SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1
PENDEKATAN KONSELING SOLUTION FOCUSED BRIEF THERAPY
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Solution-focused brieftherapy merupakan salah satu teori konseling yang
berbasis postmodern. Teori postmodern didasarkan pada pemahaman filsafat
postmodern yang menyatakan bahwa kebenaran merupakan kesepakatan yang
diambil oleh masyarakat tertentu. Filsafat postmodern memandang kebenaran itu
maknanya relative bagi setiap individu dan kebenaran berada dalam diri setiap
individu, sehingga bisa dikatakan bahwa kebenaran tidaklah tunggal. Hal ini tentu
berlawanan dengan pandangan filsafat sebelum postmodern yang memandang
kebenaran adalah tunggal dan berada di luar diri individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana falsafah pendekatan SFBT?
2. Bagaimana hakikat manusia dalam SFBT?
3. Bagaimana pandangan tentang pribadi individu?
4. Bagaimana kondisi pengubahan dalam SFBT
5. Bagaimana mekanisme pengubahan SFBT
6. Apa saja kelemahan dan kelebihan SFBT?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui falsafah pendekatan SFBT
2. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam SFBT
3. Untuk mengetahui pandangan tentang pribadi individu
4. Untuk mengetahui kondisi pengubahan dalam SFBT
5. Untuk mengetahui mekanisme pengubahan SFBT
6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan SFBT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIRI DAN PENGEMBANG
Steve de Shazer adalah salah satu pendiri SFBT (Solution-Focused Brief
Therapy). De Shazer awalnya lulus dengan gelar di bidang musik dari University
of Wisconsin di Milwaukee. Ia belajar jazz saxophone. Namun, ia adalah seorang
pembaca yang rakus, terutama tentang konsep filosofis. Salah satu buku yang ia
baca adalah Strategies of Psychoterapy oleh Jay Haley (1963).
De Shazer kembali ke University of Wisconsin dan memperoleh gelar
Masters of Science in Social Work (MSSW) pada tahun 1971. Buku-buku yang ia
baca menginspirasinya untuk menjadi psikiatris yang inovatif. Ide-ide Milton
Erickson menjadi prinsip dasar dan praktek dari solution focus. De Shazer (1985)
menyatakan, “Secara singkat, brief therapy dapat dilihat sebagai penyempurnaan
dan pengembangan prinsip-prinsip Erickson untuk memecahkan masalah klinis”.
Insoo Kim Berg juga salah satu yang ikut mendirikan SFBT yang menjadi
generasi pertama di Korea. Di Korea, ia dilatihsebagai apoteker dan ia ke Amerika
Serikat untuk melanjutkan pelatihannya. Ia diperkenalkan pada pekerjaan sosial
yang tidak ada di negara asalnya. Ia mengejar karier pada pekerjaan sosial dan
lulus pada tahun 1969 dengan gelar MSSW dari University of Wisconsin di
Milwaukee. Pada tahun 1974, Insoo bekerja di klinik terapi keluarga di
Milwaukee. Ia memiliki waktu ekstra di sana dan ia memutuskan untuk juga
bekerja di klinik yang lain daripada menggunakan waktu ekstranya untuk jalan-
jalan. Insoo bertanya pada John Weakland dan John Weakland
mempertemukannya dengan Steve. Di sinilah Steve dan Insoo bertemu. Mereka
berdua menjalani kehidupan bersama dan menjadi mitra bisnis.
B. HAKIKAT MANUSIA
SFBT mempunyai asumsi-asumsi bahwa manusia itu sehat, mampu
(kompeten), memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun
mengkonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tersebut tidak terus-menerus
berkutat dalam problem-problem yang sedang ia hadapi. Manusia tidak perlu
3
terpaku pada masalah, namun ia lebih berfokus pada solusi, bertindak dan
mewujudkan solusi yang ia inginkan.
C. PANDANGAN TENTANG PRIBADI INDIVIDU
SFBT berdasar pada asumsi optimis menyatakan bahwa semua manusia
adalah sehat. Manusia memiliki kapasitas untuk membangun solusi-solusi,
sehingga mereka tidak terus-menerus berkutat dalam problem-problem yang
sedang ia hadapi. Tanpa memperhatikan seperti apa keadaan konseli ketika
mereka memulai konseling, Berg percaya bahwa konseli mampu dan itu
merupakan aturan dari konselor untuk membantu konseli menyadari kemampuan
yang mereka miliki (sebagaimana disebutkan oleh west, Bubenzer, Smith, &
