2. PERMAINAN
1. Patograf → Persalinan Normal
2. Panggul
3. Kepala Janin
4. Mekanisme Persalinan Normal
5. Komplikasi Kala I & II
3. Permainan 1 Patograf
Soal 1 Kelompok Ganjil
Soal 2 Kelompok Genap
Instruksi :
1.Kerjakan sesuai dgn soal yg didapatkan pada
masing-masing patograf
2.Tukar jawaban dengan masing2 kelompok
4. Permainan 2 Panggul, Kepala Janin, Mekanisme
Persalinan Normal
Instruksi
Setiap mahasiswa secara bergiliran mengkaitkan panggul, kepala
janin dan persalinan
5. Permainan 3 Deteksi Dini & Komplikasi
Kala I
1. Seorang perempuan datang ke BPM hamil 36 minggu mengeluh sakit perut
hilang timbul sejak 3 jam keluar air ketuban 2 jam lalu, gerak anak aktif.
Dilakukan pemeriksan TD dalam batas normal,S 38,2 C. Dilakukan VT : V/V
normal, potio tebal, pembukaan serviks 1 cm, effisment 10 %, ketuban (-)
hijau, presentasi kepala, denominator UUK belum jelas, penurunan H I+, tidak
teraba bagian kecil janin dan tali pusat. Djj 160 x/menit.Tindakan segera yang
dilakukan bidan adalah
a. Minta ibu istrhat dirumah
b. Minta ibu jalan jalan
c. Rujuk
d. Pasang infus
e. Posisikan pasien
6. 2. Seorang perempuan datang ke BPM hamil 38 minggu mengeluh sakit perut
hilang timbul sejak 3 jam lalu, gerak anak aktif. Dilakukan pemeriksan tanda
vital dalam batas normal. Dilakukan VT : V/V normal, potio tebal,
pembukaan serviks 1 cm, effisment 10 %, ketuban (+), presentasi kepala,
denominator UUK belum jelas, penurunan H I, tidak teraba bagian kecil janin
dan tali pusat. His 1x10”-10 detik, Djj 130 x/menit.Tindakan yang dilakukan
bidan adalah
a. Rujuk
b. Pasang infus
c. Mobilisasi
d. Tidur terlentang
e. Pantau djj
7.
8. DETEKSI DINI KOMPLIKASI & PENYULIT KALA I
Riwayat SC, UK<
37 mg, Tfu 40 cm
> lebih
Perdarahan bukan
blood show
Ketuban pecah
disertai
meconium kental
Ketuban pecah >
24 jam/ < 37
minggu
TD > 160/110 /
terdapat
proteinurine
Primipara fase
kala I dgn
penurunan
kepala janin 5/5
✓ Rujuk
✓ Damping
selama
rujukan
➢ Posisi
➢ Pasang
infus
➢ Rujuk
➢ Dampingi
➢ Posisi
➢ Rujuk
➢ Dampingi
❖ Posisi
❖ Djj
❖ Rujuk
❖ Dampingi,
Bawa alat
partus set,
penghisap
lender De
Lee,
handuk/kain
pengering
✓ Rujuk
✓ Dampingi
✓ Posisi
✓ Pasang Infus
➢ Posisi
➢ Pasang infus
➢ Beri MGSO4
➢ Rujuk
➢ Dampingi
9. DETEKSI DINI KOMPLIKASI & PENYULIT KALA I
Presentasi bukan
belakang kepala,
Presentasi Ganda
(majemuk)
Tali pusat
menumbung
Fase laten
memanjang
Belum inpartu
Partus lama
✓ Posisi
✓ Rujuk
✓ Dampingi
➢ Posisi
➢ Dorong tapi
pusat dgn 2
jari
➢ Rujuk
Dampingi
➢ Posisi
➢ Rujuk
➢ Dampingi
❖ Rujuk
❖ Dampingi
➢ Anjuran
makan
minum
➢ Bergerak
bebas
➢ Anjurkan
pulang
12. DETEKSI DINI KOMPLIKASI & PENYULIT KALA II
Gawat
Janin
Posisi
Nafas
dalam
Nilai Djj
Abnorm
alan→
rujuk
Kepala
bayi
tidak
turun
Meneran
posisi
jongkok/
berdiri
Rujuk→
Patograf
lewati garis
waspada
Dampingi
13. DETEKSI DINI KOMPLIKASI & PENYULIT KALA II
Cairan
Ketuban
Mekonium
Djj
Posisi tdk
terlentang,
mengedan
Segera
lahirkan→
resusitasi BBL
Tali pusat
menumbung
DJJ
Rujuk
Dampingi
Posisi sujud dan
dada menempel
di
kasur/brancart
15. MALPRESENTASI
Malpresentasi
• Bagian janin yg ada di bawah
rahim/ yg pertama kali memasuki
PAP
• Dijumpai pada VT & Palpasi
• Fak penentu letak janin, sikap
janin dan ekstensi/fleksi kepala
janin
• Presentasi yang bukan presentasi
belakang kepala
• Ex os parietal, puncak kepala,
dahi, muka, bokong, bahu
16. Presentasi Parietalis
DEFINISI
Presentasi kepala dengan
defleksi/ekstensi dan tulang
parietal merupakan bagian
yang terendah.
