SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH KMB I
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG
DEMAM PADA ANAK

OLEH
KELOMPOK 8
1. LA GOLO
2. ELIAS
3. HASRAT
4. SAIFUDIN

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB. MUNA
2012
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga
sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya,
pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan
islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas
KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns.Musriani,S.Kep.M.Kes, kepada kami
sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam
penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan,
untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Raha,18 November 2012
Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................

i

KATA PENGANTAR ..............................................................................

ii

DAFTAR ISI .............................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Tujuan ................................................................................

1

C. Batasan Masalah ...............................................................
BAB II

1

1

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
KEJANG DEMAM
A. Konsep Dasar .....................................................................

2

1. Pengertian ....................................................................

2

2. Etiologi .........................................................................

2

3. Klasifikasi ....................................................................

3

4. Patofisiologi..................................................................

5

5. Manifestasi Klinik ........................................................

6

6. Komplikasi ...................................................................

7

7. Pemeriksaan Penunjang ................................................

8

8. Penatalaksanaan Medik ................................................

8

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ...............

11

1. Pengkajian ....................................................................

11

2. Diagnosa Keperawatan ...............................................

12

3. Intervensi Keperawatan................................................

13
4. Evaluasi ........................................................................

15

BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................

16

B. Saran ..................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada saat seorang bayi
atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam
biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa
saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsif
untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih
gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali.
Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat
terjadi selama lebih dari 15 menit.
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang
penyakit kejang demam dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya kepada anak.
B. Tujuan
Tujuan penuliksan makalah ini adalah agar kami dapat menjelaskan :
1. definisi penyakit kejang demam pada anak.
2. etiologi penyakit kejang demam pada anak.
3. manifestasi klinik penyakit kejang demam pada anak .
4. patofisiologi penyakit kejang demam pada anak.
5. komplikasi penyakit kejang demam pada anak.
6. pemeriksaan diagnostik penyakit kejang demam pada anak .
7. penatalaksanaan penyakit kejang demam pada anak.
8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan kejang
demam.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya
menjelaskan mengenai Asuhan Keperawatan Kejang Demam Pada Anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dasar Kejang Demam
1. Pengertian Kejang Demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000)
Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. (Taslim. 1989)
Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan
yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan
ekstrakranial. (Livingston, 1954)
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tibatiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau
memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996).
Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan
gejala dengan demam (Walley and Wong’s edisi III,1996).
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang
ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak
pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau
anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat
terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada
usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada
usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di
jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling
sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan
bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229).
2. Etiologi
Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum
diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam
ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2. Gangguan metabolic
3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media,
bronchitis.
4. Keracunan obat
5. Faktor herediter
6. Idiopatik.
3. Patofisiologi
Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui
membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel
maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang
yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang
akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan
oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang
tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin
meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak
meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang
mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan
timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan
pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang
berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama
dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
4. Klasifikasi Kejang Demam
Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi atas:
Kejang demam sederhana : Kejang demam yang berlangsung singkat. Yang
digolongkan kejang demam sederhana adalah
a. kejang umum
b. waktunya singkat
c. umur serangan kurang dari 6 tahun
d. frekuensi serangan 1-4 kali per tahun
e. EEG normal
Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI, memodifikasi criteria
Livingston untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu :
a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
b. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit.
c. Kejang bersifat umum.
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama
e. Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang normal
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal
tidak menunjukkan kelainan.
g. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
5. Manifestasi klinis
Gejala berupa
1. Suhu anak tinggi.
2. Anak pucat / diam saja
3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.
4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat.
5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan
atau kekakuan fokal.
6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri )
7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit
8. Seringkali kejang berhenti sendiri.
6. Komplikasi
Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan :
1. Kerusakan sel otak
2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15
menit dan bersifat unilateral
3. Kelumpuhan
7. Pemeriksaan Penunjang
1. EEG
Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi
organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang
setelah kejang.
2. CT SCAN
Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema
serebral, dan Abses.
3. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di
otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis
4. Laboratorium
Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini
apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam.
8. Penatalaksanaan Medis
Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu :
1. Pengobatan Fase Akut
Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan
untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas
agar oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran,
tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi
diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik.
Obat yang paling cepat menghentikan kejangadalah diazepam yang
diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5
mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20
mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan,
tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila
diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan
diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti
dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan
fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahanlahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan
pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan
menyebabkan iritasi vena.
Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital
diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1
bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara
intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat.
Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan
dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak
melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan
kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan
fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam
setelah dosis awal.
2. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang
pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi
lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya
bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama.
3. Pengobatan profilaksis
Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau
(2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk
profilaksis intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5
mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam
dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg
(BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C.
efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia.
Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang
demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat
mencegah terjadinya epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus
setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.
Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang
terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan.
Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk
poin 1 atau 2) yaitu :
1. sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau
perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)
2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan
neurologist sementara dan menetap.
3. Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung.
4. bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau
terjadi kejang multiple dalam satu episode demam
Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka
panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam
dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan umum
Keterbatasan dalam beraktifitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri
sendiri / orang terdekat / pemberi asuhan kesehatan atau orang lain.
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot
Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot.
b. Sirkulasi
Gejala : Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sianosis
Posiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan.
c. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia episodik.
Tanda : Iktal : Peningkatan tekanan kandung kemih dan
tonus sfingter.
Posiktal : Otot relaksasi yang menyebabkan inkontenensia ( baik urine
/ fekal ).
d. Makanan dan cairan
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang
berhubungan dengan aktifitas kejang.
e. Neurosensori
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pingsan, pusing.
Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi cerebral.
f. Nyeri / kenyaman
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode posiktal.
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati –hati.
Perubahan pada tonus otot.
Tingkah laku distraksi / gelisah.
g. Pernafasan
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat,
peningkatan sekresi mukus.
Fase posiktal : apnea.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Peningkatan
Sekresi Mukus
3. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan
suhu tubuh
4. Resiko tinggi kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang
5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat.
3. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan klien
terpenuhi.
Kriteria hasil :
▶

