Klien berusia 65 tahun dirawat karena retensi urine akibat benigna prostat hiperplasia. Klien mengeluhkan kesulitan buang air kecil selama 6 bulan dan harus dipasangi kateter untuk buang air kecil.
1. I. PENATALAKSANAAN
Rencana pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan
kondisi pasien. Jika pasien masuk rumah sakit dalam keadaan darurat karena ia
tidak dapat berkemih, maka kateterisasi segera dilakukan. Kateter yang lazim
mungkin terlalu lunak dam leas untuk dimasukkan melalui uretra kedalam
kandung kemih. Dalam kasus seperti ini, kabel kecil yang disebut stylet
dimasukkan kkedalamm kateter untuk mencegah kateter kolaps ketika menemui
tahanan. Pada kasus yang berat, mungkin digunakan kateter logam dengan
tonjolan kurva prostatik. Kadang suatu insisi dibuat kedalam kandung kemih
(sistostomi suprapubik) untuk drainase yang adekuat.
Meskipun prostatektomi untuk membuang jaringan prostat mengalami
hiperplastik sering dilakukan, terdapat juga pengobatan lain. Pengobatan ini
mencakup “watch-ful waiting”, insisi prostat traansuretral (TUIP), dilatasi balon,
penyekat alfa, dan inhibitor 5-α-reduktase (AHCPR, 1994). Watch-ful waiting
adalah pengobatan yang sesuai bagi banyak pasien karena kecenderungan progresi
penyakit atau terjadinya komplikasi tidak diketahui. Pasien dipantau secara
periodik terhadap keparahan gejala, temuan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
uji urologi diagnostik.
Penyekat reseptor alfa-adrenergil (mis. terazosin) melemaskan otot halus
kolum kandung kemih dan prostat. Meskipun kemanjuran jangka panjang preparat
ini tidak diketahui, preparat ini benar dapat menurunkan gejala pada banyak
pasien.
Karena telah diidentifikasi adanya komponen hormonal pada hiperplasia
prostatik jinak, salah satu metode pengobatan mencakup manipulasi hormonal
dengan preparat antiandrogen seperti finasteride (proscar). Pada penelitian klinis,
inhibitor 5α-reduktase seperti finasteride terbukti efektif dalam mencegah
perubahan
testosteron
menjadi
hidrotestosteron.
Menurunnya
kadar
hidrotestosteron menunjukan supresi aktivitas sel glandular dan penurunan ukuran
prostat. Efek samping dari medikasi ini termasuk ginekomastia (perbesaran
payudara), disfungsi erektil dan wajah kemerahan.
8
2. BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
( BAGIAN BEDAH UROLOGI )
Ruangan
: Asoka kamar 3
Tanggal Pengkajian
: 28 mei 2010
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama
: Muhammad Noer
No. Reg.
:-
Umur
: 65 Tahun
Tgl. MRS
: 24 mei 2010
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku/Bangsa
: Bugis-tolaki/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pensiunann PNS
Pendidikan
: Pensiunan PNS
Alamat
: Konawe selatan
Penanggung
: Asuransi kesehatan (ASKES)
Sumber informasi
; Pasien dan anak pasien
9
3. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Retensi urine
2. Riwayat Keluhan utama :
Awalnya klien merasakan jarang buang air kecil kemudian perutnya
kembung dan sulit buang air kecil, dan saat buang air kecil
mengeluarkan darah.
3. Faktor Pencetus
: tidak diketahui
4. Lamanya Keluhan
: 6 bulan
5. Timbulnya Keluhan
:(
6. Diagnosa Medik
a.
Benigna prostat hiperplasia
II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit Yang Pernah Dialami.
a. Kanak-kanak
: -
b. Kecelakaan
:-
c. Pernah dirawat
: pernah
Diagnosa
: penyakit jantung
Waktu
: tahun 2010
Tempat
: rumah sakit provinsi
Tindakan
: pengobatan
2. Alergi
:-
3. Obat-obatan
a. Riwayat Pengobatan:b. Pengobatan sekarang
1) Cefotaxim 1 gr/IV/jam
2) Cipro tab.
