1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu wilayah, baik negara, partai politik, ormawa, Lembaga
Swadaya Masyarakat maupun organisasi lainnya sewajarnya memiliki
pemimpin guna mencapai tujuan serta meningkatkan kinerja para
anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus
dapat mengelola dan mengerahkan segala unsur yang ada dengan sebaik-
baiknya.
Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi yang berpegang teguh
pada pancasila, sudah sepatutnya mengaplikasikan nilai-nilai pancasila
dalam semua unsur kehidupan, salah satunya dalam hal kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam pancasila adalah kepemimpinan yang mengantarkan
masyarakat pada kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian kepemimpinan menurut Pancasila ?
b. Apa saja kriteria pemimpin yang ideal ditinjau dalam konsepsi
pancasila ?
c. Bagaimana sistem pemilihan pemimpin dalam konsepsi pancasila ?
2. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
a. Memahami arti kepemimpinan menurut pancasila
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemimpin yang
ideal
c. Mengetahui sistem pemilihan pemimpin dalam konsepsi
pancasila
1.3.2 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Mampu memahami pengertian kepemimpinan menurut
konsepsi pancasila
Mampu mengindentifikasikan criteria pemimpin menurut
konsepsi pancasila
Mampu mengidentifikasi system pemilihan pemimpin
menurut konsepsi pancasila
Meningkatkan pengembangan ilmu penegetahuan
khususnya pemahaman tentang kepemimpinan pancasila
b. Manfaat Praktik
Memahami nilai – nilai pancasila dalam kepemimpinan
Mengaplikasikan nilai – nilai pancasila dalam
kepemimpinan
Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang
pemimpin yang ideal menurut konsepsi pancasila
Meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam memilih
seorang pemimpin
Meningkatkan rasa partisipasi masyarakat dalam pemilu
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Pancasila
Pemimpin dapat didefinisikan sebagai orang yang mendapat amanah,
bertugas dan berkewajiban memimpin orang lain ( organisasi ) serta
memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur
orang lain. Pemimpin mempunyai peran yang sangat penting di sebuah
organisasi. Dilihat dari perannya yang sangat penting, seorang pemimpin
diwajibkan dapat membawa organisasi yang dipimpinnya ke arah yang
lebih baik guna mencapai tujuan bersama.
Seorang pemimpin tidak akan berarti jika ia mampu menjadi pemimpin
yang berprestasi untuk dirinya namun tidak berhasil menumbuhkan serta
mengembangkakn potensi orang/ organisasi yang dipimpinnya. Bagi suatu
organisasi apapun yang ingin maju dan berkembang dalam bidangnya,
maka kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan dengan tujuan :
Menghindari keputusan yang menguntungkan sebelah pihak, sehingga
dapat diputuskan lebih terarah.
Menghindari pengambilan keputusan yang tergesa – gesa.
Memanfaatkan tenaga kerja maupun sumber daya lain yang ada
dengan baik dan bijaksana.
Menurut pancasila, pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang hikmat dan
bijaksana, yaitu pemimpin yang senantiasa mengetahui, memahami, serta
mengaplikasikan nilai – nilai kebenaran Tuhan dan akal rasio. Seorang
pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang menunutun, mendorong,
dan membimbing asuhannya oleh karena itu, seorang memimpin dalam
4. 4
menjalankan tugas kepemimpinannya harus berpegang teguh pada asas
berikut ini :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : pemimpin harus dapat menjadikan dirinya
sebagi teladan bagi orang yang dipimpinnya, baik dalam sifat maupun
perbuatannya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus dapat memberi semangat
berkarya dan berkreasi pada orang – orang yang dipimpinnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimppin harus dapat mendorong orang –
orang yang dipimpinnya berani bertindak dan bertanggung jawab.
Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk
kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai-nilai dan
norma-norma pancasila. Kepemimpinan Pancasila harus mampu
memanfaatkan semua sumber daya baik pada masyarakat maupun
lingkungan yang berjiwa sila – sila Pancasila dengan baik dan bijaksana
guna mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan Pancasila merupakan
kepemimpinan yang universal sehingga menonjolkan dua unsure yaitu
rasionalitas dan semangat kekeluargaan.
Jadi ada tiga sumber pokok Kepemimpinan Pancasila, yaitu :
Pancasila, UUD 1945, dan GBHN
Nilai-nilai kepemimpinan universal
Nilai-nilai spiritual nenek moyang
II.2 Kriteria Pemimpin Yang Ideal Ditinjau Dalam Konsepsi Pancasila
Untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin
harus dapat mengelola dan mengarahkan semua elemen yang ada di
dalamnya dengan baik dan teratur. Seorang pemimpin harus dapat bekerja
sama secara harmonis dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang
5. 5
baik mampun melayani orang yang dipimpinnya lebih baik dari pelayanan
yang diberikan mereka. Untuk itu dibutuhkan penerapan manajemen yang
baik.
