SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
ANALISIS TRUKTUR STATIS
TERTENTU (ASST)
(3 SKS)
Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono
Materi Ajar
Semester Gasal 2021/2022
JENIS BEBAN
Dari bentuknya beban pada struktur dapat dibedakan menjadi:
1. Beban terpusat (beban titik); Concentrated Load → P:
Yaitu beban yang bekerja terpusat pada suatu bidang yang kecil.
Misalnya:
beban dari roda kendaraan di atas jembatan
beban dari sebuah kolom yang ditumpu suatu balok
P (kN)
P (kN)
2. Beban merata; uniform load → q
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan secara merata.
Misalnya:
beban mati pada plat atau balok
beban dinding pada balok
q (kN/m)
3. Beban segita dan trapesium → q1 & q2
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan dan terdistribusi dalam
bentuk segitiga atau trapesium (trapesium = gabungan segi 3 + segi4)
Misalnya:
beban bidang plat yang didukung balok
q1
(kN/m)
q (kN/m)
q1 (kN/m)
q2 (kN/m)
4. Beban tidak beraturan → q(x)
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan .dan terdistribusi secara
tidak merata misalnya berupa fungsi sin, cos, atau sama sekali tidak
beraturan.
q(x) (kN/m)
Beban terpusat
Beban merata
NOTASI dan PERJANJIAN TANDA
Untuk kasus 3D pada umumnya digunakan sistim sumbu XYZ yg
mengikuti ‘aturan tangan kanan‘
sumbu x pada sumbu memanjang batang (positif ke kanan)
sumbu y tegak lurus sb. x & z (positif ke bawah)
sumbu z tegak lurus sb. x & y (positif ke depan)
Menurut sistim ini, beban
vertikal ke bawah searah
sumbu y, mempunyai tanda
positif.
INTERNAL FORCES
x
z
y Perjanjian tanda ini sedikit
berbeda dengan buku
“Structural and Stress
Analysis”, karangan Megson)
X+
Y+
S
N
M
S
N
M M
N
S
N
M S
Permukaan positif
Permukaan negatif
NOTASI dan PERJANJIAN TANDA
Tanda untuk gaya-gaya dalam ditentukan sbb:
1. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai positif, jika:
Pada permukaan positif: gaya-gaya internal tsb mempunyai
arah sesuai sumbu x,y,z positif
ATAU
Pada permukaan negatif: gaya-gaya internal tsb mempunyai
arah sesuai sumbu x,y,z negatif
2. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai negatif, jika
ketentuan (1) tsb di atas tidak terpenuhi.
AXIAL LOAD (BEBAN AKSIAL/NORMAL)
T
T
Batang dibebani gaya aksial tarik T:
- Didalam batang terjadi gaya dalam
(internal force) → gaya normal tarik
(Normal Force, NF + )
- Batang memanjang
C
C Batang dibebani gaya aksial tekan C:
- Didalam batang terjadi gaya dlm
(internal force) → gaya normal desak
(Normal Force, NF – )
- Batang memendek.
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
SHEAR LOAD (BEBAN GESER)
Penampang2 ini mengalami beban geser:
→ terjadi internal force: Gaya Geser (Shear Force = SF)
→ terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada
umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan)
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
q P
BENDING MOMENT (MOMEN LENTUR)
Penampang2 ini mengalami momen lentur akibat beban q atau P:
→ terjadi internal force: Momen Lentur (Bending Moment = BM)
→ terjadi deformasi lentur: batang melengkung
q P
Dalam kasus ini, akibat beban q atau P batang tsb mengalami beban
geser dan lentur !
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
Penampang batang ini mengalami momen puntiran (torsi) akibat beban P:
MT = P . a
→ terjadi internal force: Momen Puntiran/Torsi (Torsion= T)
a
P
→ terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada
umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan)
TORSION MOMENT (MOMEN TORSI/PUNTIRAN)
M=P.a
Dalam kasus ini, akibat beban P batang tsb juga mengalami beban geser dan momen lentur!
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS
Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam, yaitu dalam keadaan
seimbang statik, jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu
sama dengan nol.
Hal ini berarti:
jika benda tidak berpindah dalam arah tertentu (misal arah x), maka
resultan gaya-gaya dalam arah x tersebut sama dengan nol.
Jadi:
Sebuah benda akan berada dalam kadaan seimbang (tidak berpindah
tempat) jika resultan (jumlah) gaya-gaya dalam arah x dan dalam arah y
masing-masing sama dengan nol:
SFx = 0 dan SFy = 0
Namun demikian, persyaratan SFx = 0 dan SFy = 0 belum menjamin
keseimbangan benda tersebut terhadap gaya2 coplanar yang bekerja.
x
y
F
F
a
Dalam sistem ini persyaratan
SFx = 0 dan SFy = 0 terpenuhi
Tetapi dengan adanya kopel (F.a) yang
berputar kekiri, maka benda akan
berputar terhadap pusatnya berlawanan
