SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
ANALISIS PERBAIKAN ARSITEKTUR BISNIS PADA BAGIAN 
MARKETING DENGAN MENGGUNAKAN BPM CBOK 
Feliks Prasepta S. Surbakti1, Stefanus Agusta2 
Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, 
Atma Jaya Indonesia Catholic University, Jakarta, Indonesia 
1feliks.prasepta@atmajaya.ac.id;2stefanus.agusta@yahoo.com 
Abstrak — Penelitian tentang perbaikan arsitektur bisnis di 
PT. Bina Busana Internusa pada divisi marketing 
menggunakan Business Process Management Common Body Of 
Knowledge (BPM CBOK) dilakukan untuk menciptakan suatu 
arsitektur bisnis yang baik terutama pada divisi marketing. 
Hasil penelitian ini merupakan usulan perbaikan arsitektur 
bisnis yang efisien, efektif dan berguna bagi divisi marketing 
PT. Bina Busana Internusa. Diharapkan hasil penelitian ini 
menjadi rekomendasi untuk perbaikan di masa yang akan 
datang. 
Kata kunci — Peta Strategi, Peta Operasional, Arsitektur 
Bisnis, BPM CBOK. 
I. PENDAHULUAN 
Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri, 
baik industri manufaktur maupun jasa, mensyaratkan 
perusahaan yang berkembang sejalan dengan kemajuan 
tersebut, yang berarti operasional organisasi menjadi kian 
kompleks.Perkembangan di dibidang industri diikuti oleh 
perkembangan bisnis bahkan setiap kegiatan unit bisnis di 
dalamnya dan menjadi t idak efekt if seiring dengan 
perkembangan yang pesat saat ini. 
Perkembangan dunia bisnis yang kompetit if saat ini 
menyebabkan timbulnya kebutuhan bagi perusahaan untuk 
terus meningkatkan kinerja perusahaannya. Proses bisnis 
yang di dalamnya merupakan segala aktifitas yang 
dilakukan oleh unit bisnis ini, tentu saja adalah sebuah 
prosedur serta seluruh kebijakan dan otoritas terkait di 
dalam proses bisnis tersebut guna mencapai apa yang 
menjadi sasaran perusahaan. 
Di sisi lain, perubahan lingkungan bisnis ekternal 
pada umumnya membawa dampak secara tidak langsung 
terhadap keberadaan suatu organisasi. Besar kecilnya 
pengaruh dari perubahan dalam lingkungan bisnis akan 
sangat tergantung dari kemampuan pihak manajemen untuk 
memprediksi dan membuat kebijakan yang mengantisipasi 
perubahan sehingga dampak yang ditimbulkan oleh 
perubahan tersebut dapat diminimalisir. 
Perusahaan yang selama ini berfokus terhadap 
pasar domestik, kini dituntut untuk bersaing dengan pasar 
global. Perubahan mendasar tersebut membuat seluruh 
organisasi bisnis dan keterkaitannya dengan lingkungan 
internal maupun eksternal harus menelaah kembali 
kesesuaian, efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang 
terjadi di perusahaan. 
Era perdagangan bebas ini berdampak kepada 
seluruh perusahaan yang ada secara global dan 
meningkatkan tingkat persaingan yang sebelumnya dinilai 
cukup kompetit if dalam skala nasional menjadi 
hiperkompetit if karena perubahan mindset dan fokus setiap 
perusahaan untuk melakukan penyesuaian dan peningkatan 
performa secara terus menerus sehingga secara tidak 
langsung standar performa yang berujung kepada 
profitabilitas sendiri akan meningkat tajam 
Dalam era globalisasi, terdapat beberapa perubahan 
mendasar yang akan terjadi dalam lingkungan bisnis. 
Perubahan yang mendasar tersebut mampu membawa 
konsekuensi yang sangat besar terhadap proses dan aktivitas 
bisnis sebuah organisasi. Secara umum, perusahaan akan 
dituntut untuk lebih berorientasi secara global dalam 
melakukan aktivitasnya, hal ini berarti setiap aktivitas yang 
terjadi di perusahaan tersebut harus mampu menunjang 
kepada tujuan global. 
II. LANDASAN TEORI 
Arsitektur Bisnis merupakan suatu rancangan proses 
bisnis sebuah perusahaan yang menggambarkan hubungan 
keterkaitan antara berbagai tujuan strategis perusahaan 
seperti misi, visi, value dalam sebuah strategic map dengan 
penggambaran yang lebih lanjut, termasuk didalamnya 
rumusan penawaran nilai produk dan jasa untuk 
pelanggannya dan rangkaian proses bisnisnya. 
Arsitektur bisnis merupakan landasan utama 
organisasi dan operasional (sistem & proses kerja) di sebuah 
perusahaan, lengkap dengan komponen-komponen kerjanya 
yang terhubung satu sama lain, termasuk dengan 
lingkungannya disertai dengan prinsip-prinsip penggunaan 
dan perbaikannya. Dengan kata lain, arsitektur bisnis 
merupakan blue print dari bisnis perusahaan untuk 
penyelenggaraan atau operasional perusahaan secara 
komprehensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, atau 
eksekusi, evaluasi, dan perbaikan atau yang biasa dikenal 
dengan PDCA (Plan, Do, Check, & Action). 
Menurut Mathias Thayib (2008) Arsitektur Bisnis 
adalah rancangan jangka panjang pada perusahaan yang 
terstruktur, terintegrasi dan memiliki hubungan sebab akibat 
mulai dari tujuan strategis sampai pada aktivitas 
operasional, untuk menciptakan produk dan jasa perusahaan 
yang memiliki keunikan sehingga tidak mudah dit iru oleh 
pihak lain. 
Menurut Porter (1996) Strategi Perusahaan adalah 
dimana dan bagaimana perusahaan harus mencapai 
keunikannya untuk memenangkan persaingan yang 
berkelanjutan. 
Arsitektur Bisnis merupakan kerangka kerja praktis 
yang bersifat logis dan terstruktur dan mudah dipahami oleh 
banyak pihak berdasarkan pengetahuan dasar atas Balanced
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
Scorecard, Strategic Map, Value Chain, Business Process 
dan Fishbone Diagram. 
Dengan Arsitektur Bisnis akan terlihat dengan jelas 
hubungan yang saling terkait dan terintegrasi antara tujuan 
strategis perusahaan yang biasa dirumuskan dalam bentuk 
Misi, Visi dan Nilai perusahaan dengan pekerjaan 
operasional dilapangan maupun dilantai pabrik yang 
dilakukan karyawan. 
Gambar 1. Rancangan Arsitektur Bisnis 