Hamm, 1997). Menurut SFBT, tidak ada individu yang bermasalah karena
konseling ini menganut paham konstruktivistik.
D. KONDISI PENGUBAHAN
1. Tujuan Konseling
Tujuan SFBT adalah mencerminkan gagasan dasar tentang perubahan,
interaksi, dan mencapai tujuan.
Tujuan SFBT (O’Hanlon & Weiner Davis, 1989):
a. Mengubah situasi atau kerangka acuan; mengubah perbuatan situasi
yang problematis, dan menekan kekuatan konseli dan sumber daya
b. Membantu konseli mengadopsi sebuah sikap dan mengukur
pergeseran dari membicarakan masalah-masalah untuk berbicara
tentang solusi
c. Mendorong konseli untuk terlibat dalam perubahan atau berbicara
solusi tentang masalah dengan asumsi bahwa apa yang kita bicarakan
kebanyakan akan berhasil
2. Peran Konselor
Peran konselor dalam SFBT antara lain:
a. Pemandu konseli untuk mengeksplorasi kekuatan-kekuatan yang
dimilikinya dan membangun solusi.
b. Konselor SFBT menggunakan suatu posisi ”tidak mengetahui” (Not-
Knowing)
4
c. Konselor berupaya menciptakan suatu iklim saling respek, saling
menghargai, dan membangun suatu dialog yang bisa menggali konseli
untuk mengembangkan kisah-kisah yang mereka pahami dan hayati
dalam kehidupan mereka
d. Konselor membantu konseli untuk membayangkan tentang bagaimana
mereka menginginkan sesuatu menjadi berubah dan apa yang akan
dilakukan untuk membuat perubahan-perubahan tersebut.
3. Peran Konseli
Konseli sepenuhnya mengambil bagian dalam proses terapeutik jika
mereka berkeinginan untuk menentukan arah dan tujuan percakapan (Walter
& Peller, 1996). Konseli dan konselor saling menghormati dan konseli bebas
untuk menciptakan dan mengeksplorasi cerita-cerita mereka yang
berkembang (Walter & Peller, 1996).
4. Situasi Hubungan
De Shazer (1988) menggambarkan tiga jenis hubungan yang dapat
dikembangkan antara Konselor dan Konseli untuk membangun SFBT:
a. Pelanggan: konseli dan konselor secara bersama-sama
mengidentifikasi masalah dan solusi. Konseli menyadari bahwa untuk
mencapai tujuannya, usaha pribadi akan diperlukan.
b. Pengadu: Konseli menggambarkan masalah tetapi tidak mampu
berperan dalam membangun sebuah solusi.
c. Pengunjung: konseli yang melakukan konseling karena orang lain
(pasangan, orangtua, guru) berpikir bahwa konseli memiliki masalah.
E. MEKANISME PENGUBAHAN
1. Tahap-tahap Konseling
a. Establishing Rapport (Menciptakan Hubungan baik)
Dalam menciptakan hubungan yang baik dengan konseli, konselor
perlu menciptakan suasana hangat, nyaman, menyenangkan, ramah
dan akrab (tetapi tidak perlu merendah, cukup pada posisi sejajar
antara konselor dengan klien), dan menghilangkan kemungkinan
situasi yang bersifat mengancam. Konselor menciptakan iklim
5
saling menghormati, dialog, pertanyaan, dan penegasan di mana
konseli bebas untuk menciptakan dan mengeksplorasi cerita-cerita
yang berkemmbang dari mereka.
b. Identifiying a Solvable Complaint
Konseli diberikan kesempatan untuk menjelaskan masalah mereka.
Konselor mendengarkan dengan penuh perhatian dan teliti ketika
konseli menjawab pertanyaan konselor.
c. Establishing Goals
Konselor bekerjasama dengan Konseli dalam membangun tujuan-
tujuan yang dibentuk dengan baik dan secepat mungkin.
d. Designing an Intervention
Konselor berusaha untuk menciptakan hubungan kolaboratif untuk
membuka berbagai kemungkinan sekarang dan perubahan masa
depan. Dalam hal ini konselor ikut serta dalam menyusun
perubahan yang diinginkan oleh konseli.
e. Strategic Task That Promote Change
Konselor membantu memandu konseli dalam membuat sebuah
perubahan dari bagian masalah yang pasti menuju sebuah
dunia dengan beberapa kemungkinan yang baru. Seorang
konselor dapat mendorong dan menantang konseli untuk
menuliskan cerita yang berbeda yang dapat mengarahkan
pada akhir yang baru.
f. Identifiying & Empahasizing New Behavior and Changes
Di akhir setiap percakapan membangun-solusi (solution-building),
konselormemberikan dorongandan menyarankan apa yang
mungkin dapat diamati atau dilakukan konseli sebelum sesi
berikutnyauntuk lebih lanjut meyelesaikan permasalahannya.
6
g. Stabilization
Konselor menanyakan konseli tentang saat di mana masalah-
