SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Bab 5
DERET FOURIER
Pada Bab sebelumnya kita telah membahas deret Taylor. Syarat fungsi agar
dapat diekspansi ke dalam deret Taylor adalah fungsi tersebut harus terdiferensial
pada setiap tingkat. Untuk fungsi yang tidak terdiferensial masih ada alternatif
lain untuk mengekspansikannya ke dalam deret yang disebut deret Fourier. Agar
suatu fungsi dapat diekspansi ke dalam deret Fourier maka fungsi tersebut harus
periodik.
5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil
Definisi 5.1.1. Suatu fungsi f(x) dikatakan fungsi periodik dengan periode T
jika untuk setiap x berlaku
f(x + T) = f(x).
Contoh 5.1.1. Fungsi f(x) = sin(x) mempunyai periode T = 2π, 4π, 6π, · · ·
sebab
sin(x) = sin(x + 2π) = sin(x + 4π) = sin(x + 6π) = · · ·
Bilangan T paling kecil yang dianggap sebagai periode suatu fungsi. Dalam
contoh ini, fungsi f(x) = sin(x) mempunyai periode 2π.
Contoh 5.1.2. Fungsi f(x) = sin nx, dengan n suatu bilangan bulat positip
merupakan fungsi periodik dengan periode 2π
n
, sebab
f x +
2π
n
= sin n(x +
2π
n
) = sin(nx + 2π) = sin nx = f(x).
65
66
Ilustrasi untuk n = 2 dapat dilihat pada gambar.
Gambar 5.1: Grafik fungsi f(x) = sin 2x dan periodanya
Kita dapat membuat fungsi yang didefinisikan pada suatu interval menjadi
fungsi periodik dengan cara copy-paste. Artinya, fungsi y = f(x) dengan x ∈ [a, b]
diperluas menjadi y = f(x) dengan x ∈ R yaitu
f(x) =
f(x) bila x ∈ [a, b]
f(x − T) bila x /∈ [a, b].
Kita sebut teknik ini dengan periodisasi fungsi.
Definisi 5.1.2. Fungsi f(x), x ∈ R dikatakan
i. Fungsi ganjil jika f(−x) = −f(x) untuk setiap x ∈ R,
ii. Fungsi genap jika f(−x) = f(x) untuk setiap x ∈ R.
Contoh 5.1.3. Berikut ini beberapa contoh fungsi genap dan fungsi ganjil.
a. Fungsi f(x) = cos x merupakan fungsi genap, sebab cos(−x) = cos x.
b. Fungsi f(x) = sin x merupakan fungsi ganjil, sebab sin(−x) = −sinx.
c. Fungsi f(x) = x3
merupakan fungsi ganjil, sebab (−x)3
= −x3
.
kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 67
Gambar 5.2: Periodisasi fungsi f(x) = x2
, x ∈ [0, 1].
d. Fungsi f(x) = x2
merupakan fungsi genap, sebab (−x)2
= −x2
.
e. Fungsi f(x) = ex
bukan merupakan fungsi genap maupun fungsi ganjil,
sebab e−x
= ex
dan e−x
= −ex
.
Berikut ilustrasi grafis fungsi genap dan fungsi ganjil.
5.2 Deret Fourier fungsi periodik
Definisi 5.2.1 (Deret Fourier). Misalkan fungsi f(x) periodik dengan periode
2L. Jika fungsi ini terdefinisi pada interval (c, c + 2L) dengan c suatu konstanta
maka fungsi ini dapat disajikan dalam bentuk deret
a0
2
+
∞
n=1
an cos
nπx
L
+ bn sin
nπx
L
(5.2.1)
dengan
an =
1
L
c+2L
c
f(x) cos
nπx
L
dx dan bn =
1
L
c+2L
c
f(x) sin
nπx
L
dx. (5.2.2)
Secara khusus, jika fungsi f didefinisikan pada interval (−L, L) yaitu bersesuaian
dengan c = −L maka koefisien deret Fourier di atas menjadi
an =
1
L
L
−L
f(x) cos
nπx
L
dx dan bn =
1
L
L
−L
f(x) sin
nπx
L
dx. (5.2.3)
68
−1 0 1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
y = x
2
−1 0 1
−1
−0.8
−0.6
−0.4
−0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
y = x
3
Gambar 5.3: Grafik fungsi f(x) = x2
(genap) dan f(x) = x3
(ganjil)
.
