Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang hakikat kematian, sakaratul maut, dan khusnul khatimah.
2) Kematian adalah bagian dari kehidupan manusia, namun kehidupan sebenarnya adalah kehidupan di akhirat.
3) Sakaratul maut adalah detik-detik menjelang kematian yang sangat menyakitkan secara fisik dan batin.
1. A. PENDAHULUAN
Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian. Sebagai mana dualitas kehidupan
yaitu kelahiran dan kematian. Tentu kita selalu hidup dalam kedualitasan, ada panas dan
dingin, ada suka dan duka, ada gelap dan terang. Sama halnya dengan kehidupan, ia
mempunyai dualitas antara kelahiran dan kematian. Karena setiap yang dilahirkan maka
suatu saat pasti akan mengalami kematian.
Tidak terkecuali manusia, ia dilahirkan dan tidak akan kekal hidup dimuka bumi ini
karena setiap manusia pasti akan dijemput maut, akan mati. Keabadian hanya milik Allah.
Sejak manusia pertama diciptakan, adam hingga manusia masa kini dan yang akan datang,
setiap yang hidup, setiap yang berjiwa pasti akan megalami berpisahnya badan dengan jiwa,
mati.
Kedatanganya pun tidak ada yang tahu, kematian adalah murni rahasia Allah ketika
Allah memerintahkan malaikat izrail untuk menyabut nyawa seseorang maka pengetahuan
manusia yang paling modern pun tidak akan ada yang sanggup menghentikan langkahnya.
Karena persoalan ini telah ditentukan dan berada dalam kekuasaan Allah. Persoalan ini
betul-betul Allah sendiri yang menghendaki. Sebaliknya, manusia tidak bisa menginginkan
kehidupan segera berakhir. Tidak ada kekuatan dan pengetahuan, selain dia yang mampu
mempercepat atau memperlambat kematian.
Banyak cerita mengenai kematian, diantaranya detik-detik jelang ajal menjemput
ada yang menyatakan bahwa orang yang akan meninggal dunia, terlebih dahulu mengalami
kejan-kejang dengan mata melotot. Setelah kejang-kejang berhenti berakhir pula hidupnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa latar belakang permasalahn yang telah dipaparkan diatas, maka kita dapat
mengambil beberapa poin permasalahan, diantaranya:
1) Hakikat kematian
2) Sakaratul maut
3) Khusnul khatimah
4) Su’ul khatimah
C. PEMBAHASAN
1) HAKIKAT KEMATIAN
Sebelum membahas kematian, sebaiknya kita perlu tegaskan lagi mengenai
pengertian kehidupan menurut Allah. Yang dimaksud kehidupan bukanlah
kehidupan didunia ini, tapi kehidupan diakhirat nanti. Itulah kehidupan yang kekal.
Mengapa kekal? Karena Allah menciptakan manusia ini memang untuk hidup kekal.
Penentuan sifat eternal(kekal) itu sudah diberikan Allah ketika manusia berada pada
awal kejadian, yakni ketika ruh ditiupkan dalam jasad manusia. Jadi, setiap manusia
yang lahir ke dunia ini hakikatnya akan hidup kekal, yakni hidup disurga atau neraka.
Termasuk anak kecil yang meninggal dalam usia dini, ia akan dibangkitkan dan kekal
2. hidup didalam surga, bahkan dia akan menuntun ke dua orang tuanya masuk ke
dalam surga.
