SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
BEA MATERAI




Bea Materai                 1
PENGERTIAN ;
              •   Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung
                  arti dan maksud tentang : perbuatan,- keadaan/ kenyataan bagi
                  seseorang dan/ atau pihak-pihak yang berkepentingan.

              •   Benda Meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang
                  dikeluarkan oleh Pemerintah R.I.

              •   Pemeteraian Kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea
                  Meterai yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan
                  pemegang dokumen yang Bea Meterainya belum dilunasi
                  sebagaimana mestinya.

              •   Tanda Tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya
                  dipergunakan, termasuk : parap, teraan/ cap tanda tangan/ cap
                  parap, teraan cap nama/ tanda lainnya sebagai pengganti tanda
                  tangan



Bea Materai                                                                       2
BEA MATERAI
                Pasal 1 ayat (1) UU No. 13 Tahun 1985




               PAJAK ATAS DOKUMEN YANG DIPAKAI
              OLEH MASYARAKAT DALAM LALU LINTAS
                HUKUM SEPERTI DIMAKSUD DALAM
                      PASAL 1 AYAT (2) HURUF A
                    UU No. 13 Tahun 1985 jo. PASAL 1
                         PP No. 24 Tahun 2000




Bea Materai                                             3
DASAR HUKUM BEA MATERAI

              Undang undang
              •UU No. 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai
              Peraturan Pemerintah
              •PP No. 24 Tahun 2000, Tentang Perubahan Tarif Bea Materai
              Keputusan Mentri Keuangan
              •KMK RI No. 133/KMK.04/2000, Tentang pelaksanaan PP No. 24
              Tahun 2000 Tentang Perubahan Tarif Bea Materai.
              •KMK RI No. 104/KMK.04/1986, Tentang Pelunasan Bea Materai
              Dengan Menggunakan cara lain.
              Surat Edaran Dirjen Pajak
              •SE-38/PJ1994 Tentang penggunaan Kertas Bermaterai
              Dan kertas biasa Bermaterai Tempel
              •SE-29/PJ.53/1995 Tentang pelaksanaan perubahan
              Tarif Bea Materai
              •SE-44/PJ.53/1995 Tentang cara Pemateraian kemudian
              Tanpa sanksi dalam masa Transisi



Bea Materai                                                                4
OBJEK, TARIF, DAN YANG TERUTANG BEA METERAI
               Pasal 2 UU No. 13 Tahun 1985 jo. PP No.24 Tahun 2000




            Surat perjanjian dan surat-surat lainnya
    ( a.l. Surat Kuasa, Surat Hibah, Surat Pernyataan)
          yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan              Rp.6.000,-
       sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
         kenyataan/ keadaan yang bersifat perdata.


            Akta-akta yang
        dibuat PPAT termasuk                       Rp.6.000,-
         rangkap-rangkapnya



            Akta-akta Notaris
          termasuk salinannya                      Rp.6.000,-

Bea Materai                                                                   5
Lanjutan1,…..Obyek, Tarif


                                    Rp.6.000,-



 Surat yg memuat jumlah uang lebih dari Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah)
         atau harga nominal yg dinyatakan dalam mata uang asing.




                                              Yang berisi
                                              pengakuan
                       Yang menyatakan       bahwa utang
     Yang                                   uang seluruhnya    Yang berisi
                        pembukuan uang
 menyebutkan                                /sebagian telah   pemberitahuan
                       atau penyimpanan
  penerimaan                                   dilunasi/      saldo rekening
                      uang dalan rekening
     uang;                                  diperhitungkan.      di bank;
                            di bank;


Bea Materai                                                                    6
Lanjutan2,…..Obyek, Tarif




                      Surat yang memuat jumlah
                     uang dengan Harga Nominal                 Rp.3.000,-
                   lebih dari Rp. 250.000,- tetapi
                   tidaklebih dari Rp.1.000.000,-




                                                 Surat yang memuat jumlah
                  Tdk terutang                     uang dengan Nominal
                                               Tidak lebih dari Rp. 250.000,-




Bea Materai                                                                     7
Lanjutan3,…..Obyek, Tarif



          Surat berharga seperti wesel, promes
           dan aksep yang harga nominalnya                     Rp.6.000,-
               lebih dari Rp. 1.000.000,-



