SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Pertemuan ke-7
MACHINABILITY DAN SURFACE FINISHING
6.1. MACHINABILITY (Kemampu mesinan)
Suatu bahan dikatakan machinability adalah, suatu bahan yang mampu di proses lebih
lanjut dengan menggunakan peralatan-peralatan permesinan dan machinability sangat
dipengaruhi oleh jenis dan bentuk pahat yang digunakan Oleh karena itu, hal-hal yang
mempengaruhi suatu bahan dikatakan machinability adalah:
- jenis pahat
- bahan pahat
- keuletan benda kerja
- kekerasan benda kerja
Sedangkan faktor-faktor yang menyatakan suatu bahan machinability adalah:
- umur pahat
- daya yang dibutuhkan untuk memotong
- biaya
- kondisi permukaan benda kerja yang diperoleh
Dalam hal ini, terlihat bahwa umur pahat, merupakan suatu variabel yang sangat
penting, bahkan sering sangat dominan, maka harus dihindarkan pemahatan/ pembubutan, bila
sampai harus merusak pahat (mengurangi umur pahat).
Sebagai contoh; Baja Karbon adalah bahan yang lebih machinability bila dibandingkan dengan
Baja Paduan (untuk kekerasan dan % Karbon yang sama), sebab umumnya pada saat proses
pemadatan baja karbon, ditambahkan juga unsur Timbal (timah hitam).
Besi Cor Putih, adalah bahan yang kurang machinability, sebab walaupun cukup keras, tetapi
keuletan nya cukup rendah. Untuk itu, melalui proses penempaan dibuat sedemikian rupa
sehingga menurunkan kekerasan, walaupun mungkin menjadi lebih ulet, maka akan diperoleh
besi cor putih yang lebih machinability.
Penambahan fosfor atau belerang secukupnya, akan dapat meningkat kan kemampu mesinan,
sebab fosfor akan menyebabkan serpihan (geram) menjadi rapuh, sehingga tidak akan terbentuk
geram-geram yang panjang (continous chip).
Pengujian kemampu mesinan suatu material yang akan dipotong dilakukan dalam kondisi yang
standar, hasil pengujian nya akan menunjukkan komposisi, kekerasan, ukuran butiran, struktur
mikro, karakteristik pengerasan, dll.
Sesungguhnya ada 2 (dua) faktor paling signifikan yang dapat mempengaruhi
kemampu mesinan suatu logam, yakni: keuletan dan kekerasan nya. Bila kekerasan logam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 1
ditingkatkan, maka penetrasi mata pahat akan semakin sulit, maka dikatakan logam tersebut tidak
atau kurang machinability. Demikian juga, suatu logam yang tingkat keuletan nya tinggi, akan
tidak mungkin menghasilkan geram terputus-putus (segmental chip), oleh karena itu harus
diusahakan suatu benda kerja (logam) yang akan di bubut (machining) mempunyai tingkat
keuletan yang rendah, walaupun dalam prakteknya hal ini akan sulit didapat, sebab: pada
umumnya setiap logam yang keuletan nya berkurang, akan menyebabkan kekerasan logam nya
meningkat, sehingga sulit juga untuk dipotong (kurang machinability)........”heat treatment”
Kemampu mesinan yang baik, bukan berarti penyelesaian permukaan yang baik, tetapi lebih
ditujukan kepada faktor ekonomi yang dikaitkan dengan pembentukan geram (gaya untuk
membentuk geram, terkait dengan biaya).
Secara umum ada 3 (tiga) pengujian yang dapat di aplikasikan untuk menentukan nilai kemampu
mesinan suatu logam, Yakni:
a. Menggunakan pahat dengan bentuk tertentu untuk memotong pada kedalaman dan
hantaran tertentu pula (pemotongan berat), bila pahat mampu berfungsi dengan baik
untuk waktu 1 jam (non stop), maka dikatakan benda itu machinability nya baik.
b. Menggunakan pahat sembarang (selain karbida dan keramik) dan dengan metode radio
aktif, dapat melihat tingkat ke-aus an dari pahatnya. Makin cepat pahatnya aus, makin
rendah tingkat machinability benda kerja nya, demikian sebalik nya.
c. Sebuah dinamometer dipasangkan untuk mengukur gaya-gaya pahat pada suatu kondisi
pemotongan tertentu. Bahan yang dapat dibubut pada kecepatan paling tinggi tanpa
terjadi perubahan-perubahan besar nya gaya tercatat pada dinamometer, akan menunjuk
kan bahwa bahan tersebut yang paling machinability.
Catatan:
Suatu benda kerja logam disebut machinability yang baik, adalah apabila umur pahat nya bisa
lebih awet, gaya untuk membentuk geramnya kecil dan bukan hasil permukaan benda kerja
nya.
6.2. SURFACE FINISHING ( PENYELESAIAN PERMUKAAN)
Suatu penyelesaian permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a. pemotongan yang ringan
b. hantaran pahat yang sedikit
c. kecepatan potong yang tinggi
d. media pendingin (coolant) yang baik
e. bentuk ujung mata pahat harus bulat
f. sudut masuk nya pahat pada benda kerja harus sesuai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 2
7. UMUR PAHAT
Per defenisi, Umur Pahat adalah: ukuran lamanya suatu pahat dapat memotong benda
kerja dengan memuaskan, dalam arti pahat tidak menjadi aus.
Umur pahat merupakan faktor penting dalam pekerjaan proses memproduksi, karena bukan saja
harga pahat-pahat tertentu bisa mahal, tetapi setiap kali pahat rusak, maka perlu untuk diganti,
penggantian pahat ini akan banyak memakan waktu untuk kegiatan penyetelan nya.
Oleh karena keausan suatu pahat merupakan indikasi rusaknya suatu pahat, maka perlu
meninjau dan mengetahui apa saja keausan yang dapat terjadi pada pahat.
Secara umum, ada 2 (dua) jenis ke-aus-an pahat, yaitu:
1. Keausan sisi pahat
Keterangan:
1. Ada timbul kawah kecil pada sisi pahat
2. Ada bagian ujung mata pahat yang tergerus (ter-amplas)
3. Misalnya pada pahat HSS, dikatakan rusak, apabila tepi pahat nya tergerus sekitar 1,58
mm. Sedangkan untuk pahat Karbida adalah: 0,76 mm.
2. Keausan pada bawah mata pahat
Keterangan:
Terbentuknya kawah kecil atau depresi dibagian bawah pahat yang terjadi akibat aksi
penggerusan dari geram - geram ketika melintasi permukaan pahat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 3
Keausan juga bisa terjadi pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil atau depresi di belakang
ujung mata pahat. Depresi ini terjadi akibat aksi pengamplasan geram terhadap pahat.
Karena umur pahat berkurang dengan naiknya kecepatan potong, maka umur pahat dapat
dibuatkan grafiknya, antara umur pahat [menit] terhadap kecepatan potong [m/menit] atau bisa
juga terhadap 3
cm geram yang terjadi.
• Pada sekitar awal abad ke-20, Fredriek W. Taylor, mengatakan bahwa: Umur Pahat sangat
erat berhubungan dengan Kecepatan Potong nya, yang secara matematis dapat dituliskan:
CTC N
S = ................................... Pers. Taylor.
dengan: SC = kecepatan potong 





