Riba berarti lebih atau tambahan dan merujuk kepada kelebihan pembayaran tanpa imbalan. Hukum Islam melarang riba karena dapat merusak hubungan antar manusia dan menciptakan ketidakadilan. Ada berbagai jenis riba seperti riba fadli, qardi, nasi'ah, dan yad. Larangan terhadap riba dimaksudkan untuk melindungi umat Islam dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar.
1. Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti lebih
atauTambahan
Riba menurut hukum syara’ adalah kelebihan atau
tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau
imbalan yang disyaratkan bagi salah seorang yang
melakukan akad atau transksi.
RIBA
2. Hukum Riba adalah Haram
“AllahTelah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba....” (QS al-
Baqarah:275)
3. Larangan memakan riba :
“ Rasulullah saw. Melaknat orang yang memakan
riba, yang mewakilinya, penulisnya dan kedua
saksinya. Mereka semua berdosa ” (H.R. Muslim)
4. Macam-macam Riba
1. Riba Fadli(lebih) : Riba yang disebabkan penukaran
barang sejenis yang tidak sama ukuran atau
jumlahnya
2. Riba Qardi(utang) : riba dalam hal utang, caranya
adalah dengan menarik riba dari orang yang
berutang
3. Riba nasi’ah : riba yang disebabkan penundaan atau
penangguhan pembayaran utang.
4. RibaYad : Riba karena terpisahnya penjual dan
pembeli sebelum timbang terima barang dagangan.
5. Bahaya dan Kerugian dari Riba
Riba membuat manusia malas bekerja
Riba melebarkan kesenjangan antara yang kaya
dan yang miskin
Riba menyebabkan terputusnya sikap yang baik
antar sesama manusia dalam hal pinjam-
meminjam
Riba menyebabkan permusuhan antarpribadi
6. Hikmah diharamkannya Riba dalam Islam
1. Menjaga harta seorang muslim supaya tidak dimakan dengan
cara-cara yang bathil.
2. Mengarahkan seorang muslim supaya mengiventasikan hartanya
didalam sejumlah usaha yang bersih yang jauh dari kecurangan
dan penipuan serta terhindar dari segala tindakaan yaang
menimbulkan kesengsaraan diantara kaum muslimin.
3. Menyumbat seluruh jalan yang membawa seorang muslim
kepada tindakan memusuhi dan menyusahkan saudara sesama
muslim.
4. Menjauhkan seorang muslim dari perbuatan yang dapat
membawa kepada kebinasaan.
8. a. Muzara’ah : Sistem penggarapan
sawah/ladang/kebun yang
benihnya dan penggarapannya
dari penggarap
9. b. Mukhabarah : sistem penggarapan sawah,
ladang, kebun pemilik sawah/ladang/kebun
berhubung penggarap hanya sebagai buruh
semata
c. Musaqah : Sistem pemburuhan pemeliharaan
tanaman yang sudah
ada(sawah,ladang,perkebunan) hingga
menghasilkan upahnya menurut aqad ketika ijab
qabul dg ketentuan masing-masing harus orang
yang berhak
10. Syarat muzara’ah, musaqah dan
mukhabarah yaitu :
1. harus ada aqad dari masing-masing yang
berkaitan
2. harus ada usaha/pekerjaan, sawah,
ladang, kebun dan tanaman yang akan
dipeliharanya
3. adanya hasil yang akan dipetik, saling
menguntungkan
4. masing-masing yang berkorban harus
dewasa, berakal sehat dan merdeka