Dalam suatu pemilihan pemimpin, masyarakat terkadang hanya memilih
sesuai hati mereka, atau biasanya hanya kandidat-kandidat yang bisa
menjajikan kesejahteraan maupun janji lain yang membuat masyarakat
tergiur. Padahal Pemimpin yang baik, seharusnya adalah pemimpin yang
ideal sesuai dengan kriteria jika ditinjau dari konsepsi Pancasila.
Beberapa standard kriteria menurut Pancasila yaitu :
1. Jujur
2. Dapat dipercaya
3. Komunikatif
4. Cerdas
Berikut ini beberapa criteria lain pemimpin yang ideal menurut konsepsi
Pancasila :
1. Low Profile.
Kriteria awal yang harus dimiliki seorang pemimpin yang arif dan
bijaksana adalah belajar untuk hidup sederhana dan tidak angkuh
akan jabatannya. Karena dengan kerendahan hati tersebut pemimpin
sadar dan selalu ingat bahwa jabatan yang diemban adalah suara
rakyat yang harus dijalankan dengan sebaik mungkin dan bekerja
secara maksimal serta memetingkan kepentingan bersama guna
terealisasikannya tujuan bersama
2. Tegas
Tegas berarti tidak ragu – ragu dalam mengambil keputusan namun
dengan pertimbangan yang matang antara kelebihan dan
kekurangannya. Pemimpin yang tegas akan menjadi panutan yang
6. 6
mampu mengambil keputusan terbaik bagi orang / organisasi yang
dipimpinnya.
3. Jujur.
Kriteria ini mungkin menjadi dambaan pemimpin bagi organisasi
yang ingin sejahtera. Pemimpin yang jujur tidak akan menutupi
kesalahannya. Pemimpin yang jujur akan berkata sesuai dengan
kondisi yang ada, meskipun hal tersebut dapat mengecewakan orang
/ organisasi yang dipimpinnya, tapi setidaknya telah berkata jujur tak
ada kebohongan.
4. Kreatif
Pemimpin yang kratif tak akan kehilangan akal dalam memberi
solusi atas permasalahan yang ada. Pemimpin yang kreatif juga akan
membawa keuntungan tersendiri karena dapat memaksimalkan
segala sumber yang ada menjadi sebuah manfaat yang besar. Oleh
karena itu, pemimpin yang kreatif akan disukai orang / organisasi
yang dipimpinnya
5. Berani
Berani mempunyai arti yang sangat luas dalam banyak aspek.
Namun dalam kriteria pemimpin yang ideal ini, berani mempunyai
arti berani membela yang benar meski aka nada permasalahan yang
akan dihadapi, namun ia tidak takut selama ia benar. Berani disini
juga berarti berani melakukan terobosan maupun hal – hal baru lain
yang berguna.
6. Tanggung Jawab
Tanggung jawab akan menjadi momok yang sangat penting jika
telah menyangkut hajat orang banyak. Untuk itu, seorang pemimpin
harus bertanggung jawab atas semua ucapan dan perbuatannya.
7. 7
Pemimpin yang baik tak hanya pandai bicara, tak hanya pandai
mengumbar janji kan tetapi mampu merealisasikan apa yang telah
diucapkannya. Karena janji tak akan berarti tanpa adanya tanggung
jawab. Salah satu penyebab hilangnya kepercayaan pada pemimpin
adalah tidak adanya rasa tanggung jawab dari pemimpin itu sendiri.
7. Pantang Menyerah
Jika ada pamimpin yang cepat menyerah jika dihantam kegagalan
bertubi – tubi, mungkin akan banyak orang yang mempertimbangkan
kelayakannya. Seorang pemimpin sejatinya harus siap bergerak
seburuk apapun keadaannya. Pemimpin harus tahan banting terhadap
semua permasalahan, pantang menyerah, memunculkan ide – ide
kreatif serta bekerja sama yang baik dengan anggotanya guna
menuju keadaan yang lebih baik.
8. Positive Thinking
Bayangkan jika ada pemimpin yang selalu curiga dan tak mudah
percaya pada anggotanya. Mungkin pemimpin tersenbut akan
kesulitan karena harus mengerjakan semua tugas seorang diri karena
takut pekerjaan tersebut menuahkan hasil yang tak sesuai harapan
jika dikerjakan oleh orang lain ( anggota ). Seharusnya pemimpin
bisa percaya pada anggotanya, menyerahkan pekerjaan kepadanya
dan ia cukup memberi dukungan yang positif serta memberi arahan
maupun solusi jika dibutuhkan, namun ia juga harus selalu
mengontrol keadaan para anggotanya.