masalah sudahtidak ada lagi atau saat permasalahan tidak terlalu
berat bagi dirinya.
h. Termination
Konselor dan konseli mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai
konseli dalam mencapai solusi-solusi yang memuaskan dengan
menggunakan suatu skala penilaian.
2. Teknik-teknik Konseling
a. Exception – Finding Question: pertanyan-pertanyan tentang saat-saat
di mana konseli bebas dari masalah
b. Miracle Questions: pertanyaan yang mengarahkan konseli
berimajinasi apa yang akan terjadi jika suatu masalah yang dialami
secara ajaib terselesaikan
c. Scalling Questions: Pertanyaan yang meminta konseli menilai kondisi
dirinya (masalah, pencapaian tujuan)
d. Coping Questions: Pertanyaan yang meminta konseli mengemukakan
pengalaman sukses dalam menangani masalah yang dihadapi
e. Compliments: Pesan tertulis yang dirancang untuk memuji
F. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN SFBT
1. Kelemahan
a. Kurangnya perhatian pada pendefinisian problem
b. Konselor adalah ahli dalam intervensi singkat, karena itu dalam waktu
relatif singkat konselor harus mampu melakukan penilaian untuk
membantu konseli memformulasikan tujuan khusus, dan secara efektif
menggunakan intervensi yang tepatterkesan prematur
c. Kredibilitas hasilnya masih dipertanyakan oleh banyak kalangan,
khususnya bagi yang meragukan efektivitas pendekatannya
d. Posisi not-knowing dapat menjadi kendala dalam seting multikultural
7
2. Kelebihan
a. Pemenuhan kebutuhan dengan layanan yang cepat, efisien dan efektif
b. Manusia mampu membangun solusi yang dapat meningkatkan
kehidupannya
c. Manfaat dari terapi singkat adalah bahwa hal itu dilakukan here and
now dan mengeksplorasi pendekatan yang paling efektif dalam
menangani masalah konseli dalam mengatur waktu skala.Terapi
Singkat juga dapat membantu konseli untuk menghemat biaya
pengobatan jangka panjang.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SFBT (Solution-focused brief therapy) berbeda dari terapi tradisional
karena terapi ini memisahkan bagian masa lalu untuk menggantikan kedua masa,
baik masa sekarang dan masa depan. SFBT juga sangat fokus pada apa saja
kemungkinannya, memiliki sedikit ketertarikan atau tidak sama sekali dalam
pencapaian sebuah pemahaman dari suatu masalah. Menurut SFBT,tidaklah
penting untuk mengetahui penyebab dari permasalahan untuk
menyelesaikannya dan tidak adanya hubungan yang penting antara permasalahan
dan solusinya.
Tahapan konseling SFBT adalah Establishing Rapport, Identifiying a
Solvable Complaint, Establishing Goals, Designing an Intervention, Strategic
Task That Promote Change, Identifiying & Empahasizing New Behavior and
Changes, Stabilization dan Termination. Sedangkan teknik-tekniknya adalah
Exception-Finding Question, Miracle Questions, Scalling Questions, Coping
Questions, dan Compliments.
B. SARAN
Sebagai seorang calon konselor maka sebaiknya kita memahami berbagai
pendekatan konseling agar kita dapat membantu konseli dengan tepat. Konselor
dalam menggunakan konseling SFBT ini sebaiknya juga memahami konseling
yang lain agar dapat menggunakan konseling yang lainnya , sehingga konseling
yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan tidak bergantung pada konseling
SFBT saja.
9
DAFTAR RUJUKAN
Heridha. 2009. Teori-Teori yang Berdasarkan Teori Pembelajaran, Postmodern,
Sosioekonomi, dan Pengambilan Keputusan serta Aplikasinya, (Online),
(http://heridha.wordpress.com/, diakses pada tanggal 27 April 2011).
Jofipasi. 2010. Post Modern Approaches (Pendekatan
Post Modern),(Online),(http://Post Modern Approaches (Pendekatan Post
Modern) « Jofipasi's Blog.htm diakses pada tanggal 20 November 2010).
Sampeu, Ronee. 2011. Pendekatan Postmodern, (Online), (http://www.scribd.
com/doc/38919150/Makalah-Psikoterapi-Postmodern, diakses 9 April
20011).
Simon, Joel K. 2009. Solution Focused Practice in End-of-Life and Grief
Counseling. New York : Springer Publishing Company.
Wikipedia. 2011. Solution Focused Brief Therapy, (Online), (http://en.wikipedia.
org/wiki/Solution_focused_brief_therapy, diakses 9 April 2011).