arah dengan arah putaran jarum jam.
Jadi agar terpenuhi keadaan seimbang statik, maka persyaratan SFx = 0
dan SFy = 0 harus dilengkapi dengan persyaratan: Resultan (jumlah)
moment dari gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut terhadap
sembarang titik di dalam benda tsb sama dengan nol → SMz = 0
EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS
Resultant of a system of parallel forces
Page 23-24
F1 F2
R
a
x ?
R = F1 + F2
F2a = Rx = (F1 + F2)x
Jadi keadaan seimbang statik suatu benda yang terletak dalam
bidang X-Y (kasus 2D) terhadap gaya-gaya coplanar pada bidang
tersebut terpenuhi jika:
SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0
Jika diperluas untuk kasus 3D dalam sistim sumbu X-Y-Z maka
persyaratan keseimbangan menjadi:
SFx = 0 SFy = 0 SFz = 0
SMx = 0 SMy = 0 SMz = 0
EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS
STATICALLY DETERMINATE AND INDETERMINATE STRUCTURES
Jika suatu struktur, reaksi-reaksi tumpuan dan gaya-gaya dalamnya (in-
ternal forces) dapat dihitung cukup dengan menggunakan persyaratan
keseimbangan statik:
SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0
maka struktur tersebut dikelompokkan sebagai sistim struktur statis
tertentu (statically determinate structures)
Jika suatu struktur, reaksi-reaksi tumpuan dan atau gaya-gaya dalam-
nya (internal forces) tidak dapat dihitung hanya dengan menggunakan
persyaratan keseimbangan statik:
SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0
(misalnya karena jumlah variabel yang tidak diketahui melebihi jumlah
persamaan keseimbangan yang hanya 3 buah itu), maka struktur
tersebut dikelompokkan sebagai sistim struktur statis tak tertentu
(statically indeterminate structures or hyperstatic)
REAKSI PADA TUMPUAN PADA
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
Ditinjau sebuah batang AB yang berada bebas dalam bidang x-y:
A B
Jika pada batang tsb dikenakan gaya (beban) P, maka batang
menjadi tidak stabil karena mengalami translasi dan rotasi dan
berpindah menempati posisi A‘B‘.
Untuk menjadi batang yang stabil dan memenuhi persyaratan
statical equilibrium maka translasi dan rotasi tersebut harus
dihilangkan, yaitu dengan memasang tumpuan pada batang tsb.
)
Translasi
Rotasi
A‘
B‘
P
A B
Jika di titik A diberi tumpuan sendi (lihat cat. kuliah sebelumnya),
maka: - translasi tidak terjadi
- rotasi masih terjadi
Catatan:
Sifat-sifat tumpuan sendi:
- Tidak bertranlasi (tidak berpindah dalam arah x dan y)
→ mampu menahan reaksi arah x (hors.) maupun arah y (vert.)
- Dapat berputar (berotasi)
→ tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MA = 0
- Pada tumpuan sendi timbul dua reaksi: RX dan RY atau RH dan RV
A B
) Rotasi
B‘
P
Keadaan ini tetap belum stabil !!!
Contoh tumpuan sendi sebuah jembatan:
RV
RH
RV
RH
Pada tumpuan sendi
timbul 2 reaksi: RV dan RH
RV
RH
Jika kemudian ditambahkan tumpuan rol di titik B,
maka: - translasi → tidak terjadi
- rotasi → tidak terjadi
Catatan:
Sifat-sifat tumpuan rol (dg bidang gelincir horisontal):
- Tidak bertranlasi (tidak berpindah) dalam arah y
→ mampu menahan reaksi arah y (vertikal) → RY
- Dapat bertralasi (berpindah) dalam arah x
→ tidak menahan reaksi arah x (horisontal) → RX = 0
- Dapat berputar (berotasi)
→ tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MB = 0
- Pada tumpuan sendi timbul satu reaksi: RY
Struktur menjadi stabil !!!
A B
P
Contoh tumpuan rol:
RV
Pada tumpuan rol timbul 1 reaksi
dengan arah tegak lurus pada bidang
gelincirnya, dan dapat diuraikan
menjadi: RV dan RH
RH
R
RV
RV
RV
Balok sederhana (simple beam) adalah sebuah batang yang
ditumpu pada kedua ujungnya masing-masing dengan sebuah
sendi dan sebuah rol.
Akibat beban yang bekerja pada balok sederhana akan timbul reaksi
tumpuan:
- 2 reaksi pada tumpuan sendi: RAX dan RAY
- 1 reaksi pada tumpuan rol: RBY
Jadi pada sistim ini terdapat 3 (tiga) unknown (variabel tak diketahui)!
Dalam persyaratan keseimbangan statik, tersedia 3 persamaan:
SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0
Jadi: Balok sederhana termasuk sistim statis tertentu dan reaksi-reaksinya
dapat dihitung dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan tsb.
A B
P
L
Tiga persamaan keseimbangan statik tsb dapat digunakan untuk
menghitung reaksi-reaksi tumpuan, selama struktur tersebut terma-
suk sistim statis tertentu.
Pada umumnya penghitungan reaksi-reaksi tumpuan pada suatu
struktur diperlukan dan harus dilakukan sebelum menghitung gaya-
gaya dalam dan deformasi struktur.
MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN
Contoh:
3 kN
0,3 m 0,5 m 0,4 m
1,2 m
5 kN
)60°
Sistim struktur dan reaksi tumpuan:
Pada titik A → tumpuan sendi:
terdapat 2 reaksi → RAV & RAH
Pada titik D → tumpuan rol:
terdapat 1 reaksi → RDV
3 kN
0,3 m 0,5 m 0,4 m
1,2 m
5 kN
)60°
3 kN
0,3 m 0,5 m 0,4 m
1,2 m
5 kN
)60°
A
B C
D
RAH
RAV RDV
Arah dari masing-masing
reaksi tumpuan diasumsikan
lebih dahulu, misal spt pd gbr.
3 kN
0,3 m 0,5 m 0,4 m
1,2 m
5 kN
)60°
A
B C
D
RAH
RAV RDV
Karena satu-satunya tumpuan pada batang tersebut yg dapat me-
nahan gaya horisontal hanya tumpuan sendi di A, maka beban hori-
sontal PCH = 2,5 kN akan didukung oleh sendi A.
Dari Persm. SFX = 0 → RAH – PCH = 0 → RAH – 2,5 = 0
Jadi: RAH = 2,5 kN  hasil hitungan positif, berarti asumsi arah
reaksi pd gambar di atas sdh benar.
Beban PC = 5 kN membentuk
sudut 60°, diuraikan terlebih
dahulu menjadi komponen
vertikal & horisontalnya →
PCH = 5 . cos 60° = 2,5 kN
PCV = 5 . sin 60° = 4,33 kN
3 kN
0,3 m 0,5 m 0,4 m
1,2 m
5 kN
)60°
A
B C
D
RAH
RAV RDV
Misalnya digunakan momen thd ttk D: SMZ,D = 0, sehingga
RAV x 1,2 – 3 x 0,9 – 4,33 x 0,4 = 0 → RAV = 3,70 kN
→ hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di
atas sdh benar.
Selanjutnya RDV dapat dicari dengan SFy = 0 atau dg SMZ,A = 0
SFy = 0 → RAV – 3 – 4,33 + RDV = 0 → RDV = 3,63 kN
→ hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di atas sdh
benar.
Untuk menghitung RAV dan RDV
digunakan SMZ = 0. Sebaiknya
digunakan SMZ = 0 dg
mengacu pada ttk A atau D,
sehingga salah satu reaksi tsb
tereliminasi.
NFD, SFD DAN BMD PADA
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. AKIBAT BEBAN TERPUSAT
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Moment Diagram
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
P
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
1.1 Hitungan reaksi-reaksi tumpuan
Tumpuan A → sendi → terdapat 2 reaksi: RAV & RAH
Tumpuan B → rol → terdapat 1 reaksi: RBV
Arah reaksi-reaksi diasumsikan seperti pd gbr berikut ini.
3 unknown,
Str. Statis
Tertentu!
Penyelesaian:
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
SFH = 0 → RAH + 0 = 0 → RAH = 0
SMB = 0 → RAV · L + RAH · 0 – P · 0,4·L + RBV · 0 = 0 → RAV = 0,4 P
Hasil bernilai positif → asumsi arah reaksi sudah benar!
SMA = 0 → RAV · 0 + RAH · 0 + P · 0,6·L – RBV · L = 0 →RBV = 0,6 P
Hasil bernilai positif → asumsi arah reaksi sudah benar!
Cek: SFV = 0 → P – RAV – RBV = P – 0,4P – 0,6P = 0 → OK
P
A B
C
RAV = 0,4P RBV
Z+
Y+
1.1 Hitungan gaya-gaya dalam: NF, SF, BM
Pada sistim struktur tsb tidak ada komponen beban aksial (normal) →
sehingga tidak ada gaya normal → NF = 0, untuk seluruh panjang
balok.
Ditinjau sebuah penampang pada potongan I-I di sebelah kiri beban P
berjarak x dari A:
x
I
I
Ditinjau bag. struktur di seb.
kiri pot. I-I → dibuat
Diagram benda bebas
(Free Body Diagram, FBD)
Syarat: Bag.Struktur tetap
dlm keadaan seimbang statik
X+
NF
SF
BM
Agar tetap seimbang, maka pd pot. Harus ada gaya-
gaya dalam. Asumsi: nilainya positif (+).
SFH = 0 → NFI = 0
SFV = 0 → SFI – RAV = 0
SFI – 0,4.P = 0 → SFI = + 0,4.P (Positif)
SM = 0 → BMI – RAV . x = 0
BMI – (0,4.P) . x = 0 → BMI = + 0,4.P.x (Positif)
P
A B
C
RAV = 0,4P RBV
Z+
Y+
x
I
I
X+
NF
SF
BM
Posisi → x = 0 (titik A) x = 0,6.L umum, Ket.
(tepat di seb kiri beban P) sembrg.x
Gaya dalam:
NF NFA = 0 NFC,ki = 0 NFx = 0 Nol
SF SFA = + 0,4 P SFC,ki = + 0,4P SFx = + 0,4P Konstan
BM BMA = 0 BMC,ki = + 0,24.PL BMx = + 0,4P.x Pos., linier
dlm x
P
A B
C
RAV = 0,4P RBV
Z+
Y+
x
I
I
X+
NF
SF
BM
P
A B
C
RAV = 0,4P RBV
Z+
Y+
Ditinjau potongan II-II di sebelah kanan beban P berjarak x dari A:
Dengan x ≥ 0,6.L
x
II
II
X+
NF
SF
BM Agar tetap seimbang, maka
pd pot. harus ada gaya-gaya
dalam.
Asumsi: nilainya positif (+).
SFH = 0 → NFII = 0
SFV = 0 → SFII – RAV + P = 0
SFII – 0,4.P + P = 0 → SFII = − 0,6.P (Negatif)
SM = 0 → BMII – RAV . x + P.(x – 0,6L)= 0
BMII – (0,4.P).x + P.x – 0,6.P.L = 0
→ BMII = + 0,6.P(L-x) (Pos.)
dg.: 0,6 L ≤ x ≤ L
Posisi → x = 0,6L (Cka) x = L (ttk B) umum, Ket.
(tepat di seb kanan beban P) sembrg.x
Gaya dalam:
NF NFC,ka = 0 NFB = 0 NFx = 0 Nol
SF SFC,ka = − 0,6.P SFB= − 0,6.P SFx = − 0,6.P Konstan -0,6P
BM BMC,ka = + 0,24.PL BMB = 0 BMx = + 0,6P.(L-x)
Pos., linier dlm x
P
A B
C
RAV = 0,4P RBV
Z+
Y+
x
II
II
X+
NF
SF
BM
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
DIAGRAM GAYA NORMAL (NORMAL FORCE DIAGRAM, NFD)
NF = 0 [kN]
Satuan !!!
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM, SFD)
0,4P [kN]
(+)
