SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Kelompok 9
DENY PRAYOGA
LINA AYUN NANDALA
RISKA LESTARI
Hubungan Struktur-Aktifitas Hormon Steroid
Hormon adalah senyawa yang
secara normal dikeluarkan oleh
kelenjar endokrin atau jaringan
tubuh dan dilepaskan ke perederan
darah menuju jaringan sasaran,
berinteraksi secara selektif dengan
reseptor khas atau senyawa
tertentu dan menunjukkan efek
biologis.
Hormon dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
1. Hormon kelenjar
yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-
kelenjar endokrin, seperti kelenjar adrenalis,
pituitar, tiroid, pankreas, dan gonad
2. Hormon jaringan
yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan,
seperti histamin, norepinefrin, dan serotonin
• Hormon steroid
• Peptida
• Turunan asam amino aromatik
• Dan asam lemak
Hormon yang mempunyai struktur
kimia bervariasi, seperti :
Hormon steroid
• Yaitu hormon yang mengandung inti
steroid,karena mempunyai inti sama, maka
ketentuan mengenai tatanama dan aspek
streokimia juga sama.
• Contoh hormon penting yang mengandung
inti steroid antara lain adalah hormon-hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalis bagian
korteks
Hormon Steroid
1. Hormon Adrenokortikoid
 Mineralokortikoid
 Glukokortikoid
2. Hormon Kelamin
 Androgen
 Estrogen
 Progestin
Golongan hormon Steroid
1. Hormon adrenokortikoid
merupakan hormon steroid yang sintesis dari
kolestrol dan diproduksi oleh kelenjar
adrenalis bagian korteks. Pengeluaran
hormon ini dipengaruhi oleh adreno cortico
tropin hormone (ACTH) hormon ini disebut
pula dengan nama : adrenokortikosteroid,
adrenokortikal, kortikosteroid atau kortikoid.
fungsi fisiologisnya berhubungan dengan
sistem saraf pusat, otot polos dan stres
Hormon adrenokortikoid terbagi
dalam dua kelompok yaitu :
a. Hormon Mineralokortikoid
biasa digunakan untuk pengobatan penyakit
yang disebabkan oleh gangguan fungsi
kelenjar adrenalis karena suatu hal seprti
tumor kelenjar, sehingga produksi hormon
menurun. Hormon ini dapat meningkatkan
pemasukan ion natrium dan pengeluaran
kalium ditubulus ginjal.
Mekanisme kerja Hormon Mineralokortikoid
• Berhubungan dengan metabolisme elektrolit dan air.
Hormon ini memelihara fungsi normal ginjal, yaitu
dengan mengatur pemasukan ion natrium dan
pnegeluaran ion kalium.
• Pada tingkat molekul, hormon berinteraksi
membentuk kompleks terpulihkan dengan reseptor
khas yang tedapat pda bagian inti ginjal.
• Contoh : aldosteron, deoksikortikosteron dan
fludrokortison
a. Deoksikortikosteron asetat, di guanakan untuk pengobatan penyakit
Addison yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar korteks adrenalis
kronik. Obat mempunyai waktu paro serum yang pendek ± 70 menit
sehingga umumnya diberikan secra intramuscular atau dalam bentuk pelet
yang di tanam pada subkutan. Dosis I.M : 6 mg 1dd. Dosis pellet :125 mg.
Melepaskan kurang lebih 0,5 mg hormone/hari,diganti setelah 8-12 bulan
pemakaian. Deoksikortikosteron pivalat, adalah bentuk ester yang
mempunyai massa kerja panjang. Dosis 1.M. : 25 mg,tiap 1 bulan.
b. Aldosteron, merupakan senyawa normal yang dikeluarkan oleh kelenjar
adrenalis yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan elektrolit tubuh.
Obat ini jarang digunakan secara klinik karena sangat mudah terurai.
c. Fludrokortison asetat, merupakan mineralokortikoid yang sangat kuat dan
mempunyai aktivitas glukokortikoid moderat. Fludrokortison digunakan
sebagai mineralokortikoid pengganti pada keadaan kerusakan kelenjar
korteks adrenalis yang kronik dan untuk mengontrol hipotensi ortostatik.
Senyawa ini sering pula digunakan sebagai anti radang untuk pemakaian
setempat pada obat tetes telinga. Dosis oral : 0,05-0,01mg/hari, dosis
setempat : larutan 0,1-0,5%.
Struktur Hormon Steroid
Mineralokortikoid
b. Hormon Glukokortikoid
Biasanya digunakan klinik terutama untuk
pengobatan kelainan jaringan kolagen,
kelainan hematologis (leukimia) dan
pernafasan (asma)untuk pengobatan rematik,
pengobatan penyakit karena alergi
tertentu,seperti dermatologis yang berat,
penyakit saluran cerna dan penyakit hati.
Hormon glukokortikoid juga efektif untuk
pengobatan penyakit shock Addison,sembab
otak,hiperklasemia,dan miasteniagarfis.
Mekanisme Kerja Hormon
Glukokortikoid
• Hormon glukokortikoid berhubungan dengan
metabolisme karbohidrat , protein dan lemak serta
dapat merangsang sintesis glukosa dan glukogen.
• Efek antiradang hormon glukokortikoid berhubungan
dengan kemampuannya untuk merangsang
biosintesis protein lipomodulin yang dapat
menghambat kerja enzimatik, sehingga mencegah
pelepasan mediator proses keradangan, yaitu asam
arkodinat dan metabolitnya.
Hubungan Struktur Aktifitas
a. Secara umum,karakteristik struktur yang penting dari kortikosteroid adalah ikatan