More Related Content

What's hot

Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOKCONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingAna Minnie
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredmisbakhulfirdaus
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerIis Nurul Fitriyani
 
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingBentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingZakki Nurul Amin
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)mncgita
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)aji ali mabruri
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatDini1115500023
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Nur Arifaizal Basri
 

What's hot (20)

Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOKCONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centered
 
Rpl konseling individu
Rpl konseling individuRpl konseling individu
Rpl konseling individu
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingBentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
 
Peta kognitif
Peta kognitifPeta kognitif
Peta kognitif
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 

Viewers also liked

Rangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan KonselingRangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan Konselingvarizalamir
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisvarizalamir
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikesperokajaya
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralvarizalamir
 
peran pendidik dalam bimbingan konseling
peran pendidik dalam bimbingan konselingperan pendidik dalam bimbingan konseling
peran pendidik dalam bimbingan konselingPujiati Puu
 
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)Ayu W. Shepty
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitavarizalamir
 
Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2RiZqii AmaLyaa
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorWinda Lukitasari
 
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konselingMenyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konselingMas Munir
 
Pendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalPendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalvarizalamir
 
Pertanyaan wajib semester 2
Pertanyaan wajib semester 2Pertanyaan wajib semester 2
Pertanyaan wajib semester 2irayuliani16
 

Viewers also liked (20)

Ppt bu sesa
Ppt bu sesaPpt bu sesa
Ppt bu sesa
 
Rangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan KonselingRangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan Konseling
 
