SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
Corporate Governance dan Potensi Konflik Internal
Otoritas Jasa Keuangan
PERDANA WAHYU SANTOSA
Program Magister Manajemen Universitas YARSI
Komisaris PT Kertas Padalarang (Peruri Group)
SUWINTO JOHAN
Presiden Direktur PT TIFA Finance, Tbk
embentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dilandasi motivasi yang
baik yaitu untuk memperbaiki kualitas pengaturan, pengawasan dan
penindakan terhadap perbankan, pasar modal dan industri keuangan
non bank (INKB). Sebelumnya fungsi-fungsi tersebut dipegang oleh bank sentral BI
dan Bapepam-LK Kemenkeu yang kerap bermasalah, baik secara teknis maupun
substansial. Sejauh ini tercatat, bahwa kolapsnya puluhan bank akibat krisis
moneter 1998 berikut dana penalangan BLBI yang koruptif sehingga merugikan
keuangan negara hingga kini.
Selain itu, beberapa kasus terbaru seperti skandal Bank Century dan
bangkrutnya Bank IFI semakin menunjukkan kelemahan pengawasan BI. Beberapa
kasus di pasar modal juga kerap terjadi yang merugikan nasabah dan negara seperti
yang terbaru adalah Sarijaya Securities dan lainnya. Beberapa kasus juga terjadi
pada unit usaha keuangan syariah seperti bobolnya Bank Syariah Mandiri dan
investasi bodong Golden Trader Investasi Syariah (GTIS).
Pengalaman empirik masa lalu menunjukkan, misalnya kasus PT. Antaboga
Delta Sekuritas, yang produknya diam-diam dipasarkan oleh Bank Century yang
memicu skandal politik itu. Hakikatnya, produk Antaboga tersebut merupakan
instrumen pasar modal namun baik BI maupun Bapepam-LK tidak mengetahuinya
“pelanggaran” tersebut. Hingga akhirnya kasus tersebut menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan politik yang serius dan menguras dana, konsentrasi dan
tenaga secara sia-sia. Kasus-kaus kejahatan finansial tersebut menunjukkan kepada
publik bahwa selain pengawasan yang lemah dan koruptif dari BI dan Bapepam-LK,
juga tidak adanya koordinasi yang baik antara dua lembaga tersebut selama ini.
Sistem Pengendalian Otoritas Jasa Keuangan
UU OJK disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 27 Oktober
2011, setelah mengalami penundaan selama beberapa bulan. Sepanjang penyusunan
dan pengesahan UU OJK selalu mendapat resistensi yang kuat dari BI. Hal itu dapat
dipahami karena BI akan khawatir kehilangan kewenangan melakukan pengawasan
perbankan dari sisi mikroprudensial. Amanat Undang-Undang OJK bertujuan untuk
P
2
membentuk sebuah lembaga independen dan transparan dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, bebas dari intervensi pihak lain baik bisnis mupun politik. Tugas
dan wewenangnya adalah melakukan pengaturan, pengawasan dan penindakan
terhadap kegiatan jasa keuangan di bidang perbankan, pasar modal dan industri
keuangan non bank. Dengan demikian BI akan lebih fokus pada kebijakan
makromoneter dan makroprudential.
Otoritas Jasa Keuangan dipimpin oleh sebuah Dewan Komisioner (bersifat
kolegial) yang terdiri dari 9 orang yakni 2 anggota dari ex officio Bank Indonesia dan
Kementerian Keuangan, 3 orang Kepala Eksekutif untuk masing-masing bidang dan
4 orang berasal dari masyarakat. Untuk anggota berasal dari masyarakat diusulkan
oleh Menteri Keuangan kepada Presiden RI untuk selanjutnya ditetapkan dan
dikonfirmasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota Dewan Komisioner tidak
dapat diberhentikan sebelum masa berakhir jabatannya kecuali meninggal dunia,
mengundurkan diri, berhalangan tetap melaksanakan tugas, tidak menjalankan
tugasnya dan hal-hal lainnya.
Gambar 1. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan (2013)
Fungsi Dewan Komisioner adalah menetapkan kebijakan umum mengenai
tugas Otoritas Jasa Keuangan, menetapkan peraturan dan keputuasan Otoritas Jasa
Keuangan dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawasan
yang dilakukan oleh Kepala Eksekutif. Dalam pelaksanaan fungsi ini, Dewan
Komisioner memiliki wewenang dalam menetapkan peraturan pelaksanaan
3
Undang-Undang, menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap para pihak yang menjalankan kegiatan jasa keuangan untuk
melaksanakan atau tidak melaksanakan kegiatan tertentu guna memenuhi peraturan
perundang-undangan, menetapkan struktur organisasi dan infrastrutur dan lainnya.
Otoritas Jasa Keuangan memiliki masing-masing seorang Kepala Eksekutif
yang membidangi perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank. Tugas
masing-masing Kepala Eksekutif adalah memimpin tugas pengawasan di bidang