Menurut Rosdaya Manajemen Proses 
Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk 
meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui 
pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk 
mengelola perubahan. BPM membantu perusahaan dalam 
mengawasi dan mengontrol seluruh elemen pada proses 
bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan 
workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis 
melalui penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. 
Review yang berkesinambungan dan real-time akan 
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan 
kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah 
tersebut berkembang menjadi lebih besar. 
Untuk mengimbangi lingkungan yang kompetitif 
dan terus berkembang dan berubah, sangat lah penting untuk 
memegang teguh konsep “continuous imp rovement” atau 
perbaikan terus menerus menuju kesempurnaan. Organisasi 
harus memiliki fleksibilitas dan kelincahan untuk 
menangani perubahan perubahan seperti kebutuhan 
pelanggan yang terus berubah, perkembangan teknologi, 
karyawan, dan perusahaan juga harus efektif dan efisien 
agar dapat mengembangkan bisnisnya dalam jangka 
menengah maupun jangka panjang. Bisnis dan teknologi 
juga harus bergabung dan berjalan bersamaan untuk 
mencapai optimasi dengan bahasa dan tujuan yang sama 
Kegiatan pengelolaan proses bisnis dapat 
dikelompokkan menjadi enam kategori: visi, desain, 
pemodelan, pelaksanaan, pemantauan, dan optimasi. Fungsi 
yang dirancang di sekitar visi strategis dan tujuan dari suatu 
organisasi. Setiap fungsi terpasang dengan daftar proses. 
Setiap kepala fungsional dalam suatu organisasi 
bertanggung jawab untuk set tertentu proses terdiri dari 
tugas-tugas yang harus dilaksanakan dan dilaporkan sesuai 
dengan yang direncanakan. 
Beberapa proses dikumpulkan untuk fungsi prestasi 
dan beberapa fungsi dikumpulkan untuk mencapai tujuan 
organisasi. Siklus BPM meliputi: 
• Process Modeling 
Modeling mengambil desain teorit is dan memperkenalkan 
kombinasi variabel (misalnya, perubahan sewa atau biaya 
bahan, yang menentukan bagaimana proses bisa beroperasi 
dalam keadaan yang berbeda). 
• Process Design 
Proses Desain meliputi baik identifikasi pros es yang ada 
dan desain “to-be” proses. 
Desain yang baik mengurangi jumlah masalah selama 
masa proses. Apakah atau tidak proses yang ada dianggap, 
tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa 
desain teoritis yang benar dan efisien disiapkan. 
• Process Analysis 
Pendekatan lain adalah dengan menggunakan kombinasi 
perangkat lunak dan campur tangan manusia, namun 
pendekatan ini lebih kompleks. Aturan bisnis telah 
digunakan oleh sistem untuk memberikan definisi untuk 
mengatur perilaku, dan mesin aturan bisnis dapat digunakan 
untuk mendorong proses eksekusi dan resolusi. 
• Process Performance Management 
Pemantauan meliputi pelacakan proses individu, sehingga 
informasi tentang kinerja mereka dapat dengan mudah 
dilihat, dan statistik terhadap kinerja satu atau lebih proses 
dapat disediakan. 
Selain itu, informasi ini dapat digunakan untuk bekerja 
dengan pelanggan dan pemasok untuk meningkatkan proses 
mereka terhubung. Contoh statistik adalah generasi tindakan 
pada seberapa cepat pesanan pelanggan diproses atau berapa 
banyak pesanan yang diproses di bulan lalu. Langkah-langkah 
ini cenderung masuk ke dalam tiga kategori yaitu: 
waktu siklus, tingkat kecacatan dan produktivitas. 
• Process Transformation and Optimization 
Optimasi termasuk proses mengambil informasi kinerja 
proses dari pemodelan 
Proses Modeling 
Proses Analisis Proses Design 
Gambar 2. Tahapan BPM 
Proses Kinerja 
Management 
III. METODE PENELITIAN 
Proses 
Transformasi 
Dalam melakukan suatu penelitian, terdapat beberapa 
rangkaian aktivitas yang tersusun secara berurutan. 
Rangkaian aktivitas ini perlu disusun dengan baik agar 
penelitian dapat berjalan dengan lancar dan hambatan – 
hambatan dapat dihindari. Bagian metodologi ini berisi 
penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam tahap – 
tahap penelitian, mencakup pula hal teknis yang berkaitan 
dengan penelitian.
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
Identifikasi 
Permasalahan 
Studi 
Pendahuluan 
Pemetaan BPM CBOK 
Gambar 3. Skema Metodologi Penelitian 
IV. PENGUMPULAN DATA 
PT. Bina Busana Internusa 2 didirikan pada tanggal 10 
November 1989 oleh inisiat if dari PT. Astra Export 
Company yang didukung sepenuhnya oleh T.P. Rachmat. 
PT. Bina Busana Internusa 2 memulai produksi dengan 
hanya menggunakan 2 line production yang terfokus pada 
pemesanan seragam rumah sakit yang dipesan oleh Nagai – 
Japan. PT. Bina Busana Intrenusa bekerja sungguh-sungguh 
terhadap pesanan yang diberikan oleh Nagai – Japan serta 
memberikan usaha terbaik untuk menyesuaikan semua 
persyaratan standar kualitas dan waktu pengiriman agar 
tepat waktu. Meskipun persyaratan yang diberikan terlihat 
sangat sederhana, namun pada kenyataannya persyaratan 
yang diberikan tersebut tidak demikian sederhana, karena 
pemenuhan persyaratan yang diberikan membutuhkan 
konsentrasi penuh mengenai kerapihan dari hasil jahitan, 
kebersihan produk sampai di tangan konsumen, dan standar 
kualitas yang tinggi untuk setiap produk. Berdasarkan 
standar kualitas yang tinggi dari PT. Bina Busana Internusa, 
Nagai – Japan setuju untuk memberikan kontrak jangka 
panjang untuk memproduksi produk Nagai – Japan, karena 
hal tersebut PT. Bina Busana Internusa 2 dapat 
mengembangkan line production menjadi 8 line pada tahun 
1996. 
Sejak Tahun 2006, PT. Bina Busana Internusa 2 
menjadi bagian dari Triputra Group dan juga memperkuat 