          Surat berharga seperti wesel, promes
            dan aksep yang harga nominalnya                    Rp.3.000,-
          lebih dari Rp. 250.000,- tetapi tidak
                lebih dari Rp. 1.000.000,-




                                     Surat berharga seperti wesel, promes
  Tdk terutang                        dan aksep yang harga nominalnya
                                        tidak lebih dari Rp. 250.000,-



Bea Materai                                                                 8
Lanjutan4,…..Obyek, Tarif


      Efek dengan nama dan dalam bentuk
      apapun sepanjang harga nominalnya                    Rp.6.000,-
           lebih dari Rp.1.000.000,-



      Efek dengan nama dan dalam bentuk
      apapun sepanjang harga nominalnya                    Rp.3.000,-
        lebih dari Rp.250.000,- tetapi
         tidak lebih dari Rp.1.000.000




  Tdk terutang                       Efek dengan nama dan dalam bentuk
                                    apapun sepanjang harga nominalnya
                                      Tidak lebih dari Rp.250.000,-


Bea Materai                                                              9
Lanjutan5,…..Obyek, Tarif

                    Surat surat biasa & surat surat kerumahtanggaan
                      Surat surat yang semula tidak dikenakan bea
                    materai berdasarkan tujuannya, jika digunakan
                      untuk tujuan lain/digunakanoleh orang lain,
                    & lain dari maksud semula,yang akan digunakan
                      sebagai alat pembuktiandi muka pengadilan.




                                           Rp.6.000,-


                    Cek & Bilyet Giro
                 Tanpa batas pengenaan                      Rp.3.000,-
                 Besarnya harga nominal
               Berlaku efektif: Per 01 Mei 2000



Bea Materai                                                              10
BUKAN OBJEK/ TIDAK
              DIKENAKAN BEA METERAI
                              Pasal 4 UU No. 13 Tahun 1985
              PP 13/ 22 Sept 1989, PP 7/ 21 April 1995, PP 24/ 20 April 2000
    1.     Dokumen yang berupa :
          a. Surat Penyimpanan Barang;
          b. Konosemen;
          c. Surat angkutan penumpang dan barang;
          d. Keterangan pemindahan yang dituliskan diatas
             dokumen sebagaimana dimaksud dlm huruf a, b & c;
          e. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
          f. Surat Pengiriman barang untuk dijual atas
             tanggungan pengirim;
          g. Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan
             surat-surat sebagaimana dimaksud dalam hurup a
             sampai hurup f.


Bea Materai                                                                    11
Lanjutan,….bukan Obyek…

      2.      Segala bentuk ijasah
      3.      Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan,
              dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan
              hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk
              mendapatkan pembayaran itu.
      4.      Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas
              pemerintah daerah dan bank.
      5.      Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan
              lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari kas negara,
              kas pemerintah daerah dan bank.
      6.      Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
              organisasi.
      7.      Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang
              tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi dan badan-
              badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut.
      8.      Surat gadai yang diberikan oleh perusahaan umum
              pegadaian.
      9.      Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan
              nama dan dalam bentuk apapun.

Bea Materai                                                            12
SAAT DAN PIHAK YANG
                TERUTANG BEA METERAI
                        Pasal 5 dan 6 UU No. 13 Tahun 1985

              1. Saat terutang :
                  Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, pada
                  saat dokumen diserahkan
                  Dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu
                  pihak, pada saat selesainya dokumen dibuat.
                  Dokumen yang dibuat di luar negeri, pada
                  saat digunakan di Indonesia.
              2. Pihak yang terutang :
                  Bea Meterai terutang oleh pihak yang
                  menerima atau pihak yang mendapat manfaat
                  dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang
                  bersangkutan menentukan lain

Bea Materai                                                     13
CARA PELUNASAN BEA METERAI
                     Pasal 7 ayat (2) UU No. 13 Tahun 19985


                                                      Dgn cara lain
          Dengan Benda Meterai
                                                  Ditetapkan MENKEU




                                            ALAT LAIN (SE-11/PJ.3/1986)
       BIASA
                                            Pencetakan Tanda Lunas
         Meterai Tempel
                                            Bea Meterai oleh PERUM PERURI
         Kertas Meterai oleh Wajib BEA
                                            MESIN TERAAN METERAI
       PEMETERAIAN BIASA
                                            (KMK No. 104/KMK.04/1986)