Karena secara hakikat manusia itu bersifat eternal, maka ia kan hidup
didunia ini beberapa hari atau beberapa tahun saja. Selanjutnya ia akan mati dan di
bangkitkan kembali. Setelah masa kebangkitan inilah manusia akan mengalami
hidup kekal, yakni kehidupan akhirat. Pada saat itu nasib manusia sangat di tentukan
oleh amal dan perbuatanya(waktu didunia), apakah ia termasuk orang taat atau
membangkang terhadap ajaran-ajaran Allah. Jika taat (mukmin), ia kan
mendapatkan kehidupan penuh nikmat, sedangkan jika membangkang (kafir), ia
akan mendapatkan kehidupan penuh siksa dan kesengsaraan. Dalam surat Al
Ankabuut 64 bahwa sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau
mereka mengetahui. 1
Ada orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya seluruh makhluk pasti
akan mengalami tekanan-tekanan sakaratul maut. Itu benar adanya. Tetapi, dalam
hal ini ada perbedaan dan pertimbangan –pertimbangan tertentu. Alllah selaku satusatunya zat yang tidak akan fana berhak untuk memberikan rasa kematian yang
berbeda-beda diantara seluruh makhluk-Nya, sesuai dengan kedudukan dan derajat
mereka. Sebagian ialah makhluk tingkat rendahan, baik manusia maupun bukan
manusia, dan sebagian lagi makhluk tingkat atas yang selalu memperoleh keridhaan
Allah. Semua pasti akan meneguk gelas kematian, sebagaimana firman Allah dalam
surah Ali Imran ayat 185, “setiap yang bernyawa itu mengalami kematian.”2
Menurut Ibnu Qasi’, ada orang yang begitu gampang mengalami kematian,
yaitu ketika sedang tidur tiba-tiba nyawanya dicabut oleh sang malaikat, seperti
yang terjadi pada orang-orang saleh tertentu. Sangat boleh jadi hal itu tidak dapat
dijangkau oleh akal manusia sebab, katanya satu sumbatan saja dalam
kerongkongan sakitnya sudah melebihi ditebas pedang seribu kali. Tetapi itulah
rahasia kuasa Allah yang tidak mungkin dapat dikenali secara mutlak.
Dalam merasakan kematian, juga berbeda-beda antara satu golongan manusia
dengan manusia yang lain. Kematian yang dirasakan oleh golongan atau umat islam
berbeda dengan kematian yang dirasakn oleh selain umat islam. Dikalngan umat
islam sendiri perbedaan itu juga berlaku. Artinya, kematian yang dirasakan oleh para
nabi berbeda dengan kematian yang dirasakan oleh yang bukan nabi. Bahkan,
perbedaan dalam merasakan kematian tersebut juga berlaku dikalangan para nabi
sendiri, sesuai dengan derajat dan maqam mereka disisi Allah.3
2) SAKARATUL MAUT
Sudah disebutkan dalam sebuah hadist dari jabir bin abdullah bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “janganlah kamu mengharap-harap kematian, karena
huru-hara kematian itu sangat dahsyat.”
1
Prof. Dr. M. Mutawalli asy sya’rawi. Al hayatu wal maut. gema insani press. Jakarta:1996
Imam al-qurtubi. Rahasia kematian, alam akhirat & kiamat. Akbar media eka sarana. Jakarta:2009. Hal.26
3
Ibid.hal.27
2
3. Adalah saat yang pailing menentukan: saat yang paling kritis bagi iman
seseorang sebelum nyawa dicabut, setan datang dan terus mengganggu. Ia akan
menggambarkan keindahan dunia agar manusia lupa kepada Allah.
Umar shahab menganalogikan kondisi sakaratul maut dengan saat injury
time dalam pertandingan sepak bola. Dimana kalau sudah tiba saat injury time,
lawan yang kalah memberikan perlawanan dan penekanan yang bertubi-tubi.
Bagaimana caranya bisa menggolkan pada detik-detik terakhir. Setanpun seperti itu
pada detik-detik terakhir dia berjuang keras agar manusia lupa kepada Allah.
Keadaan seperti ini disebut ‘adilah. Artinya, masa transisi dari kehidupan dunia ke
kehidupan akhirat nanti.4
Ketahuilah, sesungguhnya kepedihan luar biasa yang dirasakan dalam
sakaratul maut tidak ada yang mengetahuinya, kecuali oleh orang yang
merasakannya. Bagi orang yang belum pernah merasakannya, ia hanya tahu dari
menyamakan atau membandingkan dengan kepedihan-kepedihan yang pernah
dirasakannya atau dengan membandingkannya dengan keadaan-keadaan orang
mati ketika ia menyaksikan. Tentang upaya menyamakan tadi, hanya dengan
meyakini bahwa diantara penderitaan-penderitaan yang dialami oleh roh=roh itu
hanya sebagian kecil saja. Padahal kematian itu sebuah kepedihan yang menimpa
roh dan kedaasyatannya sangat terasa diseluruh anggota tubuh. Sungguh, itu adalah
kepedihan yang luar biasa. Coba engkau lihat api ketika membakar tubuh. Tentu
sakitnya luar biasa, karena rasa sakit tersebut juga dirasakan oleh bagian-bagian roh.