TTV stabil

▶

Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin
adekuat.

▶

Turgor kulit baik

▶

membrane mukosa mulut lembab

Intervensi :
1. Ukur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi.
R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuh
2. Berikan makanan dan cairan
R/ : memnuhi kebutuhan makan dan minum
3. Berikan support verbal dalam pemberian cairan
R/ : meningkatkan konsumsi cairan klien
4. Kolaborasi berikan pengobatan seperti obat antimual.
R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien
5. Pantau Hasil Pemeriksaan Laboratorium
R/ Untuk mengetahui status cairan klien.
2. Dx 2 Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi
Mukus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan
nafas efektif
Kriteria hasil :
▶

sekresi mukus berkurang

▶

tak kejang

▶

gigi tak menggigit

Intervensi :
1. Ukur Tanda-tanda vital klien.
R/ : untuk mengetahui status keadaan klien secara umum.
2. Lakukan penghisapan lendir
R/ : menurunkan resiko aspirasi
3. Letakan klien pada posisi miring dan permukaan datar
R/ : mencegah lidah jatuh kebelakang dan menyumbat jalan nafas
4. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen
R/ : untuk memfasilitasi usaha bernafas
3. Dx. 3 Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d
peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi
1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam
R/ peningkatan suhu tubuh dari yang normal membutuhkan
penambahan cairan.
2. Hitung Intak & Output setiap pergantian shift.
R/ Untuk mengetahui keseibangan cairan klien.
3. Anjurkan pemasukan/minum sesuai program.
R/ membantu mencagah kekurangan cairan.
4. Kolaborasi pemeriksaan lab : Ht, Na, K.
R/ mencerminkan tingkat / derajat dehidrasi.
4. Dx. 4 Resiko tinggi kejang berulang b.d riwayat kejang
Tujuan : Agar tidak terjadi kejang berulang
1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam
R/ peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan kejang berulang.
2. Observasi tanda-tanda kejang.
R/ untuk dapat menentukan intervensi dengan segera.
3. Kolaborasi pemberian obat anti kejang /konvulsi.
R/ menanggulangi kejang berulang.
5. Dx. 5 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat.
Tujuan : Peningkatan status nutrisi
1. Tingkatkan