posisi PT. Bina Busana Internusa 2. Triputra Group 
memberikan system pengelolan yang memimpin dan juga 
mengarahakan visi dan misi yang lebih jelas bagi PT. Bina 
Busana Internusa 2 dan juga bagi pegawai, system 
manajeman dari atas langsung menuju kebawahan. 
Perusahaan memiliki visi, misi, kebijakan mutu, 
keselamatan, kesehatan kerja, nilai dan strategi sebagai 
berikut. 
VISI 
PT. Bina Busana Internusa 2 memiliki visi untuk menjadi 
perusahaan kelas dunia melalui kualitas, layanan, 
fleksibilitas, serta kemitraan life time. 
MISI 
PT. Bina Busana Internusa 2 memiliki misi sebagai 
perusahaan yang berkomitmen untuk menjadi perusahaan 
yang berhasrat dan peduli masyarakat dengan cara 
memberikan produk pakaian yang berkualitas guna 
memuaskan konsumen. 
Kebijakan manejemen ini berlaku untuk semua pegawai 
dan pihak ket iga yang melakukan kegiatan di dalam PT. 
Bina Busana Internusa 2, serta dilakukan proses peninjaunan 
secara teratur dan berkala. 
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, berikut 
adalah data input dan output proses bisnis guna mengetahui 
batasan secara jelas cakupan proses yang akan dikaji lebih 
lanjut dalam pengolahan data : 
Bagian Input Ouput 
Chief Marketing 
Officer 
Negosiasi, pencarian 
buyer 
Penanganan order 
Marketing Officer Penanganan order Pemilihan order 
Mkt Uniform Penerimaan order Proses order 
Mkt Fashion Penerimaan order Proses order 
MD Uniform Pembuatan plan model Plan model 
MD Fashion Pembuatan plan model Plan model 
MD Knitting Proses plan model Pengiriman ke bag. 
produksi 
Tabel 1 Input-Output Proses Bisnis Divisi Marketing 
V. PENGOLAHAN DATA 
Dalam proses perbaikan arsitektur bisnis, dilakukan 
tahapan-tahapan seperti : 
Langkah 1 : Membuat peta strategi. 
Langkah 2 : Membuat peta operasional. 
Langkah 3 : Melakukan proses BPM CBOK. 
Langkah 4 : Membuat usulan perbaikan. 
Dalam penelit ian kali ini, peneliti membuat peta strategi 
pada divisi marketing: 
Penerjemahan Visi dan Misi 
Perusahaan 
Pemetaan Strategy Map 
Pemetaan Peta Operasional 
Pengolahan Data 
Latar Belakang 
Masalah 
Perumusan dan 
Pembatasan 
Masalah 
Tujuan 
Penelitian 
Studi Pendahuluan Studi Literatur 
Proses : 
1 . Wawancara 
2 . Data Perusahaan 
3 . Observasi 
Data Yang Diperlukan : 
1 . Gambaran umum perusahaan 
2 . Job Description perusahaan 
3 . Data wawancara bagian Marketing perusahaan 
4 . Data input dan output perusahaan 
Pengumpulan 
Data 
Analisa Arsitektur 
Bisnis Sekarang 
dan Perbaikan 
Analaisa Model 
BPM CBOK 
Analisa 
Kesimpulan 
& 
Saran 
Pengukuran dilihat dari 
Balanced Scorecard 
Proses Penilaian Perbaikan 
Proses 
Model 
Proses 
Design 
Proses 
Analisis 
Proses Kinerja 
Management 
Proses 
Transformasi
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
NILAI 
KEUANGAN 
Sumber-sumber 
dana 
PELANGGAN 
Kepercayaan 
Konsumen dan 
Klien 
Penanganan 
PROSES INTERNAL BISNIS 
Gambar 4. Peta Strategi 
Peningkatan Profit 
Efisiensi 
Setelah membuat peta strategi, kemudian penelit i 
membuat peta operasional hubungan proses utama dengan 
proses pendukung: 
Gambar 5 Peta Operasional 
Penanganan order 
Pengelolaan keuangan 
Sistem informasi 
Setelah membuat peta strategi dan peta operasional, 
peneliti menerapkan ke dalam proses BPM CBOK: 
1. Proses Modelling 
Gambar 6. Modelling Marketing 
2. Proses Analisis 
Setelah mengetahui terdapat beberapa proses utama 
yang menjadi masalah, terdapat dua proses cara untuk 
mengganti proses yang berkaitan pada divisi marketing. 
Berikut adalah ide perbaikan untuk divisi marketing agar 
kedepannya lebih baik: 
Ide I : Pengeliminasian Proses Utama 
Pada proses ini proses eksekusi kerja dan proses 
pengiriman harus segera dihilangkan atau dapat digantikan 
agar lebih memaksimalkan divisi yang lain sehingga divisi 
market ing bisa juga lebih fokus terhadap pekerjaannya, 
terlebih divisi marketing harus bisa memperkiraan waktu 
dalam proses pengerjaan produksi. 
Ide II : Subtitusi Proses Utama 
Pada proses ini, proses pengurutan proses utama 
harus dirubah hal ini bertujuan untuk mengefisienkan 
kinerja divisi market ing. Divisi marketing merupakan divisi 
yang paling utama dalam perusahaan PT. Bina Busana 
Internusa 2 ini. Dalam divisi market ing juga masih banyak 
terdapat pekerjaan ganda sehingga dapat memakan banyak 
waktu dalam pengerjaan prosesnya. Hal ini perlu perbaikan 
perubahan urutan proses utama untuk memudahkan kinerja 
divisi marketing. 
3. Proses Design 
Gambar 7 Perbaikan I 
Penerimaan 
buyer 
Gambar 8. Perbaikan 2 
Penagihan 
Perundingan 
konsep kerja 
Negosiasi 
penjualan 
Management 
Development 
Penanganan order 
Pengelolaan keuangan 
Sistem informasi 
Pengadaan dan pengeluaran barang 
Penanganan order 
Pengelolaan keuangan 
Sistem informasi 
Internal audit 
Penerimaan 
buyer 
Perundingan 
konsep kerja 
Penagihan 
Pengadaan dan pengeluaran barang 
Internal audit 
Marketing 
Mkt Fashion MD Fashion 
Mkt Uniform MD Uniform MD Knitting 
Penerimaan 
buyer 
Pengiriman 
Eksekusi 
kerja 
Perundingan 
konsep kerja 
Penagihan 
Pengadaan dan pengeluaran barang 
Internal audit / penanganan customer 
PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN 
Sikap dan 
Keterampilan 
Produk yang 
nyaman 
Kesesuaian 
Design Model 
Kesesuaian Model 
produk 
Kepuasan 
Pelanggan 
Terhadap Produk 
Perundingan 
Fee 
Proses 
Negosiasi 
Penangan 
Order 
Pencarian 
Klien 
Kinerja Karyawan Produktivitas Kerja 
Sistem 
Informasi
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
4. Proses Kinerja Management 
Dalam tahap ini dilihat kinerja management dari 
divisi marketing, dengan melihat suatu tugas lama dengan 
tugas yang baru. Proses kinerja management ini disebut juga 