Teorema 5.2.2. Misalkan f : [−L, L] → R. Jika f genap maka
an =
2
L
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx dan bn = 0.
Jika f ganjil maka
an = 0 dan bn =
2
L
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx.
Bukti. Akan dibuktikan saja kasus f ganjil. Untuk fungsi genap mahasiswa
dapat mencoba sendiri. Karena f ganjil maka f(−x) = −f(x).
an =
1
L
L
−L
f(x) cos
nπx
L
dx
=
1
L
0
−L
f(x) cos
nπx
L
dx +
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx
=
1
L
0
L
f(−x) cos
nπ(−x)
L
d(−x) +
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx
=
1
L
−
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx +
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx = 0
kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 69
Selanjutnya,
bn =
1
L
L
−L
f(x) sin
nπx
L
dx
=
1
L
0
−L
f(x) sin
nπx
L
dx +
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx
=
1
L
0
L
f(−x) sin
nπ(−x)
L
d(−x) +
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx
=
1
L
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx +
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx
=
2
L
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx
Berikut ini nilai integral yang memuat fungsi sinus dan cosinus yang sering
digunakan dalam menentukan koefisien deret Fourier.
L
−L
sin
kπx
L
dx = 0,
L
−L
cos
kπx
L
dx = 0
L
−L
cos
nπx
L
sin
mπx
L
dx = 0,
L
−L
cos
nπx
L
cos
mπx
L
dx =
L
−L
sin
nπx
L
sin
mπx
L
dx =
0 bila m = n
L bila m = n.
Contoh 5.2.1. Temukan deret Fourier untuk fungsi
f(x) =
−1 bila − 5 < x < 0
1 bila 0 < x < 5.
dan diluar interval ini [−5, 5] dilakukan periodisasi dengan periode = 10.
Penyelesaian. Diperhatikan bahwa fungsi ini adalah ganjil dengan 2L = 10,
lihat gambar berikut Karena itu, berdasarkan Teorema sebelumnya diperoleh
an = 0 dan
70
−5 0 5
−1
0
1
Gambar 5.4: Grafik fungsi f
.
bn =
2
5
5
0
f(x) sin
nπx
L
dx
=
2
5
5
0
sin
nπx
L
dx
=
2
5
−
5
nπ
cos
nπx
5
5
0
dx
= −
2
nπ
[cos nπ − cos 0] = −
2
nπ
[cos nπ − 1]
Jadi deret Fourier untuk fungsi ini adalah
∞
n=1
−
2
nπ
[cos nπ − 1] sin
nπx
5
.
Untuk melihat bagaimana deret Fourier ini mengaproksimasi fungsi f(x),
kita ambil jumlah parsial N sukunya seperti terlihat pada Gambar berikut.
Diperhatikan bahwa semakin dekat dengan titik diskontinu x = 0 maka
aproksimasinya semakin jelek. Fakta ini sesuai dengan sifat kekonvergenan deret
Fourier, yaitu
a0
2
+
∞
n=1
an cos
nπx
L
+ bn sin
nπx
L
=
f(x) jika x titik kontinu
f(x+)−f(x−)
2
jika x titik diskontinu.
kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 71
−5 0 5
−2
−1.5
−1
−0.5
0
0.5
1
1.5
2
N = 3
N = 8N = 30
Gambar 5.5: Aproksimasi fungsi dengan deret Fourier
dimana f(x+
) dan f(x−) menyatakan limit kanan dan limit kiri. Kode MAT-
LAB yang dapat digunakan untuk mendefinisikan N suku pertama deret Fourier
diberikan sebagai berikut
function y = fourier1(x,N)
%N suku pertama deret Fourier contoh 5.1.4
a0=0; y=a0/2;
for n=1:N
an=0; bn=-2/(n*pi)*(cos(n*pi)-1);
y1= an*cos(n*pi*x/L)+bn*sin(n*pi*x/L);
y=y+y1;
end
%untuk kasus lainnya, perlu dimodifikasi
%pada a0, an dan bn.
Contoh 5.2.2. Ekspansikanlah fungsi f(x) = x2
pada interval (0, 2π) dalam