masing-masing sesuai kewenangan yang dimilikinya.
Otoritas Jasa Keuangan akan melaporkan kegiatan opersional kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dan Presiden RI atas hasil audit Kantor Akuntan Publik
dan/atau Badan Pemeriksa Keuangan RI. Dalam pelaksanaan tugasnya, Otoritas
Jasa Keuangan akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan
dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Gambar 2. Lingkup Tugas dan Kewenangan OJK
Anggaran operasional OJK, secara teknis akan diambil dari iuran pelaku
industri jasa keuangan itu sendiri termasuk iuran profesi keuangan. Sebagian elemen
publik keberatan dengan konsep iuran ini karena menganggap OJK memasuki
wilayah keuangan liberal. Hal ini perlu diwaspadai secara ekstra karena rawan
unsur subjektivitas-politis. Beberapa pelaku jasa keuangan besar (big players) dapat
memanfaatkan konsep iuran anggota ini untuk meningkatkan “daya tawar”nya
terhadap OJK sehingga dapat mengatur kewenangan OJK untuk kepentingan bisnis-
politik mereka.
OJK dalam posisi berhadapan dengan pemain besar maka fungsi dan
kewenangannya berpotensi “dilemahkan”, apalagi jika mereka membentuk kartel
keuangan terutama dari industri perbankan dan pasar modal. Selain itu, intervensi
kepentingan ekonomi-politik dari pejabat-parpol/DPR terhadap OJK diprediksi
akan semakin tinggi. Maka tidaklah mengherankan jika banyak pendapat
menganggap OJK adalah lembaga “super body” yang sangat luas kewenangannya
dengan pengelolaan dana super besar yaitu di atas Rp12.000 triliun. Sebagai
perbandingan, APBN RI 2013 “hanya” sebesar Rp1.600 triliun. Dengan demikian,
maka sistem pengendalian dan pengawasan manajemen OJK dan proses
4
pengambilan keputusan strategiknya harus benar-benar memenuhi unsur-unsur
good corporate governance berstandar tinggi.
Dengan adanya OJK, maka fungsi dan kewenangan pengaturan, pengawasan
dan penindakan dilakukan melalui satu badan tunggal ini yang menaungi semua
pelaku industri keuangan baik perbankan, pasar modal dan industri keuangan non
bank lainnya. Diharapkan dengan terbentuknya OJK maka pengawasan akan lebih
terpadu, efisien, efektif dan tentu saja independen sehingga diharapkan mampu
melindungi kepentingan masyarakat-nasabah baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Jejaring Industri Keuangan
Pelaku industri keuangan, domestik maupun internasional, pada umumnya
memiliki keterkaitan yang sangat erat satu dengan lainnya (correlated), sehingga
berpotensi mengalami efek cotagion atau interdependence, sebagaimana beberapa
krisis ekonomi-keuangan global (meltdown) seperti 1928, 1998 dan 2008 lalu. Istilah
contagion merupakan efek structural break dalam mekanisme linear atas sebuah
financial shock yang terjadi pada suatu negara. Sedangkan interdependensi lebih
dimaknai sebagai pengaruh antar pasar finansial terhadap pasar finansial lainnya
yang saling terkait pada masa normal (Corsetti, Pericoli, Sbacia 2005).
Sumber: www.kontan.co.id (2011)
Gambar 3. Keterkaitan Industri Keuangan Indonesia
5
Contagion merupakan fenomena pasar finansial global yang mengarah pada
financial panics herding yang mengandung efek domino akibat berubahnya
ekspektasi investor di seluruh dunia sehingga menimbulkan kerusakan berat
terhadap likuiditas pasar. Pada umumnya industri keuangan menganut prinsip “too
big too fall”, sehingga pemerintah harus siap melakukan bail out terhadap dampak
krisis industri keuangan di hampir semua negara. Oleh karena itu, OJK harus benar-
benar waspada terhadap efek contagion maupun interdependensi. Untuk meredam
impak negatif krisis khususnya contagion tersebut maka sudah seharusnya OJK
memiliki semacam protokol manajemen krisis berbasis konsep stabilisasi sistem
keuangan nasional. Namun hal tersebut belum kita miliki karena pihak DPR dan
pemerintah tampaknya belum sepakat dengan makna kata “krisis” itu sendiri.
Semua pelaku industri keuangan menempatkan portofolio dananya di
perbankan dan pasar modal. Perbankan menjadi sumber penempatan dana yang
paling aman selain pada surat utang negara (SUN). Dana perusahaan yang tercatat
(emiten) di pasar modal dan dana masyarakat yang ada di sekuritas juga disimpan
di perbankan. Lembaga pembiayaan (multifinance) dan institusi pengadaian
meminjam dana dari perbankan dan mencari modal di pasar modal, untuk
disalurkan kepada masyarakat.
Perusahaan asuransi mengalang dana dari masyarakat (premi) selanjutnya
diinvestasikan melalui berbagai portofolio instrumen keuangan di pasar modal dan