                  Sebelum diterbitkan izin penggunaan mesin teraan
                  Atau pencetakan TANDA LUNAS BEA METERAI,
                BEA METERAI Harus disetor dimuka dgn menggunakan
                                  SSP atau GIR-5
Bea Materai                                                             14
CARA PELUNASAN BEA METERAI
                   DENGAN METERAI TEMPEL
                   Pasal 7 ayat (3) s/d (6) UU No. 13 Tahun 19985



              METERAI TEMPEL direkatkan seluruhnya dng utuh dan
              tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan BEA METERAI.
              METERAI TEMPEL direkatkan di tempat dimana tanda tangan
              akan dibubuhkan.
              Pembubuhan tanda tangan disertai dgn pencantuman tanggal,
              bulan, dan tahun dilakukan dgn tinta atau yang sejenis dgn
              itu, sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan
              sebagian lagi di atas METERAI TEMPEL.
              Jika digunakan lebih dari satu METERAI TEMPEL ,
              tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua
              METERAI TEMPEL dan sebagian di atas kertas.



Bea Materai                                                                15
CARA PELUNASAN METERAI
               DENGAN KERTAS METERAI
                           Pasal 7 UU No. 13 Tahun 1985


                 Kertas meterai yg sudah digunakan tidak boleh
                            Digunakan lagi (ayat 7)



              Jika isi dokumen yang dikenakan BEA METERAI terlalu
                 Panjang untuk dimuat seluruhnya di atas KERTAS
                     METERAI yang digunakan (ayat 8),
                                     MAKA:
              Untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan
                             Kertas tidak bermeterai.


                  Bila ketentuan penggunaan dan cara pelunasan
                  BEA METERAI tidak dipenuhi, dokumen yang
                  Bersangkutan dianggap TIDAK BERMETERAI
                                     (ayat 9)
Bea Materai                                                            16
CARA PELUNASAN BEA METERAI
         DENGAN MESIN TERAAN METERAI
                                 SE-11/PJ.3/1986

              1.   Pengusaha harus mengajukan permohonan tertulis
                   kepada direktur PPN dan PTLL atau kepala KPP,
                   untuk memperoleh izin menggunakan MESIN
                   TERAAN
              2.   MESIN TERAAN yang digunakan adalah MESIN
                   TERAAN yang tidak dapat melampui jumlah angka
                   pembilang sesuai dengan jumlah penyetoran BEA
                   METERAI.
              3.   Perusahaan harus menyetor dimuka BEA
                   METERAI sebesar Rp. 5.000.000,- sebelum
                   dikeluarkan izin penggunaan MESIN TERAAN
                   METERAI.
              4.   Sebelum MESIN TERAAN digunakan dilakukan
                   pemasangan segel.

Bea Materai                                                         17
PEMETERAIAN KEMUDIAN
                          Pasal 10 UU No. 13 Tahun 1985



          Dilakukan Terhadap :

               Dokumen yang akan digunakan sebagai alat
               pembuktian di muka PENGADILAN.

               Dokumen yang BEA METERAINYA tidak atau
               kurang dilunasi ditambah denda.

               Dokumen yang dibuat di LUAR NEGERI dan
               digunakan di INDONESIA


Bea Materai                                               18
DENDA ADMINISTRASI DAN
              KEWAJIBAN PEMENUHAN BEA
              METERAI

               Dokumen yang terutang Bea Meterai
               tetapi Bea Meterainya tidak atau
               kurang dilunasi sebagaimana mestinya
               dikenakan denda sebesar 200% dari
               Bea Meterai yang tidak atau kurang
               dibayar.
               Pelunasan Bea Meterai yang terutang
               berikut dendanya dengan cara
               pemeteraian kemudian.

Bea Materai                                           19
TRANSPARANSI
     KOMPUTERISASI PERPAJAKAN
              Eliya Isfaatun
              Early Armein
              Erna Kustyarini
              Mersyia Fransisca
              Rino Rinaldo



Bea Materai

More Related Content

What's hot (20)

Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Bab 4 metode harga pokok proses
Bab 4   metode harga pokok prosesBab 4   metode harga pokok proses
Bab 4 metode harga pokok proses
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
 
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi PajakSanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
 
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi BiayaKonsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
 
Kup penagihan
Kup penagihanKup penagihan
Kup penagihan
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal KerjaManajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
 
Akuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiAkuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah ii
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaPenggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
 
Pembetulan SPT
Pembetulan SPTPembetulan SPT
Pembetulan SPT
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 