deret Fourier jika fungsi tersebut diperiodisasi dengan periode 2π.
72
Penyelesaian. Dalam soal ini kita mempunyai L = π. Dengan mengambil
c = 0 maka dengan menggunakan teknik integral parsial diperoleh
an =
1
π
2π
0
x2
cos nx dx
=
1
π
x2 sin nx
n
− 2x
− cos nx
n2
+ 2
− sin nx
n2
2π
0
=
4
n2
, n = 0.
Untuk n = 0, a0 = 1
π
2π
0
x2
dx = 8π
3
.
bn =
1
π
2π
0
x2
sin nx dx
=
1
π
x2 − cos nx
n
− 2x
− sin nx
n2
+ 2
cos nx
n2
2π
0
= −
4π
n
.
Karena f(x) = x2
kontinu didalam interval (0, 2π) maka untuk setiap x ∈ (0, 2π)
berlaku
f(x) = x2
=
4π2
3
+
∞
n=1
4
n2
cos nπx −
4π
n
sin nπx .
Anda dapat melihat pola aproksimasi deret Fourier terhadap fungsi f den-
gan menggambarkan grafiknya seperti di atas.
5.3 Deret Fourier jangkauan setengah
Misalkan suatu fungsi f(x) didefinisikan pada interval (0, L). Fungsi ini dapat
diekspansikan kedalam deret Fourier dengan cara mengembangkan fungsi f pada
interval (−L, L). Jadi diperlukan pendefinisian fungsi pada interval (−L, 0). Ada
dua cara yang dapat dilakukan, yaitu fungsi f dikembangkan menjadi fungsi ganjil
atau menjadi fungsi genap. Kedua cara ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Untuk pengembangan menjadi fungsi ganjil maka akan didapat deret
∞
n=1
bn sin
nπx
L
(5.3.1)
kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 73
0 L−L
y = f(x)
Gambar 5.6: Pengembangan menjadi fungsi genap
dengan
bn =
2
L
L
0
f(x) sin
nπx
L
dx.
Sedangkan untuk pengembangan menjadi fungsi genap maka akan didapat deret
a0
2
+
∞
n=1
an cos
nπx
L
(5.3.2)
dengan
an =
2
L
L
0
f(x) cos
nπx
L
dx.
Deret yang terdapat pada (5.3.1) dan (5.3.2) disebut deret Fourier jangkauan
setengah.
Contoh 5.3.1. Ekspansikanlah fungsi f(x) = cos x, x ∈ [0, π] dalam bentuk deret
sinus.
Penyelesaian. Pertama-tama kita perluas fungsi f(x) = cos x yang semula
didefinisikan pada [0, π] menjadi fungsi genap yang didefinisikan pada [−π, π].
74
0 L−L
y = f(x)
Gambar 5.7: Pengembangan menjadi fungsi ganjil
Karena L = π maka berdasarkan (5.3.1) diperoleh
bn =
2
π
π
0
cos x sin nx dx
=
2
π
π
0
1
2
[sin(n − 1)x + sin(n + 1)x] dx
= −
1
π
1
n − 1
cos(n − 1)x +
1
n + 1
cos(n + 1)x
π
0
= −
1
π
2n
n2 − 1
(cos(n + 1)π − 1) , untuk n ≥ 2.
Sedangkan untuk n = 1, dengan melihat langkah kedua penjabaran diatas, diper-
oleh b1 = 0. Jadi deret sinus untuk fungsi cosinus adalah
cos x = (1 − π)
∞
n=2
1
π
2n cos(n + 1)
n2 − 1
sin nx
Dengan cara yang sama, kita dapat manyajikan fungsi f(x) = cos x dalam deret
sinus.
Contoh 5.3.2. Ekspansikanlah fungsi berikut
f(x) =
x jika 0 < x < 4,
8 − x jika 4 < x < 8
kedalam (a) deret sinus dan (b)deret cosinus.
kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 75
Penyelesaian. (a) Untuk ekspansi kedalam deret sinus, fungsi f perlu diperluas
menjadi fungsi ganjil seperti terlihat pada gambar berikut. Karena L = 8 maka
−8 −4 0 4 8
−4
−3
−2
−1
0
1
2
3
4
Gambar 5.8: Aproksimasi fungsi dengan deret Fourier
diperoleh
bn =
2
8
8
0
f(x) sin
nπ
8
x dx
=
1
4
4
0
x sin
nπ
8
x dx +
8
4
(8 − x) sin
nπ
8
x dx
Dengan menerapkan integral parsial, kemudian memasukkan batas-batasnya maka
akhirnya diperoleh
bn =
32
π2n2
sin
nπ
2
.
Selanjutnya, pertanyaan (b) dapat diselesaikan dengan prinsip yang sama.

