SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
C – TEKNOLOGI PERKAKAS
PEMOTONG
1.   Umur pahat
2.   Bahan pahat
3.   Geometri pahat
4.   Fluida permesinan
Teknologi Perkakas
Dua aspek penting:
1. Material pahat
2. Geometri pahat
Tiga model kegagalan pahat
1.   Kegagalan Patah (Fracture failure)
     ◦   Gaya potong menjadi berlebihan dan/atau
         dinamis, yang mengarah ke patah getas
2.   Kegagalan suhu (Temperature
     failure)
     ◦   Suhu pahat terlalu tinggi untuk bahan pahat
3.   Keausan Bertahap (Gradual wear)
     ◦   Keausan bertahap pada pahat
Model yang lebih disukai: keausan
bertahap
       Gagal patah dan gagal suhu
        keduanya adalah kegagalan prematur
       Keausan bertahap lebih disukai
        karena ianya mengarah pada
        kemungkinan penggunaan pahat yang
        lebih lama.
       Keausan bertahap terjadi pada dua
        lokasi pada pahat:
          ◦ Crater wear – terjadi pada permukaan atas
            (rake)
          ◦ Flank wear – terjadi pada flank (sisi samping
Keausan pahat




Diagram keausan pahat, menunjukkan lokasi prinsipil dan jenis
keausan yang terjadi
Crater wear, (atas), dan
flank wear (kanan) pada
pahat cemented carbide,
seperti terlihat pada sebuah
toolmaker's
Keausan pahat vs. waktu




Keausan pahat sebagai fungsi waktu pemotongan. Flank
  wear (FW) dipakai sebagai ukuran keausan pahat di
  sini. Crater wear memiliki kurva pertumbuhan curva
  yang.
Efek kecepatan potong




Efek kecepatan potong terhadap tool flank wear (FW) untuk tiga
  kecepatan yang berbeda, menggunakn kriteria umur pahat 0.50
  mm flank wear.
Umur Pahat vs. kecepatan potong




  Plot Natural log-log kecepatan potong vs umur pahat
Persamaan Umur Pahat
 Taylor
             Hubungan diberikan oleh F. W.
     n        Taylor
vT       C
                         Dengan v = kecepatan
                         potong; T = umur pahat; n dan
                         C adalah parameter yang
                         bergantung pada pemakanan,
                         kedalaman potong bahan BK,
                         bahan pahat dan kriteria umur
                         pahat yang digunakan
                          n adalah slope/kemiringan
                         dari plot
                          C adalah intersep pada
                         sumbu kecepatan pada umur
                         pahat satu menit
Kriteria umur pahat pada
produksi
  1.   Kegagalan komplit pada ujung pahat
  2.   Inspeksi visual dari flank wear (atau
       crater wear) oleh operator
  3.   Fingernail test (uji kuku jari) melintang
       ujung pahat
  4.   Perubahan suara yang dipancarkan
       oleh operasi
  5.   Tatal berubah seperti pita, memanjang
       dan sulit dibuang
  6.   Degradasi permukaan akhir
  7.   Naiknya daya
  8.   Jumlah benda kerja
  9.   Waktu pemotongan kumulatif
Bahan Pahat
   Mode kegagalan pahat mengindifikasi
    sifat penting yang harus dimiliki bahan
    pahat:
    ◦ Toughness /ketangguhan - untuk menghindari
      kegalan patah
    ◦ Hot hardness - kemampuan untuk tetap keras
      pada sudu tinggi
    ◦ Wear resistance - kekerasan adalah sifat
      terpenting untuk menhan abrasi (pengikisan)
Hot Hardness
          Tipikal hubungan hot
            hardness untuk bahan
            pahat terpilih. Plain carbon
            steel menunjukkan
            kehilangan keras dengan
            cepat seiring kenaikan
            suhu. High speed steel
            menunjukkan performa
            yang lebih baik,
            sementara cemented
            carbides dan ceramics
            secara nyata lebih keras
            pada suhu tinggi.
Tipikal nilai n dan C
 Tool material        n      C (m/min)   C (ft/min)