rangkap c4 – c5,gugus keton pada c3.dan rantai samping 17 beta ketol (-coch2oh)
karena dapat menunjang aktivitas. Sejumlah senyawa yang tidak mempunyai
system c3 keto masih mempunyai aktifitas cukup besar sehingga diduga gugus ini
kecil sumbangannya terhadap kekhasan interaksi obat reseptor.
b. Pada konsep interaksi obat-reseptor, cincin C dan D lebih penting disbanding
cincin A dan B. Substitusi gugus 21-OH dengan flourin meningkatkan aktifitas
gliko dan mineralokortiroid, tetapi substitusi dengan gugus CL atau Br akan
menghilangkan aktivitas.
c. Adanya substituent 1-ene, meningkatkan aktifitas glukokortikoid dan
mineralokortikoid.
d. Mineralokortikoid pada umumnya tidak mengandung gugus 11-OH dan 17-OH.
Adanya substituent OH secara umum menghilangkan aktifitas mineralokortikoid.
e. Pada umumnya substituent gugus F, CL dan Br pada posisi 9α meningkatkan
sktifitas mineralokortikoid dengan urutan F>CL>Br, demikian pula substitusi pada
posisi 12α-F.
f. Adanya ikatan rangkap pada posisi C1-C2 dan substituen pada 6a-Cl, 16a- OH,
16a-OCH3, 16a-CH3, 17a-CH3 dan 16a-17a-ketal menurunkan secara bermakna
aktivitas mineralkokortikoid.
Hormon Glukokortikoid
g. Secara umum struktur hormone glukokortikoid mengandung gugus keton atau
hidroksi pada C11 dan gugus α-OH pada C17. Gugus β-OH ini sangat penting untuk
interaksi obat-reseptor. Contoh : kortison, tidak aktif pada invitro tetapi aktif pada
in vivo, oleh karena pada in vivo gugus keton pada C11 di reduksi menjadi gugus
hidroksi (hidrokortison) sehingga senyawa dapat berinteraksi secara serasi dengan
reseptor. Demikian pula prednisone, secara in vivo direduksi menjadi prednisolon.
h. Pemasukan gugus α-CH3 pada posisi 2, 6 dan 16 meningkatkan aktifitas
glikokortikoid. Pemasukan gugus 2α-CH3 meningkatkan aktifitas glukokortikoid oleh
karena pengaruh halangan ruangnya dapat mencegah reduksi gugus 3-keton, baik
pada invitro maupun in vivo. Contoh : 2α-metilhidrokkortison, mempunyai aktifitas
glukokortikoid lebih tinggi di banding hidrokortison.
i. Pemasukan substituent 9α-F dapat meningkatkan aktifitas.
j. Pemasukan ikatan rangkap antara C1-C2 meningkatkan secara nyata aktifitas
glukokortikoid dan aktifitas antiradang.. pemasukan ikatan rangkap pada C1-C2
cincin A akan mengubah bentuk konformasi cincin sehingga interrksi dengan
reseptor menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan efek antiradang. Adanya
ikatan rangkap pada posisi 9-11, bila tidak ada gugus oksigen pada posisi 6-7 tidak
mempengaruhi aktifitas.
1. Bentuk ester, seperti ester asetat, benzoate, butirat, heksanoat, kaproat, sipionat,
diasetat, dipropionat, pivalat dan valerat, asetonid atau garam, seperti natrium
fosfat dan natrium suksinat, dapat meningkatkan masa kerja obat. Bentuk ester dan
asetonid merupakan pra-obat, pada in vivo senyawa dihidrolisis melepaskan
senyawa induk aktif.
2. Hormon Kelamin
Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid,
molekulnya bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka
dasarnya adalah siklopentanaperhidrofenantren yang bersifat
kaku (rigid).
• Ada tiga aspek stereokimia hormone kelamin yang penting
diketahui karena dapat mempengaruhi aktivitas , yaitu :
• 1.Letak gugus pada cincin, aksial atau ekuatorial
• 2.Posisi gugus pada bidang, konfiguarsi α atau β, dan isomer
cis atau trans
• 3.Konformasi cincin sikloheksan, bentuk kursi atau perahu
Hormon Kelamin terbagi dalam empat kelompok
yaitu :
a. Hormon Androgen
Hormon adrogen, seperti testosteron dan dihidrotestosteron,
terutam dihasilkan oleh testis, dan dalam jumlah yang kecil
oleh korteks adrenalis dan ovarium.
Mekanisme Kerja Hormon Androgen
Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau
translasi ARN khas pada biosintesis protein. Testosteron oleh
enzim 5-reduktase diubah menjadi 5-dehidrotestosteron dan
bentuk aktif ini dapat mengikat reseptor khas yang terdapat
pada testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini
menyebabkan perubahan konformasi dan menimbulkan
pengaktifan kompleks androgen-reseptor. Pengaktifan ini
merangsang sintesis mARN khas, dan mARN yang terbentuk
meninggalkan inti dan mulai mengatur sintesis protein serta
merangsang pertumbuhan sel.
Berdasarkan aktivitasnya hormon androgen dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Senyawa androgenik
Contoh : testosteron, metiltestosteron,
mesterolon, metandrostenolon, dan
fluoksimesteron.
2. Senyawa anabolik
Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon,
dan etilestrenol.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
a. Pemasukan gugus 3-keto dan 3α-hidroksi dapat meningkatkan aktivitas androgenik.
b. Gugus 17β-hidroksi penting dalam hubungannya dengan pengikatan reseptor,oleh karena itu