VERBATIM
VERBATIMVERBATIM
VERBATIM
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
9 pedoman observasi
9 pedoman observasi9 pedoman observasi
9 pedoman observasi
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatik
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
peran pendidik dalam bimbingan konseling
peran pendidik dalam bimbingan konselingperan pendidik dalam bimbingan konseling
peran pendidik dalam bimbingan konseling
 
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)
Verbatim Konseling (topik netral - implementasi)
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realita
 
5.prinsip dan fungsi bk
5.prinsip dan fungsi bk5.prinsip dan fungsi bk
5.prinsip dan fungsi bk
 
Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2Pendekatan konseling realitas 2
Pendekatan konseling realitas 2
 
Penilaian sikap
Penilaian sikapPenilaian sikap
Penilaian sikap
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
 
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konselingMenyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Menyusun data dalam pelayanan bimbingan dan konseling
 
Pendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalPendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestal
 
Pertanyaan wajib semester 2
Pertanyaan wajib semester 2Pertanyaan wajib semester 2
Pertanyaan wajib semester 2
 

Similar to SFBT PENDEKATAN

14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th 14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th Chris Hukubun
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )Richard Anderson
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik1115500038
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingSitiSara33
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)Kirenius Wadu
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingYeti Rohayati
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunselingeswoo
 

Similar to SFBT PENDEKATAN (20)

14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th 14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
14. kepemimpinan dlm jemaat with Pdt Chris Hukubun M.Th
 
Kualiatas dan pendidik konselor
Kualiatas dan pendidik konselorKualiatas dan pendidik konselor
Kualiatas dan pendidik konselor
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Konseling humanistik
Konseling humanistikKonseling humanistik
Konseling humanistik
 
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )
Pendalaman Materi PLPG Bimbingan Konseling ( BK )
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Peta Kognitif
Peta Kognitif Peta Kognitif
Peta Kognitif
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
 
Makalah bk sosial
Makalah bk sosialMakalah bk sosial
Makalah bk sosial
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Teorikaunseling
TeorikaunselingTeorikaunseling
Teorikaunseling
 