menit
m
=
1000
.. nDπ
D = diameter benda kerja [ ]mm
n = kecepatan putar mesin bubut [ ]rpm
T = umur pahat [ ]menit
N = eksponensial, yang tergantung dari material pahatnya.
C = konstanta = 1 menit
7.1. PENENTUAN NILAI EKSPONENSIAL PERSAMAAN TAYLOR.
• Dari data empiris, nilai pendekatan untuk N pada Persamaan Taylor diatas, dapat didekati
melalui 2 (dua) cara, yakni:
Cara - 1.
Jenis Material Pahat N
Baja Kecepatan Tinggi 0,08 ÷ 0,12
Karbida 0,13 ÷ 0,25
Keramik 0,40 ÷ 0,55
• Harga N juga dapat didekati dengan menggunakan persamaan logaritma, seperti yang terlihat
dibawah ini:
N =
12
12
loglog
loglog
TT
VV
−
−
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 4
Dimana harga-harga V dan T diberikan pada grafik Pers. Taylor yang di “plot” pada kertas
logaritma, seperti terlihat dibawah ini:
Cara - 2.
Walaupun terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan harga N, namun pada umum nya orang akan
lebih menyukai cara pertama diatas, karena lebih mudah dan biasanya sudah tertera didalam tabel
bahan-bahan teknik.
• Karena Umur Pahat tersebut begitu penting (bahkan sering dijadikan sebagai tolok ukur untuk
menilai baik tidak nya seorang operator), maka hindarkan lah:
a. penggerindaan yang tidak tepat terhadap sudut pahat
b. kehilangan sifat kekerasan pahat, yaitu akibat panas yang berlebihan
c. pembentukan kawah yang dapat mengakibatkan ke aus an
d. beban yang terlalu berat pada pahat (dapat berakibat retak pada pahat), artinya: usahakan
agar alat pemegang pahat nya, harus kaku dan kokoh
8. KECEPATAN POTONG DAN HANTARAN (FEED)
8.1. KECEPATAN POTONG
Per defenisi, Kecepatan potong dinyatakan dalam satuan 