intake

makanan

dengan

menjaga

privasi

klien,

mengurangi gangguan seperti bising/berisik, menjaga kebersihan
ruangan.
R/ cara khusus meningkatkan napsu makan.
2. Bantu klien makan
R/ membantu klien makan.
3. selingi makan dengan minum
R/ memudahkan makanan untuk masuk.
4. Monitor hasil lab seperti HB, Ht
R/ : Monitor status nutrisi klien
5. Atur posisi semifowler saat memberikan makanan.
R/ : Mengurangi regurtasi.
4. Evaluasi
1. Kekurangan volume cairan tidak terjadi
2. Bersihan Jalan Nafas kembali efektif
3. Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi.
4. Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi
5. kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000)
2. Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
(Taslim. 1989)
3. Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang
tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial.
(Livingston, 1954)
B. Saran
1. saya mengharapkan kritik dan pesan yang membangun untuk perbaikan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/askep kejang.diakses tanggal 16 november 2012.raha.
http://www.google.com/askep kejang demam pada anak.diakses tanggal 16
november 2012.raha.
http://www.google.com/makalah asuhan keperawatan kejang demam.diakses tanggal
17 november 2012.raha.

More Related Content

Viewers also liked

Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205
Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205
Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205smecchk
 
Female patient registration
Female patient registrationFemale patient registration
Female patient registrationpotomacurology
 
Watch f1 bahrain sakhir gp.
Watch f1 bahrain sakhir gp.Watch f1 bahrain sakhir gp.
Watch f1 bahrain sakhir gp.efrainedwin
 
Nuevas extensiones de dominio y Trademark Clearinghouse
Nuevas extensiones de dominio y Trademark ClearinghouseNuevas extensiones de dominio y Trademark Clearinghouse
Nuevas extensiones de dominio y Trademark ClearinghouseNominalia
 
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...charithwiki
 
Presentation1.PPTX
Presentation1.PPTXPresentation1.PPTX
Presentation1.PPTXsampane6
 
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014Hire Edge
 
Portafolio de servicios sencillo
Portafolio de servicios sencilloPortafolio de servicios sencillo
Portafolio de servicios sencilloKatiia Cardenas
 
Prediksi liverpool vs west bromwich
Prediksi liverpool vs west bromwichPrediksi liverpool vs west bromwich
Prediksi liverpool vs west bromwichdunsul
 

Viewers also liked (10)

Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205
Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205
Show Me the Money: Jong Lee at SMECC - 20130205
 
Female patient registration
Female patient registrationFemale patient registration
Female patient registration
 
Ppt kwu
Ppt kwuPpt kwu
Ppt kwu
 
Watch f1 bahrain sakhir gp.
Watch f1 bahrain sakhir gp.Watch f1 bahrain sakhir gp.
Watch f1 bahrain sakhir gp.
 
Nuevas extensiones de dominio y Trademark Clearinghouse
Nuevas extensiones de dominio y Trademark ClearinghouseNuevas extensiones de dominio y Trademark Clearinghouse
Nuevas extensiones de dominio y Trademark Clearinghouse
 
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...
Escience2013-Continuous Data Flow Update Strategies for Mission-Critical Appl...
 
Presentation1.PPTX
Presentation1.PPTXPresentation1.PPTX
Presentation1.PPTX
 
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014
HIRE EDGE CORPORATE DECK-2014
 
Portafolio de servicios sencillo
Portafolio de servicios sencilloPortafolio de servicios sencillo
Portafolio de servicios sencillo
 
Prediksi liverpool vs west bromwich
Prediksi liverpool vs west bromwichPrediksi liverpool vs west bromwich
Prediksi liverpool vs west bromwich
 

Similar to AsuhanKejangDemam

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus goloWarnet Raha
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Astriie Desiyanti
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
 
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfKejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfsultansahrir1
 

Similar to AsuhanKejangDemam (20)

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
 
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
 
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Lapkas anak
Lapkas anakLapkas anak
Lapkas anak
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNAMakalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdfKejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
Kejang_pada_Bayi_Baru_Lahir.pdf
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