10
) Bertahap (
) Mendadak
4. 4. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit :
a) Berat badan
: 58 kg
b) Tinggi badan
: 165 cm
c) Makanan yang disukai
: sembarang yang penting halal
d) Makanan yang tidak disukai
: -
e) Makanan pantangan
: -
f) Nafsu makan :
(
) Baik
( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
Perubahan Setelah Sakit :
a) Jenis diet
:
b) Nafsu makan
: ( ) Baik
(
) Sedang – alasan ; muntah
( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
c) Rasa mual ( )
Muntah ( )
:
d) Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
e) Berat Badan saat dikaji : 50 kg
Data Lainnya :
IMT : BB/TB2
= 50 /( 1.65
)2
= 50 /2.7225
= 18.36 ( normal )
11
5. Nilai normal IMT :18-25
BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)
= ( 165-100 ) – 10% ( 165-100 )
= 65-6.5
= 58.5 kg
Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal
PNI : (10 x albumin) + (0,005 x Lymphosit)
= ( 10 x 3.79 ) + (0,005 x 2.0 )
= 37.9+0.01
= 37.91
Prognostic Nutritional Index : gizi buruk
Gizi baik ≥40
Gizi buruk ≤40
5. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :
a) Buang Air Besar
Frekuensi
:
Penggunaan pencahar
: -
Konsistensi
: padat
Buang Air Kecil
Frekuensi
: baik
Warna
: putih keruh
Bau
: -
12
6. Perubahan Setelah Sakit
a) BAB
: baik
b) BAK
: buang air kecil dengan kateter
6. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum Sakit :
a) Waktu Tidur
: tidak menentu
b) Lama tidur / hari
: tidak menentu
c) kesulitan dalam tdr
:
Perubahan Setelah Sakit :
a) Waktu Tidur (jam)
:
b) Lama tidur / hari
:
c) Kesulitan dalam tidur
:
(
) Menjelang tidur
Siang :
(
tidur
( ) Sering / mudah terbangun
7. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum Sakit :
a) Kegiatan
: Menyapu
b) Olah raga
Jenis
:-
Frekuensi
:-
Tempat
:-
13
) Merasa tidak puas setelah bangun
7. Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa karena dirawat.
Pola Pekerjaan
Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan
: -
b. Lam kerja
: -
c. Jadwal
: -
Perubahan Setelah Sakit :
Klien merasa terganggu dengan penyakitnya.
14
8. III. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Tinggal Serumah
: Klien
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Meninggal
: Garis keturunan
IV. RIWAYAT LINGKUNGAN
Klien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan anak-anaknya. Lingkungan
tempat tinggal klien bersih, baik dan ramai.
V. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola Pikir & Persepsi
a.
Alat Bantu yang digunakan : Kaca mata
b.
Kesulitan yang dialami : penglihatan kabur.
2. Persepsi sendiri
- Klien memikirkan proses penyakitnya
- Ekspresi wajah klien biasa saat perawat datang melakukan intervensi
kemudian pasien tidak kooperatif dengan perawat saat pengkajian.
15
9. Persepsi Keluarga :
Keluarga klien kooperatif dengan perawat dalam terapi pengobatan.
-
Harapan setelah perawatan :
.segera pulih seperti semula dan dapat melakukan kegiatan seperti semula.
-
Perubahan setelah sakit
:
Hubungan / komunikasi
a.
Bicara
(
Bahasa Utama : Indonesia
(
) Relevan
Bahasa Daerah : -
(
) Mampu mengekspresikan
(
b.
) Jelas
) Mampu mengerti orang lain
Tempat Tinggal.
(
) Rumah milik sendiri
( ) Rumah kontrakan
c.
