga sangat berperan dalam
perkembangan moral.
Pemahaman moral mana yang benar dan yang salah, mana yang baik dan tidak baik
akan termiliki oleh anak sesudah mengalami penilaian dari berbagai pengalaman dan contoh
yang dihadapi. Sebagai kunci keberhasilan mengajarkan nilai moral pada diri anak adalah
menciptakan lingkungan anak yang tertib dan teratur.
Mengajarkan Peribadatan
Kewajiban orang tua yang paling utama adalah memberikan contoh tauladan perilaku
ibadah didepan anaknya. Anak laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dan
menanggkap sebuah pelajaran dalam peribadatan. Anak laki-laki, pengalaman akan jauh lebih
berarti daripada seribu naiha. Berbeda dengan anak perempuan, terkadang nasihat sangat
diperlukan lebih dominan daripada melakukan kegiatan secara langsung.
C. Membentuk Kepribadian Anak
Membenuk kepribadian anak itu adalah mengajarkan atau membentuk anak agar
bersikap baik dihadapan mayarakat maupun dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Membentuk keprbadian anak adalah membentuk anak yang berakhlak yang baik.
1. Megajarkan Kejujuran
17. Kejujuran adalah sifat yang tidak dapat dating sendiri dan sikap yang tidak dapat dating
sendiri. Orang tua diharapkan memberikan contoh perilaku jujur dalam setiap hal dihadapan
anak. Tamankan dalam anak bahwa sikap jujur akan menang dan bohong akan kalah, dan
tamankan tidak ada ruang untuk berlaku bohong. Sifat jujur akan menurun sikap tidak
semaunya sendiri.
2. Mengajarkan Keberanian
Mengajarkan keberanian pada anak arinya menanamkan pengertian, pemahaman dan
sikap mental entang sikap berani. Berani melakukan sesuatu yang sesuai dengan tuntunan
agama diseratai berani bartanggung jawab. Jangan biarkan anak menjadi penakut dan
pengecut. Sebab sikap ini hanya akan mengakibatkan anak tidak bisa bersikap apa-apa
didepan orang lain. Kembangkan sikap tegas dan berani menghadapi rintangan yang sedang
ada dihadapinya. Adapun cara mengajari keberanian sebagai berikut:
Tunjukan contoh-contoh perjuangan yang memerlukan keberanian
Ajaklah anak untuk menyaksikan secara langsung pada even atau kejadian yang dapat
menggugah keberanian anak
Membelajarkan sifat keberanian kepada anak, membelajarkan artinya memberikan
kesempatakn anak untuk mengalami ―kebranian‖ pada menuntut munculnya keberanian
3. Mengajarkan Kesabaran
Langkah awal agar anak terbisa sabar adalah tidak memenjakan anak. Langkah
berikutnya adalah berikan pengertian dan contoh kisah teladan kebaikan sifat sabar.
Kesabaran akan memperbanyak teman dan kesabaran mendatangkan pahala. Sifat sabar akan
menghasilkan keuntungan bagi anak itu sendiri, yaitu :
Tidak mudah putus asa
Tidak iri hati
Menerima ( tidak mengeluh aau tidak menggerutu )
Mendewasakan anak
4. Mengajarkan Kesederhanaan
Mengajarkan sifa kesederhanaan merupakan sebagian dari usaha menanamkan budi
pekerti menuru ajaran Nabi Muhammad SAW. Orang tua wajib membekali anak sikap
sederhana, agar anak tidak minta banyak tuntutan. Cara mengajarkan kesederhanaan,
pemberian contoh tauladan kesederhanaan orang tua. Sedikit bicara namun banyak contoh
merupakan cara pembelajaran kesederhanaan yang dirasa paling megena dan efektif. Orang
tua tidak dibenarkan menanamkan cara-cara hidup mewah, sederhana adalah cara hidup
terbaik.
5. Mengajarkan Berpikir Lurus
Cara praktis membelajarkan anak berpikir lurus adalah membiasakan anak untuk
menggunakan logika dalam berpikir. Hukum sebab akibat juga penting untuk disampaikan
kepada anak sepagai pendukung penjelasan berpikir lurus. Untuk membiasakan anak berpikir
lurus dan luas adalah membiasakan mengajak diskusi anak, agar komunikasi orang tua
kepada anak diharapkan tidak terputus oleh kesibukan tugas. Anak diformat agar terbukan
dihadapan anggota keluarga.
6. Mengajarkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk
menanamkan tanggung jawab kita bisa memberi berbagai macam tugas atau pekerjaan
kepada anak. Hal yang perlu diingat oleh orang tua adalah bahwa tugas yang dikerjakan anak
ini bukan mementingkan hasil semata-mata melainkan penanamanrasa tanggung jawab itulah
yang terpenting. Apabila melihat anak melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas,
jangan langsung marah-marah. Tegur dengan kalimat yang akrab, lembut dan menyejukan
18. hati anak sembari mengajarkan tugas yang benar. Mengajarkan tanggung jawab pada anak
diupayakan dengan cara yang efektif dan menyenangkan.
7. Mengajarkan Kedisiplinan
Dari bahasa aslinya (discipline: inggris) berarti ketertiban. Ketertiban sangat terkait
antara perilaku seseorang dengan aturan/hukum/ adat kebiasaan masyarakat dimana perilaku
seseorang itu berlangsung.
Tujuan pendisiplinan anak agar anak bisa bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat lungkungannya. Mulailah anak diajarkan bersikap dari hal-hal yang
rutin dan mudah dipantau. Dalam menanaman sikap disiplin orang tua dituntut konsisten
memberi teladan secara bijak.
8. Mengajarkan Nilai Semangat Juang
Sangatlah penting untuk ditanamkan pada diri anak nilai samangat juang. jangan
sebaliknya, anak menumbuhsuburkan sikap putus asa, keluh kesah dan loyo semangat. Orang
yang putus asa biasanya lemah kemauannya, dan sikap inilah bermuara pada sikap masa
bodoh.setiap akan melakukan tugas, berilah semangat pada anak. Ketika anak mau belajar,
berilah semangat dengan membeberkan keuntungan belajar dan kerugian tidak belajar.
D. Menjunjung Norma Dalam Pergaulan
Ada 3 kelompok rasa yang harus dimunculkan dalam pergaulan. Pertama rasa
menghormat kepada orang tua, guru, saudara tua, tetangga dan tamu. Kedua rasa kasih
sayang kepada saudara maupun anggota masyarakat yang lebih muda. Ketiga rasa toleransi
dan pengorbanan kepada anggota masyarakat siapa saja yang mengadakan hubungan baik.
1. Mengajarkan hormat kepada orang tua
Kepada ibu dan bapak anak wajib berbakti. Berbakti berlaku sopan di hadapannya,
menjaga tutur kata, patuh terhadap perintahnya sepanjang tidak untuk mempersekutukan
tuhan dan wajib menjaga kehormatan mereka berdua. Tanamkan hal ini sejak kecil. Apabila
anak sudah besar baru akan mulai pembelajaran menghormat kepada ibu dan bapaknya
kiranya sulit untuk diterapkan. Orang tua memang harus mengupayakan terbentuknya
susunan keluarga yang aman, nyaman dan menentramkan anak untuk hidup dalam keluarga.
Pembelajaran penghormatan terhadap orang tua harus dilakukan dalam setiap hari dan terus
menerus berlangsung itu beransur-ansur menjadi kebiasaan.
2. Mengajarkan hormat kepada guru
Guru adalah sosok penerang jagad. Beliau memberikan contoh dan pembimbingan
setiap generasi. Dipundaknyalah terpikul tanggung jawab membangun membentuk generasi
yang bias menyiasati zaman dan mengantisipasi keadan yang belum erjadi. Guru merupakan
pemupuk bagi berkembangnya akhlak mulia generasi masa depan.
3.
Mengajarkan horma kepada saudara yang lebih tua
Saudara tua adalah yang lahir lebih dahulu. Dia berperan membantu orang tua
sebelum saudara muda dilahirkan. Menghormati mereka yang lebih tua tidak sebatas yang
serumah. Terhadap mereka yang tidak tinggal serumah pun, menghormat wajib dilakukan.
Cara mengajarkan anak menghormat kepada yang lebih tua yaitu, anak harus dibimbing dan
diberi contoh menghormat sadara yang lebih tua. Anak haru dipantau dalam setiap sikap dan
perilaku agar tetap menghormat kepada saudara tuanya.
4. Mengajarkan hormat kepada tetangga
Tetangga adalah seorang yang paling dekat tempat tinggalnya dengan kita. Sehingga
dengan merekalah kita itu paling banyak berhubungan. Tanamkan pada anak bahw
menghormat tetangga pada hakekatnya menghormat dirinya sendiri. Dengan rasa kasih
sayang yang tulus, tanamkan pengertian menghormat tetangga merupakan sikap orang yang
19. beriman. Menghormat tetangga merupakan sikap yang terpuji, dan horma kepada tetangga
pada muaranya akan membahagiakan hidup didalam masyarakat.