ETIOLOGI
✓ Panggul picak (platipeloid)
✓ Panggul corong
JENIS
1. Presentasi Parietalis Anterior : tulang
parietal anterior merupakan bagian
terendah, dinamakan juga sinklitisme
anterior. Masih mungkin partus
pervagimam.
2. Presentasi Parietalis Posterior: tulang
parietal posterior merupakan bagian
terendah, dinamakan juga
asinklitisme posterior. Tidak dapat
partus pervagimam
17.
18. PRESENTASI PUNCAK KEPALA
• DEFINISI
• Presentasi kepala dengan defleksi/
ekstensi minimal dengan ubun-ubun
besar merupakan bagian terendah.
• Diagnosis
✓ Periksa luar sulit untuk
mendiagnosisnya,
✓ Periksa dalam ubun-ubun besar
terendah dan di depan, setelah
lahir didapatkan kaput
suksedaneum di ubun-ubun besar.
• PENGELOLAAN
• Konservatif dengan ibu tidur kearah
punggung janin pada umumnya dapat
lahir spontan.
• PROGNOSIS
• Persalinan akan berlangsung lama
sehingga kemungkinan terjadi partus
lama robekan jalan lahir luas,
meningkatnya morbiditas dan
mortalitas janin.
19. Presentasi Puncak
Kepala
Presentasi
Sinsiput
Derajat
Deflexi Ringan
• UUB →merupakan bagian
terendah pada presentasi
puncak kepala.
• Lingkar kepala yang melalui
jalan lahir adalah sircumfirensia
fronto oksipitalis
• titik perputaran yang berada
dibawah simpisis adalah
glabella
20. Mekanisme persalinan
• Mekanisme persalinan sama dengan POPP (posisi oksiput posterior
persisten).
• Perbedaannya pada presentasi puncak kepala tidak terjadi flexi
kepala yang maksimal.
• Sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah
sirkumferensia fronto oksipitalis sebesar 34 cm dengan jarak 12
cm, titik perputar yang berada dibawah simpisis adalah glabella.
24. Presentasi Dahi
• DEFINISI
✓ Presentasi kepala dengan
defleksi/ekstensi dan dahi
merupakan bagian terendah.
✓ Angka kejadian sangat rendah
(I:4000) Bbiasnya pada primipara dan
multipara
• ETIOLOGI
• Pada dasarnya sama dengan etiologi
presentasi muka.
• DIAGNOSIS
✓ Denominator dahi (frontum).
✓ Dalam kehamilan jarang dapat diketahui
dan pemeriksaan luar dasarnya
memberikan hasil seperti pada
presentasi muka yaitu tonjolan kepala
teraba sepihak dengan punggung, antara
kepala dan punggung membuat sudut,
tonjolan kepala bertentangan dengan
bagian kecil sehingga denyut jantung janin
terdengar pada bagian kecil.
✓ Dalam persalinan pada pembukaan cukup
besar teraba sutura frontalis dengan ujung
yang satu di ubun-ubun besar dan ujung
yang lain di pinggir orbita dan pangkal
hidung.
26. Etiologi
• Anak kecil atau sudah meninggal
• Penempatan dahi persisten
• Seperti letak muka
27. Mekanisme Persalinan
• Kepala memasuki panggul biasanya dengan dahi melintang, atau miring.
• Pada waktu putar paksi, dahi memutar ke depan. Maxilla (fossa canina)
sebagai hipomokhlion berada di bawah simfisis, kemudian terjadi fleksi
untuk melahirkan belakang kepala melewati perineum, lalu defleksi,
maka lahirlah mulut, dagu dibawah simfisis.
• Lingkaran kepala memasuki panggul :
• Atau diameter mento-occipitalis 12,5 cm
28. Pimpinan persalinan
• Observasi untuk menunggu apakah bisa lahir spontan dengan
pengawasan yang baik.