sebagian disimpan di perbankan juga. Sehingga perbankan dan pasar modal menjadi
tempat penyimpanan atau investasi sekaligus sumber pendanaan (modal) bagi
industri keuangan lainnya.
Perbankan juga memiliki investasi pada lembaga keuangan lainnya seperti
perusahaan asuransi, perusahaan pembiayaan, perusahaan dana pensiun atas
simpanan pensiun pegawainya dan juga memiliki Bank Syariah yang menjalankan
usaha pengadaian juga. Keterkaitan antara perbankan dan pasar modal dengan
pelaku industri keuangan lainnya memiliki hubungan yang sangat erat.
Selain itu perbankan juga menawarkan produk investasi lainnya kepada
nasabahnya seperti investasi pada obligasi perusahaan pembiayaan atau pegadaian
yang diurus oleh manager investasi pasar modal dengan dikombinasikan dengan
produk asuransi perlindungan jiwa jangka panjang.
Masalah Internal dan Implikasinya
Ditinjau segi agency theory, Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif OJK
memiliki potensi konflik. Industri yang diawasi merupakan industri yang sangat
terdiversifikasi, sehingga sangat tidak mungkin seorang kepala eksekutif memiliki
pengalaman dan kompetensi di industri lainnya. Dengan kata lain kepala eksekutif
merupakan jabatan spesialis dengan keterampilan profesional khusus. Selain itu,
antara ex-officio Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan juga memiliki
perbedaan pandangan yang mendasar. Sedangkan anggota lainnya, yaitu sebanyak 4
orang juga belum tentu memiliki pengetahuan spesifik dan rinci terhadap semua
industri keuangan yang diawasi.
6
Kepala Eksekutif OJK dengan masing-masing industri keuangan juga
memiliki konflik kepentingan (conflict of interest). Masing-masing kepala eksekutif
tentu akan membela kepentingan masing-masing dalam menjalankan tugasnya.
Egosentrik masing-masing bidang akan mengkristal. Kompleksitas dalam industri
keuangan dan pasar finansial ini mengakibatkan ketidakmampuan seorang memiliki
kemampuan yang mendalam terhadap keseluruhan informasi pada industri lainnya.
Industri keuangan dengan Industri keuangan lainnya juga memiliki potensi
konflik. Masing-masing industri memiliki kepentingan pada industri masing-
masing. Salah contoh permintaan lembaga pembiayaan untuk diperbolehkan
mengambil simpanan langsung dari masyarakat seperti di India. Hal tersebut akan
memiliki kepentingan konflik dengan perbankan.
Perbankan konvensional yang memiliki unit usaha keuangan syariah atau
anak perusahaan Bank Syariah juga akan mengalami konflik dengan perusahaan
Pegadaian. Pada saat ini, banyak Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah juga
menjalankan usaha gadai, sebagaimana dilakukan oleh Pegadaian. Industri
pembiayaan juga menuntut akan premi asuransi kendaraan yang dibayarkan kepada
perusahaan asuransi yang dianggap terlalu mahal akibat ketidakefisiensian
perusahaan asuransi dalam menjalankan investasinya.
Friksi Internal OJK dan Proses Pengambilan Keputusan
Dalam struktur organisasi OJK, sistem dewan komisioner lebih cenderung
menganut sistem pengawasan struktur oganisasi perusahaan di Negara-negara
Commonwealth. Dimana pelaksana juga merupakan bagian daripada pengawasan.
Tiga Kepala Eksekutif menduduki posisi sebagai anggota dewan komisioner dengan
didampingi oleh 4 anggota independen dan 2 anggota Bank Indonesia/Kementerian
Keuangan.
Proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada keputusan suara
terbanyak, dimana keputusan bisa diambil tanpa wajib mendapatkan dukungan dari
kepala eksekutif sebagai pengawas yang paling bertanggungjawab pada industri
tertentu. Dengan perangkapan jabatan ini, juga menimbulkan potensi isu dalam
kecepatan pengambilan keputusan sebagai antisipasi terhadap sebuah krisis yang
memungkin terjadi, terutama jika keputusan tersebut berpotensi merugikan salah
satu industri. Dalam hal ini OJK seharusnya berusaha menerapkan sistem
manajemen isu dan krisis yang lebih berimbang agar diperoleh win-win solution bagi
semua industri.
Dilihat dari segi kompleksitas dan struktur bisnis, OJK bisa disamakan
dengan sebuah lembaga keuangan universal yang memiliki unit usaha di bidang
perbankan, asuransi, sekuritas, manajer investasi, pembiayaan, pegadaian, dan
lainnya. Beberapa pertanyaan yang terus membayangi adalah: “Apakah
memungkinkan jika lembaga sebesar dan sepenting itu, pengambilan keputusannya
bisa diambil melalui suara terbanyak?” dan “bagaimana jika ada yang tidak setuju,
apakah dia harus ikut bertanggungjawab?”
---000---