(-)
0,6P [kN]
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMEN, BMD)
0,24 PL
(+)
P
0,6 L 0,4 L
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
DIAGRAM GAYA NORMAL (NORMAL FORCE DIAGRAM, NFD)
Ph
Ph
(-)
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
2. BEBAN TERPUSAT
P
a b
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
Z+
Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
PR / TUGAS I
Dikumpulkan: ........................
Kerjakan Soal 1 dan 2
Hitung Reaksi Tumpuan & Gaya-gaya dalam,
Gambarkan NFD, SFD dan BMD
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
3. BEBAN MERATA
q
L
A B
RAH
RAV RBV
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
Z+
Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
4. BEBAN MERATA
q
L
A B
RAH
RAV RBV
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
Z+
Y+
a c b
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
5. BEBAN SEGITIGA
q
L
A B
RAH
RAV RBV
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
Z+
Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
q
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
6. BEBAN SEGITIGA
L
A B
RAH
RAV RBV
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
Z+
Y+
a c b
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
M =Ra*1/2L-P*(1/2*L-a)
=1/2PL –1/2PL+Pa = Pa
PR / TUGAS I
Semester Gasal 2020/2021
Dikumpulkan: paling lambat 22-09-2021 pkl 12.30
Kerjakan Soal 1 dan 2
Hitung Reaksi Tumpuan & Gaya-gaya dalam,
Gambarkan NFD, SFD dan BMD
PR I Statika I
(pengumpulan paling lambat tgl 22 September pkl 12.30)
Lewat email: andreastriwiyono41@gmail.com)
45
Gambarkan SFT dan BMD balok
horinsontal akibat beban kopel tersebut
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
2. BEBAN TERPUSAT
P
5 m 7 m
L
A B
C
RAH
RAV RBV
Sudut kemirngan beban: 30 derajad dr garis
horisontal. Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Dam gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD (Normal Force Diagram)
SFD (Shear Force Diagram)
BMD (Bending Momen Diagram)
Z+
Y+
P
5
D
= 12 kN = 16 kN
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
3. BEBAN MERATA
q
L
A B
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
P
Rav =? → ΣMB =0
Rav.L –qL*1/2L = 0
Rav =1/2qLL/L=1/2qL
NF I = -P
SF I = Rav – qx =1/2qL -qx
M I = Rav*x – qx*1/2x = 1/2qLx -1
I
x
(-)
P
NFD
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
3. BEBAN MERATA
q
L
A B
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
0,5 q L
0,5 q L
0,5 q L
M I = Rav*x – qx*1/2x = 1/2qLx -1/2qx2
1/8*q*L2
SF I = Rav – qx =1/2qL -qx
BALOK KANTILEVER
(CANTILEVERED BEAM)
Sifat-sifat tumpuan jepit:
- tidak dapat berpindah (vertikal maupun horisontal) dan berputar
- dapat menahan gaya horisontal, gaya vertikal dan momen
Jadi:
pada tumpuan jepit dapat timbul 3 (tiga) reaksi tumpuan → 3 unknown
→ dpt dicari dg 3 persm keseimbangan statik
→ Balok kantilever: sistim statis tertentu
Balok Kantilever
Adalah batang yang ditumpu salah satu ujungnya dengan tumpuan
jepit dan ujung yang lain bebas.
A B
L
1. BALOK KANTILEVER MENERIMA BEBAN TERPUSAT
P
L
B
X+
Y+
RAH
RAV
MA
A
(+)
(-)
P
PL
SFD
BMD
2. BEBAN TERPUSAT
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
P
L
B
Z+
Y+
RAH
RAV
MA
A
a C
𝜃
PR II, soal 1
3. BEBAN MERATA
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
q
L
B
Z+
Y+
RAH
RAV
MA
A
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah
4. BEBAN MERATA
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
BALOK KANTILEVER
q
L
B
Z+
Y+
RAH
RAV
MA
A
Kerjakan
5. BEBAN SEGITIGA
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
BALOK KANTILEVER
q
L
B
Z+
Y+
RAH
RAV
MA
A
Kerjakan
6. BEBAN SEGITIGA
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram
BALOK KANTILEVER
q
L
B
Z+
Y+
RAH
RAV
MA
A
Kerjakan
BALOK SEDERHANA DENGAN KANTILEVER
A B
P
q
C
q
A B
P
D C
Balok sederhana dapat dikombinasi dengan balok kantilever pada
salah satu ujungnya atau pada kedua ujungnya. Efek dari adanya
kantilever ini akan mengurangi nilai momen positif di tengah
bentang balok.
2m 5m
10 m 4m
q = 10 kN/m
P = 15 kN
PR 1,5 P
60o
BALOK SEDERHANA DENGAN KANTILEVER
q
P
L1
A B
C
RAH
RAV RBV
Z+
Y+
L2
Cara penyelesaian:
1. Reaksi Tumpuan dicari dg persamaan2 keseimbangan statik:
SFH = 0 SFV = 0 SM = 0
2. Gaya-gaya dalam dicari dengan keseimbangan statik suatu
potongan, seperti di jelaskan di muka (pd simple beam)
Batang Kantilever BC dapat dianggap sebagai balok kantilever
yang terjepit di B.
1 ASST ATW Bahan Serahan 1 Gasal 2021-22 sd Balok Kantilever.pdf