• Coba reposisi menjadi letak LBK atau letak muka.
• Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstraksi vakum
atau forsep, bila janin meninggal lakukan embriotomi dan bila
janin hidup ditambah indikasi lainnya, lakukan seksio sesarea
29. Presentasi MUKA
• DEFINISI
• Presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi
maksimal dan muka bagian yang terendah,
kejadian sangat jarang ( 1 : 1000)
• ETIOLOGI
• Faktor yang menyebabkan defleksi dan
menghalangi fleksi kepala.
• Primer (dari awal kepala sudah defleksi dan
kepala tidak mungkin mengadakan fleksi):
✓ Kelainan janin yang tidak mungkin
diperbaiki anensefalus, meningokel,
kelainan tulang/ otot leher dan lilitan tali
pusat
• Sekunder (gangguan penurunan kepala):
✓ Panggul sempit/kepala besar
(disproporsi kepala panggul),
✓ Presentasi rangkap,
✓ Tumor previa,
✓ Disfungsi uteus hipotonik, gerakan
janan leluasa,
✓ Hidramnion,
✓ Perut gantung,
✓ Gerakan janIn kurang leluasa,
✓ Janin mati,
✓ Janin besar
✓ Posisi uterus miring.
30. Posisi ditentukan oleh dagu (mento), jadi ada
posisi :
• Left Mento Anterior (LMA) = dagu kiri depan
• Right Mento Anterior (RMA) = dagu kanan depan
• Left Mento Posterior (LMP) = dagu kiri belakang
• Right Mento Posterior (RMP) = dagu kanan belakang
31. Etiologi
• Primer
• Sejak dari awal persalinan sudah terjadi letak muka, karena :
• Ansefalus
• Hidrosefalus
• Lilitan tali pusat pada leher beberapa kali
• Panggul sempit
• Tangan menumbung disamping kepala
• Anak sangat besar
• Plasenta previa atau plasenta letak rendah
• Grande multipara
• Pergerkan anak bebas, misalnya pada hdramnion dan perut gantung
• Posisi uterus miring
32. a. Kepala engaged pada presentasi belakang kepala
b. Kepala belum engaged pada presentasi muka walaupun bagian terbawah
sudah setinggi spina iskiadika
33. Mekanisme Persalinan
• Mula-mula terjadi penempatan dahi,
kemudian defleksi bertambah
• Garis muka dan letak muka
• Mulut tampak lebih dahulu di vulva, dengan
leher atas sebagai hipomoklion kemudian
terjadi gerakan fleksi, maka lahirlah
berturut-turut hidung, mata, dahi, UUB dan
UUK.
• Lingkaran kepala pada letak muka ialah :
sirkumferensia submento bregmatika 32 cm
jarak 9,5 cm
34. Pimpinan persalinan
• Observasi harus teliti, biasanya 80-90% dapat lahir biasa.
• Pada penempatan dahi, anjurkan ibu tidur miring kesamping
sebelah dagu.
• Usaha untuk merubah letak :
• Reposisi mento anterior menjadi mento posterior
• Bila ada indikasi untuk menyelesaikan partus segera, pada
anak hidup lakukan ekstraksi vakum atau forsep; pada anak
mati lakukan embriotomi; dan pada mento posterior lakukan
seksio sesarea.
35. 1.presentasi muka mento anterior dapat
lahir sekitar 80 %
2.Mento posterior tidak mungkin lahir
36. Presentasi BOKONG
• DEFINISI
• Letak memanjang dengan bagian
terbawah bokong dengan atau tanpa
kaki, angka kejadiannya 3%
• JENIS PRESENTASI BOKONG
a. Presentasi bokong murni (Frank
Breech Presentation)
b. Presentasi bokong kaki
c. Presentasi kaki
• ETIOLOGI
• Faktor ibu : panggul sempit, tumor jalan
lahir, uterus yang lembek
(grandemultipara), kelainan uterus
(uterus arkuatus/ bikornus), letak
plasenta di atas atau di bawah (plasenta
previa); faktor janin: janin
kecil/prematur,
• Faktor janin: besar, hamil ganda, cacat
bawaan (hidrosefalus/anensefalus),
hidramnion., oligohidramnion, kaki
mejungkit.
37. • DENOMINATOR SAKRUM
• Periksa luar : kepala di fundus iuteri,
denyut jantung janin diatas pusat kanan
atau kiri.