menit
m
Didalam pengertian mesin bubut, kecepatan potong adalah kecepatan permukaan atau kecepatan
benda kerja melintasi permukaan alat potong (pahat).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 5
Walau pun keceptan potong; SC biasanya sudah tertera di text book, namun ada baiknya lebih
diperjelas lagi cara menghitungnya, yakni:
SC =
1000
.. nDπ






menit
m
atau [ ]rpm
D
C
n s
π
1000
=
dengan D = diameter benda kerja [ ]mm
n = putaran mesin [ ]rpm
Yang sering menjadi masalah adalah ketika harus menentukan berapa besarnya nilai n,
sebab n bisa saja ditingkatkan (diperbesar) sehingga bis meng-akibatkan efisiensi operator,
maupun efisiensi mesin akan meningkat tajam, tetapi akibat nya, mata pahat mesin bubut bisa
menjadi lebih cepat rusak.
Sebagai contoh, misalkan diketahui diameter awal benda kerja = 127 mm, kemudian akan
dibubut menjadi diameter akhir = 25 mm (material benda kerja Baja Karbon Sedang)
Untuk jelas nya, peristiwa ini dapat dilihat melalui gambar ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi:
SC = 27 





menit
m
SC = 27 





menit
m
SC = 27






menit
m
n = 135 [ ]rpm n = 135[ ]rpm n = 343 [ ]rpm
Kesimpulan:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 6
Dengan tetap mempertahankan kecepatan potong; SC = 27 





menit
m
, ternyata diperlukan
peningkatan putaran kerja mesin yang cukup signifikan
8.2. HANTARAN (FEED)
Per defenisi, hantaran adalah: kecepatan pahat pemotong atau roda gerinda bergerak maju
sepanjang atau masuk ke dalam permukaan benda kerja.
a). Bila, benda kerja yang berputar, maka feed dinyatakan dalam 





putaran
mm
b). Bila, benda kerja dan mesin yang bergerak bolak-balik, maka feed dalam 





langkah
mm
c). Bila, benda kerja diam dan mesin berputar, maka feed dalam 





pemotongputaran
mm
.
Contoh:
• Untuk pahat HSS, hantaran (feed) nya = (0,13 ÷ 0,38) 





putaran
mm
• Untuk pahat Karbida, feed nya = (0,75 ÷ 1,27) 