Viewers also liked

Bea Materai
Bea MateraiBea Materai
Bea MateraiBbe Mee
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiUniversitas Muhammadiyah Gresik
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANDwi Paris Caesar
 

Viewers also liked (6)

Bea Materai
Bea MateraiBea Materai
Bea Materai
 
pptrs
pptrspptrs
pptrs
 
Bea+meterai
Bea+meteraiBea+meterai
Bea+meterai
 
Pengertian BPHTB
Pengertian BPHTBPengertian BPHTB
Pengertian BPHTB
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
 

Similar to 4.bea materai

PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan PemungutanPBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutanheckaathaya
 
Uu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materaiUu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materaiInstansi
 
Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000khairu_zikri
 
Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak Rahma Anggraeni
 
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptxI.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptxdonihasmanto
 
PBB dan Bea Materai
PBB dan Bea MateraiPBB dan Bea Materai
PBB dan Bea Materaiheckaathaya
 
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxI. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxdonihasmanto
 
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)Mohammed El Haleem
 
Pengetahua Tentang BPKB
Pengetahua Tentang BPKBPengetahua Tentang BPKB
Pengetahua Tentang BPKBwulandari1996
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaAditya Panim
 
Makalahmanajemenkeuangan
MakalahmanajemenkeuanganMakalahmanajemenkeuangan
Makalahmanajemenkeuanganryanbz
 

Similar to 4.bea materai (18)

Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Materi bea-materai
Materi bea-materaiMateri bea-materai
Materi bea-materai
 
Pertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjkPertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjk
 
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan PemungutanPBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
 
Uu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materaiUu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materai
 
Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000
 
Hukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat BerhargaHukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat Berharga
 
Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak
 
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptxI.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
 
PBB dan Bea Materai
PBB dan Bea MateraiPBB dan Bea Materai
PBB dan Bea Materai
 
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxI. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
 
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)
Proedur, cara serta syarat mendirikan perusahaan (pt)
 
Undang undang meterai
Undang undang meteraiUndang undang meterai
Undang undang meterai
 
Pengetahua Tentang BPKB
Pengetahua Tentang BPKBPengetahua Tentang BPKB
Pengetahua Tentang BPKB
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berharga
 
Makalahmanajemenkeuangan
MakalahmanajemenkeuanganMakalahmanajemenkeuangan
Makalahmanajemenkeuangan
 
Makalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen KeuanganMakalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen Keuangan
 
Mkm
MkmMkm
Mkm
 

More from Sidik Abdullah

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSidik Abdullah
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSidik Abdullah
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Sidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan formSidik Abdullah
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sidik Abdullah
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)Sidik Abdullah
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1Sidik Abdullah
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessSidik Abdullah
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiaSidik Abdullah
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuanganSidik Abdullah
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarSidik Abdullah
 

More from Sidik Abdullah (20)

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja bakti
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat domisili
Surat domisiliSurat domisili
Surat domisili
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisili
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
PMK 146 2013
PMK 146 2013PMK 146 2013
PMK 146 2013
 
Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan form
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesia
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminar
 