isomer 17β-hidroksi lebih aktif dibanding 17α-hidroksi.
c. Testosteron,tidak dapat diberikan secara per oral karena oleh bakteri usus gugus 17β-hidroksi
akan dioksidasi menjadi 17β-keto yang tidak aktif.Selain itu testosteron mempunyai waktu
paro pendek karena cepat diabsorpsi dalam saluran cerna dan cepat mengalami degradasi
hepatik.
d. Adanya gugus alkil pada C17α mencegah perubahan metabolisme gugus 17β-hidroksi
sehingga senyawa dapat diberikan sehingga senyawa dapat diberikan secara oral.Contoh :
17α-metiltestosteron,dapat diberikan secara oral,walaupun aktivitasnya hanya setengah kali
aktivitas testosteron bila dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular.Makin
panjang rantai C gugus alkil makin menurun aktivitas androgenik dan makin meningkat
toksisitasnya.Contoh : 17α-metiltestosteron lebih aktif dibanding 17α-etiltestosteron
e. Esterifikasi pada gugus 17β-hidroksi dapat memperpanjang masa kerja obat.Bentuk ester
bersifat lebih non polar,lebih mudah larut dalam jaringan lemak dan bila diberikan secara
intramuskular dapat menghasilkan respons sampai ±2-4 minggu.Contoh: Testoteron
propionat,testosteron enantat,testosteron fenilpropionat dan testosteron
dekanoat.Testosteron propionat mempunyai awal kerja cepat dan masa kerja yang lebih
pendek dibanding ester-ester lain.
f. Substitusi atom halogen menurunkan aktivitas androgenik senyawa,kecuali substitusi pada
atom C4 dan C9.Contoh : Fluoksimesteron ,mempunyai aktivitas andronergik 5-10 kali lebih
besar dibanding testosteron.Analog testosteron yang sering digunakan sebagai androgenik
antara lain adalah mesterolon dan metandrostenolon.Metandrostenolon mempunyai
aktivitas androgenik ±sama dengan testosteron.
g. Nandrolon, tidak mempunyai gugus alkil pada otom C17-a, sehingga gugus 17B-OH
mudah dioksidasi oleh bakteri usus menjadi bentuk ketoyang tidak aktif. Oleh
karena itu nandrolon hanya diberikan secara intramuskular dalam bentuk ester
fenllpropianot .
h. Adanya ikatan rangkap pada atom C5-C10 (tibolon), akan memperlemah efek
androgenik, demikian pula terhadap efek estrogenik.
b. Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh
ovarium, plasenta dan korteks adrenalis sedang pada laki-laki diproduksi
oleh testis dan korteks adrenalis. Sebagian besar hormon estogeron alami
pada manusia adalah estradiol, estron, dan estriol.
Mekanisme Kerja Hormon Estrogen
• Hormon estrogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis pada organ
sasaran. Pada ovarium merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus
merangsang pertumbuhan endometrium, pada vagina menyebabkan
kornifikasi (pedangkalan), sel epitel, pada serviks dapat meningkatkan
sekresi lendir dan menurunkan kekentalan lendir, dan pada kelenjar
pituitari dapat merangsang pengeluaran gonadotropin. Pengikatan
estrogen dengan reseptor khas dalam sitoplasma atau protein di luar inti
menyebabkan perubahan bentuk konformasi protein sehingga
memudahkan penetrasi kompleks estrogen-reseptor ke dalam inti sel.
Kompleks kemudian mengikat sisi aseptor di kromosom, memicu sintesis
mRNA dan protein, sehingga meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan jaringan saluran reproduksi.
Berdasarkan sumbernya estrogen dibagi menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut:
1. Estrogen Steroid
Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan
mengandung inti steroid
1.Estrogen alami. Contoh: estradiol, estriol, dan estron.
2.Estrogen teresterifikasi. Contoh : estradiol benzoat, estradiol
dipropionat, estradiol valerat, estradiol sipionat dan estradiol
enantat.
3. Estrogen terkonjugasi. Contoh : senyawa estrogen
terkonjugasi.
4. Turunan semisintetik. Contoh : asam doisinolat, etinilestradiol,
mestranol dan kuinestrol.
Hubungan Struktur Aktivitas
1. Allen dan Doissy (1923), telah dapat mengisolasi dari ekstrak ovarium wanita senyawa-senyawa
turunan steroid yang mempunyai aktivitas estrogenik, yaitu estron, estriol dan 17β-estradiol.
Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa 17β-estradiol mempunyai aktivitas estrogenik tiga kali
lebih besar dibanding estron dan enam kali lebih besar dibanding estriol. 17β-estradiol mudah
dipecah dan menjadi tidak aktif oleh mikroorganisme dalam saluran cerna. Senyawa cepat
diabsorpsi di usus dan cepat pula dimetabolisis di hati. Oleh karena itu, 17β-estradiol hanya aktif
pada pemberian intramuskular, sedang pemberian secara oral menurunkan aktivitas secara drastis.
2. Penelitian mengenai hubungan struktur dan aktivitas menunjukkan bahwa hilangnya atom O yang
terikat pada C3 dan C17, epimerisasi gugus 17β-hidroksi menjadi konfigurasi 17α, dan adanya ikatan
rangkap pada cincin B dapat menurunkan aktivitas estrogenik.
3. Perluasan cincin D akan menurunkan aktivitas estrogenik secara drastis. D-Homoestradiol dan D-