 High speed steel:
   Non-steel work    0.125     120         350
   Steel work        0.125      70         200
 Cemented carbide
   Non-steel work    0.25      900        2700
   Steel work        0.25      500        1500
 Ceramic
   Steel work         0.6     3000       10,000
High Speed Steel (HSS)
 Baja paduan tinggi mamapu
   mempertahankan kekerasan pada
   suhu tinggi lebih baik dari baja
   karbon tinggi dan baja paduan
   rendah steels
  Salah satu bahan pahat yang
   terpenting
  Sangat sesuia diterapkan untuk
   geometri pahat yang rumit, seperti
   drills, taps, milling cutters, dan
   broaches
  Dua tipe dasar (AISI)
   1. Tungsten-type, designated T- grades (jenjang
      T)
   2. Molybdenum-type, designated M-grades
Komposisi High Speed Steel
   Tipikal isi paduan:
    ◦   Tungsten dan/atau Molybdenum
    ◦   Chromium d anVanadium
    ◦   Carbon, tentunya
    ◦   Cobalt pada jenjang tertentu
   Komposisi tipikal (Grade T1):
    ◦ 18% W, 4% Cr, 1% V, and 0.9% C
Cemented Carbides
Kelas bahan pahat keras berbasis pada
  tungsten carbide (WC) menggunakan
  teknik metalurgi serbuk dengan cobalt
  (Co) sebagai binder
 Dua tipe dasar:
  1. Non-steel cutting grades - hanya WC-Co
  2. Steel cutting grades - TiC dan TaC
     ditambahkan ke WC-Co
Cemented Carbides – sifat
umum
 compressive strength tinggi, namun
  tensile strength rendah sd.
  menengah
 Kekerasan tinggi (90 - 95 HRc)
 hot hardness bagus
 wear resistance bagus
 Konduktivitas thermal tinggi
 Modulus elastisitas tinggi 600 x 103
  MPa
 Ketangguhan lebih rendah daripada
  high speed steel
Non-steel Cutting Carbide
Grades
 Dipakai untuk logam nonfero besi
  tuang kelabu
 Sifat ditentukan oleh ukuran butir
  kandungan cobalt
    ◦ Jika ukuran butir meningkat, kekerasan dan hot
      hardness turun, tetapi ketangguhan naik
    ◦ Jikan kandungan cobalt meningkat, ketangguhan
      meningkat seiring kekerasan dan ketahanan aus.
Steel Cutting Carbide Grades
   Digunakan untuk baja karbon
    rendah, baja tahan karat dan
    baja paduan lainnya
   TiC dan/atau TaC
    disubstitusikan untuk bbrp WC
   Kompoisisi meningkatkan
    ketahanan crater wear untuk
    memeotong baja
      ◦ Namun sebailknya memengaruhi
        ketahanan flank wear untuk memotong
        non baja
Cermets
Kombinasi dari TiC, TiN, dan titanium
  carbonitride (TiCN), dengan nickel
  dan/atau molybdenum sebagi binders.
 Bebapa kimia lebih rumit
 Aplikasi: penghalusan cepat dan
  semifinishing untuk baja, stainless
  steels, dan besi tuang
 ◦ speeds lebih tinggi dan feed lebih rendah dari
   pada steel-cutting carbide grades
 ◦ Permukaan akhir lebih bagus bisa dicapai,
   seringkali menghilangkan kebutugan untuk
   penggerindaan
Coated Carbides
  Cemented carbide insert coated dengan
    satu atau lebih lapisan tipis bahan
    tahan aus, seperti TiC, TiN, dan/atau
    Al2O3
   Pelapisan diterapkan dengan chemical
    vapor deposition atau physical vapor
    deposition
   Tebal pelapisan = 2.5 - 13 m (0.0001
    to 0.0005 in)
   Aplikasi: besi tuang dan baja untuk
    pembubutan dan pemfrisan
   Paling baik diterpakan pada kecepatan
    tinggi ketika gaya dinamis dan gaya
    kejut thermal rendah
Coated Carbide Tool
                  Photo micro
                  penampang
                  lintang
                  pelapisan
                  jamak pada
                  cemented
                  carbide tool
Ceramics
Pada dasarnya Al2O3 butir halus ditekan
  dan disinter pada suhu tinggi ke bentuk
  sisipan “insert” tanpa binder
 Aplikasi: pembubutan kecepatan tinggi
  untuk besi tuang dan baja
 Tidak direkomendaikan untuk
  pemotongan dengan interupsi tinggi
  (mis. Pemfrisan kasar) karena
  ktengguhannya rendah
 Al2O3 juga dipaki secara luas pada
  penggerindaan abrasif
Synthetic Diamonds (Intan
Sintetis)
  Sintered polycrystalline diamond
    (SPD) – difabrikasi dengan
    penyinteran kristal intan dengan
    butiran sangat bagus dibawah
    suhu dan tekanan tinggi ke bentuk
    yang diinginkan dengan sedikit
    atau tanpa binder
   Biasanya digunakan sebagai
    pelapisan (tebal 0.5 mm) pada
    pahat sisipan WC-Co
   Aplikasi: permesinan kecepatan
    tinggi pada fiberglass, graphite,
    dan kayu
    ◦ Tidak untuk memotong baja
Cubic Boron Nitride
 cubic boron nitride (cBN) adalah
  bahan terkeras setelah intan
 Fabrikasi menjadi pahat sisipan sama
  seperti SPD: pelapisan atas pahat
  sisipan WC-Co
 Aplikasi: baja permesinan dan paduan
  berbasis nickel
 Pahat SPD dan cBN keduanya mahal
Geometri Pahat
  Dua kategori:
   Single point tools (pahat
    matatunggal)
      ◦ Untuk pembubutan, peluasan luabnag,
        penyekrapan dan pengetaman
     Multiple cutting edge tools (pahat
      mata potong jamak)
      ◦ Digunakan untuk penggurdian, reaming,
        tapping, pemfrisan, broaching, dan
        penggergajian
Twist Drill