sebagai proses evaluasi kinerja pada individu, kelompok 
atau organisasi. Tahapan ini menjadi sangat penting dari 
tahapan BPM CBOK karena dengan melihat kinerja dari 
divisi marketing dapat dilihat perbandingan kinerja proses 
lama dengan proses perbaikannya. 
5. Proses Transformasi 
Dalam proses transformasi ini akan diaplikasikan 
di perusahaan. Menurut peneliti dengan memperbaiki sistem 
arsitektur bisnis yang terjadi dapat memperbaiki sistem, 
jobdesk serta pemanfaatan lainnya dalam divisi marketing. 
Perbedaan dalam proses kerja yang lama dapat dilihat 
bahwa divisi marketing masih banyak ikut terlibat dalam 
proses produksi hingga pengiriman. 
Menurut peneliti hal tersebut akan membuat 
pekerjaan pada divisi marketing semakin banyak, hal 
tersebut dapat menghambat kinerja divisi lainnya. Dengan 
mengurangi proses kegiatan utama atau dengan mengganti 
proses kegiatan utama serta proses pendukung diharapkan 
pada divisi marketing dapat berjalan dengan baik. 
V. ANALISA 
Proses analisis disini yaitu akan di menganalisis proses 
perbaikan arsitektur bisnis pada divisi marketing. Hal yang 
dilakukan pada proses perbaikan arsitektur dengan 
menggunakan metode BPM CBOK. Dengan penggunaan 
BPM CBOK diharapkan proses -proses pada divisi 
market ing yang menghambat dapat dihilangkan, dan proses 
yang menghambat dapat segera diperbaiki. Dengan 
penggunaan metode BPM CBOK dengan menempatkan 
model fishbone diagram. Dapat dilihat juga ada dua proses 
utama pada divisi marketing yang menurut peneliti tidak 
efisien dan perlu diperbaiki sistem arsitektur bisnis pada 
divisi marketing. 
Perbaikan arsitektur bisnis pada divisi marketing 
dapat menambah nilai pada divisi-divisi lainnya. Perbaikan 
ini diharapkan meningkatkan kinerja dari divisi marketing, 
dan juga berdampak positif bagi divisi lainnya. Perbaikan 
arsitektur bisnis yang telah diperbaiki lebih efisien dalam 
segi waktu dan efektif menurut perspektif peneliti untuk 
proses bisnis produksi pakaian. 
Tabel 2 Perbandingan Kinerja 
Divisi/Pekerjaan Kinerja Lama Kinerja Baru 
Pengadaan dan 
Pengeluaran Barang 
Mencari buyer, 
negosiasi dengan 
buyer, merundingkan 
kerjasama 
Tidak mencari buyer, 
hanya melakukan 
negosiasi 
Perundingan Bentuk 
Model 
Membahas model 
bersama buyer,. 
membuat kesepakatan 
kerja 
Membahas model 
bersama klien, 
pembahasan 
pembayaran dilakukan 
Eksekusi Kerja Mengambil bagian 
dalam produksi 
produk. 
Tidak mengambil 
bagian dalam kegiatan 
produksi, merancang 
model tetap dilakukan 
pihak marketing 
Penagihan Melakukan penagihan 
ke pihak buyer, 
menyiapkan form 
pembayaran, 
menyiapkan laporan 
Menyiapkan laporan-laporan 
keuangan, 
semua form penagihan 
sudah dilakukan pihak 
sebelumnya, menelpon 
pihak buyer 
Pengiriman Bagian marketing 
masih mengambil 
bagian untuk 
pengiriman 
Tidak mengambil 
bagian, semua sudah 
dikerjakan dari awal 
hanya membuat 
laporan keuangan 
setelah diterima 
pengiriman barang 
VI. KESIMPULAN 
Arsitektur bisnis diterapkan sebagai penyempurnaan 
sistem operasi divisi marketing. Dari arsitektur bisnis 
perusahaan dapat melihat lebih jelas mengenai proses bisnis 
internal dan kegiatan proses yang lebih detail sehingga dapat 
mengetahui kegiata-kegiatan apa saja yang berpengaruh 
terhadap kinerja proses bisnisnya serta indikator yang 
berpengaruh. 
Dengan perbaikan arsitektur bisnis pada divisi 
Marketing, dapat mengetahui pembagian tugas dan 
tanggung jawab dari setiap proses yang ada sehingga 
eksekutif perusahaan dapat mengontrol jalan proses dengan 
lebih baik. 
Dengan penerapan metode BPM CBOK 
diharapkan dapat memberi perubahan arsitektur bisnis pada 
kinerja divisi Marketing. 
Perbaikan arsitektur bisnis yang dibuat bukan 
hanya bersifat operasional semata, namun secara 
keseluruhan memberikan saran untuk segala hal terkait 
arsitektur bisnis sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan 
peneliti. 
DAFTAR PUSTAKA 
[1] 1. ABPMP. 2009. Guide to the business process 
management common body of knowledge (CBOK). USA, 
Terre Haute Indiana dari http://www.abpmp.org (diakses 
tanggal 23 Januari 2014) 
[2] Davenport, T. 1993. Process innovation: Reengineering work 
through information technology. Boston: Harvard Business 
School Press. 
Dunamis. 2013. Succesful implementation of knowledge 
management in Indonesia. Jakarta: PT. Dunamis Intra Sarana. 
[3] Indra. 2012. Rancangan perbaikan proses bisnis pemasaran 
teh, kopi dan kakao pada PT. Khasrisma Pemasaran Bersama 
Nusantara. Jakarta: Universitas Katolik Atmajaya. 
[4] Kaplan, Robert S., Norton, D.P. 1992. The Balanced 
Scorecard : Measures That Drive Performance. Harvard 
Bussines Review 
[5] Kaplan, Robert S., Norton, D.P. 1996. Using the Balanced 
Scorecard as a Strategic Management System. Harvard 
Bussines Review.
Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 
[6] Ridzky. 2012. Perancangan arsitektur bisnis dan pengukuran 
kinerja berbasis balanced scorecard pada PT. Galang Kreasi 
Sempurna. Jakarta: Universitas katolik Atmajaya. 
[7] Rosdaya, R. 2005. Manfaat penerapan metode balanced 
scorecard dalam penilaian kinerja perusahaan.. Bandung: 
Universitas Widyatama. 
[8] Sulianta, S., Kurniali, S. 2011. Membangun perusahaan 
unggulan dengan bpm. Jakarta: Elex Media Komputindo. 
[9] Thayib, M. 2012. Modul pelatihan perancangan arsitektur 
bisnis. Alomet and Friends. 
[10] Teja, H. 2011. Penerapan arsitektur bisnis pada pengelolaan 
universitas. Jurnal Teknik Industri. 
[11] Yunis, R., Surendro, K., Telaumbauna, K. 2010. Arsitektur 
bisnis: Pemodelan proses bisnis dengan object oriented. 
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