homoestron mempunyai aktivitas yang lebih rendah dibanding estradiol dan estron.
4. Modifikasi struktur estron menunjukkan bahwa pemasukan gugus OH pada posisi C6, C7 dan C11
menurunkan aktivitas estrogenik. Dalam suasana basa kuat (KOH), cincin D dari estron akan pecah,
membentuk asam doisinolat, yang mempunyai aktivitas estrogenik lebih besar dibanding estron.
Hal ini menunjukkan bahwa cincin D kurang berperan terhadap aktivitas estrogenik.
5. Esterifikasi gugus 17β-hidroksi atau 3-hidroksiestradiol dapat memperpanjang masa kerja obat oleh
karena pada in vivo bentuk ester dihidrolisis dengan lambat melepaskan estrogen bebas secara
perlahan-lahan. Bentuk ester ini hanya aktif pada pemberian secara intramuskular. Contoh bentuk
ester dari estradiol antara lain adalah ester 3-benzoat, 3,17-dipropionat, 17-valerat dan ester 17-
siklopentilpropionat (sipionat).
6. Bentuk ester estradiol mempunyai kelarutan dalam lemak lebih besar, penembusan membran
biologis menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas estrogenik dan memperpanjang
masa kerja obat.
Hubungan Struktur Aktivitas Estrogen Steroid
2. Estrogen Non Steroid
Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan strukturnya
tidak mengandung enzim steroid.
Contoh : benzestrol, dienestrol, dietilstilbestrol, heksestrol, klorotrianisen
dan metalenestril.
Hubungan struktur dan aktivitas
• Menurut hipotesis Schueler (1946), ada persamaan jarak kritik antara
gugus-gugus yang dapat membentuk ikatan hydrogen, seperti gugus
hidroksil, keton dan hidroksil fenol, dari hormon estrogen non steroid dan
estrogen steroid. Jarak antara gugus 3-OH dan 17-OH dari estradiol
mempunyai persamaan dengan jarak antara gugus hidroksil fenol dari
dietilstilbestrol yaitu ± 14,5 Å. Jarak ini sangat penting dalam
• Hubungannya dengan pengikatan obat reseptor. Dari studi kristalografi
dengan sinar x didapatkan bahwa sebenarnya jarak antara gugus – gugus
hidroksil dari estrsdiol adalah 10,9 Å sedang jarak antar gugus – gugus
hidroksi fenol dari dietilstilbestrol = 12,1 Å. Dalam plasma, estradiol
terdapat dalam bentuk hidrat, dimana jarak antara gugus 3 – OH dengan
air hidrat = 12,1 Å, sehingga diduga bahwa air juga mempunyai peran
penting terhadap efek estrogenik
Hubungan Struktur Aktivitas Estrogen Non Steroid
3. Antiestrogen
Adalah senyawa yang digunakan sebagai
perangsang ovulasi karena mempunyai efek
langsung terhadap hipotalamus dalam
meningkatkan produksi FSH
Contoh : klomofen sitrat dan HMG
c. Hormon Progestin
Adalah hormon kelamin laki-laki yang dikeluarkan oleh korpus luteum dan plasenta
Mekanisme kerjanya, reseptor sitoplasma khas terdapat pada sel uterus.
Mekanisme kerja :
• Progestin terdapat pada sejumlah jaringan seperti uterus, ovarium, hati, ginjal, servis,
kelenjar adrenalis, hipotalamus, dan vagina. Reseptor sitoplasma khas terdapat pada
uterus. Efek progestin biasanya berhubungan dengan hormon estrogen , yang
melibatkan beberapa proses fisiologi penting seperti perdarahan normal pada
mensturasi, pelepasan ovum, menyiapkan endometrium uterus untuk menerima ovum,
meningkatkan kontrasi uterus, memelihara kehamilan, dan menunjang perkembangan
jaringan payudara. Efek pemblokan terhadap kontraksi miometrium uterus
kemungkinan di sebabkan oleh peningkatan potensial membran , penghambatan
pengangkutan ion kalium pada membran sel atau penghambatan pernapasan
mitokondria.
a.Turunan progesteron
1.Progestin alami dan esternya, co : progesteron dan hidroksiprogesteronkaproat
2.Turunan progesteron, co : klormadinon asetat, didrogesteron, medroksiprogesteron
asetat dan megestrol asetat.
3.Turunan 19-nonprogesteron, co : amadinon asetat dan nomegestrol asetat
b.Turunan testosteron
1.Turunan testosteron, co : dimetisteron dan etisteron.
2. Turunan 19-nortestoteron,contoh: alilestrenol, etinodioldiasetat , levonorgestel,
linestrenol, noretindron, noretinodrel, norgestrel dan kuingestanol asetat.
a. Turunan Progesteron
progesteron dida[at dari hasil ekstraksi ovarium hewan atau dibuat sintetik dari
diosgenin.progesteron cepat dimetabolisis dalam tubuh,waktu parohnya kurang lebih 15
menit,sehingga tidak efektuif bila diberikan secara oral.pemberian secara intramuskular
aktivitasnya 12 kali lebih besr dibanding secara oral.
Hubungan struktur dan aktivitas
1) Djerassi(1953),telah dapat mensintesis 19-norprogesteron yang pada pemberian secara
intramuskular ternyata mempunyai aktivitas 8 kali lebih besar dari pada progesteron.
2) Bentuk ester dari 17α-hidroksiprogesteron mempunyai aktivitas lebih tinggi dan masa kerja
yang lebih panjang dibanding progesteron.hal ini disebabkan gugus 17α- ester dapat
mencegah reduksi gugus keton pada C20 menjadi gugus alkohol yang tidak aktif.selain itu