SFBT PENDEKATAN

  • 1. 1 PENDEKATAN KONSELING SOLUTION FOCUSED BRIEF THERAPY BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Solution-focused brieftherapy merupakan salah satu teori konseling yang berbasis postmodern. Teori postmodern didasarkan pada pemahaman filsafat postmodern yang menyatakan bahwa kebenaran merupakan kesepakatan yang diambil oleh masyarakat tertentu. Filsafat postmodern memandang kebenaran itu maknanya relative bagi setiap individu dan kebenaran berada dalam diri setiap individu, sehingga bisa dikatakan bahwa kebenaran tidaklah tunggal. Hal ini tentu berlawanan dengan pandangan filsafat sebelum postmodern yang memandang kebenaran adalah tunggal dan berada di luar diri individu. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana falsafah pendekatan SFBT? 2. Bagaimana hakikat manusia dalam SFBT? 3. Bagaimana pandangan tentang pribadi individu? 4. Bagaimana kondisi pengubahan dalam SFBT 5. Bagaimana mekanisme pengubahan SFBT 6. Apa saja kelemahan dan kelebihan SFBT? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui falsafah pendekatan SFBT 2. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam SFBT 3. Untuk mengetahui pandangan tentang pribadi individu 4. Untuk mengetahui kondisi pengubahan dalam SFBT 5. Untuk mengetahui mekanisme pengubahan SFBT 6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan SFBT.
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. PENDIRI DAN PENGEMBANG Steve de Shazer adalah salah satu pendiri SFBT (Solution-Focused Brief Therapy). De Shazer awalnya lulus dengan gelar di bidang musik dari University of Wisconsin di Milwaukee. Ia belajar jazz saxophone. Namun, ia adalah seorang pembaca yang rakus, terutama tentang konsep filosofis. Salah satu buku yang ia baca adalah Strategies of Psychoterapy oleh Jay Haley (1963). De Shazer kembali ke University of Wisconsin dan memperoleh gelar Masters of Science in Social Work (MSSW) pada tahun 1971. Buku-buku yang ia baca menginspirasinya untuk menjadi psikiatris yang inovatif. Ide-ide Milton Erickson menjadi prinsip dasar dan praktek dari solution focus. De Shazer (1985) menyatakan, “Secara singkat, brief therapy dapat dilihat sebagai penyempurnaan dan pengembangan prinsip-prinsip Erickson untuk memecahkan masalah klinis”. Insoo Kim Berg juga salah satu yang ikut mendirikan SFBT yang menjadi generasi pertama di Korea. Di Korea, ia dilatihsebagai apoteker dan ia ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pelatihannya. Ia diperkenalkan pada pekerjaan sosial yang tidak ada di negara asalnya. Ia mengejar karier pada pekerjaan sosial dan lulus pada tahun 1969 dengan gelar MSSW dari University of Wisconsin di Milwaukee. Pada tahun 1974, Insoo bekerja di klinik terapi keluarga di Milwaukee. Ia memiliki waktu ekstra di sana dan ia memutuskan untuk juga bekerja di klinik yang lain daripada menggunakan waktu ekstranya untuk jalan- jalan. Insoo bertanya pada John Weakland dan John Weakland mempertemukannya dengan Steve. Di sinilah Steve dan Insoo bertemu. Mereka berdua menjalani kehidupan bersama dan menjadi mitra bisnis. B. HAKIKAT MANUSIA SFBT mempunyai asumsi-asumsi bahwa manusia itu sehat, mampu (kompeten), memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tersebut tidak terus-menerus berkutat dalam problem-problem yang sedang ia hadapi. Manusia tidak perlu
  • 3. 3 terpaku pada masalah, namun ia lebih berfokus pada solusi, bertindak dan mewujudkan solusi yang ia inginkan. C. PANDANGAN TENTANG PRIBADI INDIVIDU SFBT berdasar pada asumsi optimis menyatakan bahwa semua manusia adalah sehat. Manusia memiliki kapasitas untuk membangun solusi-solusi, sehingga mereka tidak terus-menerus berkutat dalam problem-problem yang sedang ia hadapi. Tanpa memperhatikan seperti apa keadaan konseli ketika mereka memulai konseling, Berg percaya bahwa konseli mampu dan itu merupakan aturan dari konselor untuk membantu konseli menyadari kemampuan yang mereka miliki (sebagaimana disebutkan oleh west, Bubenzer, Smith, & Hamm, 1997). Menurut SFBT, tidak ada individu yang bermasalah karena