More Related Content

What's hot

Bank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainBank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainWaffle Setiawan
 
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaAnalisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaDwiKuncahyati
 
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - Kebanksentralan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - KebanksentralanStabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - Kebanksentralan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - KebanksentralanAnita Regita Kusumaningrum
 
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1Alvin Setiawan
 
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...Andri_Ferdians
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangansafrial
 
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaPeran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaamirawulandari
 
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaModul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya9elevenStarUnila
 
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikro
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan MikroSosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikro
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikrorisaraihan
 
Lembaga keuangan bank
Lembaga keuangan bankLembaga keuangan bank
Lembaga keuangan bankDwi Anita
 
Peran bank sentral dan umum
Peran bank sentral dan umumPeran bank sentral dan umum
Peran bank sentral dan umumkawidian_putri
 
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...Alamsyah Al
 

What's hot (17)

Bank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lainBank dan lembaga keuangan lain
Bank dan lembaga keuangan lain
 
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaAnalisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
 
F055257936
F055257936F055257936
F055257936
 
Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan BankLembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Bank
 
Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17
 
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - Kebanksentralan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - KebanksentralanStabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - Kebanksentralan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Jepang - Kebanksentralan
 
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
 
Modul 4 KB 4
Modul 4 KB 4Modul 4 KB 4
Modul 4 KB 4
 
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
 
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaPeran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
 
Modul 4 KB 2
Modul 4 KB 2Modul 4 KB 2
Modul 4 KB 2
 
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaModul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
 
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikro
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan MikroSosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikro
Sosialisasi OJK - Lembaga Keuangan Mikro
 
Lembaga keuangan bank
Lembaga keuangan bankLembaga keuangan bank
Lembaga keuangan bank
 
Peran bank sentral dan umum
Peran bank sentral dan umumPeran bank sentral dan umum
Peran bank sentral dan umum
 
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...
 