bentuk ester dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak,membentuk depo,dan
ester dilepaskan secra perlahan lahan.bentuk ester tersebut kemudian mengalami hidrolisis
melepaskan obat aktif sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang.
3) Adanya gugus metil pada posisi C6a dapat menurunkan kecepatan reduksi ikatan rangkap C4-5
dan gugus 3-keto serta meningkatkan kelarutan dalam lemak sehingga masa kerja obat
menjadi lebih panjang. Contoh: medroksiprogesteron asetat.
4) 4).Aktivitas progestin turunan 17α-asetoksiprogesteron meningkatkan substitusi gugus metil
atau klor pada posisi C6α dan ikatan rangkap pada posisi C6-7.Contoh: megestrol asetat
dan klormadinon asetat.megestrol asetat digunakan untuk pengobatan kanker payudara dan
karsinima endometrial.didrogesteron adalah bentuk isomer cis pada hubungan cincin B dan C
dari 6-7-dehidroprogesteron.senyawa ini digunakan untuk memelihara kehamilan,tidak
menimbulkan efek menskulinisasi,adrogenik dan estrogenik.
Hubungan Struktur Aktivitas Progesteron
b. Turunan Testosteron
Turunan testosteron adalah progetin sintetik pertama yang digunakan secara oral untuk pengobatan
ketidaknormalan menstruasi.turunan tersebut disintesi dari androstan (hormon kelamin pria).
Hubungan Struktur Aktivitas
1. Pemasukan gugus etinil pada posisi 17a testosteron (etisteron), dapat mencegah oksidasi gugus 17B-keto
oleh bakteri usus, sehingga senyawa dapat diberikan secara oral. Selain itu adanya gugus 17a etinil dapat
meningkatkan kerapatan eleektron sehingga menunjang interaksi obat-reseptor, meningkatkan aktivitas
progestin dan menurunkan aktivitas anabolik. Aktivitas etisteron pada pemberian secara oral 15 kali lebih
besar dibanding aktivitas progesteron, sedang pada pemberian secara parenteral aktivitasnya lebih rendah
yaitu sepertiga aktivitas progesteron.
2. Pemasukan gugus metil pada posisi 6a dapat menghabat metabolisme dan peningkatan aktivitas
progestin. Contoh : 6a-metil, 17B-propiniltesteron (dimestiteron).
3. Hilangnya gugus metil pada C19 dari struktur testosteron (19-nortestosteron) akan meningkatkan aktivitas
progestin dan menurunkan aktivitas androgen. Turunan 19-nortestosteron mempunyai aktivitas
penghambat ovulasi yang tinggi. 17a-etinil-19-nortestosteron (noretindron) pada pemberian secara oral
aktivitasnya 5-15 kali lebih besar dibanding aktivitas progesteron. Noretindron pada pemberian secara oral
aktivitasnya 10 kali lebih besar dibanding isomernya (noretinodrel), tetapi pada pemberian secara
subkutan aktivitasnya hampir sama.
4. Penambahan gugus metil pada C18b’ misal pada norgestrel dan pada atom C9-C10 dan C11-C12
(gestrinon) akan menghilangkan aktivitas estrogenik dan progestinik, tetapi senyawa sangat aktif untuk
pengobatan endrometriosis.
5. Bentuk ester pada gugus 17B-hidroksi mempunyai masa kerja lebih panjang. Contoh : nerotindron asetat,
nerotindodron enantat dan etinodiol diasetat.
6. Hilangnya gugus keto pada C3’ misal pada linestrenol dan elilestrenol, meningkatkan aktivitas androgenik.
Hormon progestin yang sering digunakan sebagai oral kontrasepsi dalam bentuk kombinasi dengan
hormon estrogen adalah noretindro, levonorgestrel, etinodiol diasetst dan lineestrenol.
4. obat kontasepsi
Senyawa- senyawa estrogen dan progestin yang ternyata berfungsi untuk mengatur siklus
menstruasi. Dengan melakukan berbagai modifikasi struktur kemudian di kembangkan obat-obat
kontrasepsi yang lebih aktif dan mempunyai masa kerja lebih panjang dan dapat di berikan baik
secara oral maupun parenteral. Untuk lebih memperpanjang masa kerja obat di lakukan
pemilihan pelarut yang sesuai atau di buat bentuk sediaan tertentu yang dapat melepaskan obat
aktif secara perlahan-lahan.
Mekanisme Kerja Obat Kontrasepsi
• Untuk lebih memahami mekanisme kerja obat kontrasepsi di perlukan pengetahuan fisiologi
siklus menstruasi . siklus menstruasi di control oleh sistem yang terintergrasi dan melibatkan
dua gonatropin yaitu luteinizing hormone (LH) dan Follicle stimulating hormone(FRH), yang
berasal dari adenohipofisis,dua hormone hipotalamus,FSH Release Factor (FRF) dan
gonadorelin (GnRH),ovarium dan salauran reproduksi. FRH DAN GnRH dapat merangsang
pengeluaran LH dan FSH dari adenohipofisis,sedang LH dan FSH merangsang ovarium untuk
memproduksi hormone estrogen dan progestin.
• Hubungan antara hipotalamus ,kelenjar pituitary,ovarium, dan saluran reproduksi pada siklus
menstruasi.
Cara kerja hormon progestin dan estrogen sebagai kontrasepsi adalah mencegah prose
ovulasi dengan cara menekan produksi LH dan FSH melalui mekanisme proses penghambatan
kembali. Hal ini dapat terjadi karena adanya kadar hormon progestin dan estrogen yang tinggi
di tubuh.
Hubungan Struktur-Aktivitas Hormon Steroid