More Related Content

What's hot

Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-betonRais Fadli
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableAfret Nobel
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)tekpal14
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-librerosidahmad
 
Balok komposit vs balok biasa - afret nobel
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelBalok komposit vs balok biasa - afret nobel
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautEdhot Badhot
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-iiHaqie Sipil
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)MOSES HADUN
 

What's hot (20)

Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Batang tekan.pptx
Batang tekan.pptxBatang tekan.pptx
Batang tekan.pptx
 
10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton10 penyaluran-tulangan-beton
10 penyaluran-tulangan-beton
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gable
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre
 
Balok komposit vs balok biasa - afret nobel
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelBalok komposit vs balok biasa - afret nobel
Balok komposit vs balok biasa - afret nobel
 
Tugas 6 Struktur beton 1
Tugas 6 Struktur beton 1Tugas 6 Struktur beton 1
Tugas 6 Struktur beton 1
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-baut
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 

Similar to 1 ASST ATW Bahan Serahan 1 Gasal 2021-22 sd Balok Kantilever.pdf

MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Kesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarKesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarSulistyo Budhi
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegarkhairunnisak880
 
Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)auliarika
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Ang Gha D Cato
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Pasca Perdana
 
Balok terpusat
Balok terpusatBalok terpusat
Balok terpusatIwan PW
 
Balok terpusat
Balok terpusatBalok terpusat
Balok terpusatIwan PW
 
3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika editrahmadfath
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakrirezarahadiaan1
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPELPENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL-
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturBab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturKrisman TheKyto-Ryu
 
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiBab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiMasnia Siti
 

Similar to 1 ASST ATW Bahan Serahan 1 Gasal 2021-22 sd Balok Kantilever.pdf (20)

92471.pdf
92471.pdf92471.pdf
92471.pdf
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Kesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarKesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegar
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
Balok terpusat
Balok terpusatBalok terpusat
Balok terpusat
 
Balok terpusat
Balok terpusatBalok terpusat
Balok terpusat
 
FISIKA bab Kesetimbangan
FISIKA bab KesetimbanganFISIKA bab Kesetimbangan
FISIKA bab Kesetimbangan
 
3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika edit
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
Mekanika teknik II
Mekanika teknik IIMekanika teknik II
Mekanika teknik II
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPELPENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-strukturBab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
Bab i-konsep-konsep-dasar-analisa-struktur
 
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksiBab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
Bab ii-sistem-perletakan-dan-gaya-reaksi
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