 Ujung twist drill mempunyai dua pemotong
 Sudut ujung pada twist drill konvensional adalah
  118°
 Margins adalah ujung luar dari alur (flutes) dan
  selalu digerinda menyesuaikan diameter drill
Twist Drills
 Fitur penting pada penggurdian adalah
  veriasi kecepatan potong sepanjang
  ujung pemotong. Kecepatan maksimum
  pada selubung luar, yang
  membangkitakan permukaan silindris,
  dan mendekati nol pada pusat puataran
  drill ketika ujung pemotong diputar ke
  bentuk pahat
 Drills are slender, highly stressed tools,
  the flutes of which have to be carefully
  designed to permit chip flow while
  maintaining adequate strength.
Twist Drill Operation -
Problems
   Chip removal
    ◦ Flutes must provide sufficient clearance to allow
      chips to be extracted from bottom of hole during
      the cutting operation
   Friction makes matters worse
    ◦ Rubbing between outside diameter of drill bit and
      newly formed hole
    ◦ Delivery of cutting fluid to drill point to reduce
      friction and heat is difficult because chips are
      flowing in opposite direction
Cutting Fluids
Any liquid or gas applied directly to machining operation to improve
   cutting performance
  Two main problems addressed by cutting fluids:
   1. Heat generation at shear and friction zones
   2. Friction at tool-chip and tool-work interfaces
  Other functions and benefits:
   ◦ Wash away chips (e.g., grinding and milling)
   ◦ Reduce temperature of workpart for easier handling
   ◦ Improve dimensional stability of workpart
Cutting Fluid Functions
Cutting fluids can be classified
  according to function:
 Coolants - designed to reduce effects
  of heat in machining
 Lubricants - designed to reduce
  tool-chip and tool-work friction
Coolants
 Water used as base in coolant-type
  cutting fluids
 Most effective at high cutting speeds
  where heat generation and high
  temperatures are problems
 Most effective on tool materials that
  are most susceptible to temperature
  failures (e.g., HSS)
Lubricants
 Usually oil-based fluids
 Most effective at lower cutting speeds
 Also reduce temperature in the
  operation
Dry Machining
 No cutting fluid is used
 Avoids problems of cutting fluid
  contamination, disposal, and filtration
 Problems with dry machining:
    ◦ Overheating of tool
    ◦ Operating at lower cutting speeds and production
      rates to prolong tool life
    ◦ Absence of chip removal benefits of cutting fluids
      in grinding and milling
Gear Cutting
 Gear cutting is the process of creating a gear. The most
  common processes include hobbing, broaching, and
  machining; other processes include shaping, forging,
  extruding, casting, and powder metallurgy.
 Hobbing is a machining process for making gears, on a
  hobbing machine,
 The teeth or splines are progressively cut into the
  workpiece by a series of cuts made by a cutting tool called
  a hob.
 Compared to other gear forming processes it is relatively
  inexpensive but still quite accurate, thus it is used for a
  broad range of parts and quantities
Hobbing
Hobbing Process
  The two shafts are rotated at a
   proportional ratio, which determines
   the number of teeth on the blank; for
   example, if the gear ratio is 40:1 the
   hob rotates 40 times to each turn of
   the blank
  The hob is then fed up into workpiece
   until the correct tooth depth is
   obtained.
  Finally the hob is fed into the
   workpiece parallel to the blank's axis
   of rotation
Hobbing Process
                        Hobbing uses a hobbing machine with
                         two non-parallel spindles, one mounted
Video – Gear Hobbing     with a blank workpiece and the other
                         with the hob.
                        The angle between the hob's spindle
                         and the workpiece's spindle varies,
                         depending on the type of product being
                         produced.
                        If a spur gear is being produced, then
                         the hob is angled equal to the helix
                         angle of the hob; if a helical gear is
                         being produced then the angle must be
                         increased by the same amount as the
                         helix angle of the helical gear
Hob
       The hob is the cutter used to cut the
        teeth into the workpiece.
       It is cylindrical in shape with helical
        cutting teeth. These teeth have
        grooves that run the length of the
        hob, which aid in cutting and chip
        removal.
       The cross-sectional shape of the
        hob teeth are almost the same
        shape as teeth of a rack gear that
        would be used with the finished
        product

