1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep manusia menurut Islam, termasuk definisi, sifat, dan tujuan penciptaan manusia. 2. Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, yang bertugas memelihara dan memakmurkan alam sekitar. 3. Tujuan hidup manusia adalah untuk menjalankan ibadah kepada Allah dan mencapai kebahagiaan sejati baik di dunia maupun akhirat yaitu falah.
5. Butuh makan, minum, bernafas
Butuh melangsungkan keturunan
Butuh menggunakan indra
6. Perbedaan manusia dengan seribu jenis
binatang dalam persoalan naluri
tersebut, ialah pertama faktor volume
2. Adanya yang disebut norma, moral dan
etika yang mengatur manusia dalam
membatasi naluri-naluri tersebut
3. Adanya perbedaan yang menyeluruh
antara manusia dan binatang, yakni
manusia dikaruniai akal oleh Tuhan
1.
7. Manusia diciptakan dalam bentuk yang
terbaik
Manusia dikaruniai ruh
Perilaku manusia terjadi karena adanya
interaksi ruh dan jasad
Manusia bebas berkehendak
Manusia dikaruniai akal
Manusia dikaruniai nafsu
10. Disebut dalam Al-Qur;an sebanyak 240
kali.
Untuk menyebut manusia dalam konteks
manusia sebagai mahluk sosial . Manusia
yang hidup dengan manusia lain.
12.
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
13. Disebut dalam Al-Qur‟an sebanyak 35
kali yang dikaitkan dengan manusa dan
25 kali yang dikaitkan dengan nabi /
rasul
Untuk menyebut manusia dalam konteks
sebagai makhluk biologis. Mahluk yang
membutuhkan makan, minum, bernafas,
berhubungan suami istri dan
sebagainya.
14. “Bukankah ia basyar (manusia) seperti
kamu, dia makan dari apa yang kamu
makan, dan meminum dari apa yang
kamu minum.
15. Kata ini disebut dalam Al-Qur‟an sebanyak
65 kali.
Untuk menampilkan manusia dalam
konteks sebagai makhluk yang istimewa
secara moral maupun spiritual.
Makhluk yang mempunyai keistimewaan
dan keunggulan-keunggulan yang tidak
dimiliki makhluk lain.
Keunggulan manusia terletak pada asal
kejadiannya, sebagai makhluk yang
diciptakan dengan kualitas akhsanu
taqwim.
16.
17. Dan Kami wajibkan manusia (berbuat)
kebaikan kepada dua orang ibubapaknya. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan
Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya.
Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu
Aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan
19. Ibadah dalam terminologi Islam adalah
kepatuhan kepada Allah yang didorong
oleh rasa kekaguman dan ketakutan.
Melakukan segala sesuatu yang dicintai
oleh Allah
20.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.
22. Ibadah Murni, yakni ibadah yang
merupakan pembuktian kepatuhan di
dalam melakukan perintah Allah.
Ibadah yang tidak dicampuri oleh
kemanfaatan-kemanfaatan lain kecuali
kebaktian dan kepasrahan total kepada
Allah
Contoh : Shalat, Puasa, Haji dan ibadah
simbolik lain
23. Yaitu ibadah yang dapat diambil
manfaatnya dari kegaitan-kegiatan itu
sendiri.
Semua kegiatan manusia yang
diorientasikan kepada Allah, apabila di
awali dengan niat dan dilaksanakan
dengan tulus ikhlas
24. 1. Menjaga keselamatan aqidah (Keimanan)
terutama aqidah yang berhubungan dengan
kedudukan manusia dengan kedudukan
Tuhan. “abdun ya‟bud wa rabbun yu‟bad”
2. Menjaga agar hubungan manusia dengan
Tuhan berjalan dengan baik dan lestari,
“daiman abada” berjalan terus menerus
sepanjang masa”. Jika manusia terlepas
hubungan dengan Tuhan maka sesungguhnya
manusia tersebut dalam keadaan kritis, sebab
yang akan membimbing perjalanan hidupnya
telah terprogram oleh pusat komando, yakni
Tuhan.