More Related Content

What's hot

Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvement
Zaini Ithnin
 
Manajemen biaya dan produktivitas
Manajemen biaya dan produktivitasManajemen biaya dan produktivitas
Manajemen biaya dan produktivitas
Tito Ruliarsa
 
Rekayasa ulang proses bisnis
Rekayasa ulang  proses bisnisRekayasa ulang  proses bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis
Kurniati Ramli
 

What's hot (20)

Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 
Strategi Mc. Kinsey
Strategi Mc. KinseyStrategi Mc. Kinsey
Strategi Mc. Kinsey
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvement
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
 
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
 
80764721 makalah
80764721 makalah80764721 makalah
80764721 makalah
 
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadani
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadaniPpt mgt strategik fajzilah rahmadani
Ppt mgt strategik fajzilah rahmadani
 
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnis
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnisTugas kelompok 10 manajemen proses bisnis
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnis
 
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
 
Manajemen biaya dan produktivitas
Manajemen biaya dan produktivitasManajemen biaya dan produktivitas
Manajemen biaya dan produktivitas
 
Re-Engineering
Re-EngineeringRe-Engineering
Re-Engineering
 
Performa Management
Performa ManagementPerforma Management
Performa Management
 
34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah
 
Business process reinggering
Business process reinggeringBusiness process reinggering
Business process reinggering
 
Manajemen kinerja
Manajemen kinerjaManajemen kinerja
Manajemen kinerja
 
Performance management
Performance managementPerformance management
Performance management
 
Paper mkti kelompok 3 final
Paper mkti  kelompok 3 finalPaper mkti  kelompok 3 final
Paper mkti kelompok 3 final
 
Rekayasa ulang proses bisnis
Rekayasa ulang  proses bisnisRekayasa ulang  proses bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis
 
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
 

Similar to Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK

Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
ResiAviani2
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
Miftahul Agusta
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducing
mondru mondru
 

Similar to Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK (20)

Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
Bisnis internasional, 12, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm,...
 
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptxPERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
 
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
 
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
 
Tm2 pemetaan konsep mpb pt.adhi karya tbk_kelompok 10_13.15
Tm2 pemetaan konsep mpb pt.adhi karya tbk_kelompok 10_13.15Tm2 pemetaan konsep mpb pt.adhi karya tbk_kelompok 10_13.15
Tm2 pemetaan konsep mpb pt.adhi karya tbk_kelompok 10_13.15
 
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
 
Bab ii ani
Bab ii aniBab ii ani
Bab ii ani
 
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducing
 
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnis converted
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnis convertedTugas kelompok 10 manajemen proses bisnis converted
Tugas kelompok 10 manajemen proses bisnis converted
 
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-finalDokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
 
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Analisis Manajemen Proses Bisnis pada PT. UNILEVER INDONESIA Tbk
Analisis Manajemen Proses Bisnis pada PT. UNILEVER INDONESIA TbkAnalisis Manajemen Proses Bisnis pada PT. UNILEVER INDONESIA Tbk
Analisis Manajemen Proses Bisnis pada PT. UNILEVER INDONESIA Tbk
 
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
 
MAKALAH UAS
MAKALAH UASMAKALAH UAS
MAKALAH UAS
 
Kelompok 10 mpb analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
Kelompok 10 mpb  analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...Kelompok 10 mpb  analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
Kelompok 10 mpb analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
 

Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK

  • 1. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx ANALISIS PERBAIKAN ARSITEKTUR BISNIS PADA BAGIAN MARKETING DENGAN MENGGUNAKAN BPM CBOK Feliks Prasepta S. Surbakti1, Stefanus Agusta2 Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Atma Jaya Indonesia Catholic University, Jakarta, Indonesia 1feliks.prasepta@atmajaya.ac.id;2stefanus.agusta@yahoo.com Abstrak — Penelitian tentang perbaikan arsitektur bisnis di PT. Bina Busana Internusa pada divisi marketing menggunakan Business Process Management Common Body Of Knowledge (BPM CBOK) dilakukan untuk menciptakan suatu arsitektur bisnis yang baik terutama pada divisi marketing. Hasil penelitian ini merupakan usulan perbaikan arsitektur bisnis yang efisien, efektif dan berguna bagi divisi marketing PT. Bina Busana Internusa. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi rekomendasi untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kata kunci — Peta Strategi, Peta Operasional, Arsitektur Bisnis, BPM CBOK. I. PENDAHULUAN Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri, baik industri manufaktur maupun jasa, mensyaratkan perusahaan yang berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut, yang berarti operasional organisasi menjadi kian kompleks.Perkembangan di dibidang industri diikuti oleh perkembangan bisnis bahkan setiap kegiatan unit bisnis di dalamnya dan menjadi t idak efekt if seiring dengan perkembangan yang pesat saat ini. Perkembangan dunia bisnis yang kompetit if saat ini menyebabkan timbulnya kebutuhan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja perusahaannya. Proses bisnis yang di dalamnya merupakan segala aktifitas yang dilakukan oleh unit bisnis ini, tentu saja adalah sebuah prosedur serta seluruh kebijakan dan otoritas terkait di dalam proses bisnis tersebut guna mencapai apa yang menjadi sasaran perusahaan. Di sisi lain, perubahan lingkungan bisnis ekternal pada umumnya membawa dampak secara tidak langsung terhadap keberadaan suatu organisasi. Besar kecilnya pengaruh dari perubahan dalam lingkungan bisnis akan sangat tergantung dari kemampuan pihak manajemen untuk memprediksi dan membuat kebijakan yang mengantisipasi perubahan sehingga dampak yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut dapat diminimalisir. Perusahaan yang selama ini berfokus terhadap pasar domestik, kini dituntut untuk bersaing dengan pasar global. Perubahan mendasar tersebut membuat seluruh organisasi bisnis dan keterkaitannya dengan lingkungan internal maupun eksternal harus menelaah kembali kesesuaian, efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang terjadi di perusahaan. Era perdagangan bebas ini berdampak kepada seluruh perusahaan yang ada secara global dan meningkatkan tingkat persaingan yang sebelumnya dinilai cukup kompetit if dalam skala nasional menjadi hiperkompetit if karena perubahan mindset dan fokus setiap perusahaan untuk melakukan penyesuaian dan peningkatan performa secara terus menerus sehingga secara tidak langsung standar performa yang berujung kepada profitabilitas sendiri akan meningkat tajam Dalam era globalisasi, terdapat beberapa perubahan mendasar yang akan terjadi dalam lingkungan bisnis. Perubahan yang mendasar tersebut mampu membawa konsekuensi yang sangat besar terhadap proses dan aktivitas bisnis sebuah organisasi. Secara umum, perusahaan akan dituntut untuk lebih berorientasi secara global dalam melakukan aktivitasnya, hal ini berarti setiap aktivitas yang terjadi di perusahaan tersebut harus mampu menunjang kepada tujuan global. II. LANDASAN TEORI Arsitektur Bisnis merupakan suatu rancangan proses bisnis sebuah perusahaan yang menggambarkan hubungan keterkaitan antara berbagai tujuan strategis perusahaan seperti misi, visi, value dalam sebuah strategic map dengan penggambaran yang lebih lanjut, termasuk didalamnya rumusan penawaran nilai produk dan jasa untuk pelanggannya dan rangkaian proses bisnisnya. Arsitektur bisnis merupakan landasan utama organisasi dan operasional (sistem & proses kerja) di sebuah perusahaan, lengkap dengan komponen-komponen kerjanya yang terhubung satu sama lain, termasuk dengan lingkungannya disertai dengan prinsip-prinsip penggunaan dan perbaikannya. Dengan kata lain, arsitektur bisnis merupakan blue print dari bisnis perusahaan untuk penyelenggaraan atau operasional perusahaan secara komprehensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, atau eksekusi, evaluasi, dan perbaikan atau yang biasa dikenal dengan PDCA (Plan, Do, Check, & Action). Menurut Mathias Thayib (2008) Arsitektur Bisnis adalah rancangan jangka panjang pada perusahaan yang terstruktur, terintegrasi dan memiliki hubungan sebab akibat mulai dari tujuan strategis sampai pada aktivitas operasional, untuk menciptakan produk dan jasa perusahaan yang memiliki keunikan sehingga tidak mudah dit iru oleh pihak lain. Menurut Porter (1996) Strategi Perusahaan adalah dimana dan bagaimana perusahaan harus mencapai keunikannya untuk memenangkan persaingan yang berkelanjutan. Arsitektur Bisnis merupakan kerangka kerja praktis yang bersifat logis dan terstruktur dan mudah dipahami oleh banyak pihak berdasarkan pengetahuan dasar atas Balanced
  • 2. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx Scorecard, Strategic Map, Value Chain, Business Process dan Fishbone Diagram. Dengan Arsitektur Bisnis akan terlihat dengan jelas hubungan yang saling terkait dan terintegrasi antara tujuan strategis perusahaan yang biasa dirumuskan dalam bentuk Misi, Visi dan Nilai perusahaan dengan pekerjaan operasional dilapangan maupun dilantai pabrik yang dilakukan karyawan. Gambar 1. Rancangan Arsitektur Bisnis Menurut Rosdaya Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan. BPM membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar. Untuk mengimbangi lingkungan yang kompetitif dan terus berkembang dan berubah, sangat lah penting untuk memegang teguh konsep “continuous imp rovement” atau perbaikan terus menerus menuju kesempurnaan. Organisasi harus memiliki fleksibilitas dan kelincahan untuk menangani perubahan perubahan seperti kebutuhan pelanggan yang terus berubah, perkembangan teknologi, karyawan, dan perusahaan juga harus efektif dan efisien agar dapat mengembangkan bisnisnya dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Bisnis dan teknologi juga harus bergabung dan berjalan bersamaan untuk mencapai optimasi dengan bahasa dan tujuan yang sama Kegiatan pengelolaan proses bisnis dapat dikelompokkan menjadi enam kategori: visi, desain, pemodelan, pelaksanaan, pemantauan, dan optimasi. Fungsi yang dirancang di sekitar visi strategis dan tujuan dari suatu organisasi. Setiap fungsi terpasang dengan daftar proses. Setiap kepala fungsional dalam suatu organisasi bertanggung jawab untuk set tertentu proses terdiri dari tugas-tugas yang harus dilaksanakan dan dilaporkan sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa proses dikumpulkan untuk fungsi prestasi dan beberapa fungsi dikumpulkan untuk mencapai tujuan organisasi. Siklus BPM meliputi: • Process Modeling Modeling mengambil desain teorit is dan memperkenalkan kombinasi variabel (misalnya, perubahan sewa atau biaya bahan, yang menentukan