More Related Content

What's hot

Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisdimaswp
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 

What's hot (20)

Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Saponin
SaponinSaponin
Saponin
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 

Similar to Hubungan Struktur-Aktivitas Hormon Steroid

Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxRiyanUge
 
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxPERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxGirlyRisma1306
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
6108825 metabolisme
6108825 metabolisme6108825 metabolisme
6108825 metabolismeJuliar Bio
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatNesha Mutiara
 
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfPringgoWillyPraputra1
 
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2  metabolisme organisme kelas XII SMABab 2  metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMATezzara Clara Sutjipto
 
Reproductive massangers
Reproductive massangersReproductive massangers
Reproductive massangersDwi Kamal
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptxKelinciNgunut1
 

Similar to Hubungan Struktur-Aktivitas Hormon Steroid (20)

Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
Glukokortikoid
GlukokortikoidGlukokortikoid
Glukokortikoid
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxPERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4Pp endokrin klmpok 4
Pp endokrin klmpok 4
 
6108825 metabolisme
6108825 metabolisme6108825 metabolisme
6108825 metabolisme
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme Obat
 
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
 
Tentang enzim
Tentang enzimTentang enzim
Tentang enzim
 
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2  metabolisme organisme kelas XII SMABab 2  metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
 
Farmakodinamika
FarmakodinamikaFarmakodinamika
Farmakodinamika
 
Reproductive massangers
Reproductive massangersReproductive massangers
Reproductive massangers
 
Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologiMakalah sistem endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
 