Similar to Corporate Governance & Potensi Konflik OJK

Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxageefonzi1
 
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docxUthyaSamara
 
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...https://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Kasmadi Rais
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkRisa Martia
 
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...https://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganFahma Fahmita
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangannhazareth
 
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxPertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxreynatarevaaulia61
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikroirawan d soedradjat
 
BENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxBENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxalnesti
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganmusica stani
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...Febi Nofita Sari
 

Similar to Corporate Governance & Potensi Konflik OJK (20)

makalah ojk
makalah ojkmakalah ojk
makalah ojk
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
 
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
 
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk damayanti harianan...
 
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojkKompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
 
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
 
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpananDamayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
Damayanti Harian Analisa untung ada lembaga penjamin simpanan
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojk
 
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
 
A
AA
A
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
OJK
OJKOJK
OJK
 
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptxPertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
Pertemuan-4-OTORITAS-JASA-KEUANGAN-DAN-LEMBAGA-PENJAMIN-SIMPANAN.pptx
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
 
Tugas 3
Tugas 3Tugas 3
Tugas 3
 
BENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxBENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docx
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Ethics and Business: Concept and Theory...
 
Bank
BankBank
Bank
 

More from Perdana Wahyu Santosa

More from Perdana Wahyu Santosa (12)

2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
 
Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017
 
Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)
 
Key Financials Performance Independent versus Integrated: Empirical Evidence ...
Key Financials Performance Independent versus Integrated: Empirical Evidence ...Key Financials Performance Independent versus Integrated: Empirical Evidence ...
Key Financials Performance Independent versus Integrated: Empirical Evidence ...
 
Principles of Corporate Finance Slides-Brealey Myers 6e
Principles of Corporate Finance Slides-Brealey Myers 6ePrinciples of Corporate Finance Slides-Brealey Myers 6e
Principles of Corporate Finance Slides-Brealey Myers 6e
 
Geospatial dan Investasi
Geospatial dan InvestasiGeospatial dan Investasi
Geospatial dan Investasi
 
The Indonesia Government Yield Curve (paper)
The Indonesia Government Yield Curve (paper)The Indonesia Government Yield Curve (paper)
The Indonesia Government Yield Curve (paper)
 
Why work-in-a-bank
Why work-in-a-bankWhy work-in-a-bank
Why work-in-a-bank
 
Kebanksentralan
Kebanksentralan  Kebanksentralan
Kebanksentralan
 
Analisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerahAnalisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerah
 
Proposal Riset Akuntansi 2011
Proposal Riset Akuntansi 2011Proposal Riset Akuntansi 2011
Proposal Riset Akuntansi 2011
 
Analisis Fundamental PT Antam, Tbk
Analisis Fundamental PT Antam, TbkAnalisis Fundamental PT Antam, Tbk
Analisis Fundamental PT Antam, Tbk
 

Recently uploaded

Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 

Recently uploaded (20)

Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 

Corporate Governance & Potensi Konflik OJK

  • 1. 1 Corporate Governance dan Potensi Konflik Internal Otoritas Jasa Keuangan PERDANA WAHYU SANTOSA Program Magister Manajemen Universitas YARSI Komisaris PT Kertas Padalarang (Peruri Group) SUWINTO JOHAN Presiden Direktur PT TIFA Finance, Tbk embentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dilandasi motivasi yang baik yaitu untuk memperbaiki kualitas pengaturan, pengawasan dan penindakan terhadap perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank (INKB). Sebelumnya fungsi-fungsi tersebut dipegang oleh bank sentral BI dan Bapepam-LK Kemenkeu yang kerap bermasalah, baik secara teknis maupun substansial. Sejauh ini tercatat, bahwa kolapsnya puluhan bank akibat krisis moneter 1998 berikut dana penalangan BLBI yang koruptif sehingga merugikan keuangan negara hingga kini. Selain itu, beberapa kasus terbaru seperti skandal Bank Century dan bangkrutnya Bank IFI semakin menunjukkan kelemahan pengawasan BI. Beberapa kasus di pasar modal juga kerap terjadi yang merugikan nasabah dan negara seperti yang terbaru adalah Sarijaya Securities dan lainnya. Beberapa kasus juga terjadi pada unit usaha keuangan syariah seperti bobolnya Bank Syariah Mandiri dan investasi bodong Golden Trader Investasi Syariah (GTIS). Pengalaman empirik masa lalu menunjukkan, misalnya kasus PT. Antaboga Delta Sekuritas, yang produknya diam-diam dipasarkan oleh Bank Century yang memicu skandal politik itu. Hakikatnya, produk Antaboga tersebut merupakan instrumen pasar modal namun baik BI maupun Bapepam-LK tidak mengetahuinya “pelanggaran” tersebut. Hingga akhirnya kasus tersebut menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan politik yang serius dan menguras dana, konsentrasi dan tenaga secara sia-sia. Kasus-kaus kejahatan finansial tersebut menunjukkan kepada publik bahwa selain pengawasan yang lemah dan koruptif dari BI dan Bapepam-LK, juga tidak adanya koordinasi yang baik antara dua lembaga tersebut selama ini. Sistem Pengendalian Otoritas Jasa Keuangan UU OJK disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 27 Oktober 2011, setelah mengalami penundaan selama beberapa bulan. Sepanjang penyusunan dan pengesahan UU OJK selalu mendapat resistensi yang kuat dari BI. Hal itu dapat dipahami karena BI akan khawatir kehilangan kewenangan melakukan pengawasan perbankan dari sisi mikroprudensial. Amanat Undang-Undang OJK bertujuan untuk P
  • 2. 2 membentuk sebuah lembaga independen dan transparan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, bebas dari intervensi pihak lain baik bisnis mupun politik. Tugas dan wewenangnya adalah melakukan pengaturan, pengawasan dan penindakan terhadap kegiatan jasa keuangan di bidang perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank. Dengan demikian BI akan lebih fokus pada kebijakan makromoneter dan makroprudential. Otoritas Jasa Keuangan dipimpin oleh sebuah Dewan Komisioner (bersifat kolegial) yang terdiri dari 9 orang yakni 2 anggota dari ex officio Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, 3 orang Kepala Eksekutif untuk masing-masing bidang dan 4 orang berasal dari masyarakat. Untuk anggota berasal dari masyarakat diusulkan oleh Menteri Keuangan kepada Presiden RI untuk selanjutnya ditetapkan dan dikonfirmasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota Dewan Komisioner tidak dapat diberhentikan sebelum masa berakhir jabatannya kecuali meninggal dunia, mengundurkan diri, berhalangan tetap melaksanakan tugas, tidak menjalankan tugasnya dan hal-hal lainnya. Gambar 1. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan (2013) Fungsi Dewan Komisioner adalah menetapkan kebijakan umum mengenai tugas Otoritas Jasa Keuangan, menetapkan peraturan dan keputuasan Otoritas Jasa Keuangan dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Eksekutif. Dalam pelaksanaan fungsi ini, Dewan Komisioner memiliki wewenang dalam menetapkan peraturan pelaksanaan