bagaimana proses bisa beroperasi dalam keadaan yang berbeda). • Process Design Proses Desain meliputi baik identifikasi pros es yang ada dan desain “to-be” proses. Desain yang baik mengurangi jumlah masalah selama masa proses. Apakah atau tidak proses yang ada dianggap, tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa desain teoritis yang benar dan efisien disiapkan. • Process Analysis Pendekatan lain adalah dengan menggunakan kombinasi perangkat lunak dan campur tangan manusia, namun pendekatan ini lebih kompleks. Aturan bisnis telah digunakan oleh sistem untuk memberikan definisi untuk mengatur perilaku, dan mesin aturan bisnis dapat digunakan untuk mendorong proses eksekusi dan resolusi. • Process Performance Management Pemantauan meliputi pelacakan proses individu, sehingga informasi tentang kinerja mereka dapat dengan mudah dilihat, dan statistik terhadap kinerja satu atau lebih proses dapat disediakan. Selain itu, informasi ini dapat digunakan untuk bekerja dengan pelanggan dan pemasok untuk meningkatkan proses mereka terhubung. Contoh statistik adalah generasi tindakan pada seberapa cepat pesanan pelanggan diproses atau berapa banyak pesanan yang diproses di bulan lalu. Langkah-langkah ini cenderung masuk ke dalam tiga kategori yaitu: waktu siklus, tingkat kecacatan dan produktivitas. • Process Transformation and Optimization Optimasi termasuk proses mengambil informasi kinerja proses dari pemodelan Proses Modeling Proses Analisis Proses Design Gambar 2. Tahapan BPM Proses Kinerja Management III. METODE PENELITIAN Proses Transformasi Dalam melakukan suatu penelitian, terdapat beberapa rangkaian aktivitas yang tersusun secara berurutan. Rangkaian aktivitas ini perlu disusun dengan baik agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan hambatan – hambatan dapat dihindari. Bagian metodologi ini berisi penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam tahap – tahap penelitian, mencakup pula hal teknis yang berkaitan dengan penelitian.
  • 3. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx Identifikasi Permasalahan Studi Pendahuluan Pemetaan BPM CBOK Gambar 3. Skema Metodologi Penelitian IV. PENGUMPULAN DATA PT. Bina Busana Internusa 2 didirikan pada tanggal 10 November 1989 oleh inisiat if dari PT. Astra Export Company yang didukung sepenuhnya oleh T.P. Rachmat. PT. Bina Busana Internusa 2 memulai produksi dengan hanya menggunakan 2 line production yang terfokus pada pemesanan seragam rumah sakit yang dipesan oleh Nagai – Japan. PT. Bina Busana Intrenusa bekerja sungguh-sungguh terhadap pesanan yang diberikan oleh Nagai – Japan serta memberikan usaha terbaik untuk menyesuaikan semua persyaratan standar kualitas dan waktu pengiriman agar tepat waktu. Meskipun persyaratan yang diberikan terlihat sangat sederhana, namun pada kenyataannya persyaratan yang diberikan tersebut tidak demikian sederhana, karena pemenuhan persyaratan yang diberikan membutuhkan konsentrasi penuh mengenai kerapihan dari hasil jahitan, kebersihan produk sampai di tangan konsumen, dan standar kualitas yang tinggi untuk setiap produk. Berdasarkan standar kualitas yang tinggi dari PT. Bina Busana Internusa, Nagai – Japan setuju untuk memberikan kontrak jangka panjang untuk memproduksi produk Nagai – Japan, karena hal tersebut PT. Bina Busana Internusa 2 dapat mengembangkan line production menjadi 8 line pada tahun 1996. Sejak Tahun 2006, PT. Bina Busana Internusa 2 menjadi bagian dari Triputra Group dan juga memperkuat posisi PT. Bina Busana Internusa 2. Triputra Group memberikan system pengelolan yang memimpin dan juga mengarahakan visi dan misi yang lebih jelas bagi PT. Bina Busana Internusa 2 dan juga bagi pegawai, system manajeman dari atas langsung menuju kebawahan. Perusahaan memiliki visi, misi, kebijakan mutu, keselamatan, kesehatan kerja, nilai dan strategi sebagai berikut. VISI PT. Bina Busana Internusa 2 memiliki visi untuk menjadi perusahaan kelas dunia melalui kualitas, layanan, fleksibilitas, serta kemitraan life time. MISI PT. Bina Busana Internusa 2 memiliki misi sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang berhasrat dan peduli masyarakat dengan cara memberikan produk pakaian yang berkualitas guna memuaskan konsumen. Kebijakan manejemen ini berlaku untuk semua pegawai dan pihak ket iga yang melakukan kegiatan di dalam PT. Bina Busana Internusa 2, serta dilakukan proses peninjaunan secara teratur dan berkala. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, berikut adalah data input dan output proses bisnis guna mengetahui batasan secara jelas cakupan proses yang akan dikaji lebih lanjut dalam pengolahan data : Bagian Input Ouput Chief Marketing Officer Negosiasi, pencarian buyer Penanganan order Marketing Officer Penanganan order Pemilihan order Mkt Uniform Penerimaan order Proses order Mkt Fashion Penerimaan order Proses order MD Uniform Pembuatan plan model Plan model MD Fashion Pembuatan plan model Plan model MD Knitting Proses plan model Pengiriman ke bag. produksi Tabel 1 Input-Output Proses Bisnis Divisi Marketing V. PENGOLAHAN DATA Dalam proses perbaikan arsitektur bisnis, dilakukan tahapan-tahapan seperti : Langkah 1 : Membuat peta strategi. Langkah 2 : Membuat peta operasional. Langkah 3 : Melakukan proses BPM CBOK. Langkah 4 : Membuat usulan perbaikan. Dalam penelit ian kali ini, peneliti membuat peta strategi pada divisi marketing: Penerjemahan Visi dan Misi Perusahaan Pemetaan Strategy Map Pemetaan Peta Operasional Pengolahan Data Latar Belakang Masalah Perumusan dan Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Studi Pendahuluan Studi Literatur Proses : 1 . Wawancara 2 . Data Perusahaan 3 . Observasi Data Yang Diperlukan : 1 . Gambaran umum perusahaan 2 . Job Description perusahaan 3 . Data wawancara bagian Marketing perusahaan 4 . Data input dan output perusahaan Pengumpulan Data Analisa Arsitektur Bisnis Sekarang dan Perbaikan Analaisa Model BPM CBOK Analisa Kesimpulan & Saran Pengukuran dilihat dari Balanced Scorecard Proses Penilaian Perbaikan Proses Model Proses Design Proses Analisis Proses Kinerja Management Proses Transformasi
  • 4. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx NILAI KEUANGAN Sumber-sumber dana PELANGGAN Kepercayaan Konsumen dan Klien Penanganan PROSES INTERNAL BISNIS Gambar 4. Peta Strategi Peningkatan Profit Efisiensi Setelah membuat peta strategi, kemudian penelit i membuat peta operasional hubungan proses utama dengan proses pendukung: Gambar 5 Peta Operasional Penanganan order Pengelolaan keuangan Sistem informasi Setelah membuat peta strategi dan peta operasional, peneliti menerapkan ke dalam proses BPM CBOK: 1. Proses Modelling Gambar 6. Modelling Marketing 2. Proses Analisis Setelah mengetahui terdapat beberapa proses utama yang menjadi masalah, terdapat dua proses cara untuk mengganti proses yang berkaitan pada divisi marketing. Berikut adalah ide perbaikan untuk divisi marketing agar kedepannya lebih baik: Ide I : Pengeliminasian Proses Utama Pada proses ini proses eksekusi kerja dan proses pengiriman harus segera dihilangkan atau dapat digantikan agar lebih memaksimalkan divisi yang lain sehingga divisi market ing bisa juga lebih fokus terhadap pekerjaannya, terlebih divisi marketing harus bisa memperkiraan waktu dalam proses pengerjaan produksi. Ide II : Subtitusi Proses Utama Pada proses ini, proses pengurutan proses utama harus dirubah hal ini bertujuan untuk mengefisienkan kinerja divisi market ing. Divisi marketing merupakan divisi yang paling utama dalam perusahaan PT. Bina Busana Internusa 2 ini. Dalam divisi market ing juga masih banyak terdapat pekerjaan ganda sehingga dapat memakan banyak waktu dalam pengerjaan prosesnya. Hal ini perlu perbaikan perubahan urutan proses utama untuk memudahkan kinerja divisi marketing. 