enzim
enzim enzim
enzim
 

Hubungan Struktur-Aktivitas Hormon Steroid

  • 1. Kelompok 9 DENY PRAYOGA LINA AYUN NANDALA RISKA LESTARI
  • 2. Hubungan Struktur-Aktifitas Hormon Steroid Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan tubuh dan dilepaskan ke perederan darah menuju jaringan sasaran, berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas atau senyawa tertentu dan menunjukkan efek biologis.
  • 3. Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Hormon kelenjar yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar- kelenjar endokrin, seperti kelenjar adrenalis, pituitar, tiroid, pankreas, dan gonad 2. Hormon jaringan yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan, seperti histamin, norepinefrin, dan serotonin
  • 4. • Hormon steroid • Peptida • Turunan asam amino aromatik • Dan asam lemak Hormon yang mempunyai struktur kimia bervariasi, seperti :
  • 5. Hormon steroid • Yaitu hormon yang mengandung inti steroid,karena mempunyai inti sama, maka ketentuan mengenai tatanama dan aspek streokimia juga sama. • Contoh hormon penting yang mengandung inti steroid antara lain adalah hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalis bagian korteks
  • 6. Hormon Steroid 1. Hormon Adrenokortikoid  Mineralokortikoid  Glukokortikoid 2. Hormon Kelamin  Androgen  Estrogen  Progestin
  • 7. Golongan hormon Steroid 1. Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang sintesis dari kolestrol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormon ini dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormone (ACTH) hormon ini disebut pula dengan nama : adrenokortikosteroid, adrenokortikal, kortikosteroid atau kortikoid. fungsi fisiologisnya berhubungan dengan sistem saraf pusat, otot polos dan stres
  • 8. Hormon adrenokortikoid terbagi dalam dua kelompok yaitu : a. Hormon Mineralokortikoid biasa digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar adrenalis karena suatu hal seprti tumor kelenjar, sehingga produksi hormon menurun. Hormon ini dapat meningkatkan pemasukan ion natrium dan pengeluaran kalium ditubulus ginjal.
  • 9. Mekanisme kerja Hormon Mineralokortikoid • Berhubungan dengan metabolisme elektrolit dan air. Hormon ini memelihara fungsi normal ginjal, yaitu dengan mengatur pemasukan ion natrium dan pnegeluaran ion kalium. • Pada tingkat molekul, hormon berinteraksi membentuk kompleks terpulihkan dengan reseptor khas yang tedapat pda bagian inti ginjal. • Contoh : aldosteron, deoksikortikosteron dan fludrokortison
  • 10. a. Deoksikortikosteron asetat, di guanakan untuk pengobatan penyakit Addison yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar korteks adrenalis kronik. Obat mempunyai waktu paro serum yang pendek ± 70 menit sehingga umumnya diberikan secra intramuscular atau dalam bentuk pelet yang di tanam pada subkutan. Dosis I.M : 6 mg 1dd. Dosis pellet :125 mg. Melepaskan kurang lebih 0,5 mg hormone/hari,diganti setelah 8-12 bulan pemakaian. Deoksikortikosteron pivalat, adalah bentuk ester yang mempunyai massa kerja panjang. Dosis 1.M. : 25 mg,tiap 1 bulan. b. Aldosteron, merupakan senyawa normal yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenalis yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan elektrolit tubuh. Obat ini jarang digunakan secara klinik karena sangat mudah terurai. c. Fludrokortison asetat, merupakan mineralokortikoid yang sangat kuat dan mempunyai aktivitas glukokortikoid moderat. Fludrokortison digunakan sebagai mineralokortikoid pengganti pada keadaan kerusakan kelenjar korteks adrenalis yang kronik dan untuk mengontrol hipotensi ortostatik. Senyawa ini sering pula digunakan sebagai anti radang untuk pemakaian setempat pada obat tetes telinga. Dosis oral : 0,05-0,01mg/hari, dosis setempat : larutan 0,1-0,5%.
  • 12. b. Hormon Glukokortikoid Biasanya digunakan klinik terutama untuk pengobatan kelainan jaringan kolagen, kelainan hematologis (leukimia) dan pernafasan (asma)untuk pengobatan rematik, pengobatan penyakit karena alergi tertentu,seperti dermatologis yang berat, penyakit saluran cerna dan penyakit hati. Hormon glukokortikoid juga efektif untuk pengobatan penyakit shock Addison,sembab otak,hiperklasemia,dan miasteniagarfis.