putaran
mm
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan feed (hantaran) suatu perkakas pemotong (pahat)
menjadi turun, antara lain:
a). Kecepatan potong yang terlalu tinggi
b). Benda kerja yang terlalu keras
c). Benda kerja yang terlalu ulet (liat)
d). Coolant yang kurang
e). Pahat yang tumpul
f). Menurun nya kekakuan benda kerja atau pahat nya.
8.3. Beberapa Contoh Soal
Soal:
1). Sebuah poros dengan massa jenis = 7,88 3
cm
gr , diameter awal = 80 mm, akan dibubut
menjadi = 60 mm. Bila n = 100 rpm, hitung lah: a). Berat poros awal (kg) ?
b). Berat geram nya (kg) ?
c). Berat poros akhir (kg) ?
Jawab:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 7
a) ρ
π
..
4
2
. porosawalporos LdG = = ( ) 88,7.1000.80
4
2π
= 150.476,48 gr
= 150,5 kg
b). ( ) ρ
π
...
4
22
porosakhirawalgeram LddG −= = ( ) 88,7.100.68.
4
22
−
π
= 69.280,91 gr
= 69,3 kg
c). geramawalporosakhirporos GGG −= .. = 150,5 – 69,3 = 81,2 kg
Soal:
2). Sebuah pelat dikerjakan dengan mesin sekrap (shaper) dengan lebar = 95 mm, bila umpan 0,4
mm per langkah, panjang langkah total 150 mm dan n = 0,8 langkah/detik, maka hitunglah waktu
yang dibutuh kan untuk pelaksanaan proses tersebut ?
Jawab:
Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah:
langkah
mm
mm
umpan
pelatlebar
4,0
95.
=
= 237,5 langkah
Maka, jumlah waktu yang dibutuhkan adalah:
ik
langkah
langkah
n
langkahjumlah
det
8,0
.5,237.
=
= 296,87 detik
= 4,95 menit
Hal ini berarti bahwa seorang operator mesin sekrap akan membutuhkan waktu sekitar 5 menit
untuk men-sekrap sebuah plat dengan lebar 95 mm (tanpa memperhitungkan waktu untuk
penyetelan pahat).
8.4. REVIEW SINGKAT SELURUH MATERI KULIAH DARI MULAI PERTEMUAN
KE-1 SAMPAI DENGAN PERTEMUAN KE-7, UNTUK PERSIAPAN “UTS”.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 8

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Material teknik (2)
Material teknik (2)Material teknik (2)
Material teknik (2)
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Perlakuan panas
Perlakuan panasPerlakuan panas
Perlakuan panas
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Material teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaMaterial teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnya
 
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
 
Presentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik MesinPresentasi keramik Teknik Mesin
Presentasi keramik Teknik Mesin
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Dasar2 Elektroplating
Dasar2 ElektroplatingDasar2 Elektroplating
Dasar2 Elektroplating
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Susunan paduan
Susunan paduanSusunan paduan
Susunan paduan
 

Similar to Machinability dan-surface-finishing

Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxAdam Superman
 
Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Materialoiua
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanicaloiua
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongMahros Darsin
 
Analisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxAnalisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxMufasya2
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukNurul Rosli
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxfilmgan1
 
makalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesinmakalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesindyanhidayat
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Muhsin Ali
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfFirdausFikri3
 

Similar to Machinability dan-surface-finishing (20)

Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
 
Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Material
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanical
 
Tpl
TplTpl
Tpl
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas Pemotong
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
ppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptxppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptx
 
Analisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxAnalisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptx
 
elemen mesin
elemen mesinelemen mesin
elemen mesin
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
makalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesinmakalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesin
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
 