More Related Content

What's hot

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARMOSES HADUN
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuEdi Sutanto
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANAmrih Prayogo
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4LAZY MAGICIAN
 
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Danard Prasetya
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Macam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutMacam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutAnung Pati
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 

What's hot (20)

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Macam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubutMacam macam kode cnc bubut
Macam macam kode cnc bubut
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Mekanika permesinan
Mekanika permesinanMekanika permesinan
Mekanika permesinan
 

Similar to Teknologi Perkakas Pemotong

Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Heru Santoso
 
Pahat alat potong
Pahat alat potongPahat alat potong
Pahat alat potongGhazy Haq
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfFirdausFikri3
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxAdam Superman
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxfilmgan1
 
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)ummu hazimah
 
Pemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerPemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerMochammad Ridwan
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptximandarajat
 
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptx
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptxPROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptx
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptxEvanDre2
 
Ht of martensitic stainless steels
Ht of martensitic stainless steelsHt of martensitic stainless steels
Ht of martensitic stainless steelsEgi Maulana
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingRajanson Siregar
 
teknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxteknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxAnangSucipto3
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logamRavi Pratama
 
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutSubtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutHamid Abdillah
 

Similar to Teknologi Perkakas Pemotong (20)

Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1
 
tugas praktek tik
tugas praktek tiktugas praktek tik
tugas praktek tik
 
Minggu ke 4
 Minggu ke 4 Minggu ke 4
Minggu ke 4
 
Pahat alat potong
Pahat alat potongPahat alat potong
Pahat alat potong
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
Teknologi Pahat
Teknologi PahatTeknologi Pahat
Teknologi Pahat
 
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)
Alat Pemotong Berlian (Diamond Cutting Tools)
 
Pemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerPemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastener
 
blower
blowerblower
blower
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptx
 
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptx
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptxPROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptx
PROSES_MANUFAKTUR_CUTTING.pptx
 