Kehidupan Keluarga.
1. Adat istiadat yang dianut : bugis-tolaki
2. Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri
3. Pola komunikasi : terjalin baik dengan anggta keluarga
4. Pola keuangan : ( )
d.
Memadai
Kesulitan dalam keluarga.
3. Pertahanan koping
Pengambilan keputusan.
(
) Sendiri
16
(
) Kurang
10. ( ) Dibantu orang lain : Keluarga terutama orang tua
5. Yang dilakukan jika stres :
( ) Pemecahan
(
) Makan
(
(
) Makan obat
) Tidur
(
) Cari pertolongan
( ) Lain (diam/marah/dll) : menulis buku harian
VI. PENGKAJIAN FISIK
1.
Kesadaran
: Compos mentis, GCS : 15
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda Vital
TD : 150/90
P
2.
:
mmHg
N :
S :
22 x/menit
90 x/menit
37
Kepala :
a. Inspeksi
Bentuk kepala : mesosepal
kesimetrisan muka, tengkotrak : simetris
Warna rambut : hitam dan beruban
distribusi rambut : banyak dan merata
b. Palpasi
massa tekan : nyeri tekan : c. Keluhan yang berhubungan
3.
Mata
:
a. Inspeksi
17
o
C
11. Kelopak mata :normal
Kunjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Ukuran pupil 2 mm:
Reaksi terhadap cahaya (
Akomodasi (
).
)
b. Palpasi
peningkatan TIO : Massa tekan : Nyeri tekan : tidak ada
c. Lain-lain
Fungsi Penglihatan : penglihatan kabur
Pemeriksaan mata terakhir : 4.
Hidung
:
a. Inspeksi
Simetris
Udem : Secret : b. Palpasi
Nyeri tekan :
c. Lain-lain
reaksi alergi : 5.
Leher
Inspeksi
Simetris
Warna : coklat muda
Mobilisasi : baik
6.
Dada, Paru – paru dan Jantung
Inspeksi
18
12. Bentuk dada:normal
Simetris antara kiri dan kanan
Ekspansi:
Retraksi:
Palpasi
Nyeri tekan :
Massa tumor :
Taktil Fremitus:
Denyut apeks :
Perkusi
Batas-batas jantung :
Auskultasi
Suara nafas :
Irama nafas:
Bunyi jantung I dan II:
7.
Abdomen
Inspeksi
Simetris
Warna:
Auskultasi
Peristaltik usus
Bising usus (
8.
kali per menit
)
Genitalia dan Reproduksi
Penggunaan kateter ( + )
9.
Status Neurologis : GCS
E :4
10. Ekstremitas
Keadaan ekstremitas :
19
M:6 V:5
13. Atropi : Edema : Sianosis : Cappilary refill :
11.
Integumen
Rambut :tipis dan distribudi normal
Kulit : agak keriput warna coklat muda
Kuku : normal dan berwarna putih
13.
Sistem Muskuloskeletal
Klien terbatas dalam berjalan dan melakukan aktifiitas. karena dipasangi
kateter
VII.DATA PENUNJANG
Hasil Laboratorium Tanggal 5 Agustus 2008
nilai normal
1.
RBC
: 3.7 × 1033 / mm3
4 x 106-6x 106 /mm3
2.
WBC
: 8.0 × 103 / mm3
4 x 103-10 x103 /mm3
3.
HCT
: 33.40
37-48%
4.
SGOT
: 32
< 32
5.
SGPT
: 12
< 31
6.
Ureum
: 25.1
10-50 mg/dL
7.
Kreatinin
: 1.2
< 1,1 mg/dL
8.
GDS
: 96
140 mg/dL
9.
Albumin
: 3.79
3,5-5 gr/d
10. Limposit
: 2.0
103 / l (1-3.7)
11. Hb
: 11.3
12. Trombosit
: 185×103
%
150000-450000
20
14. Ultrasonografi :
- Pembesaran prostat 5.5x6x5 cm
- Gangguan lein dan ginjal
Fotothorax :
Bercak-bercak pada lapisan tengah paru kiri, bintik-bintik kalsifikasi pada
apex kanan.