AsuhanKejangDemam

  • 1. MAKALAH KMB I DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK OLEH KELOMPOK 8 1. LA GOLO 2. ELIAS 3. HASRAT 4. SAIFUDIN AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB. MUNA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam. Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns.Musriani,S.Kep.M.Kes, kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Raha,18 November 2012 Penulis,
  • 3. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... B. Tujuan ................................................................................ 1 C. Batasan Masalah ............................................................... BAB II 1 1 TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KEJANG DEMAM A. Konsep Dasar ..................................................................... 2 1. Pengertian .................................................................... 2 2. Etiologi ......................................................................... 2 3. Klasifikasi .................................................................... 3 4. Patofisiologi.................................................................. 5 5. Manifestasi Klinik ........................................................ 6 6. Komplikasi ................................................................... 7 7. Pemeriksaan Penunjang ................................................ 8 8. Penatalaksanaan Medik ................................................ 8 B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ............... 11 1. Pengkajian .................................................................... 11 2. Diagnosa Keperawatan ............................................... 12 3. Intervensi Keperawatan................................................ 13
  • 4. 4. Evaluasi ........................................................................ 15 BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan ........................................................................ 16 B. Saran .................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal kembali. Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun jarang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit. Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit kejang demam dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya kepada anak. B. Tujuan Tujuan penuliksan makalah ini adalah agar kami dapat menjelaskan : 1. definisi penyakit kejang demam pada anak. 2. etiologi penyakit kejang demam pada anak. 3. manifestasi klinik penyakit kejang demam pada anak . 4. patofisiologi penyakit kejang demam pada anak. 5. komplikasi penyakit kejang demam pada anak. 6. pemeriksaan diagnostik penyakit kejang demam pada anak . 7. penatalaksanaan penyakit kejang demam pada anak. 8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan kejang demam. C. Batasan Masalah Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya menjelaskan mengenai Asuhan Keperawatan Kejang Demam Pada Anak.
  • 6. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep dasar Kejang Demam 1. Pengertian Kejang Demam Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim. 1989) Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. (Livingston, 1954) Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tibatiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996). Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala dengan demam (Walley and Wong’s edisi III,1996). Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.
  • 7. Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229). 2. Etiologi Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh : 1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 2. Gangguan metabolic 3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis. 4. Keracunan obat 5. Faktor herediter 6. Idiopatik. 3. Patofisiologi Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
  • 8. serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi. 4. Klasifikasi Kejang Demam Menurut Livingston ( 1954) Kejang demam di bagi atas: Kejang demam sederhana : Kejang demam yang berlangsung singkat. Yang digolongkan kejang demam sederhana adalah a. kejang umum b. waktunya singkat c. umur serangan kurang dari 6 tahun d. frekuensi serangan 1-4 kali per tahun e. EEG normal Sedangkan menurut subbagian saraf anak FKUI, memodifikasi criteria Livingston untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu : a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun b. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit. c. Kejang bersifat umum. d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama e. Pemeriksaan neurologist sebelum dan sesudah kejang normal f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan. g. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali. 5. Manifestasi klinis Gejala berupa 1. Suhu anak tinggi. 2. Anak pucat / diam saja 3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan. 4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat. 5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. 6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri ) 7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit 8. Seringkali kejang berhenti sendiri.
  • 9. 6. Komplikasi Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan : 1. Kerusakan sel otak 2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral 3. Kelumpuhan 7. Pemeriksaan Penunjang 1. EEG Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang. 2. CT SCAN Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan Abses. 3. Pungsi Lumbal Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis 4. Laboratorium Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam. 8. Penatalaksanaan Medis Pada penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu : 1. Pengobatan Fase Akut Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat menghentikan kejangadalah diazepam yang diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan
  • 10. diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahanlahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena. Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal. 2. Mencari dan mengobati penyebab Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama. 3. Pengobatan profilaksis Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2) profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk profilaksis intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg (BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C. efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat mencegah terjadinya epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40
  • 11. mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan. Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 atau 2) yaitu : 1. sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal) 2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologist sementara dan menetap. 3. Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung. 4. bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi kejang multiple dalam satu episode demam Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.
  • 12. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Aktifitas / Istirahat Gejala : Keletihan, kelemahan umum Keterbatasan dalam beraktifitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri / orang terdekat / pemberi asuhan kesehatan atau orang lain. Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot. b. Sirkulasi Gejala : Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sianosis Posiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan. c. Eliminasi Gejala : Inkontinensia episodik. Tanda : Iktal : Peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter. Posiktal : Otot relaksasi yang menyebabkan inkontenensia ( baik urine / fekal ). d. Makanan dan cairan Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang berhubungan dengan aktifitas kejang. e. Neurosensori Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pingsan, pusing. Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi cerebral. f. Nyeri / kenyaman Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode posiktal. Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati –hati. Perubahan pada tonus otot. Tingkah laku distraksi / gelisah.
  • 13. g. Pernafasan Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat, peningkatan sekresi mukus. Fase posiktal : apnea. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah 2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Peningkatan Sekresi Mukus 3. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan suhu tubuh 4. Resiko tinggi kejang berulang berhubungan dengan riwayat kejang 5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat. 3. Intervensi Keperawatan 1. Dx 1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan klien terpenuhi. Kriteria hasil : ▶ TTV stabil ▶ Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat. ▶ Turgor kulit baik ▶ membrane mukosa mulut lembab Intervensi : 1. Ukur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi. R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuh 2. Berikan makanan dan cairan R/ : memnuhi kebutuhan makan dan minum 3. Berikan support verbal dalam pemberian cairan R/ : meningkatkan konsumsi cairan klien 4. Kolaborasi berikan pengobatan seperti obat antimual. R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien
  • 14. 5. Pantau Hasil Pemeriksaan Laboratorium R/ Untuk mengetahui status cairan klien. 2. Dx 2 Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi Mukus Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas efektif Kriteria hasil : ▶ sekresi mukus berkurang ▶ tak kejang ▶ gigi tak menggigit Intervensi : 1. Ukur Tanda-tanda vital klien. R/ : untuk mengetahui status keadaan klien secara umum. 2. Lakukan penghisapan lendir R/ : menurunkan resiko aspirasi 3. Letakan klien pada posisi miring dan permukaan datar R/ : mencegah lidah jatuh kebelakang dan menyumbat jalan nafas 4. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen R/ : untuk memfasilitasi usaha bernafas 3. Dx. 3 Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b.d peningkatan suhu tubuh Tujuan : Keseimbangan cairan terpenuhi 1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam R/ peningkatan suhu tubuh dari yang normal membutuhkan penambahan cairan. 2. Hitung Intak & Output setiap pergantian shift. R/ Untuk mengetahui keseibangan cairan klien. 3. Anjurkan pemasukan/minum sesuai program. R/ membantu mencagah kekurangan cairan. 4. Kolaborasi pemeriksaan lab : Ht, Na, K. R/ mencerminkan tingkat / derajat dehidrasi.
  • 15. 4. Dx. 4 Resiko tinggi kejang berulang b.d riwayat kejang Tujuan : Agar tidak terjadi kejang berulang 1. Observasi TTV (suhu tubuh) tiap 4 jam R/ peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan kejang berulang. 2. Observasi tanda-tanda kejang. R/ untuk dapat menentukan intervensi dengan segera. 3. Kolaborasi pemberian obat anti kejang /konvulsi. R/ menanggulangi kejang berulang. 5. Dx. 5 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat. Tujuan : Peningkatan status nutrisi 1. Tingkatkan intake makanan dengan menjaga privasi klien, mengurangi gangguan seperti bising/berisik, menjaga kebersihan ruangan. R/ cara khusus meningkatkan napsu makan. 2. Bantu klien makan R/ membantu klien makan. 3. selingi makan dengan minum R/ memudahkan makanan untuk masuk. 4. Monitor hasil lab seperti HB, Ht R/ : Monitor status nutrisi klien 5. Atur posisi semifowler saat memberikan makanan. R/ : Mengurangi regurtasi. 4. Evaluasi 1. Kekurangan volume cairan tidak terjadi 2. Bersihan Jalan Nafas kembali efektif 3. Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi. 4. Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi 5. kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000) 2. Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Taslim. 1989) 3. Kejang Demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. (Livingston, 1954) B. Saran 1. saya mengharapkan kritik dan pesan yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com/askep kejang.diakses tanggal 16 november 2012.raha. http://www.google.com/askep kejang demam pada anak.diakses tanggal 16 november 2012.raha. http://www.google.com/makalah asuhan keperawatan kejang demam.diakses tanggal 17 november 2012.raha.