Jika teriakan dan suaranya terputus, itu disebabkan terlalu pedihnya. Sebab, rasa
sakit telah naik ke hatinya dan dirasakan oleh seluruh anggota tubuhnya. Akibatnya,
seluruh kekuatan dan setiap anggota tubuh menjadi lemah tak berdaya. Bahkan
kekuatan untuk meminta tolonng pun menjadi sirna.
Akal seseorang di sumbat serta digoyahkan oleh sakaratul maut, lidah
dibungkamnya dan kaki serta tangan dilumpuhkannya. Ia berharap sekiranya dapat
beristirahat barang sekejap untuk bisa mengaduh, menjerit dan meminta
pertolongan. Tetapi, semua itu tidak bisa ia lakukan. Kalau saja masih ada sia-sia
kekuatan yang dimilikinya, maka itu hanya kekuatan mendengkur didalam
tenggorokan dan dadanya. Warna mukanya telah berubah pucat pasi dan menjadi
kelabu, hingga seakan-akan seperti warna tanah yang merupakan asal fitrahnya.5
Selanjutnya nyawa dicabut dari setiap uratnya. Lalu setiap anggota tubuhnya
satu demi satu mengalami kematian secara berangsur-angsur. Mula-mula sepasang
kakinya menjadi dingin, lalu betisnya, kemudian pahanya. Setiap anggota merasakan
sakit yang luar biasa. Dan penyesalan hanya sampai ditenggorokan. Pada saat itu
terputuslah pandangannya dari dunia berikut penghuninya. Lalu pintu taubat pun
4
5
Jejen mushaf. Rindu kematian. PT.mizan publika:jakarta. Hal 127
Imam al-ghazali. Ringkasan ihya’ ‘ulumuddin. Akbar media eka sarana:jakarta. Hal 439
4. tertutup di depannya. Nabi saw, bersabda, “Taubat seorang hamba masih diterima
sebelum nyawa sampai tenggorokan”.6
3) KHUSNUL KHATIMAH
Sungguh beruntung mereka yang rajin tahajud . Allah sang kekasih tercinta
siap mengajaknya berkelana menuju lorong – lorong cinta nan menggairahkan , dan
menyiapkan kamar surga untuknya.dalam sebuah hadist diriwayatkan oleh hr.hakim:
“Duhai manusia , beri makan orang lain ,sebarkan salam ,pelihara hubungan
keluarga , dan solatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur , niscaya kalian
masuk surga .”
{HR. Hakim}
Dalam ajaran islam , setiap ritual memiliki dimensi sosial ; itulah sebabnya ,
kesalehan ritual seharusnya berdampak kepada terwujutnya kesalehan sosial seperti
disabdakan kanjeng nabi di atas , terdapat anjuran – anjuran yang saling terkait :
memberi makan orang lain , menyebarkan salam , memelihara hubungan dan
tahajud .
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk untuk membangun solideritas
sosial; salah satu bentuknya adalah memberi makan . memberi makan tidak saja
bermakna memberi sesuap nasi, tetapi juga dalam bentuk lain . Misalnya , makanan
untuk orang bodoh adalah ilmu pengetahuan ; umat islam bisa memberinya buku
untuk di baca , meluaskan kesempatan untuk belajar melalui pendidikan formal dan
non formal , dan sebagainya . Dengan makanan ilmu pengetahuan itu umat islam
telah membangun kepedulian kepada sesama sehingga menjadi berdaya , dan
mampu berkarya pula .dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi:
“Sebaik – baik manusia adalah yang panjang umurnya serta baik pula amal
perbuatanya.”{HR. Tirmidzi}.
