SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis
Laringitis adalah inflamasi laring yang dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun noninfeksi.
ETIOLOGI
Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi laringitis
yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus,
coxsackievirus, coronavirus, dan respiratory synsitial virus (RSV).
Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu :
Streptokokus grup A
C. Diphtheriae
Moraxella Catarrhalis
Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan
kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang
spesifik
Jamur juga dapat menyebabkan laringitis, yaitu :
Histoplasma
Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari inflamasi
sistemik
Candida; biasanya menyebabkan laringitis dan esofagitis pada pasien imunosupresi
Coccidioides
Cryptococcus
Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap
polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia
juga dapat menyebabkan laringitis. Selain itu, laringitis berkaitan dengan rinitis alergi. Onset dari
laringitis berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan
menurunnya sistem imun.
PATOFISIOLOGI
Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik.Laringitis
akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih, inhalasi polutan
lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala
ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering. Sedangkan,
laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya tenggorokan
terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk
memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau
minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan
oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat
konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan
yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya disertai
inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali
disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, dan
virus campak. Selain itu, M. Pneumoniae juga dapat menyebabkan croup.
Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan
bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa
afonia, suara stridor, dan batuk. Produksi mukus dapat terjadi dan menyebabkan obstruksi jalan
napas semakin parah. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul saat malam
hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 – 5
hari.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dari laringitis yaitu
Afonia, yaitu suara serak atau hilang suara
Nyeri tenggorokan
Batuk karena teriritasi
Stridor, biasanya ditemukan pada anak-anak
iritasi pada tenggorokan yang menggelitik sehingga memicu keinginan untuk batuk,
demam, dan nyeri tenggorokan
rhinorrhea
kongesti nasal
Pada pemeriksaan dengan laringoskopi, ditemukan tanda laringitis yaitu eritem laring difus,
edema, dan pembengkakan vaskular pada pita suara. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan
nodul dan ulkus pada mukosa.
DIAGNOSA
Diagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu adanya batuk yang timbul
sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik ini mencakup pemeriksaan telinga,
hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang
kecil. Scope ini dimasukkan melalui hidung hingga terlihat laringnya. Pemeriksaan ini dapat
memperoleh informasi mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara.
Selain itu, suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai
suara napas di kedua paru.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
Laringoskop, yang menunjukkan adanya pita suara yang membengkak dan kemerahan
Kultur eksudat pada kasus laringitis yang lebih berat
Biopsi, yang biasanya dilakukan pada pasien laringitis kronik dengan riwayat merokok
atau ketergantungan alkohol
pemeriksaan laboratorium CBC (complete blood cell count)
pemeriksaan foto toraks pada tanda dan gejala yang berat
PENATALAKSANAAN
Laringitis akut biasanya diatasi dengan :
istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi
pengistirahatan pita suara
pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa
streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang
dapat digunakan yaitu penicillin
menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk
menghindari udara kering
konsumsi cairan yang banyak
konsumsi asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri
berhenti merokok dan konsumsi alkohol
trakeostomi, jika terjadi edema laring
konsumsi antasida atau bloker histamin-2 pada laringitis dengan penyebab GERD9
Sedangkan, penatalaksanaan laringitis kronik bergantung pada mikroorganisme penyebabnya,
yang biasanya ditemukan melalui biopsi dan kultur.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara
jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 – 3 minggu. Perubahan suara ini dapat
diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan. Hal tersebut berisiko
untuk menimbulkan keganasan pada pita suara. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa
lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia.
Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi
berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi
bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin
aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.
Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan
yaitu :
- Menghindari pasien laringitis
- Mencuci tangan secara teratur
- Menghindari keramaian8
- Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak
- Tidak menggunakan suara secara berlebihan
Posted by dr.Agus Riyanto

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
Artikel carpal tunnel syndrome
Artikel   carpal tunnel syndromeArtikel   carpal tunnel syndrome
Artikel carpal tunnel syndrome
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitis
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Alergi ppt
Alergi pptAlergi ppt
Alergi ppt
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Pemeriksaan bga
Pemeriksaan bgaPemeriksaan bga
Pemeriksaan bga
 
Ruam popok pada bayi & anak
Ruam popok pada bayi & anakRuam popok pada bayi & anak
Ruam popok pada bayi & anak
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 

Viewers also liked

Viewers also liked (17)

Ozelenenie
OzelenenieOzelenenie
Ozelenenie
 
Autores más importante de la ilustración.
Autores más importante de la ilustración.Autores más importante de la ilustración.
Autores más importante de la ilustración.
 