Ht of martensitic stainless steels
Ht of martensitic stainless steelsHt of martensitic stainless steels
Ht of martensitic stainless steels
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishing
 
teknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxteknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptx
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
 
Tpl
TplTpl
Tpl
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan BubutSubtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
Subtractive Manufaktur Pemesinan Bubut
 

More from Mahros Darsin

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahanMahros Darsin
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Mahros Darsin
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurementMahros Darsin
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelMahros Darsin
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cncMahros Darsin
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cncMahros Darsin
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusMahros Darsin
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PMahros Darsin
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Mahros Darsin
 

More from Mahros Darsin (20)

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan
 
CONTOH PKM GT
CONTOH PKM GTCONTOH PKM GT
CONTOH PKM GT
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurement
 
Gage blocks
Gage blocksGage blocks
Gage blocks
 
Metrology sudut
Metrology sudutMetrology sudut
Metrology sudut
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
Acceptance sampling
Acceptance samplingAcceptance sampling
Acceptance sampling
 
Cutting fluids
Cutting fluids Cutting fluids
Cutting fluids
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabel
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinus
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-P
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Karya tulis
Karya tulisKarya tulis
Karya tulis
 

Teknologi Perkakas Pemotong

  • 1. C – TEKNOLOGI PERKAKAS PEMOTONG 1. Umur pahat 2. Bahan pahat 3. Geometri pahat 4. Fluida permesinan
  • 2. Teknologi Perkakas Dua aspek penting: 1. Material pahat 2. Geometri pahat
  • 3. Tiga model kegagalan pahat 1. Kegagalan Patah (Fracture failure) ◦ Gaya potong menjadi berlebihan dan/atau dinamis, yang mengarah ke patah getas 2. Kegagalan suhu (Temperature failure) ◦ Suhu pahat terlalu tinggi untuk bahan pahat 3. Keausan Bertahap (Gradual wear) ◦ Keausan bertahap pada pahat
  • 4. Model yang lebih disukai: keausan bertahap  Gagal patah dan gagal suhu keduanya adalah kegagalan prematur  Keausan bertahap lebih disukai karena ianya mengarah pada kemungkinan penggunaan pahat yang lebih lama.  Keausan bertahap terjadi pada dua lokasi pada pahat: ◦ Crater wear – terjadi pada permukaan atas (rake) ◦ Flank wear – terjadi pada flank (sisi samping
  • 5. Keausan pahat Diagram keausan pahat, menunjukkan lokasi prinsipil dan jenis keausan yang terjadi
  • 6. Crater wear, (atas), dan flank wear (kanan) pada pahat cemented carbide, seperti terlihat pada sebuah toolmaker's
  • 7. Keausan pahat vs. waktu Keausan pahat sebagai fungsi waktu pemotongan. Flank wear (FW) dipakai sebagai ukuran keausan pahat di sini. Crater wear memiliki kurva pertumbuhan curva yang.
  • 8. Efek kecepatan potong Efek kecepatan potong terhadap tool flank wear (FW) untuk tiga kecepatan yang berbeda, menggunakn kriteria umur pahat 0.50 mm flank wear.
  • 9. Umur Pahat vs. kecepatan potong Plot Natural log-log kecepatan potong vs umur pahat
  • 10. Persamaan Umur Pahat Taylor Hubungan diberikan oleh F. W. n Taylor vT C Dengan v = kecepatan potong; T = umur pahat; n dan C adalah parameter yang bergantung pada pemakanan, kedalaman potong bahan BK, bahan pahat dan kriteria umur pahat yang digunakan  n adalah slope/kemiringan dari plot  C adalah intersep pada sumbu kecepatan pada umur pahat satu menit
  • 11. Kriteria umur pahat pada produksi 1. Kegagalan komplit pada ujung pahat 2. Inspeksi visual dari flank wear (atau crater wear) oleh operator 3. Fingernail test (uji kuku jari) melintang ujung pahat 4. Perubahan suara yang dipancarkan oleh operasi 5. Tatal berubah seperti pita, memanjang dan sulit dibuang 6. Degradasi permukaan akhir 7. Naiknya daya 8. Jumlah benda kerja 9. Waktu pemotongan kumulatif
  • 12. Bahan Pahat  Mode kegagalan pahat mengindifikasi sifat penting yang harus dimiliki bahan pahat: ◦ Toughness /ketangguhan - untuk menghindari kegalan patah ◦ Hot hardness - kemampuan untuk tetap keras pada sudu tinggi ◦ Wear resistance - kekerasan adalah sifat terpenting untuk menhan abrasi (pengikisan)
