1. EPIDEMIOLOGI
Sulit untuk mendapatkan kejadian yang tepat untuk eritroderma karena kebanyakan
laporan yang retrospektif, dan tidak menangani masalah kejadian secara keseluruhan
(Karakayli et al., 1999). Aspek ini ditangani dengan untuk pertama kalinya oleh Sehgal dan
Srivastava pada tahun 2004 dalam sebuah penelitian prospektif besar dari benua India, di
mana kejadian tersebut tercatat sebagai 35 per 100.000 pasien rawat jalan dermatologi.
Dalam survei lain dari Belanda (Sigurdsson et al., 2001), kejadian tahunan tercatat 0,9
per 100.000 penduduk. Dalam sebuah penelitian berdasarkan analisis dari 138 pasien
eritroderma berturut-turut dari Afrika Selatan, Morar pada tahun 2001 menemukan bahwa
75% hitam, 22,5% India dan 2,5% putih. Selain itu, sejumlah besar pasien HIV positif, di
mana reaksi obat yang paling Penyebab umum eritroderma. Laki-laki yang terkena 2-3 kali
lebih sering, dengan rata-rata laki-laki untuk perempuan rasio 2: 1 sampai 4: 1 (Gambar 1)
seperti yang dilaporkan dalam studi yang berbeda (Sterry dan Assaf, 2008).
Insiden usia biasanya variabel, dan setiap kelompok usia mungkin terpengaruh;
Namun, pasien yang terkena biasanya lebih dari 45 tahun (Tidak termasuk gangguan
herediter / dermatitis atopik), dengan usia rata-rata onset pada 55 tahun (Gambar 1) (Sehgal
et al, 2004;.. Khaled et al, 2010). Eritroderma pada anak-anak memiliki usia rata-rata onset
3,3 tahun, dengan laki-laki untuk perempuan rasio 0,89: 1,18 (Sehgal et al, 2004.). Gambar 1:
(. Kondo et al, 2006) presentasi Grafik usia dan distribusi jenis kelamin eritroderma.
Sebagian dari seri yang diterbitkan berasal dari negara-negara Barat.
Beberapa studi prospektif telah dilakukan di Asia, dan sampai tahun 2005 ada hanya
satu laporan dari Afrika, yang dilakukan di Dakar oleh Ndiaye dan rekan pada tahun 1979,
diikuti oleh beberapa studi terutama di Tunisia (Rym et al., 2005 dan Khaled et al., 2010).
Selain kurangnya informasi tentang eritroderma di Afrika, faktor lain memperburuk sifat
yang mengancam jiwa ini Kondisi termasuk: peningkatan tumbuh dalam penggunaan obat-
obatan herbal, yang epidemi HIV, kunjungan ke rumah sakit dalam tahap penyakit lanjut dan
terbatas sumber diteliti di lingkungan Dunia Ketiga (Okoduwa et al.,
2009).
2. GEJALA KLINIS
Secara klinis eritroderma ditandai dengan adanya eritema dan sisik yang lebih dari
90% luas permukaan kulit. Penyakit ini umumnya diawali sebagai plak eritema yang timbul
penyakit ini umumnya diawali sebagai plak eritema yang timbul akibat dilatasi kapiler.
Skuama yang terbentuk biasanya berwarna putih / kuning. Akibat proses diskuamasi ini kulit
akan tampak kering berwarna merah tua yang dilapisi skuama yang mengelupas.
Eritroderma kronis juga akan bermanifestasi pada luka kulit kepala dimana pada kulit
kepala timbul sisik (skuama), kelainan kuku berupa onikolis. Hiperkeratosis sublingual,
perdarahan, dan paronikia.
3.
4. DAFTAR PUSTAKA
Clinical, Histopathological and Immunohistochemical Study of Cases Presenting with
Erythroderma A Thesis Submitted For Partial Fulfillment of Master Degree in Dermatology.
Faculty of Medicine Cairo University 2012