More Related Content

What's hot

Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Dian Arisona
 
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaPersamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaSandhyAjaa
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Dayga_Hatsu
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksmarihot TP
 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdel sucahyo
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihMono Manullang
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Regresi dan interpolasi
Regresi dan interpolasiRegresi dan interpolasi
Regresi dan interpolasiIsti Qomah
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Slide week 2a bilangan kompleks
Slide week 2a   bilangan kompleksSlide week 2a   bilangan kompleks
Slide week 2a bilangan kompleksBeny Nugraha
 

What's hot (20)

Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
 
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaPersamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Integral Permukaan
Integral PermukaanIntegral Permukaan
Integral Permukaan
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pd
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 
15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
 
Regresi dan interpolasi
Regresi dan interpolasiRegresi dan interpolasi
Regresi dan interpolasi
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Slide week 2a bilangan kompleks
Slide week 2a   bilangan kompleksSlide week 2a   bilangan kompleks
Slide week 2a bilangan kompleks
 

Similar to Deret fourier (20)

2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 
Fungsi
FungsiFungsi
Fungsi
 
Matematika 2
Matematika 2Matematika 2
Matematika 2
 
Fungsi dan grafik
Fungsi dan grafikFungsi dan grafik
Fungsi dan grafik
 
6678 bab ii fungsi
6678 bab ii fungsi6678 bab ii fungsi
6678 bab ii fungsi
 
Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
Fungsi dan grafik
Fungsi dan grafikFungsi dan grafik
Fungsi dan grafik
 
Pertemuan 12 deret fourier
Pertemuan 12  deret fourierPertemuan 12  deret fourier
Pertemuan 12 deret fourier
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
fungsi .pptx
fungsi .pptxfungsi .pptx
fungsi .pptx
 
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfintegral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
 
FUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIKFUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIK
 
turunan
turunanturunan
turunan
 
Kalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 dKalkulus2 part2 d
Kalkulus2 part2 d
 
Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
 

Deret fourier

  • 1. Bab 5 DERET FOURIER Pada Bab sebelumnya kita telah membahas deret Taylor. Syarat fungsi agar dapat diekspansi ke dalam deret Taylor adalah fungsi tersebut harus terdiferensial pada setiap tingkat. Untuk fungsi yang tidak terdiferensial masih ada alternatif lain untuk mengekspansikannya ke dalam deret yang disebut deret Fourier. Agar suatu fungsi dapat diekspansi ke dalam deret Fourier maka fungsi tersebut harus periodik. 5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil Definisi 5.1.1. Suatu fungsi f(x) dikatakan fungsi periodik dengan periode T jika untuk setiap x berlaku f(x + T) = f(x). Contoh 5.1.1. Fungsi f(x) = sin(x) mempunyai periode T = 2π, 4π, 6π, · · · sebab sin(x) = sin(x + 2π) = sin(x + 4π) = sin(x + 6π) = · · · Bilangan T paling kecil yang dianggap sebagai periode suatu fungsi. Dalam contoh ini, fungsi f(x) = sin(x) mempunyai periode 2π. Contoh 5.1.2. Fungsi f(x) = sin nx, dengan n suatu bilangan bulat positip merupakan fungsi periodik dengan periode 2π n , sebab f x + 2π n = sin n(x + 2π n ) = sin(nx + 2π) = sin nx = f(x). 65
  • 2. 66 Ilustrasi untuk n = 2 dapat dilihat pada gambar. Gambar 5.1: Grafik fungsi f(x) = sin 2x dan periodanya Kita dapat membuat fungsi yang didefinisikan pada suatu interval menjadi fungsi periodik dengan cara copy-paste. Artinya, fungsi y = f(x) dengan x ∈ [a, b] diperluas menjadi y = f(x) dengan x ∈ R yaitu f(x) = f(x) bila x ∈ [a, b] f(x − T) bila x /∈ [a, b]. Kita sebut teknik ini dengan periodisasi fungsi. Definisi 5.1.2. Fungsi f(x), x ∈ R dikatakan i. Fungsi ganjil jika f(−x) = −f(x) untuk setiap x ∈ R, ii. Fungsi genap jika f(−x) = f(x) untuk setiap x ∈ R. Contoh 5.1.3. Berikut ini beberapa contoh fungsi genap dan fungsi ganjil. a. Fungsi f(x) = cos x merupakan fungsi genap, sebab cos(−x) = cos x. b. Fungsi f(x) = sin x merupakan fungsi ganjil, sebab sin(−x) = −sinx. c. Fungsi f(x) = x3 merupakan fungsi ganjil, sebab (−x)3 = −x3 .
  • 3. kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 67 Gambar 5.2: Periodisasi fungsi f(x) = x2 , x ∈ [0, 1]. d. Fungsi f(x) = x2 merupakan fungsi genap, sebab (−x)2 = −x2 . e. Fungsi f(x) = ex bukan merupakan fungsi genap maupun fungsi ganjil, sebab e−x = ex dan e−x = −ex . Berikut ilustrasi grafis fungsi genap dan fungsi ganjil. 5.2 Deret Fourier fungsi periodik Definisi 5.2.1 (Deret Fourier). Misalkan fungsi f(x) periodik dengan periode 2L. Jika fungsi ini terdefinisi pada interval (c, c + 2L) dengan c suatu konstanta maka fungsi ini dapat disajikan dalam bentuk deret a0 2 + ∞ n=1 an cos nπx L + bn sin nπx L (5.2.1) dengan an = 1 L c+2L c f(x) cos nπx L dx dan bn = 1 L c+2L c f(x) sin nπx L dx. (5.2.2) Secara khusus, jika fungsi f didefinisikan pada interval (−L, L) yaitu bersesuaian dengan c = −L maka koefisien deret Fourier di atas menjadi an = 1 L L −L f(x) cos nπx L dx dan bn = 1 L L −L f(x) sin nπx L dx. (5.2.3)