  • 3. 3 Undang-Undang, menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap para pihak yang menjalankan kegiatan jasa keuangan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan kegiatan tertentu guna memenuhi peraturan perundang-undangan, menetapkan struktur organisasi dan infrastrutur dan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan memiliki masing-masing seorang Kepala Eksekutif yang membidangi perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank. Tugas masing-masing Kepala Eksekutif adalah memimpin tugas pengawasan di bidang masing-masing sesuai kewenangan yang dimilikinya. Otoritas Jasa Keuangan akan melaporkan kegiatan opersional kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden RI atas hasil audit Kantor Akuntan Publik dan/atau Badan Pemeriksa Keuangan RI. Dalam pelaksanaan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Gambar 2. Lingkup Tugas dan Kewenangan OJK Anggaran operasional OJK, secara teknis akan diambil dari iuran pelaku industri jasa keuangan itu sendiri termasuk iuran profesi keuangan. Sebagian elemen publik keberatan dengan konsep iuran ini karena menganggap OJK memasuki wilayah keuangan liberal. Hal ini perlu diwaspadai secara ekstra karena rawan unsur subjektivitas-politis. Beberapa pelaku jasa keuangan besar (big players) dapat memanfaatkan konsep iuran anggota ini untuk meningkatkan “daya tawar”nya terhadap OJK sehingga dapat mengatur kewenangan OJK untuk kepentingan bisnis- politik mereka. OJK dalam posisi berhadapan dengan pemain besar maka fungsi dan kewenangannya berpotensi “dilemahkan”, apalagi jika mereka membentuk kartel keuangan terutama dari industri perbankan dan pasar modal. Selain itu, intervensi kepentingan ekonomi-politik dari pejabat-parpol/DPR terhadap OJK diprediksi akan semakin tinggi. Maka tidaklah mengherankan jika banyak pendapat menganggap OJK adalah lembaga “super body” yang sangat luas kewenangannya dengan pengelolaan dana super besar yaitu di atas Rp12.000 triliun. Sebagai perbandingan, APBN RI 2013 “hanya” sebesar Rp1.600 triliun. Dengan demikian, maka sistem pengendalian dan pengawasan manajemen OJK dan proses
  • 4. 4 pengambilan keputusan strategiknya harus benar-benar memenuhi unsur-unsur good corporate governance berstandar tinggi. Dengan adanya OJK, maka fungsi dan kewenangan pengaturan, pengawasan dan penindakan dilakukan melalui satu badan tunggal ini yang menaungi semua pelaku industri keuangan baik perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank lainnya. Diharapkan dengan terbentuknya OJK maka pengawasan akan lebih terpadu, efisien, efektif dan tentu saja independen sehingga diharapkan mampu melindungi kepentingan masyarakat-nasabah baik secara langsung maupun tidak langsung. Jejaring Industri Keuangan Pelaku industri keuangan, domestik maupun internasional, pada umumnya memiliki keterkaitan yang sangat erat satu dengan lainnya (correlated), sehingga berpotensi mengalami efek cotagion atau interdependence, sebagaimana beberapa krisis ekonomi-keuangan global (meltdown) seperti 1928, 1998 dan 2008 lalu. Istilah contagion merupakan efek structural break dalam mekanisme linear atas sebuah financial shock yang terjadi pada suatu negara. Sedangkan interdependensi lebih dimaknai sebagai pengaruh antar pasar finansial terhadap pasar finansial lainnya yang saling terkait pada masa normal (Corsetti, Pericoli, Sbacia 2005). Sumber: www.kontan.co.id (2011) Gambar 3. Keterkaitan Industri Keuangan Indonesia
  • 5. 5 Contagion merupakan fenomena pasar finansial global yang mengarah pada financial panics herding yang mengandung efek domino akibat berubahnya ekspektasi investor di seluruh dunia sehingga menimbulkan kerusakan berat terhadap likuiditas pasar. Pada umumnya industri keuangan menganut prinsip “too big too fall”, sehingga pemerintah harus siap melakukan bail out terhadap dampak krisis industri keuangan di hampir semua negara. Oleh karena itu, OJK harus benar- benar waspada terhadap efek contagion maupun interdependensi. Untuk meredam impak negatif krisis khususnya contagion tersebut maka sudah seharusnya OJK memiliki semacam protokol manajemen krisis berbasis konsep stabilisasi sistem keuangan nasional. Namun hal tersebut belum kita miliki karena pihak DPR dan pemerintah tampaknya belum sepakat dengan makna kata “krisis” itu sendiri. Semua pelaku industri keuangan menempatkan portofolio dananya di perbankan dan pasar modal. Perbankan menjadi sumber penempatan dana yang paling aman selain pada surat utang negara (SUN). Dana perusahaan yang tercatat (emiten) di pasar modal dan dana masyarakat yang ada di sekuritas juga disimpan di perbankan. Lembaga pembiayaan (multifinance) dan institusi pengadaian meminjam dana dari perbankan dan mencari modal di pasar modal, untuk disalurkan kepada masyarakat. Perusahaan asuransi mengalang dana dari masyarakat (premi) selanjutnya diinvestasikan melalui berbagai portofolio instrumen keuangan di pasar modal