4.bea materai

  • 2. PENGERTIAN ; • Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang : perbuatan,- keadaan/ kenyataan bagi seseorang dan/ atau pihak-pihak yang berkepentingan. • Benda Meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah R.I. • Pemeteraian Kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya. • Tanda Tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk : parap, teraan/ cap tanda tangan/ cap parap, teraan cap nama/ tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan Bea Materai 2
  • 3. BEA MATERAI Pasal 1 ayat (1) UU No. 13 Tahun 1985 PAJAK ATAS DOKUMEN YANG DIPAKAI OLEH MASYARAKAT DALAM LALU LINTAS HUKUM SEPERTI DIMAKSUD DALAM PASAL 1 AYAT (2) HURUF A UU No. 13 Tahun 1985 jo. PASAL 1 PP No. 24 Tahun 2000 Bea Materai 3
  • 4. DASAR HUKUM BEA MATERAI Undang undang •UU No. 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai Peraturan Pemerintah •PP No. 24 Tahun 2000, Tentang Perubahan Tarif Bea Materai Keputusan Mentri Keuangan •KMK RI No. 133/KMK.04/2000, Tentang pelaksanaan PP No. 24 Tahun 2000 Tentang Perubahan Tarif Bea Materai. •KMK RI No. 104/KMK.04/1986, Tentang Pelunasan Bea Materai Dengan Menggunakan cara lain. Surat Edaran Dirjen Pajak •SE-38/PJ1994 Tentang penggunaan Kertas Bermaterai Dan kertas biasa Bermaterai Tempel •SE-29/PJ.53/1995 Tentang pelaksanaan perubahan Tarif Bea Materai •SE-44/PJ.53/1995 Tentang cara Pemateraian kemudian Tanpa sanksi dalam masa Transisi Bea Materai 4
  • 5. OBJEK, TARIF, DAN YANG TERUTANG BEA METERAI Pasal 2 UU No. 13 Tahun 1985 jo. PP No.24 Tahun 2000 Surat perjanjian dan surat-surat lainnya ( a.l. Surat Kuasa, Surat Hibah, Surat Pernyataan) yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan Rp.6.000,- sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan/ keadaan yang bersifat perdata. Akta-akta yang dibuat PPAT termasuk Rp.6.000,- rangkap-rangkapnya Akta-akta Notaris termasuk salinannya Rp.6.000,- Bea Materai 5
  • 6. Lanjutan1,…..Obyek, Tarif Rp.6.000,- Surat yg memuat jumlah uang lebih dari Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau harga nominal yg dinyatakan dalam mata uang asing. Yang berisi pengakuan Yang menyatakan bahwa utang Yang uang seluruhnya Yang berisi pembukuan uang menyebutkan /sebagian telah pemberitahuan atau penyimpanan penerimaan dilunasi/ saldo rekening uang dalan rekening uang; diperhitungkan. di bank; di bank; Bea Materai 6
  • 7. Lanjutan2,…..Obyek, Tarif Surat yang memuat jumlah uang dengan Harga Nominal Rp.3.000,- lebih dari Rp. 250.000,- tetapi tidaklebih dari Rp.1.000.000,- Surat yang memuat jumlah Tdk terutang uang dengan Nominal Tidak lebih dari Rp. 250.000,- Bea Materai 7
  • 8. Lanjutan3,…..Obyek, Tarif Surat berharga seperti wesel, promes dan aksep yang harga nominalnya Rp.6.000,- lebih dari Rp. 1.000.000,- Surat berharga seperti wesel, promes dan aksep yang harga nominalnya Rp.3.000,- lebih dari Rp. 250.000,- tetapi tidak lebih dari Rp. 1.000.000,- Surat berharga seperti wesel, promes Tdk terutang dan aksep yang harga nominalnya tidak lebih dari Rp. 250.000,- Bea Materai 8
  • 9. Lanjutan4,…..Obyek, Tarif Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya Rp.6.000,- lebih dari Rp.1.000.000,- Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya Rp.3.000,- lebih dari Rp.250.000,- tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000 Tdk terutang Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya Tidak lebih dari Rp.250.000,- Bea Materai 9
  • 10. Lanjutan5,…..Obyek, Tarif Surat surat biasa & surat surat kerumahtanggaan Surat surat yang semula tidak dikenakan bea materai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain/digunakanoleh orang lain, & lain dari maksud semula,yang akan digunakan sebagai alat pembuktiandi muka pengadilan. Rp.6.000,- Cek & Bilyet Giro Tanpa batas pengenaan Rp.3.000,- Besarnya harga nominal Berlaku efektif: Per 01 Mei 2000 Bea Materai 10
  • 11. BUKAN OBJEK/ TIDAK DIKENAKAN BEA METERAI Pasal 4 UU No. 13 Tahun 1985 PP 13/ 22 Sept 1989, PP 7/ 21 April 1995, PP 24/ 20 April 2000 1. Dokumen yang berupa : a. Surat Penyimpanan Barang; b. Konosemen; c. Surat angkutan penumpang dan barang; d. Keterangan pemindahan yang dituliskan diatas dokumen sebagaimana dimaksud dlm huruf a, b & c; e. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang; f. Surat Pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim; g. Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat sebagaimana dimaksud dalam hurup a sampai hurup f. Bea Materai 11