  • 4. 68 −1 0 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 y = x 2 −1 0 1 −1 −0.8 −0.6 −0.4 −0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 y = x 3 Gambar 5.3: Grafik fungsi f(x) = x2 (genap) dan f(x) = x3 (ganjil) . Teorema 5.2.2. Misalkan f : [−L, L] → R. Jika f genap maka an = 2 L L 0 f(x) cos nπx L dx dan bn = 0. Jika f ganjil maka an = 0 dan bn = 2 L L 0 f(x) sin nπx L dx. Bukti. Akan dibuktikan saja kasus f ganjil. Untuk fungsi genap mahasiswa dapat mencoba sendiri. Karena f ganjil maka f(−x) = −f(x). an = 1 L L −L f(x) cos nπx L dx = 1 L 0 −L f(x) cos nπx L dx + L 0 f(x) cos nπx L dx = 1 L 0 L f(−x) cos nπ(−x) L d(−x) + L 0 f(x) cos nπx L dx = 1 L − L 0 f(x) cos nπx L dx + L 0 f(x) cos nπx L dx = 0
  • 5. kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 69 Selanjutnya, bn = 1 L L −L f(x) sin nπx L dx = 1 L 0 −L f(x) sin nπx L dx + L 0 f(x) sin nπx L dx = 1 L 0 L f(−x) sin nπ(−x) L d(−x) + L 0 f(x) sin nπx L dx = 1 L L 0 f(x) sin nπx L dx + L 0 f(x) sin nπx L dx = 2 L L 0 f(x) sin nπx L dx Berikut ini nilai integral yang memuat fungsi sinus dan cosinus yang sering digunakan dalam menentukan koefisien deret Fourier. L −L sin kπx L dx = 0, L −L cos kπx L dx = 0 L −L cos nπx L sin mπx L dx = 0, L −L cos nπx L cos mπx L dx = L −L sin nπx L sin mπx L dx = 0 bila m = n L bila m = n. Contoh 5.2.1. Temukan deret Fourier untuk fungsi f(x) = −1 bila − 5 < x < 0 1 bila 0 < x < 5. dan diluar interval ini [−5, 5] dilakukan periodisasi dengan periode = 10. Penyelesaian. Diperhatikan bahwa fungsi ini adalah ganjil dengan 2L = 10, lihat gambar berikut Karena itu, berdasarkan Teorema sebelumnya diperoleh an = 0 dan
  • 6. 70 −5 0 5 −1 0 1 Gambar 5.4: Grafik fungsi f . bn = 2 5 5 0 f(x) sin nπx L dx = 2 5 5 0 sin nπx L dx = 2 5 − 5 nπ cos nπx 5 5 0 dx = − 2 nπ [cos nπ − cos 0] = − 2 nπ [cos nπ − 1] Jadi deret Fourier untuk fungsi ini adalah ∞ n=1 − 2 nπ [cos nπ − 1] sin nπx 5 . Untuk melihat bagaimana deret Fourier ini mengaproksimasi fungsi f(x), kita ambil jumlah parsial N sukunya seperti terlihat pada Gambar berikut. Diperhatikan bahwa semakin dekat dengan titik diskontinu x = 0 maka aproksimasinya semakin jelek. Fakta ini sesuai dengan sifat kekonvergenan deret Fourier, yaitu a0 2 + ∞ n=1 an cos nπx L + bn sin nπx L = f(x) jika x titik kontinu f(x+)−f(x−) 2 jika x titik diskontinu.
  • 7. kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 71 −5 0 5 −2 −1.5 −1 −0.5 0 0.5 1 1.5 2 N = 3 N = 8N = 30 Gambar 5.5: Aproksimasi fungsi dengan deret Fourier dimana f(x+ ) dan f(x−) menyatakan limit kanan dan limit kiri. Kode MAT- LAB yang dapat digunakan untuk mendefinisikan N suku pertama deret Fourier diberikan sebagai berikut function y = fourier1(x,N) %N suku pertama deret Fourier contoh 5.1.4 a0=0; y=a0/2; for n=1:N an=0; bn=-2/(n*pi)*(cos(n*pi)-1); y1= an*cos(n*pi*x/L)+bn*sin(n*pi*x/L); y=y+y1; end %untuk kasus lainnya, perlu dimodifikasi %pada a0, an dan bn. Contoh 5.2.2. Ekspansikanlah fungsi f(x) = x2 pada interval (0, 2π) dalam deret Fourier jika fungsi tersebut diperiodisasi dengan periode 2π.