Machinability dan-surface-finishing

  • 1. Pertemuan ke-7 MACHINABILITY DAN SURFACE FINISHING 6.1. MACHINABILITY (Kemampu mesinan) Suatu bahan dikatakan machinability adalah, suatu bahan yang mampu di proses lebih lanjut dengan menggunakan peralatan-peralatan permesinan dan machinability sangat dipengaruhi oleh jenis dan bentuk pahat yang digunakan Oleh karena itu, hal-hal yang mempengaruhi suatu bahan dikatakan machinability adalah: - jenis pahat - bahan pahat - keuletan benda kerja - kekerasan benda kerja Sedangkan faktor-faktor yang menyatakan suatu bahan machinability adalah: - umur pahat - daya yang dibutuhkan untuk memotong - biaya - kondisi permukaan benda kerja yang diperoleh Dalam hal ini, terlihat bahwa umur pahat, merupakan suatu variabel yang sangat penting, bahkan sering sangat dominan, maka harus dihindarkan pemahatan/ pembubutan, bila sampai harus merusak pahat (mengurangi umur pahat). Sebagai contoh; Baja Karbon adalah bahan yang lebih machinability bila dibandingkan dengan Baja Paduan (untuk kekerasan dan % Karbon yang sama), sebab umumnya pada saat proses pemadatan baja karbon, ditambahkan juga unsur Timbal (timah hitam). Besi Cor Putih, adalah bahan yang kurang machinability, sebab walaupun cukup keras, tetapi keuletan nya cukup rendah. Untuk itu, melalui proses penempaan dibuat sedemikian rupa sehingga menurunkan kekerasan, walaupun mungkin menjadi lebih ulet, maka akan diperoleh besi cor putih yang lebih machinability. Penambahan fosfor atau belerang secukupnya, akan dapat meningkat kan kemampu mesinan, sebab fosfor akan menyebabkan serpihan (geram) menjadi rapuh, sehingga tidak akan terbentuk geram-geram yang panjang (continous chip). Pengujian kemampu mesinan suatu material yang akan dipotong dilakukan dalam kondisi yang standar, hasil pengujian nya akan menunjukkan komposisi, kekerasan, ukuran butiran, struktur mikro, karakteristik pengerasan, dll. Sesungguhnya ada 2 (dua) faktor paling signifikan yang dapat mempengaruhi kemampu mesinan suatu logam, yakni: keuletan dan kekerasan nya. Bila kekerasan logam PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 1
  • 2. ditingkatkan, maka penetrasi mata pahat akan semakin sulit, maka dikatakan logam tersebut tidak atau kurang machinability. Demikian juga, suatu logam yang tingkat keuletan nya tinggi, akan tidak mungkin menghasilkan geram terputus-putus (segmental chip), oleh karena itu harus diusahakan suatu benda kerja (logam) yang akan di bubut (machining) mempunyai tingkat keuletan yang rendah, walaupun dalam prakteknya hal ini akan sulit didapat, sebab: pada umumnya setiap logam yang keuletan nya berkurang, akan menyebabkan kekerasan logam nya meningkat, sehingga sulit juga untuk dipotong (kurang machinability)........”heat treatment” Kemampu mesinan yang baik, bukan berarti penyelesaian permukaan yang baik, tetapi lebih ditujukan kepada faktor ekonomi yang dikaitkan dengan pembentukan geram (gaya untuk membentuk geram, terkait dengan biaya). Secara umum ada 3 (tiga) pengujian yang dapat di aplikasikan untuk menentukan nilai kemampu mesinan suatu logam, Yakni: a. Menggunakan pahat dengan bentuk tertentu untuk memotong pada kedalaman dan hantaran tertentu pula (pemotongan berat), bila pahat mampu berfungsi dengan baik untuk waktu 1 jam (non stop), maka dikatakan benda itu machinability nya baik. b. Menggunakan pahat sembarang (selain karbida dan keramik) dan dengan metode radio aktif, dapat melihat tingkat ke-aus an dari pahatnya. Makin cepat pahatnya aus, makin rendah tingkat machinability benda kerja nya, demikian sebalik nya. c. Sebuah dinamometer dipasangkan untuk mengukur gaya-gaya pahat pada suatu kondisi pemotongan tertentu. Bahan yang dapat dibubut pada kecepatan paling tinggi tanpa terjadi perubahan-perubahan besar nya gaya tercatat pada dinamometer, akan menunjuk kan bahwa bahan tersebut yang paling machinability. Catatan: Suatu benda kerja logam disebut machinability yang baik, adalah apabila umur pahat nya bisa lebih awet, gaya untuk membentuk geramnya kecil dan bukan hasil permukaan benda kerja nya. 6.2. SURFACE FINISHING ( PENYELESAIAN PERMUKAAN) Suatu penyelesaian permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a. pemotongan yang ringan b. hantaran pahat yang sedikit c. kecepatan potong yang tinggi d. media pendingin (coolant) yang baik e. bentuk ujung mata pahat harus bulat f. sudut masuk nya pahat pada benda kerja harus sesuai. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 2