  • 12. Lanjutan,….bukan Obyek… 2. Segala bentuk ijasah 3. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu. 4. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah dan bank. 5. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari kas negara, kas pemerintah daerah dan bank. 6. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi. 7. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi dan badan- badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut. 8. Surat gadai yang diberikan oleh perusahaan umum pegadaian. 9. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Bea Materai 12
  • 13. SAAT DAN PIHAK YANG TERUTANG BEA METERAI Pasal 5 dan 6 UU No. 13 Tahun 1985 1. Saat terutang : Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, pada saat dokumen diserahkan Dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak, pada saat selesainya dokumen dibuat. Dokumen yang dibuat di luar negeri, pada saat digunakan di Indonesia. 2. Pihak yang terutang : Bea Meterai terutang oleh pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain Bea Materai 13
  • 14. CARA PELUNASAN BEA METERAI Pasal 7 ayat (2) UU No. 13 Tahun 19985 Dgn cara lain Dengan Benda Meterai Ditetapkan MENKEU ALAT LAIN (SE-11/PJ.3/1986) BIASA Pencetakan Tanda Lunas Meterai Tempel Bea Meterai oleh PERUM PERURI Kertas Meterai oleh Wajib BEA MESIN TERAAN METERAI PEMETERAIAN BIASA (KMK No. 104/KMK.04/1986) Sebelum diterbitkan izin penggunaan mesin teraan Atau pencetakan TANDA LUNAS BEA METERAI, BEA METERAI Harus disetor dimuka dgn menggunakan SSP atau GIR-5 Bea Materai 14
  • 15. CARA PELUNASAN BEA METERAI DENGAN METERAI TEMPEL Pasal 7 ayat (3) s/d (6) UU No. 13 Tahun 19985 METERAI TEMPEL direkatkan seluruhnya dng utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan BEA METERAI. METERAI TEMPEL direkatkan di tempat dimana tanda tangan akan dibubuhkan. Pembubuhan tanda tangan disertai dgn pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dgn tinta atau yang sejenis dgn itu, sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas METERAI TEMPEL. Jika digunakan lebih dari satu METERAI TEMPEL , tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua METERAI TEMPEL dan sebagian di atas kertas. Bea Materai 15
  • 16. CARA PELUNASAN METERAI DENGAN KERTAS METERAI Pasal 7 UU No. 13 Tahun 1985 Kertas meterai yg sudah digunakan tidak boleh Digunakan lagi (ayat 7) Jika isi dokumen yang dikenakan BEA METERAI terlalu Panjang untuk dimuat seluruhnya di atas KERTAS METERAI yang digunakan (ayat 8), MAKA: Untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan Kertas tidak bermeterai. Bila ketentuan penggunaan dan cara pelunasan BEA METERAI tidak dipenuhi, dokumen yang Bersangkutan dianggap TIDAK BERMETERAI (ayat 9) Bea Materai 16
  • 17. CARA PELUNASAN BEA METERAI DENGAN MESIN TERAAN METERAI SE-11/PJ.3/1986 1. Pengusaha harus mengajukan permohonan tertulis kepada direktur PPN dan PTLL atau kepala KPP, untuk memperoleh izin menggunakan MESIN TERAAN 2. MESIN TERAAN yang digunakan adalah MESIN TERAAN yang tidak dapat melampui jumlah angka pembilang sesuai dengan jumlah penyetoran BEA METERAI. 3. Perusahaan harus menyetor dimuka BEA METERAI sebesar Rp. 5.000.000,- sebelum dikeluarkan izin penggunaan MESIN TERAAN METERAI. 4. Sebelum MESIN TERAAN digunakan dilakukan pemasangan segel. Bea Materai 17
  • 18. PEMETERAIAN KEMUDIAN Pasal 10 UU No. 13 Tahun 1985 Dilakukan Terhadap : Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka PENGADILAN. Dokumen yang BEA METERAINYA tidak atau kurang dilunasi ditambah denda. Dokumen yang dibuat di LUAR NEGERI dan digunakan di INDONESIA Bea Materai 18
  • 19. DENDA ADMINISTRASI DAN KEWAJIBAN PEMENUHAN BEA METERAI Dokumen yang terutang Bea Meterai tetapi Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya dikenakan denda sebesar 200% dari Bea Meterai yang tidak atau kurang dibayar. Pelunasan Bea Meterai yang terutang berikut dendanya dengan cara pemeteraian kemudian. Bea Materai 19
  • 20. TRANSPARANSI KOMPUTERISASI PERPAJAKAN Eliya Isfaatun Early Armein Erna Kustyarini Mersyia Fransisca Rino Rinaldo Bea Materai