Jantung membesar
Kesan : KP duplex lama, mungkin masih aktif cardiomegali dengan getaran
HHD (konfirmasi tekanan darah).
Kesan
KESAN KLIEN TERHADAP PERAWAT :
Klien kurang kooperatif terhadap perawat yang mengambil data dan informasi
kesehatan klien namun keluarga klien kooperatif pada perawat.
21
15. B. ANALISA DATA
No
Data
Penyebab
Masalah
keperawatan
1
DS:
Usia lanjut
- Klien
mengatakan
kesulitan
dalam
buang iar kecil.
Retensi urine
Perubahan keseimbangan
testosteron dan estrogen
Testosteron serum menurun
DO:
Estrogen meningkat
Pertumbuhan stroma fibrosa
Klien tidak bisa buang
air
kecil
kecuali
dipasangi kateter.
dan otot polos prostat
Hiperplasia prostat
Obstruksi uretra pars
prostatika
Kesulitan dalam berkemih
Berkurangnya aliran kemih
Akumulasi
urine
dalam
kandung kemih
2
DS:
-
Hiperplasia prostat
Klien mengatakan
buang
air
kecil
sedikit-sedikit.
Gangguan pola
Pembesaran prostat
eliminasi urine
Obstruksi uretra
;hesistensi
Berkurangnya aliran kemih
Miksi sedikit-sedikit
Gangguan pola Eliminasi
DO:
urine
Klien tidak bisa buang
air
kecil
kecuali
dipasangi kateter.
22
16. 3
DS:
-
Pembesaran jaringan prostat
Klien mengatakan
kurang
nafsu
makan
Obstruksi uretra pars
kurang dari
prostatika
kebutuhan tubuh
Akumulasi urine dalam
DO:
kandung kemih
- Berat badan klien
menurun
8
50
Distensi kandung kemih
Kg
yaitu dari 58 kg
menjadi
Perubahan nutrisi
kg
selama sakit.
Peningkatan tekanan
kandung kemih
Kontraksi uretral meningkat
Kolik uretral
Klien tidak memenuhi
berat badan ideal.
Iritasi saraf abdominal
Korteks serebri
Anoreksia
IMT.PNI
Nutrisi inadekuat
4
DS:
Pembesaran jaringan prostat
- Klien mengatakan
bahwa
tidak
mengetahui
penyebab
Obstruksi prostat pars
prostatika
Perubahan status kesehatan
dari
penyakittnya.
- Klien mengatakan
Hospitalisasi
Kuarng informasi
tentangpenyakit
bahwa mempunyai
banyak komplikasi
Stress psikologi
terhadap
penyakitnya
DO:
Klien tampak cemas
saat ditanya tentang
23
Ansietas
17. penyakitnya.
Pembesaran jaringan prostat
DS :
- Pasien
tidak
mengatahui
tentang
pengetahuan
Hospitalisasi
Kuarng informasi tentang
proses
penyakit
Kurang
Perubahan status kesehatan
5
penyakit
yang
dialaminya
DO:
-
Pasien
nampak
bingung
dalam
menjawab tentang
penyakitnya
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Retensi urine berhubungan dengan pembesaran jaringan prostat ditandai klien
mengatakan kesulitan dalam buang air kecil dan distensi kandung kemih.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi uretra ditandai
dengan buang air kecil sedikit-sedikit dan frekuensi buang air kecil jarang.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutersi yang tidak memadais ditandai dengan hilangnya nafsu makan klien.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang keadaan penyakit
yang diderita oleh klien ditandai dengan pasien nampak cemas tentang kondisi
penyakitnya.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit ditandai dengan pasien tidak mengetahui tentang proses penyakit.
24