konseling ini menganut paham konstruktivistik. D. KONDISI PENGUBAHAN 1. Tujuan Konseling Tujuan SFBT adalah mencerminkan gagasan dasar tentang perubahan, interaksi, dan mencapai tujuan. Tujuan SFBT (O’Hanlon & Weiner Davis, 1989): a. Mengubah situasi atau kerangka acuan; mengubah perbuatan situasi yang problematis, dan menekan kekuatan konseli dan sumber daya b. Membantu konseli mengadopsi sebuah sikap dan mengukur pergeseran dari membicarakan masalah-masalah untuk berbicara tentang solusi c. Mendorong konseli untuk terlibat dalam perubahan atau berbicara solusi tentang masalah dengan asumsi bahwa apa yang kita bicarakan kebanyakan akan berhasil 2. Peran Konselor Peran konselor dalam SFBT antara lain: a. Pemandu konseli untuk mengeksplorasi kekuatan-kekuatan yang dimilikinya dan membangun solusi. b. Konselor SFBT menggunakan suatu posisi ”tidak mengetahui” (Not- Knowing)
  • 4. 4 c. Konselor berupaya menciptakan suatu iklim saling respek, saling menghargai, dan membangun suatu dialog yang bisa menggali konseli untuk mengembangkan kisah-kisah yang mereka pahami dan hayati dalam kehidupan mereka d. Konselor membantu konseli untuk membayangkan tentang bagaimana mereka menginginkan sesuatu menjadi berubah dan apa yang akan dilakukan untuk membuat perubahan-perubahan tersebut. 3. Peran Konseli Konseli sepenuhnya mengambil bagian dalam proses terapeutik jika mereka berkeinginan untuk menentukan arah dan tujuan percakapan (Walter & Peller, 1996). Konseli dan konselor saling menghormati dan konseli bebas untuk menciptakan dan mengeksplorasi cerita-cerita mereka yang berkembang (Walter & Peller, 1996). 4. Situasi Hubungan De Shazer (1988) menggambarkan tiga jenis hubungan yang dapat dikembangkan antara Konselor dan Konseli untuk membangun SFBT: a. Pelanggan: konseli dan konselor secara bersama-sama mengidentifikasi masalah dan solusi. Konseli menyadari bahwa untuk mencapai tujuannya, usaha pribadi akan diperlukan. b. Pengadu: Konseli menggambarkan masalah tetapi tidak mampu berperan dalam membangun sebuah solusi. c. Pengunjung: konseli yang melakukan konseling karena orang lain (pasangan, orangtua, guru) berpikir bahwa konseli memiliki masalah. E. MEKANISME PENGUBAHAN 1. Tahap-tahap Konseling a. Establishing Rapport (Menciptakan Hubungan baik) Dalam menciptakan hubungan yang baik dengan konseli, konselor perlu menciptakan suasana hangat, nyaman, menyenangkan, ramah dan akrab (tetapi tidak perlu merendah, cukup pada posisi sejajar antara konselor dengan klien), dan menghilangkan kemungkinan situasi yang bersifat mengancam. Konselor menciptakan iklim
  • 5. 5 saling menghormati, dialog, pertanyaan, dan penegasan di mana konseli bebas untuk menciptakan dan mengeksplorasi cerita-cerita yang berkemmbang dari mereka. b. Identifiying a Solvable Complaint Konseli diberikan kesempatan untuk menjelaskan masalah mereka. Konselor mendengarkan dengan penuh perhatian dan teliti ketika konseli menjawab pertanyaan konselor. c. Establishing Goals Konselor bekerjasama dengan Konseli dalam membangun tujuan- tujuan yang dibentuk dengan baik dan secepat mungkin. d. Designing an Intervention Konselor berusaha untuk menciptakan hubungan kolaboratif untuk membuka berbagai kemungkinan sekarang dan perubahan masa depan. Dalam hal ini konselor ikut serta dalam menyusun perubahan yang diinginkan oleh konseli. e. Strategic Task That Promote Change Konselor membantu memandu konseli dalam membuat sebuah perubahan dari bagian masalah yang pasti menuju sebuah dunia dengan beberapa kemungkinan yang baru. Seorang konselor dapat mendorong dan menantang konseli untuk menuliskan cerita yang berbeda yang dapat mengarahkan pada akhir yang baru. f. Identifiying & Empahasizing New Behavior and Changes Di akhir setiap percakapan membangun-solusi (solution-building), konselormemberikan dorongandan menyarankan apa yang mungkin dapat diamati atau dilakukan konseli sebelum sesi berikutnyauntuk lebih lanjut meyelesaikan permasalahannya.