25. 3. Mendisiplinkan sikap dan perilaku
orang. Orang yang beribadah akan
menampilkan suatu sikap dan perilaku
yang etis dan religius. Disebut etis dalam
arti sikap dan perilakunya dianggap baik
oleh parameter manusia dan pergaulan
sosial. Disebut religius dalam arti
perilakunya tidak menyimpang dari tata
kehidupan yang telah ditetapkan oleh
Allah Swt.
27.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
28. Khalifah dalam pengertian ini, bahwa
manusia diciptakan oleh Allah sebagai
mandataris Tuhan di muka bumi. Maka
manusia harus bisa memakmurkan alam
raya.
29.
Sebagai tugas khilafah, Manusia harus
mampu mengelola bumi dalam tiga
kategori, yakni
› Mengenal bumi yang menjadi lingkungan
wilayah yuridiksinya.
› Mengenal dan menggali rahasia- rahasia
alam dan hukum yang ada di balik alam
(takdir)dan hukum Allah yang tersembunyi
(sunnatullah) melalui penelitian dan
observasi
› Menjaga dan memelihara bumi dari
kerusakan termasuk pencemaran
lingkungan
31. 2. Adanya bujuk rayu syaithan.
Menurut Imam Al-Ghazali, Syaithan masuk
kedalam diri manusia melalui 7 pintu
masuk :
a. Ketika pintu amarah terbuka
b. Terbukanya pintu syahwat
c. Terbukanya pintu iri dengki
d. Makan dan minum berlebihan
e. Buruk sangka
f. Cinta dunia berlebihan
g. Tergesa-gesa
32.
Pada dasarnya setiap manusia selalu
menginginkan kehidupannya di dunia ini
dalam keadaan bahagia, baik secara material
maupun spiritual, individual maupun sosial.
Namun dalam prakteknya kebahagiaan multi
dimensi ini sangat sulit diraih karena
keterbatasan kemampuan manusia dalam
memahami dan menerjemahkan
keinginannya secara komprehensif,
keterbatasan dalam menyeimbangkan antar
aspek kehidupan., maupun keterbatasan
sumber daya yang bisa digunakan untuk
meraih kebahagiaan tersebut.
33. Falah berasal dari bahasa Arab dari kata
kerja aflaha, yuflihu, yang berarti
kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan.
Dalam pengertian literal, falah adalah
kemuliaan dan kemenangan, yaitu
kemuliaan dan kemenangan dalam hidup.
Istilah Falah dala Islam diambil dari katakata al-Qur‟an yang sering dimaknai
sebagai keberuntungan jangka panjang,
dunia dan akherat, sehingga tidak hanya
memandang aspek material, namun justru
lebih ditekankan pada aspek spiritual
34. Untuk kehidupan dunia, falah
mencakup tiga pengertian, yaitu
kelangsungan hidup, kebebasan
berkeinginan, serta kekuatan dan
kehormatan.
Sedangkan untuk kehidupan akherat,
falah mencakup pengertain kehidupan
yang abadi, kesejahteraan abadi,
kemuliaan abadi dan pengetahuan
abadi (bebas dari segala kebodohan)
35. Akherat merupakan kehidupan yang diyakini nyata-nyata
ada dan akan terjadi, memiliki nilai kuantitas dan kualitas
yang lebih berharga dibandingkan dunia.
Kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian atau
kemusnahan, sedangkan kehidupan akherat bersifat
abadi atau kekal.
Kehidupan dunia merupakan ladang bagi pencapaian
tujuan akherat.
Karena itulah kehidupan akherat akan diutamakan
manusia jika dihadapkan pada kondisi harus memilih
antara kebahagiaan akherat dan kebahagiaan dunia.
Namun demikian bahwa falah mengandung makna
maksimum dalam kehidupan dunia dan akherat. Bahagia
sejahtera dunia dan akherat.
36. 1.
2.