Dimensi sosial lain yang di serukan adalah menyebarkan salam , maknanya
adalah perdamaian . mereka yang saban hari berucap salam tapi dalam hidupnya
menebar kebencian dan dendam , berarti belum menyelami kandungan makna
salam , juga inti ajaran islam itu sendiri . perdamaian tidak semata berbentuk ‘tidak
berperang’ tetapi juga bisa di tunjukkan melalui bentuk kerja sama dan gotong
royong sosial ;perdamaian tidak melulu hanya diserukan layaknya slogan , tetapi
telah melampau dataran wacana menuju aksi nyata yakni kebersamaan untuk
menyelesaikan setiap masalah yang muncul . itulah sebabnya , mengapa kanjeng
nabi meminta umatnya untuk menjaga hubungan dengan sesama : jangan ada dusta
6
Hadist riwayat ibnu majah
5. dan kebencian diantara kita ! Sekedar tersenyum saat berjumpa dengan sesama pun
sudah dianggap sedekah dengan ganjaran melimpah .ada sebuah hadist yaitu:
“Senyum mu kepada saudaramu adalah sedekah . kamu menyuruh berbuat makruf
,dan mencegah yang mungkar adalah sedekah .Menunjukkan jalan kepada orang
yang tersesat juga sedekah dan menyingkirkan batu atau duri dan tulang di jalan
adalah sedekah .”{Al-Hadis}.
Ditengah itu semua ,tahajud akan mendanpingi langkah hidup kita menuju
kecerdasan sosial ; dengan tahajut kita dapat berfikir bahwa esok hari kita akan
hidup berdanpingan dengan tetangga , teman kerja , juga sobat sepermainan .
Mereka tidak hanya sewarna latarbelakangnya dengan kita tetapi dari beragam
corak . Lewat tahajut kita akan berfikir bahwa kehidupan sosial kian indah bila
keragaman dijaga dan dikelola , bukan dimanipulasi untuk kepentingan seglintir
manusia . Tahajudjuga akan mengawal kita untuk lebih peduli kepada penderitaan
sesama ; Kemiskinan dan kebodohan adalah penderitaan paling akut dalam
kehidupan masyarakat kita saat ini . Mereka yang rajin tahajut , akan menghadirkan
dalam dirinya tekat untuk mengabdi kemasyarakat dengan cara merintis berbagai
kemungkinan jalan keluar mengatasi kemiskinan dan kebodohan itu.
4) SU’UL KHATIMAH
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “
sesungguhnya ada seseorang yang cukup lama melakukan amalan penduduk surga.
Tetapi, ia mengakhiri amalanya dengan amalan penduduk neraka. Dan, sesungguhnya
ada seseorang yang cukup lama melakukan amalan penduduk neraka. Tetapi, ia
mengakhiri amalnya dengan amalan penduduk surga.”7
Disebut dalam Shahih Bukhori sebuah hadist bersumber dari Sahal bin Sa’ad
bahwa Nabi saw bersabda, “ Sesungguhnya ada seorang hamba yang selalu melakukan
amalan penduduk neraka, tetapi kemudian ia termasuk penduduk surga. Dan, ada
seorang hamba yang selalu melakukan amalan penduduk surga, tetapi kemudian ia
termasuk penduduk neraka, karena amalan itu diperhitungkan pada bagian akhirnya.”
Abu mMuhammad alias Abdul Haq berkata,” Ketahuilah sesungguhnya su’ul
khatimah (akhir kehidupan yang buruk) itu tidak akan menimpa orang yang bersikap
istiqomah lahir batin. Hal itu sama sekali tidak pernah terdengar. Tetapi, su’ul khatimah
menimpa orang yang akalnya rusak,atau orang yang terus-menerus melakukan dosadosa besar sehingga keburu meninggal dunia sebelum bertobat. Atau menimpa orang
yang semula bersikap istiqomah, tetapi kemudian berubah menyimpang dari jalannya
yang lurus tersebut karena memilih jalan lain yang sesat. Sehingga, hal itulah yang
menyebabkan ia bernasib buruk pada bagian akhir hidupnya, misal iblis. Menurud
sebuah riwayat, selama delapan puluh ribu tahun ia selalu tekun menyembah Allah.