  • 3. 7. UMUR PAHAT Per defenisi, Umur Pahat adalah: ukuran lamanya suatu pahat dapat memotong benda kerja dengan memuaskan, dalam arti pahat tidak menjadi aus. Umur pahat merupakan faktor penting dalam pekerjaan proses memproduksi, karena bukan saja harga pahat-pahat tertentu bisa mahal, tetapi setiap kali pahat rusak, maka perlu untuk diganti, penggantian pahat ini akan banyak memakan waktu untuk kegiatan penyetelan nya. Oleh karena keausan suatu pahat merupakan indikasi rusaknya suatu pahat, maka perlu meninjau dan mengetahui apa saja keausan yang dapat terjadi pada pahat. Secara umum, ada 2 (dua) jenis ke-aus-an pahat, yaitu: 1. Keausan sisi pahat Keterangan: 1. Ada timbul kawah kecil pada sisi pahat 2. Ada bagian ujung mata pahat yang tergerus (ter-amplas) 3. Misalnya pada pahat HSS, dikatakan rusak, apabila tepi pahat nya tergerus sekitar 1,58 mm. Sedangkan untuk pahat Karbida adalah: 0,76 mm. 2. Keausan pada bawah mata pahat Keterangan: Terbentuknya kawah kecil atau depresi dibagian bawah pahat yang terjadi akibat aksi penggerusan dari geram - geram ketika melintasi permukaan pahat. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 3
  • 4. Keausan juga bisa terjadi pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil atau depresi di belakang ujung mata pahat. Depresi ini terjadi akibat aksi pengamplasan geram terhadap pahat. Karena umur pahat berkurang dengan naiknya kecepatan potong, maka umur pahat dapat dibuatkan grafiknya, antara umur pahat [menit] terhadap kecepatan potong [m/menit] atau bisa juga terhadap 3 cm geram yang terjadi. • Pada sekitar awal abad ke-20, Fredriek W. Taylor, mengatakan bahwa: Umur Pahat sangat erat berhubungan dengan Kecepatan Potong nya, yang secara matematis dapat dituliskan: CTC N S = ................................... Pers. Taylor. dengan: SC = kecepatan potong       menit m = 1000 .. nDπ D = diameter benda kerja [ ]mm n = kecepatan putar mesin bubut [ ]rpm T = umur pahat [ ]menit N = eksponensial, yang tergantung dari material pahatnya. C = konstanta = 1 menit 7.1. PENENTUAN NILAI EKSPONENSIAL PERSAMAAN TAYLOR. • Dari data empiris, nilai pendekatan untuk N pada Persamaan Taylor diatas, dapat didekati melalui 2 (dua) cara, yakni: Cara - 1. Jenis Material Pahat N Baja Kecepatan Tinggi 0,08 ÷ 0,12 Karbida 0,13 ÷ 0,25 Keramik 0,40 ÷ 0,55 • Harga N juga dapat didekati dengan menggunakan persamaan logaritma, seperti yang terlihat dibawah ini: N = 12 12 loglog loglog TT VV − − PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 4
  • 5. Dimana harga-harga V dan T diberikan pada grafik Pers. Taylor yang di “plot” pada kertas logaritma, seperti terlihat dibawah ini: Cara - 2. Walaupun terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan harga N, namun pada umum nya orang akan lebih menyukai cara pertama diatas, karena lebih mudah dan biasanya sudah tertera didalam tabel bahan-bahan teknik. • Karena Umur Pahat tersebut begitu penting (bahkan sering dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai baik tidak nya seorang operator), maka hindarkan lah: a. penggerindaan yang tidak tepat terhadap sudut pahat b. kehilangan sifat kekerasan pahat, yaitu akibat panas yang berlebihan c. pembentukan kawah yang dapat mengakibatkan ke aus an d. beban yang terlalu berat pada pahat (dapat berakibat retak pada pahat), artinya: usahakan agar alat pemegang pahat nya, harus kaku dan kokoh 8. KECEPATAN POTONG DAN HANTARAN (FEED) 8.1. KECEPATAN POTONG Per defenisi, Kecepatan potong dinyatakan dalam satuan       menit m Didalam pengertian mesin bubut, kecepatan potong adalah kecepatan permukaan atau kecepatan benda kerja melintasi permukaan alat potong (pahat). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 5