Kesejahteraan menurut Islam menyangkut dua pengertian
yakni:
Kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu kecukupan materi
yang didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual, serta
mencakup individual dan sosial. Sosok manusia terdiri atas
unsur fisik dan jiwa. Karenanya kebahagiaan harus
menyeluruh dan seimbang diantara keduanya. Demikian
juga manusia memiliki dimensi individual sekaligus sosial.
Manusia akan merasa bahagia jika terdapat keseimbangan
diantara dirinya dengan lingkungan sosial.
Kesejahteraan dunia dan akherat, sebab manusia tidak
hanya hidup di dunia saja , tetapi juga dalam alam setelah
kematian (akherat) Kecukupan materi di dunia ditujukan
dalam rangka untuk memperoleh keculupan di akherat. Jika
kondisi ideal ini tidak bisa tercapai maka kesejahteraan di
akherat lebih diutamakan.
37.
Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera dunia
dan akherat, dapat terwujud apabila terpenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara
seimbang.
Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan
memberikan dampak yang disebut dengan
maslahah.
Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik
material maupun non material, yang mampu
meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk
yang paling mulia.
Menurut as-Shatibi, maslahah dasar bagi kehidupan
manusia terdiri dari lima hal, yakni: agama (dien),
jiwa (nafs), intelektual (aql), keluarga dan keturunan
(nasl) dan material (maal)
38. 1.
2.
Ad-dien (agama)
Seorang muslim yakin bahwa Islam adalah satu-satunya agama
yang benar dan diridhai Allah SWT. Islam mencakup seluruh ajaran
kehidupan secara komprehensif. Jadi agama merupakan kebutuhan
manusia yang paling penting.
Islam mengajarkan bahwa agama bukan hanya ritualitas, namun
agama berfungsi untuk menuntun keyakinan, memberikan
ketentuan atau aturan berkehidupan, serta membangun moralitas
manusia. Olah karena itu agama diperlukan oleh manusia kapanpun
dan dimanapun ia berada.
An-Nafs (jiwa-raga)
Kehidupan jiwa raga (an-nafs) sangat penting, karena merupakan
ladang bagi tanaman yang akan dipanen di kehidupan akherat
nanti. Apa yang diperoleh di akherat tergantung pada apa yang
telah dilakukan didunia.
Tugas manusia di bumi adalah mengisi kehidupan dengan sebaikbaiknya, untuk kemudian akan mendapatkan pahala atau dosa dari
Allah SWT.
39. 3.
4.
Maal (harta)
Maal (harta) sangat diperlukan, baik untuk kehidupan duniawi
maupun ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan
makan, minum, pakaian, rumah, kendaraan, perhiasan dan kebutuhan
lainnya untuk menjaga kelangsungan hidup.
Selain itu hampir semua ibadah memerlukan harta, misalnya, zakat,
infaq shadaqah, haji, menuntut ilmu, membangun sarana peribadatan
dan lainnya. Tanpa harta yang memadai kehidupan akan menjadi
susah, termasuk menjalankan ibadah.
„Ilm (Pengetahuan)
Untuk memahami alam semesta (ayat-ayat kauniyah) dan ajaran
agama dalam Al-Qur‟an dan hadis (ayat-ayat kauliyah) manusia
membutuhkan ilmu pengetahuan („Ilm). Tanpa ilmu pengetahuan
maka manusia tidak akan dapat memahami dengan baik kehidupan
ini. Oleh karena itu Allah memberikan perintah yang keras kepada
umat Islam untuk menuntut ilmu.
40. 5.
Nasl (keturunan dan keluarga)
Untuk menjaga kontinuitas kehidupan , maka
manusia harus memelihara keturunan dan
keluarganya (nasl).
Meskipun seorang mukmin meyakini bahwa horison
waktu kehidupan tidak hanya mencakup
kehidupan dunia melainkan hingga akherat, tetapi
kelangsungan kehidupan dunia amatlah penting.
Manusia akan menjaga keseimbangan kehidupan
di dunia dan di akherat. Oleh karena itu,
kelangsungan keturunan dan keberlanjutan dari
generasi ke generasi harus diperhatikan. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
eksistensi manusia.