Presentation about camera and cinematographi.
more info :
http://michaelmediapro.blogspot.com/2014/08/blog-post_22.html
Download this file from mediafire :
http://www.mediafire.com/download/qo9sahjd97i26e4/Presentation+Camera.ppt
3. CINEMATOGRAPHY
• Perlakuan terhadap kamera dan materialnya
• Merekam adegan
• Mengontrol dan mengatur bagaimana adegan
itu diambil, seperti jarak, ketinggian, sudut, lama
pengambilan dan sebagainya.
• Menentukan efek visual
4. Unsur Cinematography
•Kamera dan materialnya
• Penggunaan lensa, warna, kecepatan gerak gambar dan
sebagainya.
•Framing
• Frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan sebagainya
•Durasi gambar
• Lamanya sebuah obyek diambil gambarnya
CINEMATOGRAPHY
5. JENIS KAMERA DAN MATERIALNYA
• Kamera Film > format seluloid
• 8 mm, 16 mm, 35 mm, dan 70 mm
• Kamera Digital > format video
• DV, HDV dan sebagainya
6. TONALITAS
Tonalitas = kualitas gambar dan warna
•Contras dan brightness
• Kualitas Contras dapat dikontrol melalui stok filmnya, tata cahaya, serta
prosedur kimiawi.
• Kualitas Brightness dapat dikontrol melalui pengaturan exposure pada
difragma kamera.
•Color
• Penggunaan warna-warna tertentu untuk motif tertentu serta
membentuk nuansa film. Seperti; teknik hitam putih, adegan malam hari
berwarna biru, adegan perang berwarna merah, adegan dalam ruangan
umumnya berwarna kuning.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. KECEPATAN GERAK GAMBAR
Setiap kamera lazimnya memiliki pengaturan kecepatan antara 8 – 64 fps (frame per second)
•Normal = 24 fps
•fast motion = kurang dari 24 fps
• Menggambarkan perubahan waktu yang cepat, seperti dari siang ke malam hari dan
sebaliknya.
• Biasanya digunakan untuk menunujukkan aktifitas rutin pada sebuah ruang publik,
seperti suasana jalan raya yang ramai, para pejalan kaki dan sebagainya.
•slow motion = lebih dari 24 fps
• Memberikan efek dramatik pada sebuah moment, dan memberikan penekanan pada
sebuah adegan, seperti ketegangan, kesan kekuatan yang lebih dan sebagainya.
•Reverse Motion = berjalan mundur
14. PENGGUNAAN LENSA
• Hampir sama dengan mata manusia, lensa juga mampu
memberikan efek kedalaman, ukuran, serta dimensi suatu
obyek atau ruang. Namun tidak seperti mata kita, lensa kamera
dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya.
• Setiap lensa akan memberikan efek perspektif yang berbeda
karena memiliki focal length (panjang titik api) yan berbeda.
• Jenis lensa dipengaruhi oleh ketebalan lensa dengan ukuran
yang bervariasi.
15. • Short Focal Length atau Wide Angle
• Normal Focal Length
• Long Focal Length atau Telephoto
• Zoom
• Deep Focus dan Rack Focus
PENGGUNAAN LENSA
16. • Short Focal Length atau Wide Angle
• Lensa ini akan membuat obyek lebih jauh dari sebenarnya
• Ruang yang sempit akan terlihat lebih luas dari ukuran
sebenarnya.
• Membuat obyek akan tampak lebih tinggi dari sebenarnya.
• Sering digunakan untuk pengambilan jarak jauh, untuk
memperlihatkan panorama atau lansekap secara luas
PENGGUNAAN LENSA
17. • Normal Focal Length
• Lensa ini menghilangkan efek distorsi perspektif atau dengan
kata lain memberikan pandangan seperti layaknya mata manusia
tanpa menggunakan lensa
• Efek yang dihasilkan natural
• Ukuran jarak dan bentuk sebuah obyek akan sama persisi
dengan ukuran, jarak, dan bentuk aslinya.
• Lensa normal juga tidak memebrikan efek kedalaman gambar
yang ekstrim antara latar depan, tengah, dan latar belakang.
PENGGUNAAN LENSA
18. • Long Focal Length atau Telephoto
• Lensa ini memiliki efek kebalikan dari lensa short focal length
• Mampu mendekatkan jarak sehingga obyek pada latar depan
dan obyek pada latar belakang tampak berdekatan.