• Periksa dalam: terutama kalau sudah
ada pembukaan dan ketuban pecah
teraba 3 tonjolan ujung-ujung os
kosigeus dan tuber osis iskti kanan dan
kiri. Kalau ditelusuri ujung os koksigeus
maka kita akan sampai ke sakrum dan
dapat teraba krista.
• DENOMINATOR SAKRUM
• Periksa luar : kepala di fundus iuteri,
denyut jantung janin diatas pusat kanan
atau kiri.
• Periksa dalam: terutama kalau sudah
ada pembukaan dan ketuban pecah
teraba 3 tonjolan ujung-ujung os
kosigeus dan tuber osis iskti kanan dan
kiri. Kalau ditelusuri ujung os koksigeus
maka kita akan sampai ke sakrum dan
dapat teraba krista.
Presentasi BOKONG
38.
39. • DEFINISI
• Adalah letak janin yang sumbu
panjangnya tegak lurus atau
miring terhadap sumbu panjang
ibu.
• Angka Kejadian: 1 : 500
• ETIOLOGI
• Sama dengan etiologi presentasi
bokong
• DIAGNOSIS
• Denominator skapula akromion
• Periksa luar perut membuncit
kesamping, findus uteri agak lebih
rendah, kepala tak teraba di
fundus dan di atas simfisis, teraba
kepala di samping janan atau kiri,
denyut jantung janin disekitar
pusat
• Periksa dalam kalau ketuban
masih utuh, agak sulit, awas
jangan sampai ketuban pecah,
rongga panggul kosong pada
waktu his tidak teraba bagian
janin
40. POSISI OKSIPUT POSTERIOR PERSISTEN
• Pada letak belakang kepala biasanya ubun-ubun kecil akan
memutar ke depan dengan sendirinya dan janin lahir secara
spontan. Kadang-kadang UUK tidak berputar ke depan, tetapi
tetap berada di belakang, yang disebut POSITIO OCCIPUT
POSTERIOR PERSISTENS.
41.
42. Etiologi
• Sering kita jumpai pada kelainan panggul punggung janin
dorsoposterior
• Putar paksi salah satu tidak berlangsung, pada :
• Perut gantung
• Janin kecil atau janin mati
• Arkus pubis sangat luas
• Dolichocephali
• Panggul sempit
43. • Pada posisi oksiput posterior persistens masih ada kemungkinan
janin lahir spontan yaitu UUB berada di bawah simfisis, terjadi
hiperfleksi untuk melahirkan belakang kepala melewati perineum,
kemudian menjadi defleksi untuk melahirkan muka di bawah
simfisis.
• Pada letak ini hanya kira-kira 4% yang memerlukan pertolongan
khusus untuk melahirkan janin.
44. Pimpinan Persalinan
• Sabar menunggu, karena ada harapan UUK akan memutar kedepan
dan jani akan lahir spontan.
• Ibu berbaring miring kearah punggung janin
• Teknik rebozo
46. DISTOSIA BAHU
Definisi
• Bahu gagal melewati sympisis pubis
dan tetap pada posisi
anteroposterior
• Ketidakmamuan melahirkan bahu
pada persalinan normal
Insiden
• Meningkatkan morbiditas maternal
& neonatal
• Kegawatdaruratan obstetric &
trauma
• Kejadian 0.3-1 %, bayi makrosomia
> 4000 gr 5-7 %, > 4500 gr 8-10 %
47. Faktor Resiko
• Makrosomia
• Diabetes Gestational
• Multiparitas
• Persalinan lewat waktu
tanpa penurunan fungsi
nutritive plasenta
Tanda
• Kala II Memanjang
• Setelah lahir, dagu bayi
melekat di perineum
(turtle’s sign)
48. PROGNOSIS
• Menyebabkan kompresi pada tali pusat → asfiksia berat
• Komplikasi karena distosia bahu:
1. Kerusakan pleksus brachialis
2. Kerusakan pada nervus servical setinggi tulang belakang servikal
V & VI
3. Paralisis akibat kerusakan saraf servikal VII & Torakal I
4. Patah tulang kalvikula/humerus
5. Asfiksia atau kematian bayi
49. • Ask for help: Minta pertolongan
• Lift/hyperflexi of the legs: Mc Robert’s maneuver
• Anterior shoulder disimpaction:
- Posisi pasien seperti pd Mc Robert’s maneuver
• Rotation of the posterior shoulder:
- Rubin maneuver
- Wood’s screw maneuver: memutar bahu posterior menjadi anterior
• Manual removal of the posterior arm
• Episiotomi
• Roll woman over onto “all fours”
- Membebaskan bahu posterior dan lbh mudah memutarnya ke anterior