5. Mengajarkan hormat kepada tamu
Cara mengajarkan anak menghormati tamu dengan cara anak dilibatkan dalam
kegiatan melayani tamu. Agar pengetahuan tentang menghormat tamu dan bertamu dapat
tercerna dengan baik linbatkanlah mereka dalam menghormat tamu dan diajak bertamu.
Dengan demikian anak akan paham secara utuh dan terpadu mengenai sikap-sikap yang
diharapkan dalam menerima tamu dan juga bertamu. Dengan dasar pengalaman yang pernah
dilakukannya maka anak akan semakin mantap menerapkan tata cara memuliakan tamu.
6. Mengajarkan menyapa lebih dahulu
Komunikasi antar manusia, melibakan proses tegur dan sapa antar komponen
penyusunnya. Mengajarkan sapa dan tegur ke pada anak dengan memberi pengertian.
Menyapa lebih dahulu dalam proses komunikasi adalah hal yang baik. Oleh karenany
dianjurkan menyapa lebih dulu ketika dalam bertemu sesame manusia sering digunakan
sebagai indicator penilain terhadap seseorang. Untuk menanamkan sikap dan pengertian
dengan demikian itu, anak perlu dilatih melakukannya. Ddengan memberikankesempatan
menyapa kepada tetangga yang lewat, ada tamu yang sudah dikenal dan kepada siapapun saja
yang dikenal.
E. Membangun Kemuliaan Diri
1. Mengajarkan kesopanan
Sopan santun merupakan sikap seseorang yang menyangkut keberadaan orang lain.
Bersikap sopan santun adalah adanya rasa cinta kasih dan dan perhatian pada sesame
manusia. Dalam sikap sopan sanu berarti ada pihak yang menghormat dan pihak yang
dihormati. Kesopanan perlu diajarkan kepada anak kerena kesopanan merupakan budaya
adiluhung yang perlu kita junjung setinggi-tingginya. Kesopanan mempunyai daya tarik bagi
lawan dan kawan dalam pergaulan.
2. Mengajarkan Keadilan
Adil adalah sikap yang tidak semena-mena terhadap diriny sendiri dan orang lain.
Yang dimaksud adil disini adalah dalam bentuk pikiran, perkataan maupun dalam perbutan.
Adil dalam pikiran artinya tidak memikirkan hal-hal yang sia-sia dan hanya menghabiskan
tenaga. Adil dalam perkataan artinya bisa mengatur perkataan yang diucapkan yang didasari
atas kegunaan. Adil dalam perbuatan artinya bertindak sesuatu atas norma yang baik da nada
manfaatnya.
3. Mengajarkan Menahan Marah
Menahan marah adalah sikap terpuji dan bak untuk ditauladani. Maka pantas untuk
diajarkan dan dilaihkan pada anak agar menjadi suatu kebiasaan dalam hidupnya. Ada 3
tahap yang harus dijalani sehingga anak mampu menahan diri. Pertama, adanya contoh
tauladan dari lingkungan anak terutama lingkungan keluarga. Kedua, adanya pemberanian
pengertian memberi sisi buruk marah dan baiknya menahan marah kepada si anak. Ketiga,
adanya kesempata membelajarkan anak untuk menilai, mengevaluasi dan menerapkan caracara dan melakukan menahan marah di dalma kanca pergaulan hidup sehari-hari.
4. Mengajarkan Toleransi
Toleransi artinya memberikan orang lain untuk memenuhi haknya dan menunaikan
kewajibannya sepanjang tidak mengganggu hak orang lain. Mengajarkan toleransi kepada
anak, kuncinya semenjak kecil anak dilatih agar terbiasa melakukan hal-hal yang bernilai
toleransi. Janganlah anak diakrabkan dengan keserakahan.
20. PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
MUSLIM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan amanat yang diberikan oleh Allah Swt, kepada orang tua. Orang tua
bertanggung jawab sejak dalam kandungan, memberi nama anaknya dengan nama yang baik,
memberi perhatian dan kasih sayang, mengajari dan menyuruhnya sholat, sampai mendidik
dan membantunya menjadi manusia yang sempurna. Untuk tujuan inilah maka setiap orang
tua ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat
dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji.
Salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunannya. Dengan kata lain, dalam
relasi antara anak dan orang tua itu secara kodrati tercakupi unsur pendidikan untuk mem
bangun kepribadian anak dan mendewasakannya, ditambah dengan adanya kemungkinan
untuk dapat didikan pada diri anak, maka orang tua menjadi agen pertama dan terutama yang
mampu dan berhak menolong keturunannya serta mendidik anak-anaknya.[1]
Dalam pandangan islam, anak-anak memiliki dunia yang indah dan mempesona namun tetap
senantiasa membutuhkan perhatian serta penghargaan untuk melindungi kehidupan dan dunia
mereka agar terhindar dari mara bahaya yang mengancam sehingga mereka tetap berada
dalam surat Al-Mustaqim.[2]
1Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang anak, yang kesemuanya menekankan
pentingnya rasa cinta dan kasih sayang. Makna kehadiran anak dalam sebuah rumah tangga
menurut perspektif Al-Qur’an sangat banyak, diantaranya : anak sebagai karunia serta nikmat
dari Allah ( QS. Al-Isra : 6), sebagai perhiasan kehidupan dunia (QS. Al-Kahfi : 46), sebagai
penyejuk hati dan penenang jiwa (QS. Al-Furqan : 74), dan masih banyak lagi. Untuk itu
penerimaan anak dalam sebuah rumah tangga sangat besar pengaruhnya dalam membentuk
kepribadian muslim anak.
Untuk memperoleh keturunan yang berkepribadian muslim, islam menganjurkan supaya
memilih calon istri atau suami yang taat beragama. Dari hasil pertemuan dan perpaduan
kedua insan yang sama-sama bersih tersebut akan tercipta satu bentuk bangunan rumah
tangga yang teduh, kokoh, dan islami, tempat anak-anak akan lahir, sehingga mereka dapat
tumbuh dan berkembang dengan pendidikan yang memiliki akar yang kuat dan penuh dengan
budi pekerti serta akhlak yang luhur dan terpuji. Para orang tua memiliki tanggung jawab
memelihara dan menjaga pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sebab mereka dilahirkan
dalam keadaan fitrah (mentauhidkan Allah).
Untuk menopang tugas tersebut, Allah menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang di hati
setiap orang tua (ayah dan ibu). Dengan berbekal anugerah inilah mereka diharapkan mampu
menjaga, memelihara, dan mendidik anak-anakbya dengan baik dan islami.[3]
Dengan demikian peran orang tua dalam pembentukan kepribadian muslim anak sangat
21. besar. Sebagai pemimpin dalam keluarga, orang tua harus mampu menjadi suritauladan bagi
anak-anaknya. Karena setiap pengalaman yang dilalui anak baik melalui pendengaran,
penglihatan, perilaku, pembinaan dan sebagainya, akan menjadi bagian dari pribadinya yang
tumbuh.
Sebagaimana dikemukakan oleh Alex Sobur : Pada hakekatnya keluarga atau rumah tangga,
merupakan tempat pertama dan yang utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental
dan pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah.
Begitu pula halnya pendidikan agama harus dilakukan oleh orang tua sewaktu kanak-kanak
dengan membiasakan pada akhlak dan tingkah laku yang diajarkan agama.[4]
Sebagai pendidik, ayah dan ibu memiliki kewajiban yang berbeda karena perbedaan
kodratnya. Ayah berkewajiban mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya melalui
pemanfaatan karunia Allah SWT, di muka bumi dan selanjutnya menafkahkan kepada anak
istrinya. Kewajiban ibu adalah menjaga, memelihara, dan mengelola keluarga di rumah
suaminya, terlebih lagi mendidik dan merawat anaknya.[5]
Dalam ajaran agama, anak merupakan amanat Allah SWT, atas orang tua. Untuk itu orang
tua berkewajiban menjaga dan mendidiknya supaya selamat dunia dan akhirat. Bahkan
keselamatan kehidupan keluarga juga merupakan tanggung jawab orang tua. Sebagaimana
firman Allah dalam surat At-Tahrim, ayat : 6:
Artinya : ―Hai orang-orang yang beriman. Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.‖[6]
Dari firman Allah tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa islam mengajarkan
kepada orang tua supaya menjaga diri dan keluarganya agar tidak masuk kedalam siksa api
neraka. Untuk itu sudah menjadi kewajiban orang tua.