  • 8. 72 Penyelesaian. Dalam soal ini kita mempunyai L = π. Dengan mengambil c = 0 maka dengan menggunakan teknik integral parsial diperoleh an = 1 π 2π 0 x2 cos nx dx = 1 π x2 sin nx n − 2x − cos nx n2 + 2 − sin nx n2 2π 0 = 4 n2 , n = 0. Untuk n = 0, a0 = 1 π 2π 0 x2 dx = 8π 3 . bn = 1 π 2π 0 x2 sin nx dx = 1 π x2 − cos nx n − 2x − sin nx n2 + 2 cos nx n2 2π 0 = − 4π n . Karena f(x) = x2 kontinu didalam interval (0, 2π) maka untuk setiap x ∈ (0, 2π) berlaku f(x) = x2 = 4π2 3 + ∞ n=1 4 n2 cos nπx − 4π n sin nπx . Anda dapat melihat pola aproksimasi deret Fourier terhadap fungsi f den- gan menggambarkan grafiknya seperti di atas. 5.3 Deret Fourier jangkauan setengah Misalkan suatu fungsi f(x) didefinisikan pada interval (0, L). Fungsi ini dapat diekspansikan kedalam deret Fourier dengan cara mengembangkan fungsi f pada interval (−L, L). Jadi diperlukan pendefinisian fungsi pada interval (−L, 0). Ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu fungsi f dikembangkan menjadi fungsi ganjil atau menjadi fungsi genap. Kedua cara ini dapat dilihat pada gambar berikut. Untuk pengembangan menjadi fungsi ganjil maka akan didapat deret ∞ n=1 bn sin nπx L (5.3.1)
  • 9. kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 73 0 L−L y = f(x) Gambar 5.6: Pengembangan menjadi fungsi genap dengan bn = 2 L L 0 f(x) sin nπx L dx. Sedangkan untuk pengembangan menjadi fungsi genap maka akan didapat deret a0 2 + ∞ n=1 an cos nπx L (5.3.2) dengan an = 2 L L 0 f(x) cos nπx L dx. Deret yang terdapat pada (5.3.1) dan (5.3.2) disebut deret Fourier jangkauan setengah. Contoh 5.3.1. Ekspansikanlah fungsi f(x) = cos x, x ∈ [0, π] dalam bentuk deret sinus. Penyelesaian. Pertama-tama kita perluas fungsi f(x) = cos x yang semula didefinisikan pada [0, π] menjadi fungsi genap yang didefinisikan pada [−π, π].
  • 10. 74 0 L−L y = f(x) Gambar 5.7: Pengembangan menjadi fungsi ganjil Karena L = π maka berdasarkan (5.3.1) diperoleh bn = 2 π π 0 cos x sin nx dx = 2 π π 0 1 2 [sin(n − 1)x + sin(n + 1)x] dx = − 1 π 1 n − 1 cos(n − 1)x + 1 n + 1 cos(n + 1)x π 0 = − 1 π 2n n2 − 1 (cos(n + 1)π − 1) , untuk n ≥ 2. Sedangkan untuk n = 1, dengan melihat langkah kedua penjabaran diatas, diper- oleh b1 = 0. Jadi deret sinus untuk fungsi cosinus adalah cos x = (1 − π) ∞ n=2 1 π 2n cos(n + 1) n2 − 1 sin nx Dengan cara yang sama, kita dapat manyajikan fungsi f(x) = cos x dalam deret sinus. Contoh 5.3.2. Ekspansikanlah fungsi berikut f(x) = x jika 0 < x < 4, 8 − x jika 4 < x < 8 kedalam (a) deret sinus dan (b)deret cosinus.
  • 11. kalkulus lanjut 2 by J.Hernadi 75 Penyelesaian. (a) Untuk ekspansi kedalam deret sinus, fungsi f perlu diperluas menjadi fungsi ganjil seperti terlihat pada gambar berikut. Karena L = 8 maka −8 −4 0 4 8 −4 −3 −2 −1 0 1 2 3 4 Gambar 5.8: Aproksimasi fungsi dengan deret Fourier diperoleh bn = 2 8 8 0 f(x) sin nπ 8 x dx = 1 4 4 0 x sin nπ 8 x dx + 8 4 (8 − x) sin nπ 8 x dx Dengan menerapkan integral parsial, kemudian memasukkan batas-batasnya maka akhirnya diperoleh bn = 32 π2n2 sin nπ 2 . Selanjutnya, pertanyaan (b) dapat diselesaikan dengan prinsip yang sama.