3. Proses Design Gambar 7 Perbaikan I Penerimaan buyer Gambar 8. Perbaikan 2 Penagihan Perundingan konsep kerja Negosiasi penjualan Management Development Penanganan order Pengelolaan keuangan Sistem informasi Pengadaan dan pengeluaran barang Penanganan order Pengelolaan keuangan Sistem informasi Internal audit Penerimaan buyer Perundingan konsep kerja Penagihan Pengadaan dan pengeluaran barang Internal audit Marketing Mkt Fashion MD Fashion Mkt Uniform MD Uniform MD Knitting Penerimaan buyer Pengiriman Eksekusi kerja Perundingan konsep kerja Penagihan Pengadaan dan pengeluaran barang Internal audit / penanganan customer PEMBELAJARAN dan PERTUMBUHAN Sikap dan Keterampilan Produk yang nyaman Kesesuaian Design Model Kesesuaian Model produk Kepuasan Pelanggan Terhadap Produk Perundingan Fee Proses Negosiasi Penangan Order Pencarian Klien Kinerja Karyawan Produktivitas Kerja Sistem Informasi
  • 5. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx 4. Proses Kinerja Management Dalam tahap ini dilihat kinerja management dari divisi marketing, dengan melihat suatu tugas lama dengan tugas yang baru. Proses kinerja management ini disebut juga sebagai proses evaluasi kinerja pada individu, kelompok atau organisasi. Tahapan ini menjadi sangat penting dari tahapan BPM CBOK karena dengan melihat kinerja dari divisi marketing dapat dilihat perbandingan kinerja proses lama dengan proses perbaikannya. 5. Proses Transformasi Dalam proses transformasi ini akan diaplikasikan di perusahaan. Menurut peneliti dengan memperbaiki sistem arsitektur bisnis yang terjadi dapat memperbaiki sistem, jobdesk serta pemanfaatan lainnya dalam divisi marketing. Perbedaan dalam proses kerja yang lama dapat dilihat bahwa divisi marketing masih banyak ikut terlibat dalam proses produksi hingga pengiriman. Menurut peneliti hal tersebut akan membuat pekerjaan pada divisi marketing semakin banyak, hal tersebut dapat menghambat kinerja divisi lainnya. Dengan mengurangi proses kegiatan utama atau dengan mengganti proses kegiatan utama serta proses pendukung diharapkan pada divisi marketing dapat berjalan dengan baik. V. ANALISA Proses analisis disini yaitu akan di menganalisis proses perbaikan arsitektur bisnis pada divisi marketing. Hal yang dilakukan pada proses perbaikan arsitektur dengan menggunakan metode BPM CBOK. Dengan penggunaan BPM CBOK diharapkan proses -proses pada divisi market ing yang menghambat dapat dihilangkan, dan proses yang menghambat dapat segera diperbaiki. Dengan penggunaan metode BPM CBOK dengan menempatkan model fishbone diagram. Dapat dilihat juga ada dua proses utama pada divisi marketing yang menurut peneliti tidak efisien dan perlu diperbaiki sistem arsitektur bisnis pada divisi marketing. Perbaikan arsitektur bisnis pada divisi marketing dapat menambah nilai pada divisi-divisi lainnya. Perbaikan ini diharapkan meningkatkan kinerja dari divisi marketing, dan juga berdampak positif bagi divisi lainnya. Perbaikan arsitektur bisnis yang telah diperbaiki lebih efisien dalam segi waktu dan efektif menurut perspektif peneliti untuk proses bisnis produksi pakaian. Tabel 2 Perbandingan Kinerja Divisi/Pekerjaan Kinerja Lama Kinerja Baru Pengadaan dan Pengeluaran Barang Mencari buyer, negosiasi dengan buyer, merundingkan kerjasama Tidak mencari buyer, hanya melakukan negosiasi Perundingan Bentuk Model Membahas model bersama buyer,. membuat kesepakatan kerja Membahas model bersama klien, pembahasan pembayaran dilakukan Eksekusi Kerja Mengambil bagian dalam produksi produk. Tidak mengambil bagian dalam kegiatan produksi, merancang model tetap dilakukan pihak marketing Penagihan Melakukan penagihan ke pihak buyer, menyiapkan form pembayaran, menyiapkan laporan Menyiapkan laporan-laporan keuangan, semua form penagihan sudah dilakukan pihak sebelumnya, menelpon pihak buyer Pengiriman Bagian marketing masih mengambil bagian untuk pengiriman Tidak mengambil bagian, semua sudah dikerjakan dari awal hanya membuat laporan keuangan setelah diterima pengiriman barang VI. KESIMPULAN Arsitektur bisnis diterapkan sebagai penyempurnaan sistem operasi divisi marketing. Dari arsitektur bisnis perusahaan dapat melihat lebih jelas mengenai proses bisnis internal dan kegiatan proses yang lebih detail sehingga dapat mengetahui kegiata-kegiatan apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja proses bisnisnya serta indikator yang berpengaruh. Dengan perbaikan arsitektur bisnis pada divisi Marketing, dapat mengetahui pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap proses yang ada sehingga eksekutif perusahaan dapat mengontrol jalan proses dengan lebih baik. Dengan penerapan metode BPM CBOK diharapkan dapat memberi perubahan arsitektur bisnis pada kinerja divisi Marketing. Perbaikan arsitektur bisnis yang dibuat bukan hanya bersifat operasional semata, namun secara keseluruhan memberikan saran untuk segala hal terkait arsitektur bisnis sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan peneliti. DAFTAR PUSTAKA [1] 1. ABPMP. 2009. Guide to the business process management common body of knowledge (CBOK). USA, Terre Haute Indiana dari http://www.abpmp.org (diakses tanggal 23 Januari 2014) [2] Davenport, T. 1993. Process innovation: Reengineering work through information technology. Boston: Harvard Business School Press. Dunamis. 2013. Succesful implementation of knowledge management in Indonesia. Jakarta: PT. Dunamis Intra Sarana. [3] Indra. 2012. Rancangan perbaikan proses bisnis pemasaran teh, kopi dan kakao pada PT. Khasrisma Pemasaran Bersama Nusantara. Jakarta: Universitas Katolik Atmajaya. [4] Kaplan, Robert S., Norton, D.P. 1992. The Balanced Scorecard : Measures That Drive Performance. Harvard Bussines Review [5] Kaplan, Robert S., Norton, D.P. 1996. Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System. Harvard Bussines Review.
  • 6. Prosiding Seminar RiTekTra 2014 ISBN : xxxxxxxxxxxxxxxx [6] Ridzky. 2012. Perancangan arsitektur bisnis dan pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada PT. Galang Kreasi Sempurna. Jakarta: Universitas katolik Atmajaya. [7] Rosdaya, R. 2005. Manfaat penerapan metode balanced scorecard dalam penilaian kinerja perusahaan.. Bandung: Universitas Widyatama. [8] Sulianta, S., Kurniali, S. 2011. Membangun perusahaan unggulan dengan bpm. Jakarta: Elex Media Komputindo. [9] Thayib, M. 2012. Modul pelatihan perancangan arsitektur bisnis. Alomet and Friends. [10] Teja, H. 2011. Penerapan arsitektur bisnis pada pengelolaan universitas. Jurnal Teknik Industri. [11] Yunis, R., Surendro, K., Telaumbauna, K. 2010. Arsitektur bisnis: Pemodelan proses bisnis dengan object oriented. Bandung: Institut Teknologi Bandung.