dan sebagian disimpan di perbankan juga. Sehingga perbankan dan pasar modal menjadi tempat penyimpanan atau investasi sekaligus sumber pendanaan (modal) bagi industri keuangan lainnya. Perbankan juga memiliki investasi pada lembaga keuangan lainnya seperti perusahaan asuransi, perusahaan pembiayaan, perusahaan dana pensiun atas simpanan pensiun pegawainya dan juga memiliki Bank Syariah yang menjalankan usaha pengadaian juga. Keterkaitan antara perbankan dan pasar modal dengan pelaku industri keuangan lainnya memiliki hubungan yang sangat erat. Selain itu perbankan juga menawarkan produk investasi lainnya kepada nasabahnya seperti investasi pada obligasi perusahaan pembiayaan atau pegadaian yang diurus oleh manager investasi pasar modal dengan dikombinasikan dengan produk asuransi perlindungan jiwa jangka panjang. Masalah Internal dan Implikasinya Ditinjau segi agency theory, Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif OJK memiliki potensi konflik. Industri yang diawasi merupakan industri yang sangat terdiversifikasi, sehingga sangat tidak mungkin seorang kepala eksekutif memiliki pengalaman dan kompetensi di industri lainnya. Dengan kata lain kepala eksekutif merupakan jabatan spesialis dengan keterampilan profesional khusus. Selain itu, antara ex-officio Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan juga memiliki perbedaan pandangan yang mendasar. Sedangkan anggota lainnya, yaitu sebanyak 4 orang juga belum tentu memiliki pengetahuan spesifik dan rinci terhadap semua industri keuangan yang diawasi.
  • 6. 6 Kepala Eksekutif OJK dengan masing-masing industri keuangan juga memiliki konflik kepentingan (conflict of interest). Masing-masing kepala eksekutif tentu akan membela kepentingan masing-masing dalam menjalankan tugasnya. Egosentrik masing-masing bidang akan mengkristal. Kompleksitas dalam industri keuangan dan pasar finansial ini mengakibatkan ketidakmampuan seorang memiliki kemampuan yang mendalam terhadap keseluruhan informasi pada industri lainnya. Industri keuangan dengan Industri keuangan lainnya juga memiliki potensi konflik. Masing-masing industri memiliki kepentingan pada industri masing- masing. Salah contoh permintaan lembaga pembiayaan untuk diperbolehkan mengambil simpanan langsung dari masyarakat seperti di India. Hal tersebut akan memiliki kepentingan konflik dengan perbankan. Perbankan konvensional yang memiliki unit usaha keuangan syariah atau anak perusahaan Bank Syariah juga akan mengalami konflik dengan perusahaan Pegadaian. Pada saat ini, banyak Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah juga menjalankan usaha gadai, sebagaimana dilakukan oleh Pegadaian. Industri pembiayaan juga menuntut akan premi asuransi kendaraan yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi yang dianggap terlalu mahal akibat ketidakefisiensian perusahaan asuransi dalam menjalankan investasinya. Friksi Internal OJK dan Proses Pengambilan Keputusan Dalam struktur organisasi OJK, sistem dewan komisioner lebih cenderung menganut sistem pengawasan struktur oganisasi perusahaan di Negara-negara Commonwealth. Dimana pelaksana juga merupakan bagian daripada pengawasan. Tiga Kepala Eksekutif menduduki posisi sebagai anggota dewan komisioner dengan didampingi oleh 4 anggota independen dan 2 anggota Bank Indonesia/Kementerian Keuangan. Proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada keputusan suara terbanyak, dimana keputusan bisa diambil tanpa wajib mendapatkan dukungan dari kepala eksekutif sebagai pengawas yang paling bertanggungjawab pada industri tertentu. Dengan perangkapan jabatan ini, juga menimbulkan potensi isu dalam kecepatan pengambilan keputusan sebagai antisipasi terhadap sebuah krisis yang memungkin terjadi, terutama jika keputusan tersebut berpotensi merugikan salah satu industri. Dalam hal ini OJK seharusnya berusaha menerapkan sistem manajemen isu dan krisis yang lebih berimbang agar diperoleh win-win solution bagi semua industri. Dilihat dari segi kompleksitas dan struktur bisnis, OJK bisa disamakan dengan sebuah lembaga keuangan universal yang memiliki unit usaha di bidang perbankan, asuransi, sekuritas, manajer investasi, pembiayaan, pegadaian, dan lainnya. Beberapa pertanyaan yang terus membayangi adalah: “Apakah memungkinkan jika lembaga sebesar dan sepenting itu, pengambilan keputusannya bisa diambil melalui suara terbanyak?” dan “bagaimana jika ada yang tidak setuju, apakah dia harus ikut bertanggungjawab?” ---000---