1 ASST ATW Bahan Serahan 1 Gasal 2021-22 sd Balok Kantilever.pdf

  • 1. ANALISIS TRUKTUR STATIS TERTENTU (ASST) (3 SKS) Dr.-Ing. Ir. Andreas Triwiyono Materi Ajar Semester Gasal 2021/2022
  • 2. JENIS BEBAN Dari bentuknya beban pada struktur dapat dibedakan menjadi: 1. Beban terpusat (beban titik); Concentrated Load → P: Yaitu beban yang bekerja terpusat pada suatu bidang yang kecil. Misalnya: beban dari roda kendaraan di atas jembatan beban dari sebuah kolom yang ditumpu suatu balok P (kN) P (kN)
  • 3. 2. Beban merata; uniform load → q Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan secara merata. Misalnya: beban mati pada plat atau balok beban dinding pada balok q (kN/m) 3. Beban segita dan trapesium → q1 & q2 Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan dan terdistribusi dalam bentuk segitiga atau trapesium (trapesium = gabungan segi 3 + segi4) Misalnya: beban bidang plat yang didukung balok q1 (kN/m) q (kN/m) q1 (kN/m) q2 (kN/m)
  • 4. 4. Beban tidak beraturan → q(x) Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan .dan terdistribusi secara tidak merata misalnya berupa fungsi sin, cos, atau sama sekali tidak beraturan. q(x) (kN/m)
  • 6. NOTASI dan PERJANJIAN TANDA Untuk kasus 3D pada umumnya digunakan sistim sumbu XYZ yg mengikuti ‘aturan tangan kanan‘ sumbu x pada sumbu memanjang batang (positif ke kanan) sumbu y tegak lurus sb. x & z (positif ke bawah) sumbu z tegak lurus sb. x & y (positif ke depan) Menurut sistim ini, beban vertikal ke bawah searah sumbu y, mempunyai tanda positif. INTERNAL FORCES x z y Perjanjian tanda ini sedikit berbeda dengan buku “Structural and Stress Analysis”, karangan Megson)
  • 7. X+ Y+ S N M S N M M N S N M S Permukaan positif Permukaan negatif NOTASI dan PERJANJIAN TANDA Tanda untuk gaya-gaya dalam ditentukan sbb: 1. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai positif, jika: Pada permukaan positif: gaya-gaya internal tsb mempunyai arah sesuai sumbu x,y,z positif ATAU Pada permukaan negatif: gaya-gaya internal tsb mempunyai arah sesuai sumbu x,y,z negatif 2. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai negatif, jika ketentuan (1) tsb di atas tidak terpenuhi.
  • 8. AXIAL LOAD (BEBAN AKSIAL/NORMAL) T T Batang dibebani gaya aksial tarik T: - Didalam batang terjadi gaya dalam (internal force) → gaya normal tarik (Normal Force, NF + ) - Batang memanjang C C Batang dibebani gaya aksial tekan C: - Didalam batang terjadi gaya dlm (internal force) → gaya normal desak (Normal Force, NF – ) - Batang memendek. INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
  • 9. SHEAR LOAD (BEBAN GESER) Penampang2 ini mengalami beban geser: → terjadi internal force: Gaya Geser (Shear Force = SF) → terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan) INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS q P
  • 10. BENDING MOMENT (MOMEN LENTUR) Penampang2 ini mengalami momen lentur akibat beban q atau P: → terjadi internal force: Momen Lentur (Bending Moment = BM) → terjadi deformasi lentur: batang melengkung q P Dalam kasus ini, akibat beban q atau P batang tsb mengalami beban geser dan lentur ! INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
  • 11. Penampang batang ini mengalami momen puntiran (torsi) akibat beban P: MT = P . a → terjadi internal force: Momen Puntiran/Torsi (Torsion= T) a P → terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan) TORSION MOMENT (MOMEN TORSI/PUNTIRAN) M=P.a Dalam kasus ini, akibat beban P batang tsb juga mengalami beban geser dan momen lentur! INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS
  • 12.
  • 13. EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam, yaitu dalam keadaan seimbang statik, jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol. Hal ini berarti: jika benda tidak berpindah dalam arah tertentu (misal arah x), maka resultan gaya-gaya dalam arah x tersebut sama dengan nol. Jadi: Sebuah benda akan berada dalam kadaan seimbang (tidak berpindah tempat) jika resultan (jumlah) gaya-gaya dalam arah x dan dalam arah y masing-masing sama dengan nol: SFx = 0 dan SFy = 0
  • 14. Namun demikian, persyaratan SFx = 0 dan SFy = 0 belum menjamin keseimbangan benda tersebut terhadap gaya2 coplanar yang bekerja. x y F F a Dalam sistem ini persyaratan SFx = 0 dan SFy = 0 terpenuhi Tetapi dengan adanya kopel (F.a) yang berputar kekiri, maka benda akan berputar terhadap pusatnya berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam. Jadi agar terpenuhi keadaan seimbang statik, maka persyaratan SFx = 0 dan SFy = 0 harus dilengkapi dengan persyaratan: Resultan (jumlah) moment dari gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut terhadap sembarang titik di dalam benda tsb sama dengan nol → SMz = 0 EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS
  • 15. Resultant of a system of parallel forces Page 23-24 F1 F2 R a x ? R = F1 + F2 F2a = Rx = (F1 + F2)x
  • 16. Jadi keadaan seimbang statik suatu benda yang terletak dalam bidang X-Y (kasus 2D) terhadap gaya-gaya coplanar pada bidang tersebut terpenuhi jika: SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0 Jika diperluas untuk kasus 3D dalam sistim sumbu X-Y-Z maka persyaratan keseimbangan menjadi: SFx = 0 SFy = 0 SFz = 0 SMx = 0 SMy = 0 SMz = 0 EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS
  • 17. STATICALLY DETERMINATE AND INDETERMINATE STRUCTURES Jika suatu struktur, reaksi-reaksi tumpuan dan gaya-gaya dalamnya (in- ternal forces) dapat dihitung cukup dengan menggunakan persyaratan keseimbangan statik: SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0 maka struktur tersebut dikelompokkan sebagai sistim struktur statis tertentu (statically determinate structures) Jika suatu struktur, reaksi-reaksi tumpuan dan atau gaya-gaya dalam- nya (internal forces) tidak dapat dihitung hanya dengan menggunakan persyaratan keseimbangan statik: SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0 (misalnya karena jumlah variabel yang tidak diketahui melebihi jumlah persamaan keseimbangan yang hanya 3 buah itu), maka struktur tersebut dikelompokkan sebagai sistim struktur statis tak tertentu (statically indeterminate structures or hyperstatic)