Atau seperti Bal’am bin Ba’ura yang dikarunia pengetahuan terhadap ayat-ayat Allah, ia
malah meninggalkan dan lebih memilih menuruti keinginan hawa nafsunya. Atau seperti
7
Imam al-qurtubi. Rahasia kematian, alam akhirat & kiamat. Akbar media eka sarana:jakarta. Hal 82
6. Barshisa, seorang yang rajin beribadah yang disinggung dalam firman allah,” Bujukan
orang-orang munafik itu adalah)seperti(bujukan) setan ketika dia berkata kepada
manusia,’kafirlah’.” (al-Hasyr: 16)8
Dalam hadist riwayat Ahmad dan Ibnu Syaibah, Aisyah r.a berkata, “Nabi sering
berdoa dengan mengatakan, ‘wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hatiku untuk selalu taat kepada-Mu.’ Aku pernah bertanya,’Ya Rasulullah, kenapa Anda
sering berdoa dengan menggunakan doa seperti itu? Apakah Anda sedang merasakan
ketakutan?’ beliau menjawab,’tidak ada yang membuat aku merasa aman, hai Aisyah,.
Hati seluruh hamba ini berada diantara dua jari Allah Yang Maha Memaksa. Jika mau
membalikkan hati seorang hamba-Nya, Allah tinggal membalikkannya begitu saja.”
Kata para ulama sepanjang yang memberikan hidayah atau petunjuk adalah
Allah, sepanjang sikap istiqomah itu tergantung pada Allah, sepanjang akibat yang
terjadi tidak ada yang sanggup mengetahui selain Allah, dan sepanjang keinginan Allah
adalah segalanya, maka kamu jangan keburu mengagumi imanmu, shalatmu, puasamu,
amal-amalmu yang lain, dan seluruh pengorbananmu. Kendati pun secara lahiriyah itu
adalah hasil jerih payahmu, tetapi pada hakikatnya Tuhanmulah yang menciptakannya.
Dengan kata lain, kamu bisa melakukan itu semata-mata karena karunia-Nya.9
Kalu kamu merasa bangga dengan semua itu, kamu tak ubahnya seperti seorang
yang mersa bangga atas barang milik orang lain, bukan milikmu sendiri. Akibatnya
hatimu kembali menjadi kosong dari kebajikan seperti perut seekor unta yang sedang
kelaparan. Seringkali terjadi sebuah taman yang pada senja hari bunga-bunganya
bermekaran, tetapi esok harinya semua menjadi layu dan hancur berantakan karena
disapu oleh angin yang kencang. Demikian pula pada seorang hamba yang pada sore hari
hatinya berseri-seri memancarkan cahaya ketaatan kepada Allah, namun pada esok
harinya menjadi sakit dan murung karena durhaka kepada Allah. Itu adalah tindakan
Allah yang Maha Perkasa, Maha Bijak, Maha Mencipta dan Maha Mengetahui.10
KESIMPULAN
Semua pasti akan meneguk gelas kematian, sebagaimana firman Allah dalam surah
Ali imran ayat 185, “setiap yang bernyawa itu akan merasakan kematian.” Dalam merasakan
kematian, juga berbeda-beda antara satu golongan manusia dengan manusia yang lain.
Akal seseorang disumbat serta digoyahkan leh sakaratul maut, lidah di bungkamnya
dan kai maupun tangan dilumpuhkanya. Ia berharap sekiranya dapat beristirahat barang
sekejap untuk mengaduh, menjerit dan meminta pertolongan. Tetapi, semua itu tidak bisa ia
lakukan.
8
Imam al-qurtubi. Rahasia kematian, alam akhirat & kiamat. Akbar media eka sarana:jakarta. Hal 83
Imam al-qurtubi. Rahasia kematian, alam akhirat & kiamat. Akbar media eka sarana:jakarta. Hal 84
10
Imam al-qurtubi. Rahasia kematian, alam akhirat & kiamat. Akbar media eka sarana:jakarta. Hal 85
9
7. Lalu setiap anggota tubuhnya satu demi satu mengalami kematian secara berangsurangsur. Mula-mula sepasang kakinya menjadi dingin, lalu betisnya, kemudian pahanya.
Setiap anggota Tetapi, su’ul khatimah menimpa orang yang akalnya rusak,atau orang
yang terus-menerus melakukan dosa-dosa besar sehingga keburu meninggal dunia sebelum
bertobat. merasakan sakit yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurthuby,Iman,2009, Rahasia Kematian, Alam Akhirat, dan Kiamat, jakarta : Akbar Media
Eka Sarana
Al-Ghozali, Al-imam,2008,Ringkasan Ihya’ Ulumuddin,Jakarta Timur: Akbar Media
Musfah, Jejen,2004,Rindu Kematian, Jakarta Selatan: Penerbit HIkmah