  • 6. Walau pun keceptan potong; SC biasanya sudah tertera di text book, namun ada baiknya lebih diperjelas lagi cara menghitungnya, yakni: SC = 1000 .. nDπ       menit m atau [ ]rpm D C n s π 1000 = dengan D = diameter benda kerja [ ]mm n = putaran mesin [ ]rpm Yang sering menjadi masalah adalah ketika harus menentukan berapa besarnya nilai n, sebab n bisa saja ditingkatkan (diperbesar) sehingga bis meng-akibatkan efisiensi operator, maupun efisiensi mesin akan meningkat tajam, tetapi akibat nya, mata pahat mesin bubut bisa menjadi lebih cepat rusak. Sebagai contoh, misalkan diketahui diameter awal benda kerja = 127 mm, kemudian akan dibubut menjadi diameter akhir = 25 mm (material benda kerja Baja Karbon Sedang) Untuk jelas nya, peristiwa ini dapat dilihat melalui gambar ilustrasi berikut ini: Ilustrasi: SC = 27       menit m SC = 27       menit m SC = 27       menit m n = 135 [ ]rpm n = 135[ ]rpm n = 343 [ ]rpm Kesimpulan: PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 6
  • 7. Dengan tetap mempertahankan kecepatan potong; SC = 27       menit m , ternyata diperlukan peningkatan putaran kerja mesin yang cukup signifikan 8.2. HANTARAN (FEED) Per defenisi, hantaran adalah: kecepatan pahat pemotong atau roda gerinda bergerak maju sepanjang atau masuk ke dalam permukaan benda kerja. a). Bila, benda kerja yang berputar, maka feed dinyatakan dalam       putaran mm b). Bila, benda kerja dan mesin yang bergerak bolak-balik, maka feed dalam       langkah mm c). Bila, benda kerja diam dan mesin berputar, maka feed dalam       pemotongputaran mm . Contoh: • Untuk pahat HSS, hantaran (feed) nya = (0,13 ÷ 0,38)       putaran mm • Untuk pahat Karbida, feed nya = (0,75 ÷ 1,27)       putaran mm Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan feed (hantaran) suatu perkakas pemotong (pahat) menjadi turun, antara lain: a). Kecepatan potong yang terlalu tinggi b). Benda kerja yang terlalu keras c). Benda kerja yang terlalu ulet (liat) d). Coolant yang kurang e). Pahat yang tumpul f). Menurun nya kekakuan benda kerja atau pahat nya. 8.3. Beberapa Contoh Soal Soal: 1). Sebuah poros dengan massa jenis = 7,88 3 cm gr , diameter awal = 80 mm, akan dibubut menjadi = 60 mm. Bila n = 100 rpm, hitung lah: a). Berat poros awal (kg) ? b). Berat geram nya (kg) ? c). Berat poros akhir (kg) ? Jawab: PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 7
  • 8. a) ρ π .. 4 2 . porosawalporos LdG = = ( ) 88,7.1000.80 4 2π = 150.476,48 gr = 150,5 kg b). ( ) ρ π ... 4 22 porosakhirawalgeram LddG −= = ( ) 88,7.100.68. 4 22 − π = 69.280,91 gr = 69,3 kg c). geramawalporosakhirporos GGG −= .. = 150,5 – 69,3 = 81,2 kg Soal: 2). Sebuah pelat dikerjakan dengan mesin sekrap (shaper) dengan lebar = 95 mm, bila umpan 0,4 mm per langkah, panjang langkah total 150 mm dan n = 0,8 langkah/detik, maka hitunglah waktu yang dibutuh kan untuk pelaksanaan proses tersebut ? Jawab: Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah: langkah mm mm umpan pelatlebar 4,0 95. = = 237,5 langkah Maka, jumlah waktu yang dibutuhkan adalah: ik langkah langkah n langkahjumlah det 8,0 .5,237. = = 296,87 detik = 4,95 menit Hal ini berarti bahwa seorang operator mesin sekrap akan membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk men-sekrap sebuah plat dengan lebar 95 mm (tanpa memperhitungkan waktu untuk penyetelan pahat). 8.4. REVIEW SINGKAT SELURUH MATERI KULIAH DARI MULAI PERTEMUAN KE-1 SAMPAI DENGAN PERTEMUAN KE-7, UNTUK PERSIAPAN “UTS”. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 8