• Memberikan efek “dekat tetapi jauh”
• Efek kedalaman gambar sangat minimal, sehingga obyek yang
mendekat seolah bergerak lebih lama ke arah kamera.
PENGGUNAAN LENSA
19. • Zoom
• Lensa yang memungkinkan untuk mengubah focal length
sehingga mampu menghasilkan efek perspektif yang
berbeda hanya dalam sebuah shot.
• Sering digunakan untuk menggantikan pergerakan kamera
maju atau mundur
• Kamera tetap pada posisinya namun mampu memperbesar
atau memperkecil sebuah obyek.
PENGGUNAAN LENSA
20. • Deep Focus dan Rack Focus
• Teknik Deep Focus mampu menampilkan gambar yang
ketajamannya sama dari latar depan hingga latar belakang.
Memberikan kebebasan pada penontonnya untuk memilih detil
gambar mana yang mereka inginkan. Semua aksi di semua latar
sama pentingnya.
• Teknik Rack Focus hanya menampilkan latar depan atau latar
belakang saja yang fokus. Umumnya digunakan untuk mengubah
penekanan aksi dalam sebuah shot pada sebuah adegan.
PENGGUNAAN LENSA
22. • Tuntutan naratif serta estetik membuat sineas membatasi
mise-en-scene sesuai dengan kebutuhannya. Pembatasan
gambar oleh kamera inilah yang sering dikenal dengan
istilah pembikaian atau framing.
• Framing menentukan persepsi penonton terhadap sebuah
gambar atau shot.
FRAMING
23. • Aspek framing terhadap gambar dibagi menjadi empat unsur
utama yakni;
1. Bentuk dan dimensi frame
2. Ruang offscreen dan onscreen
3. Sudut, kemiringan, tinggi, dan jarak terhadap obyek
4. Pergerakan frame
Perpaduan unsur-unsur tersebut juga menghasilkan beberapa
teknik, seperti point of view (POV) shot dan handheld camera.
FRAMING
24. BENTUK DAN DIMENSI FRAME
• Aspect Ratio
Perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame dinamakan aspect ratio.
Dalam perkembangannya, aspect ratio sangat bervariasi
ukurannya. Namun secara umum dibagi menjadi dua, yaitu;
1. Fullscreen
2. Widescreen
• Mask
• Iris
• Multiple Frame (Split Screen)
25. 1. Fullscreen
Sejak tahun 1930, standar format fullscreen dengan aspect ratio 1.33:1 (Academy Ratio) telah
digunakan. Ditetapkan oleh lembaga film berpengaruh di Amerika yaitu Academy of Motion
Picture Art and Science.
1. Widescreen
•Munculnya format widescreen semakin memungkinkan sineas untuk memanfaatkan
komposisi lebar frame dengan leluasa. Format widescreen memiliki beragam variasi aspect
ratio.
•Format widescreen yang paling umum digunakan film-film produksi Amerika adalah 1.85:1
•Sedangkan film Eropa lebih banyak menggunakan format widescreen 1.66:1
•Kemudian muncul standar widescreen yang lebih lebar yakni, anamorphic widescreen
dengan aspect ratio, 2.35:1
BENTUK DAN DIMENSI FRAME
26.
27. MASK
• Teknik yang memungkinkan variasi bentuk dan ukuran
frame dinamakan masking.
• Biasanya digunakan untuk memfokuskan sebuah obyek
atau peristiwa dalam sebuah frame.
• Dengan menggunakan masking, frame dapat berbentuk
oval, lingkaran, segitiga, atau bahkan tak beraturan.
34. I R I S
• Iris adalah frame berbentuk lingkaran yang bergerak
membesar atau mengecil untuk menutup atau
membuka adegan.
• Chaplin sering menggunakan teknik ini untuk
mengakhiri adegan.
• Teknik ini juga digunakan untuk shot pembuka dalam
film-film James Bond.
37. Offscreen dan Onscreen
• Film memiliki ruang onscreen dan offscreen. Ruang
onscreen dan offscreen memberikan persepsi tentang
ruang serta posisi obyek atau karakter pada penonton.
• Ruang yang tampak dalam frame disebut ruang onscreen
sementara ruang yang tidak tampak dalam frame (di luar
frame) disebut ruang offscreen.
• Ruang offscreen dan onscreen mempengaruhi komposisi
frame secara keseluruhan.