Untuk selalu memasukkan pendidikan agama dalam keluarga supaya anak-anaknya
mempunyai ketaqwaan yang tinggi dan berkepribadian muslim, sehingga menjadi keluarga
yang sakinah.
Dalam masyarakat kita akhir-akhir ini banyak ditemukan keluarga, keluarga yang tidak
harmonis. Pembagian peran anggota keluarga menjadi tidak ideal. Seorang ibu yang awalnya
hanya mengurusi pengelolaan kebutuhan keluarga dan mendidik anak-anaknya, mulai ikut
mencari nafkah dan menuntut hak serta kewajiban yang sama dengan suami, akibatnya sering
terjadi konflik dalam keluarga, dan membuat suasana rumah tangga tidak tentram. Kesibukan
orang tua di luar rumah menjadikan mereka tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan
pendidikan anak-anaknya. Bila keadaan ini terus berlanjut akan memberikan dapak negatif
pada perkembangan pribadi anak.
Tidak bisa kita pungkiri lagi, bahwasanya secara keseluruhan orang tualah yang mempunyai
kompetensi tertinggi dalam memberikan pendidikan tergadap anak sedini mungkin, sebab ia
akan mengukir dan mewarnai pribadi anak tersebut. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw.
Artinya : ―Tiada manusia lahir (dilahirkan)kecuali dalam keadaan fitrah, maka orang
22. tuanyalah yang menjadikan ia (kafir) yahudi, nasrani atau majus.‖. ( Muttafaqun’Alaih).[7]
Anak dalam perkembangannya, seperti halnya anak-anak di desa pecabean, yang berada pada
masa pancaroba atau masa transisi, kepribadian mereka belumlah stabil dan masih sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif yang paling mudah mempengaruhi mereka.
Apalagi di era globalisasi ini, dimana teknologi dan arus Informasi sudah berkembang
dengan pesat, sudah tentu sangat mempengaruhi anak-anak yang mempunyai alat komunikasi
(Handphone) yang canggih dengan kamera, video, inframerah dan masih banyak lagi layanan
yang ditawarkan, sehingga anak membutuhkan perhatian, bimbingan, dan asuhan orang tua
menuju kepribadian yang baik.
Kaitannnya dengan obyek penelitian, maka penulis memilih desa Pecabean, Kec. Pangkah,
Kab. Tegal, untuk dijadikan obyek penelitian. Desa Pecabean bukanlah desa yang statis,
namun merupakan desa yang berkembang terutama jika dilihat dari pembangunan fisik,
seiring dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, Pasalnya perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan teknologi ini, sedikit banyak berpengaruh terhadap gaya hidup
masyarakatnya. Untuk mencegah generasi mereka agar terhindar dari arus pergaulan yang
membahayakan, maka masyarakat Pecabean yang mayoritas beragama Islam, giat dalam
mengembangkan pendidikan agama untuk anak-anak, seperti didirikannya Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPA) dan sekolah Madrasah Diniyah. Selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan
lainnya, baik dikalangan orang tua, remaja maupun anak-anak.
Namun demikian perkembangan zaman tetap berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
Pecabean. Adanya sebagian remaja yang senang hura-hura serta sikapnya yang ugal-ugalan.
Ada juga yang dalam berpakaian mengikuti trend-trend masa sekarang yang tidak islami.
Akan tetapi sebagian besar masyarakat masih memegang nilai-nilai ajaran agama, mereka
rajin melakukan shalat, mengikuti pengajian-pengajian, sikap dan tutur katanya sopan,
menghormati sesama, dan lain sebagainya. Keadaan yang demikian ini tentulah tidak lepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti lembaga pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan keluarga.
Dari fenomena diatas, Penulis merasa tertarik untuk meneliti keluarga yang berhasil mendidik
anaknya di desa tersebut, apa dan bagaimana peran mereka dalam membentuk kepribadian
anak sehingga tetap berada di jalan agama Allah dan tidak mudah terpengaruh oleh faktorfaktor yang dapat merusak kepribadiannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar Belakang di atas, maka penulis dapat menentukan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana peran orang tua dalam membentuk kepribadian muslim anak di Desa Pecabean,
Kec. Pangkah, Kab. Tegal ?
2. Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh orang tua dalam pembentukan kepribadian muslim
anak di Desa Pecabean, Kec. Pangkah, Kab. Tegal ?
3. Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan Kepribadian anak di Desa Pecabean, Kec.
Pangkah, Kab. Tegal.