  • 6. 6 g. Stabilization Konselor menanyakan konseli tentang saat di mana masalah- masalah sudahtidak ada lagi atau saat permasalahan tidak terlalu berat bagi dirinya. h. Termination Konselor dan konseli mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai konseli dalam mencapai solusi-solusi yang memuaskan dengan menggunakan suatu skala penilaian. 2. Teknik-teknik Konseling a. Exception – Finding Question: pertanyan-pertanyan tentang saat-saat di mana konseli bebas dari masalah b. Miracle Questions: pertanyaan yang mengarahkan konseli berimajinasi apa yang akan terjadi jika suatu masalah yang dialami secara ajaib terselesaikan c. Scalling Questions: Pertanyaan yang meminta konseli menilai kondisi dirinya (masalah, pencapaian tujuan) d. Coping Questions: Pertanyaan yang meminta konseli mengemukakan pengalaman sukses dalam menangani masalah yang dihadapi e. Compliments: Pesan tertulis yang dirancang untuk memuji F. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN SFBT 1. Kelemahan a. Kurangnya perhatian pada pendefinisian problem b. Konselor adalah ahli dalam intervensi singkat, karena itu dalam waktu relatif singkat konselor harus mampu melakukan penilaian untuk membantu konseli memformulasikan tujuan khusus, dan secara efektif menggunakan intervensi yang tepatterkesan prematur c. Kredibilitas hasilnya masih dipertanyakan oleh banyak kalangan, khususnya bagi yang meragukan efektivitas pendekatannya d. Posisi not-knowing dapat menjadi kendala dalam seting multikultural
  • 7. 7 2. Kelebihan a. Pemenuhan kebutuhan dengan layanan yang cepat, efisien dan efektif b. Manusia mampu membangun solusi yang dapat meningkatkan kehidupannya c. Manfaat dari terapi singkat adalah bahwa hal itu dilakukan here and now dan mengeksplorasi pendekatan yang paling efektif dalam menangani masalah konseli dalam mengatur waktu skala.Terapi Singkat juga dapat membantu konseli untuk menghemat biaya pengobatan jangka panjang.
  • 8. 8 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN SFBT (Solution-focused brief therapy) berbeda dari terapi tradisional karena terapi ini memisahkan bagian masa lalu untuk menggantikan kedua masa, baik masa sekarang dan masa depan. SFBT juga sangat fokus pada apa saja kemungkinannya, memiliki sedikit ketertarikan atau tidak sama sekali dalam pencapaian sebuah pemahaman dari suatu masalah. Menurut SFBT,tidaklah penting untuk mengetahui penyebab dari permasalahan untuk menyelesaikannya dan tidak adanya hubungan yang penting antara permasalahan dan solusinya. Tahapan konseling SFBT adalah Establishing Rapport, Identifiying a Solvable Complaint, Establishing Goals, Designing an Intervention, Strategic Task That Promote Change, Identifiying & Empahasizing New Behavior and Changes, Stabilization dan Termination. Sedangkan teknik-tekniknya adalah Exception-Finding Question, Miracle Questions, Scalling Questions, Coping Questions, dan Compliments. B. SARAN Sebagai seorang calon konselor maka sebaiknya kita memahami berbagai pendekatan konseling agar kita dapat membantu konseli dengan tepat. Konselor dalam menggunakan konseling SFBT ini sebaiknya juga memahami konseling yang lain agar dapat menggunakan konseling yang lainnya , sehingga konseling yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan tidak bergantung pada konseling SFBT saja.
  • 9. 9 DAFTAR RUJUKAN Heridha. 2009. Teori-Teori yang Berdasarkan Teori Pembelajaran, Postmodern, Sosioekonomi, dan Pengambilan Keputusan serta Aplikasinya, (Online), (http://heridha.wordpress.com/, diakses pada tanggal 27 April 2011). Jofipasi. 2010. Post Modern Approaches (Pendekatan Post Modern),(Online),(http://Post Modern Approaches (Pendekatan Post Modern) « Jofipasi's Blog.htm diakses pada tanggal 20 November 2010). Sampeu, Ronee. 2011. Pendekatan Postmodern, (Online), (http://www.scribd. com/doc/38919150/Makalah-Psikoterapi-Postmodern, diakses 9 April 20011). Simon, Joel K. 2009. Solution Focused Practice in End-of-Life and Grief Counseling. New York : Springer Publishing Company. Wikipedia. 2011. Solution Focused Brief Therapy, (Online), (http://en.wikipedia. org/wiki/Solution_focused_brief_therapy, diakses 9 April 2011).