38. JARAK, SUDUT, KEMIRINGAN, DAN KETINGGIAN KAMERA
TERHADAP OBYEK
• JARAK
• Extreme Long Shot (ELS)
• Long Shot (LS)
• Medium Long Shot (MLS)
• Medium Shot (MS)
• Medium Close-up (MCU)
• Close-up (CU)
• Extreme Close-up (ECU)
39. SUDUT (ANGLE)
SUDUT
•Sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame
•Secara umum sudut kamera dibagi menjadi tiga, yaitu:
• High-angle
• Overhead shot
• Straight-angle
• Low-angle
40. PERGERAKAN KAMERA
• Umumnya mengikuti pergerakan obyek
• Menggambarkan situasi dan suasana sebuah lokasi
• Secara umum variasi pergerakaran kamera terdiri dari, yaitu;
• Pan
• Tilt
• Tracking
• Crane shot
41. KAMERA SUBYEKTIF (POV SHOT)
• POV (point of view) shot merupakan arah pandang kamera
persis seperti apa yang dilihat karakter atau obyek dalam
filmnya.
• Fungsi POV adalah agar penonton mampu melihat dan
merasakan sensasi seperti karakter dalam cerita.
• Teknik POV sering digunakan dalam film-film aksi, perang,
horor, dan thriller dengan variasi bentuk dan fungsi yang
sangat beragam
42. HANDHELD CAMERA
• Handheld camera juga disebut gaya kamera dokumenter
• Kamera dibawa atau dijinjing langsung oleh operator kamera
tanpa menggunakan alat bantu seperti tripod atau dolly.
• Gaya handheld camera neniliki beberapa karakter yang khas
yakni; kamera bergerak dinamis dan bergoyang, serta gambar
yang “pucat” untuk memberi kesan nyata (realistik).
• Lazimnya mengabaikan komposisi visual dan lebih menekankan
pada obyek yang diambil
43.
44. KOMPOSISI
• Komposisi shot terkait dengan posisi obyek dalam frame, karena obyek
mempengaruhi komposisi, baik itu obyek utama maupun obyek sekitarnya.
• Sineas harus memperhitungkan komposisi frame secara menyeluruh,
terlebih jika objeknya bergerak serta posisi kamera berpindah.
• Pengaturan posisi obyek dalam komposisi shot menyeluruh bisa pula
digunakan sineas untuk mendapatkan motif-motif tertentu.
• Secara umum komposisi shor terkait dengan posisi obyek dalam frame
dapat dikelompokkan dua jenis, yakni
• Komposisi simetrik, dan
• Komposisi dinamik
45. Komposisi Simetrik
•Sifatnya statis
•Obyek terletak persis ditengah-tengah frame dan proporsi ruang disisi kanan dan kiri obyek
relatif seimbang
Komposisi Dinamik
•Sifatnya fleksibel dan posisi obyek dapat berubah sejalan dengan waktu.
•Tidak memiliki komposisi yang seimbang (simetris).
•Ukuran, posisi, arah gerak obyek sangat mempengaruhi komposisi dinamik.
•Satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan komposisi dinamik adalah dengan
menggunakan sebuah aturan yang dinamakan rule of thirds.
KOMPOSISI
46.
47.
48.
49.
50.
51. DURASI GAMBAR
Durasi Shot dan Durasi Cerita
•Durasi sebuah gambar (shot) memiliki arti penting karena
menunjukkan durasi cerita yang berjalan pada sebuah shot dalam
konteks naratifnya.
•Durasi cerita film umumnya sama dengan durasi shot-nya.
•Dengan teknik slow-motion, sebuah peristiwa dapat berlangsung
lebih lama dari durasi peristiwa sebenarnya.
•Dengan menggunakan teknik fast-motion, sebuah peristiwa dapat
lebih cepat dari durasi peristiwa sesungguhnya.
52. Long Take
•Setiap shot memiliki durasi yang beragam sesuai dengan tuntutan naratif, gaya sineas, dan
lainnya.
•Satu shot dapat berdurasi satu detik, bisa beberapa menit, bahkan satu jam.
•Dengan perkembangan teknik editing menyebabkan durasi shot semakin bertambah
pendek.
•Hingga awal dekade 1920-an, rata-rata satu shot film-film cerita produksi Hollywood adalah
5 detik dan hingga akhir dekade 1920-an pada era suara, bertambanh menjadi 10 detik.
•Dalam perkembangannya beberapa sineas mulai bereksperimen dengan durasi shot yang
lebih panjang dari durasi rata-rata. Teknik ini disebut Long Take
•Teknik Long Take umumnya juga dikombinasikan dengan teknik pergerakan kamera.
DURASI GAMBAR