  • 18. REAKSI PADA TUMPUAN PADA BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) Ditinjau sebuah batang AB yang berada bebas dalam bidang x-y: A B Jika pada batang tsb dikenakan gaya (beban) P, maka batang menjadi tidak stabil karena mengalami translasi dan rotasi dan berpindah menempati posisi A‘B‘. Untuk menjadi batang yang stabil dan memenuhi persyaratan statical equilibrium maka translasi dan rotasi tersebut harus dihilangkan, yaitu dengan memasang tumpuan pada batang tsb. ) Translasi Rotasi A‘ B‘ P A B
  • 19. Jika di titik A diberi tumpuan sendi (lihat cat. kuliah sebelumnya), maka: - translasi tidak terjadi - rotasi masih terjadi Catatan: Sifat-sifat tumpuan sendi: - Tidak bertranlasi (tidak berpindah dalam arah x dan y) → mampu menahan reaksi arah x (hors.) maupun arah y (vert.) - Dapat berputar (berotasi) → tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MA = 0 - Pada tumpuan sendi timbul dua reaksi: RX dan RY atau RH dan RV A B ) Rotasi B‘ P Keadaan ini tetap belum stabil !!!
  • 20. Contoh tumpuan sendi sebuah jembatan: RV RH RV RH Pada tumpuan sendi timbul 2 reaksi: RV dan RH RV RH
  • 21. Jika kemudian ditambahkan tumpuan rol di titik B, maka: - translasi → tidak terjadi - rotasi → tidak terjadi Catatan: Sifat-sifat tumpuan rol (dg bidang gelincir horisontal): - Tidak bertranlasi (tidak berpindah) dalam arah y → mampu menahan reaksi arah y (vertikal) → RY - Dapat bertralasi (berpindah) dalam arah x → tidak menahan reaksi arah x (horisontal) → RX = 0 - Dapat berputar (berotasi) → tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MB = 0 - Pada tumpuan sendi timbul satu reaksi: RY Struktur menjadi stabil !!! A B P
  • 22. Contoh tumpuan rol: RV Pada tumpuan rol timbul 1 reaksi dengan arah tegak lurus pada bidang gelincirnya, dan dapat diuraikan menjadi: RV dan RH RH R RV RV RV
  • 23. Balok sederhana (simple beam) adalah sebuah batang yang ditumpu pada kedua ujungnya masing-masing dengan sebuah sendi dan sebuah rol. Akibat beban yang bekerja pada balok sederhana akan timbul reaksi tumpuan: - 2 reaksi pada tumpuan sendi: RAX dan RAY - 1 reaksi pada tumpuan rol: RBY Jadi pada sistim ini terdapat 3 (tiga) unknown (variabel tak diketahui)! Dalam persyaratan keseimbangan statik, tersedia 3 persamaan: SFx = 0 SFy = 0 SMz = 0 Jadi: Balok sederhana termasuk sistim statis tertentu dan reaksi-reaksinya dapat dihitung dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan tsb. A B P L
  • 24. Tiga persamaan keseimbangan statik tsb dapat digunakan untuk menghitung reaksi-reaksi tumpuan, selama struktur tersebut terma- suk sistim statis tertentu. Pada umumnya penghitungan reaksi-reaksi tumpuan pada suatu struktur diperlukan dan harus dilakukan sebelum menghitung gaya- gaya dalam dan deformasi struktur. MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN Contoh: 3 kN 0,3 m 0,5 m 0,4 m 1,2 m 5 kN )60°
  • 25. Sistim struktur dan reaksi tumpuan: Pada titik A → tumpuan sendi: terdapat 2 reaksi → RAV & RAH Pada titik D → tumpuan rol: terdapat 1 reaksi → RDV 3 kN 0,3 m 0,5 m 0,4 m 1,2 m 5 kN )60° 3 kN 0,3 m 0,5 m 0,4 m 1,2 m 5 kN )60° A B C D RAH RAV RDV Arah dari masing-masing reaksi tumpuan diasumsikan lebih dahulu, misal spt pd gbr.
  • 26. 3 kN 0,3 m 0,5 m 0,4 m 1,2 m 5 kN )60° A B C D RAH RAV RDV Karena satu-satunya tumpuan pada batang tersebut yg dapat me- nahan gaya horisontal hanya tumpuan sendi di A, maka beban hori- sontal PCH = 2,5 kN akan didukung oleh sendi A. Dari Persm. SFX = 0 → RAH – PCH = 0 → RAH – 2,5 = 0 Jadi: RAH = 2,5 kN  hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di atas sdh benar. Beban PC = 5 kN membentuk sudut 60°, diuraikan terlebih dahulu menjadi komponen vertikal & horisontalnya → PCH = 5 . cos 60° = 2,5 kN PCV = 5 . sin 60° = 4,33 kN
  • 27. 3 kN 0,3 m 0,5 m 0,4 m 1,2 m 5 kN )60° A B C D RAH RAV RDV Misalnya digunakan momen thd ttk D: SMZ,D = 0, sehingga RAV x 1,2 – 3 x 0,9 – 4,33 x 0,4 = 0 → RAV = 3,70 kN → hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di atas sdh benar. Selanjutnya RDV dapat dicari dengan SFy = 0 atau dg SMZ,A = 0 SFy = 0 → RAV – 3 – 4,33 + RDV = 0 → RDV = 3,63 kN → hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di atas sdh benar. Untuk menghitung RAV dan RDV digunakan SMZ = 0. Sebaiknya digunakan SMZ = 0 dg mengacu pada ttk A atau D, sehingga salah satu reaksi tsb tereliminasi.
  • 28. NFD, SFD DAN BMD PADA BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 1. AKIBAT BEBAN TERPUSAT Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Moment Diagram P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+
  • 29. P A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ 1.1 Hitungan reaksi-reaksi tumpuan Tumpuan A → sendi → terdapat 2 reaksi: RAV & RAH Tumpuan B → rol → terdapat 1 reaksi: RBV Arah reaksi-reaksi diasumsikan seperti pd gbr berikut ini. 3 unknown, Str. Statis Tertentu! Penyelesaian:
  • 30. P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ SFH = 0 → RAH + 0 = 0 → RAH = 0 SMB = 0 → RAV · L + RAH · 0 – P · 0,4·L + RBV · 0 = 0 → RAV = 0,4 P Hasil bernilai positif → asumsi arah reaksi sudah benar! SMA = 0 → RAV · 0 + RAH · 0 + P · 0,6·L – RBV · L = 0 →RBV = 0,6 P Hasil bernilai positif → asumsi arah reaksi sudah benar! Cek: SFV = 0 → P – RAV – RBV = P – 0,4P – 0,6P = 0 → OK
  • 31. P A B C RAV = 0,4P RBV Z+ Y+ 1.1 Hitungan gaya-gaya dalam: NF, SF, BM Pada sistim struktur tsb tidak ada komponen beban aksial (normal) → sehingga tidak ada gaya normal → NF = 0, untuk seluruh panjang balok. Ditinjau sebuah penampang pada potongan I-I di sebelah kiri beban P berjarak x dari A: x I I Ditinjau bag. struktur di seb. kiri pot. I-I → dibuat Diagram benda bebas (Free Body Diagram, FBD) Syarat: Bag.Struktur tetap dlm keadaan seimbang statik X+ NF SF BM Agar tetap seimbang, maka pd pot. Harus ada gaya- gaya dalam. Asumsi: nilainya positif (+).
  • 32. SFH = 0 → NFI = 0 SFV = 0 → SFI – RAV = 0 SFI – 0,4.P = 0 → SFI = + 0,4.P (Positif) SM = 0 → BMI – RAV . x = 0 BMI – (0,4.P) . x = 0 → BMI = + 0,4.P.x (Positif) P A B C RAV = 0,4P RBV Z+ Y+ x I I X+ NF SF BM