Telestense.it - 3 Aprile
Telestense.it - 3 AprileTelestense.it - 3 Aprile
Telestense.it - 3 Aprile
 
Chem II Day II
Chem II Day IIChem II Day II
Chem II Day II
 
Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA
Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA
Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA
 
MCS GEOTECH (P) LTD gis solutions
MCS GEOTECH (P) LTD gis solutionsMCS GEOTECH (P) LTD gis solutions
MCS GEOTECH (P) LTD gis solutions
 
Review, NEW China Strategy Office, Jul 26, 11 (revised, Nov 8, 15)
Review, NEW China Strategy Office, Jul 26, 11 (revised, Nov 8, 15)Review, NEW China Strategy Office, Jul 26, 11 (revised, Nov 8, 15)
Review, NEW China Strategy Office, Jul 26, 11 (revised, Nov 8, 15)
 
Trabajo de computacion
Trabajo de computacionTrabajo de computacion
Trabajo de computacion
 
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
 
Betsa&camip
Betsa&camipBetsa&camip
Betsa&camip
 
Kulttuurien kirjo, Lahti
Kulttuurien kirjo, LahtiKulttuurien kirjo, Lahti
Kulttuurien kirjo, Lahti
 
Resto del Carlino Ferrara - 3 Aprile
Resto del Carlino Ferrara - 3 AprileResto del Carlino Ferrara - 3 Aprile
Resto del Carlino Ferrara - 3 Aprile
 
Lead generation
Lead generationLead generation
Lead generation
 
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
 
Conectar fb y twitter
Conectar fb y twitterConectar fb y twitter
Conectar fb y twitter
 
Laburpena saioa digestinoa
Laburpena saioa digestinoaLaburpena saioa digestinoa
Laburpena saioa digestinoa
 
Awatan gangguan telinga luar juli AKPER PEMKAB MUNA
Awatan gangguan telinga luar juli AKPER PEMKAB MUNA Awatan gangguan telinga luar juli AKPER PEMKAB MUNA
Awatan gangguan telinga luar juli AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar to Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis

Similar to Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis (20)

Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
 
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanmacam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusiaKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
 
Bronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisBronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
INFEKSI ASAL UDARA
INFEKSI ASAL UDARAINFEKSI ASAL UDARA
INFEKSI ASAL UDARA
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Ispa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnakIspa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnak
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis

  • 1. Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis Laringitis adalah inflamasi laring yang dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun noninfeksi. ETIOLOGI Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi laringitis yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, coxsackievirus, coronavirus, dan respiratory synsitial virus (RSV). Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu : Streptokokus grup A C. Diphtheriae Moraxella Catarrhalis Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang spesifik Jamur juga dapat menyebabkan laringitis, yaitu : Histoplasma Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari inflamasi sistemik Candida; biasanya menyebabkan laringitis dan esofagitis pada pasien imunosupresi Coccidioides Cryptococcus Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis. Selain itu, laringitis berkaitan dengan rinitis alergi. Onset dari laringitis berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan menurunnya sistem imun. PATOFISIOLOGI Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik.Laringitis akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih, inhalasi polutan lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering. Sedangkan, laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya tenggorokan terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk
  • 2. memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan. Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring. Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, dan virus campak. Selain itu, M. Pneumoniae juga dapat menyebabkan croup. Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa afonia, suara stridor, dan batuk. Produksi mukus dapat terjadi dan menyebabkan obstruksi jalan napas semakin parah. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul saat malam hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 – 5 hari. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala dari laringitis yaitu Afonia, yaitu suara serak atau hilang suara Nyeri tenggorokan Batuk karena teriritasi Stridor, biasanya ditemukan pada anak-anak iritasi pada tenggorokan yang menggelitik sehingga memicu keinginan untuk batuk, demam, dan nyeri tenggorokan rhinorrhea kongesti nasal Pada pemeriksaan dengan laringoskopi, ditemukan tanda laringitis yaitu eritem laring difus, edema, dan pembengkakan vaskular pada pita suara. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul dan ulkus pada mukosa. DIAGNOSA Diagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu adanya batuk yang timbul sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik ini mencakup pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang kecil. Scope ini dimasukkan melalui hidung hingga terlihat laringnya. Pemeriksaan ini dapat
  • 3. memperoleh informasi mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara. Selain itu, suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai suara napas di kedua paru. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu : Laringoskop, yang menunjukkan adanya pita suara yang membengkak dan kemerahan Kultur eksudat pada kasus laringitis yang lebih berat Biopsi, yang biasanya dilakukan pada pasien laringitis kronik dengan riwayat merokok atau ketergantungan alkohol pemeriksaan laboratorium CBC (complete blood cell count) pemeriksaan foto toraks pada tanda dan gejala yang berat PENATALAKSANAAN Laringitis akut biasanya diatasi dengan : istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi pengistirahatan pita suara pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan yaitu penicillin menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk menghindari udara kering konsumsi cairan yang banyak konsumsi asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri berhenti merokok dan konsumsi alkohol trakeostomi, jika terjadi edema laring konsumsi antasida atau bloker histamin-2 pada laringitis dengan penyebab GERD9 Sedangkan, penatalaksanaan laringitis kronik bergantung pada mikroorganisme penyebabnya, yang biasanya ditemukan melalui biopsi dan kultur. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 – 3 minggu. Perubahan suara ini dapat diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan. Hal tersebut berisiko untuk menimbulkan keganasan pada pita suara. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia. Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi
  • 4. bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema. Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan yaitu : - Menghindari pasien laringitis - Mencuci tangan secara teratur - Menghindari keramaian8 - Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak - Tidak menggunakan suara secara berlebihan Posted by dr.Agus Riyanto