9. Bijaksana
Pemimpin yang bijaksana tentu tidak mau stagnan dalam
pengetahuannya. Ia akan terus belajar dari pengalaman dan kejadian
– kejadian yang ada di sekitarnya untuk mengatasi masalah yang
terjadi dan untuk meningkatkan kesejahtareaan anggotanya.
8. 8
Oleh karena itu, belajar sangat penting bagi seorang pemimpin
karena belajar tidak akan pernah ada habisnya.
10. Adil
Memang, adil merupakan salah satu sifat manusia yang sulit sekali
untuk diaplikasikan. Pandangan setiap orang tentang adil berbeda –
beda. Mungkin saja sebuah keputusan bagi si A adil untuk dirinya,
namun bisa saja si B menanggapi berbeda. Ia merasa keputusan
tersebut tak adil untuk dirinya. Disinilah seorang pemimpin
bertindak. Ia diperlukan sebagai mediasi dan pencari kebenaran
untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan permasalahan
yang lain.
11. Komitmen
Tidak ada yang mampu menggerakkan seseorang jika tidak adannya
komitmen dalam dirinya untuk bergerak lebih baik. Dengan
berjalannya waktu, komitmen yang tertanam dalam jiwa seorang
pemimpin akan memotivasi dirinya untuk terus bersemangat dalan
kesehariannya. Dan secara tidak langsung hal tersebut akan
berdampak positif bagi orang – orang disekelilinnya. Mereka akan
ikut bersemangat dan tidak loyo karena mendapat suntikan semangat
dari pemimpinnya sendiri.
12. Visi yang Jelas
Visi yang jelas merupakan hal terpenting dalam suatu organisasi.
Sebuah organisasi akan kehilangan arah dan tujuan serta bertindak
semaunya jika ia dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak
memiliki visi yang jelas. Untuk itu, pemimpin seharusnya
mempunyai target yang ingin dicapai, tentunya untuk
mensejahterakan para anggotanya. Visi yang jelas akan membuat
9. 9
pemimpin dan anggota tahu jalan yang benar ataupun salah dalam
mewujudkan visi yang dicapai.
Selain beberapa kriteria yang telah dijaskan di depan, seorang pemimpin
yang ideal juga harus mempunyai jiwa nasionalis, semangat gotong
royong dan kekeluargaan, berasas kebersamaan dan kesatuan, mampu
mensejahterakan anggota, serta senantiasa berpedoman pada nilai – nilai
pancasila.
II.3 Sistem Pemilihan Pemimpin Dalam Konsepsi Pancasilaa
Pada masa sekarang ini, hampir semua negara di dunia menggunakan
demokrasi tidak langsung atau domokrasi perwakilan. Hal ini berarti
kekuasaan rakyat diwakili oleh Badan Perwakilan Rakyat. Di Indonesia
salah satu cara untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat adalah melalui
Pemilihan Umum (Pemilu), karena pemilu merupakan salah satu contoh
cara pemilihan seorang pemimpin yang berdasarkan nilai pancasila.
Menurut UU No. 3 Tahun 1999 Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Sementara itu, tujuan pemilu di Indonesia adalah untuk
memilih seorang pemimpin, dalam hal ini adalah para wakil rakyat yang
duduk di kursi DPR, DPRD I dan DPRD II.
Pada masa sekarang, system dan peraturan dalam pemilu direvisi yang
diharapkan pemilu bisa berjalan lebih baik dan rakyat pun tidak merasa
kecewa atas pilihannya karena calon yang diajukan dalam pemilu sangat
banyak sehingga rakyat bisa memilih wakil / pemimpin yang
diinginkannya. Sehingga kebebasan hak asasi manusia lebih diperhatikan.
Pada pemilu yang telah berlangsung sampai sekarang ini, mungkin sudah
bagus. Akan tetapi pada pelaksanaanya masih ada sedikit kejanggalan –
kejanggalan yang terjadi di lapangan. Beberapa contoh diantaranya yakni
10. 10
maraknya system suap menyuap untuk memilih calon wakil raykat,
pemanipulasian surat suara, banyaknya parpol yang menyalahi aturan
dalam berkampanye, ditambah kinerja KPU yang tidak cekatan dalam
menanggapi pelanggaran yang terjadi.
Pelaksanaan pemilu di Indonesia mungkin masih belum sesuai dengan
nilai luhur pancasila tetapi dari system dan peraturan tentang pemilu
mungkin mendekati dengan nilai – nilai pancasila. Sehingga diharapkan
dengan system peraturan pemilu yang berdasarkan pancasila, pemilu dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan asas luber jurdil.