  • 13. Hot Hardness Tipikal hubungan hot hardness untuk bahan pahat terpilih. Plain carbon steel menunjukkan kehilangan keras dengan cepat seiring kenaikan suhu. High speed steel menunjukkan performa yang lebih baik, sementara cemented carbides dan ceramics secara nyata lebih keras pada suhu tinggi.
  • 14. Tipikal nilai n dan C Tool material n C (m/min) C (ft/min) High speed steel: Non-steel work 0.125 120 350 Steel work 0.125 70 200 Cemented carbide Non-steel work 0.25 900 2700 Steel work 0.25 500 1500 Ceramic Steel work 0.6 3000 10,000
  • 15. High Speed Steel (HSS) Baja paduan tinggi mamapu mempertahankan kekerasan pada suhu tinggi lebih baik dari baja karbon tinggi dan baja paduan rendah steels  Salah satu bahan pahat yang terpenting  Sangat sesuia diterapkan untuk geometri pahat yang rumit, seperti drills, taps, milling cutters, dan broaches  Dua tipe dasar (AISI) 1. Tungsten-type, designated T- grades (jenjang T) 2. Molybdenum-type, designated M-grades
  • 16. Komposisi High Speed Steel  Tipikal isi paduan: ◦ Tungsten dan/atau Molybdenum ◦ Chromium d anVanadium ◦ Carbon, tentunya ◦ Cobalt pada jenjang tertentu  Komposisi tipikal (Grade T1): ◦ 18% W, 4% Cr, 1% V, and 0.9% C
  • 17. Cemented Carbides Kelas bahan pahat keras berbasis pada tungsten carbide (WC) menggunakan teknik metalurgi serbuk dengan cobalt (Co) sebagai binder  Dua tipe dasar: 1. Non-steel cutting grades - hanya WC-Co 2. Steel cutting grades - TiC dan TaC ditambahkan ke WC-Co
  • 18. Cemented Carbides – sifat umum  compressive strength tinggi, namun tensile strength rendah sd. menengah  Kekerasan tinggi (90 - 95 HRc)  hot hardness bagus  wear resistance bagus  Konduktivitas thermal tinggi  Modulus elastisitas tinggi 600 x 103 MPa  Ketangguhan lebih rendah daripada high speed steel
  • 19. Non-steel Cutting Carbide Grades  Dipakai untuk logam nonfero besi tuang kelabu  Sifat ditentukan oleh ukuran butir kandungan cobalt ◦ Jika ukuran butir meningkat, kekerasan dan hot hardness turun, tetapi ketangguhan naik ◦ Jikan kandungan cobalt meningkat, ketangguhan meningkat seiring kekerasan dan ketahanan aus.
  • 20. Steel Cutting Carbide Grades  Digunakan untuk baja karbon rendah, baja tahan karat dan baja paduan lainnya  TiC dan/atau TaC disubstitusikan untuk bbrp WC  Kompoisisi meningkatkan ketahanan crater wear untuk memeotong baja ◦ Namun sebailknya memengaruhi ketahanan flank wear untuk memotong non baja
  • 21. Cermets Kombinasi dari TiC, TiN, dan titanium carbonitride (TiCN), dengan nickel dan/atau molybdenum sebagi binders.  Bebapa kimia lebih rumit  Aplikasi: penghalusan cepat dan semifinishing untuk baja, stainless steels, dan besi tuang ◦ speeds lebih tinggi dan feed lebih rendah dari pada steel-cutting carbide grades ◦ Permukaan akhir lebih bagus bisa dicapai, seringkali menghilangkan kebutugan untuk penggerindaan
  • 22. Coated Carbides Cemented carbide insert coated dengan satu atau lebih lapisan tipis bahan tahan aus, seperti TiC, TiN, dan/atau Al2O3  Pelapisan diterapkan dengan chemical vapor deposition atau physical vapor deposition  Tebal pelapisan = 2.5 - 13 m (0.0001 to 0.0005 in)  Aplikasi: besi tuang dan baja untuk pembubutan dan pemfrisan  Paling baik diterpakan pada kecepatan tinggi ketika gaya dinamis dan gaya kejut thermal rendah
  • 23. Coated Carbide Tool Photo micro penampang lintang pelapisan jamak pada cemented carbide tool
  • 24. Ceramics Pada dasarnya Al2O3 butir halus ditekan dan disinter pada suhu tinggi ke bentuk sisipan “insert” tanpa binder  Aplikasi: pembubutan kecepatan tinggi untuk besi tuang dan baja  Tidak direkomendaikan untuk pemotongan dengan interupsi tinggi (mis. Pemfrisan kasar) karena ktengguhannya rendah  Al2O3 juga dipaki secara luas pada penggerindaan abrasif
  • 25. Synthetic Diamonds (Intan Sintetis) Sintered polycrystalline diamond (SPD) – difabrikasi dengan penyinteran kristal intan dengan butiran sangat bagus dibawah suhu dan tekanan tinggi ke bentuk yang diinginkan dengan sedikit atau tanpa binder  Biasanya digunakan sebagai pelapisan (tebal 0.5 mm) pada pahat sisipan WC-Co  Aplikasi: permesinan kecepatan tinggi pada fiberglass, graphite, dan kayu ◦ Tidak untuk memotong baja
  • 26. Cubic Boron Nitride  cubic boron nitride (cBN) adalah bahan terkeras setelah intan  Fabrikasi menjadi pahat sisipan sama seperti SPD: pelapisan atas pahat sisipan WC-Co  Aplikasi: baja permesinan dan paduan berbasis nickel  Pahat SPD dan cBN keduanya mahal