  • 33. Posisi → x = 0 (titik A) x = 0,6.L umum, Ket. (tepat di seb kiri beban P) sembrg.x Gaya dalam: NF NFA = 0 NFC,ki = 0 NFx = 0 Nol SF SFA = + 0,4 P SFC,ki = + 0,4P SFx = + 0,4P Konstan BM BMA = 0 BMC,ki = + 0,24.PL BMx = + 0,4P.x Pos., linier dlm x P A B C RAV = 0,4P RBV Z+ Y+ x I I X+ NF SF BM
  • 34. P A B C RAV = 0,4P RBV Z+ Y+ Ditinjau potongan II-II di sebelah kanan beban P berjarak x dari A: Dengan x ≥ 0,6.L x II II X+ NF SF BM Agar tetap seimbang, maka pd pot. harus ada gaya-gaya dalam. Asumsi: nilainya positif (+). SFH = 0 → NFII = 0 SFV = 0 → SFII – RAV + P = 0 SFII – 0,4.P + P = 0 → SFII = − 0,6.P (Negatif) SM = 0 → BMII – RAV . x + P.(x – 0,6L)= 0 BMII – (0,4.P).x + P.x – 0,6.P.L = 0 → BMII = + 0,6.P(L-x) (Pos.) dg.: 0,6 L ≤ x ≤ L
  • 35. Posisi → x = 0,6L (Cka) x = L (ttk B) umum, Ket. (tepat di seb kanan beban P) sembrg.x Gaya dalam: NF NFC,ka = 0 NFB = 0 NFx = 0 Nol SF SFC,ka = − 0,6.P SFB= − 0,6.P SFx = − 0,6.P Konstan -0,6P BM BMC,ka = + 0,24.PL BMB = 0 BMx = + 0,6P.(L-x) Pos., linier dlm x P A B C RAV = 0,4P RBV Z+ Y+ x II II X+ NF SF BM
  • 36. P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ DIAGRAM GAYA NORMAL (NORMAL FORCE DIAGRAM, NFD) NF = 0 [kN] Satuan !!!
  • 37. P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM, SFD) 0,4P [kN] (+) (-) 0,6P [kN]
  • 38. P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMEN, BMD) 0,24 PL (+)
  • 39. P 0,6 L 0,4 L L A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ DIAGRAM GAYA NORMAL (NORMAL FORCE DIAGRAM, NFD) Ph Ph (-)
  • 40. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 2. BEBAN TERPUSAT P a b L A B C RAH RAV RBV Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram Z+ Y+ Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 41. PR / TUGAS I Dikumpulkan: ........................ Kerjakan Soal 1 dan 2 Hitung Reaksi Tumpuan & Gaya-gaya dalam, Gambarkan NFD, SFD dan BMD
  • 42. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 3. BEBAN MERATA q L A B RAH RAV RBV Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram Z+ Y+ Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 43. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 4. BEBAN MERATA q L A B RAH RAV RBV Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram Z+ Y+ a c b Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 44. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 5. BEBAN SEGITIGA q L A B RAH RAV RBV Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram Z+ Y+ Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 45. q BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 6. BEBAN SEGITIGA L A B RAH RAV RBV Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram Z+ Y+ a c b Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 47.
  • 48. PR / TUGAS I Semester Gasal 2020/2021 Dikumpulkan: paling lambat 22-09-2021 pkl 12.30 Kerjakan Soal 1 dan 2 Hitung Reaksi Tumpuan & Gaya-gaya dalam, Gambarkan NFD, SFD dan BMD
  • 49. PR I Statika I (pengumpulan paling lambat tgl 22 September pkl 12.30) Lewat email: andreastriwiyono41@gmail.com) 45 Gambarkan SFT dan BMD balok horinsontal akibat beban kopel tersebut
  • 50. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 2. BEBAN TERPUSAT P 5 m 7 m L A B C RAH RAV RBV Sudut kemirngan beban: 30 derajad dr garis horisontal. Hitung reaksi-reaksi tumpuan Dam gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD (Normal Force Diagram) SFD (Shear Force Diagram) BMD (Bending Momen Diagram) Z+ Y+ P 5 D = 12 kN = 16 kN
  • 51. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 3. BEBAN MERATA q L A B RAH RAV RBV Z+ Y+ P Rav =? → ΣMB =0 Rav.L –qL*1/2L = 0 Rav =1/2qLL/L=1/2qL NF I = -P SF I = Rav – qx =1/2qL -qx M I = Rav*x – qx*1/2x = 1/2qLx -1 I x (-) P NFD
  • 52. BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM) 3. BEBAN MERATA q L A B RAH RAV RBV Z+ Y+ 0,5 q L 0,5 q L 0,5 q L M I = Rav*x – qx*1/2x = 1/2qLx -1/2qx2 1/8*q*L2 SF I = Rav – qx =1/2qL -qx
  • 53.
  • 55. Sifat-sifat tumpuan jepit: - tidak dapat berpindah (vertikal maupun horisontal) dan berputar - dapat menahan gaya horisontal, gaya vertikal dan momen Jadi: pada tumpuan jepit dapat timbul 3 (tiga) reaksi tumpuan → 3 unknown → dpt dicari dg 3 persm keseimbangan statik → Balok kantilever: sistim statis tertentu Balok Kantilever Adalah batang yang ditumpu salah satu ujungnya dengan tumpuan jepit dan ujung yang lain bebas. A B L
  • 56. 1. BALOK KANTILEVER MENERIMA BEBAN TERPUSAT P L B X+ Y+ RAH RAV MA A (+) (-) P PL SFD BMD
  • 57. 2. BEBAN TERPUSAT Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram P L B Z+ Y+ RAH RAV MA A a C 𝜃 PR II, soal 1
  • 58. 3. BEBAN MERATA Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram q L B Z+ Y+ RAH RAV MA A Penjelasan terinci diberikan dalam kuliah
  • 59.
  • 60.
  • 61. 4. BEBAN MERATA Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram BALOK KANTILEVER q L B Z+ Y+ RAH RAV MA A Kerjakan
  • 62. 5. BEBAN SEGITIGA Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram BALOK KANTILEVER q L B Z+ Y+ RAH RAV MA A Kerjakan
  • 63. 6. BEBAN SEGITIGA Hitung reaksi-reaksi tumpuan Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya: NFD = Normal Force Diagram SFD = Shear Force Diagram BMD = Bending Momen Diagram BALOK KANTILEVER q L B Z+ Y+ RAH RAV MA A Kerjakan
  • 64. BALOK SEDERHANA DENGAN KANTILEVER A B P q C q A B P D C Balok sederhana dapat dikombinasi dengan balok kantilever pada salah satu ujungnya atau pada kedua ujungnya. Efek dari adanya kantilever ini akan mengurangi nilai momen positif di tengah bentang balok. 2m 5m 10 m 4m q = 10 kN/m P = 15 kN PR 1,5 P 60o
  • 65. BALOK SEDERHANA DENGAN KANTILEVER q P L1 A B C RAH RAV RBV Z+ Y+ L2 Cara penyelesaian: 1. Reaksi Tumpuan dicari dg persamaan2 keseimbangan statik: SFH = 0 SFV = 0 SM = 0 2. Gaya-gaya dalam dicari dengan keseimbangan statik suatu potongan, seperti di jelaskan di muka (pd simple beam) Batang Kantilever BC dapat dianggap sebagai balok kantilever yang terjepit di B.