Berikut ini beberapa nilai moral pancasila sebagai sumber kepemimpinan :
1. Sila pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa
Iman dan Takwa
Saling menghormati
Kebebasan ibadah
2. Sila Kedua – Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Hak – hak dan kewajiban azasi
Toleransi dan kemanusiaan
Kerja sama
3. Sila Ketiga – Persatuan Indonesia
Patriotisme dan Nasionalisme
Persatuan dan Kesatuan
Bhineka Tunggal Ika
4. Sila Keempat – Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Musyawarah mufakat
Melaksanakan putusan
11. 11
5. Sila Kelima – Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Gotong royong
Familier
Damai
Macam – Macam Hak Pilih
Hak untuk ikut serta dalam pemilu disebut hak pilih, hak pilih terdiri atas :
Hak pilih aktif, yaitu hak untuk memilih wakilnya di DPR
Hak pilih pasif, yaitu hak untuk dipilih menjadi anggota DPR
Syarat – Syarat Pemilih
Beberapa persyaratn untuk menjadi pemilih dalam pemilu :
Pada waktu pendaftaran, pemilih sudah genap 17 tahun atau sudah
kawin
Terdaftar sebagai pemilih
Tidak terganggu jiwanya / ingatannya
Tidak sedang menjalani hukuman pidana kurungan yang diancam
hukuman 5 tahun atau lebih
Tidak sedang dicabut hak pilihannya berdasarkan keputusan
pengadilan
Syarat – Syarat Dipilih
Beberapa persyarat yang wajib dipenuhi jika menjadi kandidat dalam
pemilu :
Warga Negara RI berusia minimal 21 tahun dan bertakwa kepada
Tuhan YME
Dapat berbahasa Indonesia, mampu menulis dan membaca dengan
baik, berpendidikan minimal SMA atau sederajat, serta
berpengalaman di bidang kemasyarrakatan.
12. 12
Setia pada Pancasila dan UUD 1945
Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi
massanya atas organisasi terlarang lainnya
Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
Terdaftar dalam daftar calon
Bertempat tinggal dalam wilayah RI yang dibuktikan dengan KTP
atau keterangan dari lurah setempat.
Asas Pemilihan Umum
Asas yang dianut dalam pemilihan umum di Indonesia adalah sbb :
Langsung
Artinya rakyat yang telah memenuhi persyatan memilih berhak
secara langsung berpartisipasi memberikan suaranya menuruti hati
nuraninya tanpa perantara
Umum
Artinya pemilihan itu berlaku menyeluruh bagi setiap warga negara
Indonesia yang telah memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di
atas.
Bebas
Artinya tiap warga negara bebas menggunakan hak pilihnya untuk
memilih tanda gambar yang dikehendakinya tanpa ada pengaruh,
tekanan, ataupun paksaan dari pihak manapun.
Rahasia
Artinya para pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui
oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun tentang apa dan/atau
siapa yang dipilih.
Jujur
Artinya dalam penyelenggaran pemilu, penyelenggara/pelaksana,
pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas dan
pemantau pemilu termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat
13. 13
secara tidak langsung harus bersikap dan bertindak jujur, sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Adil
Artinya dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan partai
peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari
kecurangan pihak manapun.
14. 14
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang hikmat dan bijaksana,
yaitu pemimpin yang senantiasa mengetahui, memahami, serta
mengaplikasikan nilai – nilai kebenaran Tuhan dan akal rasio.
Seorang pemimpin diharuskan selalu melayani bawahannya sendiri
lebih baik dari bawahannya tersebut melayani dia. Pemimpin yang
baik dan ideal selalu memadukan kebutuhan dari bawahannya
dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhannya.
Beberapa standard kriteria seorang pemimpin menurut Pancasila
yaitu : jujur, dapat dipercaya, komunikatif, dan cerdas
2. Saran
Seorang pemimpin, apabila dirinya sudah terpilih dan diberi
amanat hendaknya melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya dengan baik. Seseorang sudah berani mencalonkan
untuk menjadi seorang pemimpin berarti harus bisa bertanggung
jawab terutama kepada diri-sendiri dan masyarakat yang
dipimpinnya, tidak hanya sekadar membuat janji-janji.
Sebagai warga masyarakat, tentunya kita harus bisa menilai dan
menentukan seseorang yang akan kita percayai sebagai pemimpin.
Dalam menentukan pilihan tidak hanya melihat karena mereka
banyak memberikan janji yang baik-baik, tetapi setidaknya kita
bisa melihat kenyataannya bagaimana jiwa kepemimpinannya dan
rasa tanggung jawabnya dalam kehidupan nyata/sehari-hari.