  • 27. Geometri Pahat Dua kategori:  Single point tools (pahat matatunggal) ◦ Untuk pembubutan, peluasan luabnag, penyekrapan dan pengetaman  Multiple cutting edge tools (pahat mata potong jamak) ◦ Digunakan untuk penggurdian, reaming, tapping, pemfrisan, broaching, dan penggergajian
  • 28. Twist Drill  Ujung twist drill mempunyai dua pemotong  Sudut ujung pada twist drill konvensional adalah 118°  Margins adalah ujung luar dari alur (flutes) dan selalu digerinda menyesuaikan diameter drill
  • 29. Twist Drills  Fitur penting pada penggurdian adalah veriasi kecepatan potong sepanjang ujung pemotong. Kecepatan maksimum pada selubung luar, yang membangkitakan permukaan silindris, dan mendekati nol pada pusat puataran drill ketika ujung pemotong diputar ke bentuk pahat  Drills are slender, highly stressed tools, the flutes of which have to be carefully designed to permit chip flow while maintaining adequate strength.
  • 30. Twist Drill Operation - Problems  Chip removal ◦ Flutes must provide sufficient clearance to allow chips to be extracted from bottom of hole during the cutting operation  Friction makes matters worse ◦ Rubbing between outside diameter of drill bit and newly formed hole ◦ Delivery of cutting fluid to drill point to reduce friction and heat is difficult because chips are flowing in opposite direction
  • 31. Cutting Fluids Any liquid or gas applied directly to machining operation to improve cutting performance  Two main problems addressed by cutting fluids: 1. Heat generation at shear and friction zones 2. Friction at tool-chip and tool-work interfaces  Other functions and benefits: ◦ Wash away chips (e.g., grinding and milling) ◦ Reduce temperature of workpart for easier handling ◦ Improve dimensional stability of workpart
  • 32. Cutting Fluid Functions Cutting fluids can be classified according to function:  Coolants - designed to reduce effects of heat in machining  Lubricants - designed to reduce tool-chip and tool-work friction
  • 33. Coolants  Water used as base in coolant-type cutting fluids  Most effective at high cutting speeds where heat generation and high temperatures are problems  Most effective on tool materials that are most susceptible to temperature failures (e.g., HSS)
  • 34. Lubricants  Usually oil-based fluids  Most effective at lower cutting speeds  Also reduce temperature in the operation
  • 35. Dry Machining  No cutting fluid is used  Avoids problems of cutting fluid contamination, disposal, and filtration  Problems with dry machining: ◦ Overheating of tool ◦ Operating at lower cutting speeds and production rates to prolong tool life ◦ Absence of chip removal benefits of cutting fluids in grinding and milling
  • 36. Gear Cutting  Gear cutting is the process of creating a gear. The most common processes include hobbing, broaching, and machining; other processes include shaping, forging, extruding, casting, and powder metallurgy.  Hobbing is a machining process for making gears, on a hobbing machine,  The teeth or splines are progressively cut into the workpiece by a series of cuts made by a cutting tool called a hob.  Compared to other gear forming processes it is relatively inexpensive but still quite accurate, thus it is used for a broad range of parts and quantities
  • 38. Hobbing Process  The two shafts are rotated at a proportional ratio, which determines the number of teeth on the blank; for example, if the gear ratio is 40:1 the hob rotates 40 times to each turn of the blank  The hob is then fed up into workpiece until the correct tooth depth is obtained.  Finally the hob is fed into the workpiece parallel to the blank's axis of rotation
  • 39. Hobbing Process  Hobbing uses a hobbing machine with two non-parallel spindles, one mounted Video – Gear Hobbing with a blank workpiece and the other with the hob.  The angle between the hob's spindle and the workpiece's spindle varies, depending on the type of product being produced.  If a spur gear is being produced, then the hob is angled equal to the helix angle of the hob; if a helical gear is being produced then the angle must be increased by the same amount as the helix angle of the helical gear
  • 40. Hob  The hob is the cutter used to cut the teeth into the workpiece.  It is cylindrical in shape with helical cutting teeth. These teeth have grooves that run the length of the hob, which aid in cutting and chip removal.  The cross-sectional shape of the hob teeth are almost the same shape as teeth of a rack gear that would be used with the finished product

Editor's Notes

  1. Physical vapor deposition (PVD) is a variety of vacuum deposition and is a general term used to describe any of a variety of methods to deposit thin films by the condensation of a vaporized form of the material onto various surfaces (e.g., onto semiconductorwafers). The coating method involves purely physical processes such as high temperature vacuum evaporation or plasma sputter bombardmentIn a typical CVD (Chemical vapor deposition) process, the wafer (substrate) is exposed to one or more volatileprecursors, which react and/or decompose on the substrate surface to produce the desired deposit
  2. Sintered -> Formed into a mass by heat and pressure
  3. Diamond succumbs to graphitization, which means that it will change its crystal structure to graphite crystal structure at 250C in the presence of a catalyst metal such as carbon steel
  4. Drill is called Twist Drill because it cuts because of twisting action.The rake angle being controlled by the helix angle of the drillFor a drill to bore true and on location it is absolutely imperative that the margin and the point be ground concentric and be on centerThe land is the portion relieved from the margin. Without this relief there would be a great deal of friction created during the drilling processAs the lips are being formed in the sharpening process to the desired angle at the very tip the "chisel point," is formed.General purpose drills normally have the chisel point. The big disadvantage here is that this point does not penetrate well at the start and has a tendency to wobble. To eliminate this wobble a center drill (below) is used to start the hole or a drill bushing to guide the drill
  5. Coolants possess low viscosity as compared to lubricants
  6. 2. … Hobbing machine is a special type of milling machine.
  7. 1. … Note that the previous example only holds true for a single threaded hob; if the hob has multiple threads then the speed ratio must be multiplied by the number of threads on the hob.
  8. There are slight changes to the shape for generating purposes, such as extending the hob's tooth length to create a clearance in the gear's roots