  • 13. Mekanisme Kerja Hormon Glukokortikoid • Hormon glukokortikoid berhubungan dengan metabolisme karbohidrat , protein dan lemak serta dapat merangsang sintesis glukosa dan glukogen. • Efek antiradang hormon glukokortikoid berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang biosintesis protein lipomodulin yang dapat menghambat kerja enzimatik, sehingga mencegah pelepasan mediator proses keradangan, yaitu asam arkodinat dan metabolitnya.
  • 14. Hubungan Struktur Aktifitas a. Secara umum,karakteristik struktur yang penting dari kortikosteroid adalah ikatan rangkap c4 – c5,gugus keton pada c3.dan rantai samping 17 beta ketol (-coch2oh) karena dapat menunjang aktivitas. Sejumlah senyawa yang tidak mempunyai system c3 keto masih mempunyai aktifitas cukup besar sehingga diduga gugus ini kecil sumbangannya terhadap kekhasan interaksi obat reseptor. b. Pada konsep interaksi obat-reseptor, cincin C dan D lebih penting disbanding cincin A dan B. Substitusi gugus 21-OH dengan flourin meningkatkan aktifitas gliko dan mineralokortiroid, tetapi substitusi dengan gugus CL atau Br akan menghilangkan aktivitas. c. Adanya substituent 1-ene, meningkatkan aktifitas glukokortikoid dan mineralokortikoid. d. Mineralokortikoid pada umumnya tidak mengandung gugus 11-OH dan 17-OH. Adanya substituent OH secara umum menghilangkan aktifitas mineralokortikoid. e. Pada umumnya substituent gugus F, CL dan Br pada posisi 9α meningkatkan sktifitas mineralokortikoid dengan urutan F>CL>Br, demikian pula substitusi pada posisi 12α-F. f. Adanya ikatan rangkap pada posisi C1-C2 dan substituen pada 6a-Cl, 16a- OH, 16a-OCH3, 16a-CH3, 17a-CH3 dan 16a-17a-ketal menurunkan secara bermakna aktivitas mineralkokortikoid.
  • 16. g. Secara umum struktur hormone glukokortikoid mengandung gugus keton atau hidroksi pada C11 dan gugus α-OH pada C17. Gugus β-OH ini sangat penting untuk interaksi obat-reseptor. Contoh : kortison, tidak aktif pada invitro tetapi aktif pada in vivo, oleh karena pada in vivo gugus keton pada C11 di reduksi menjadi gugus hidroksi (hidrokortison) sehingga senyawa dapat berinteraksi secara serasi dengan reseptor. Demikian pula prednisone, secara in vivo direduksi menjadi prednisolon. h. Pemasukan gugus α-CH3 pada posisi 2, 6 dan 16 meningkatkan aktifitas glikokortikoid. Pemasukan gugus 2α-CH3 meningkatkan aktifitas glukokortikoid oleh karena pengaruh halangan ruangnya dapat mencegah reduksi gugus 3-keton, baik pada invitro maupun in vivo. Contoh : 2α-metilhidrokkortison, mempunyai aktifitas glukokortikoid lebih tinggi di banding hidrokortison. i. Pemasukan substituent 9α-F dapat meningkatkan aktifitas. j. Pemasukan ikatan rangkap antara C1-C2 meningkatkan secara nyata aktifitas glukokortikoid dan aktifitas antiradang.. pemasukan ikatan rangkap pada C1-C2 cincin A akan mengubah bentuk konformasi cincin sehingga interrksi dengan reseptor menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan efek antiradang. Adanya ikatan rangkap pada posisi 9-11, bila tidak ada gugus oksigen pada posisi 6-7 tidak mempengaruhi aktifitas. 1. Bentuk ester, seperti ester asetat, benzoate, butirat, heksanoat, kaproat, sipionat, diasetat, dipropionat, pivalat dan valerat, asetonid atau garam, seperti natrium fosfat dan natrium suksinat, dapat meningkatkan masa kerja obat. Bentuk ester dan asetonid merupakan pra-obat, pada in vivo senyawa dihidrolisis melepaskan senyawa induk aktif.
  • 17. 2. Hormon Kelamin Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid, molekulnya bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka dasarnya adalah siklopentanaperhidrofenantren yang bersifat kaku (rigid). • Ada tiga aspek stereokimia hormone kelamin yang penting diketahui karena dapat mempengaruhi aktivitas , yaitu : • 1.Letak gugus pada cincin, aksial atau ekuatorial • 2.Posisi gugus pada bidang, konfiguarsi α atau β, dan isomer cis atau trans • 3.Konformasi cincin sikloheksan, bentuk kursi atau perahu
  • 18. Hormon Kelamin terbagi dalam empat kelompok yaitu : a. Hormon Androgen Hormon adrogen, seperti testosteron dan dihidrotestosteron, terutam dihasilkan oleh testis, dan dalam jumlah yang kecil oleh korteks adrenalis dan ovarium. Mekanisme Kerja Hormon Androgen Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi ARN khas pada biosintesis protein. Testosteron oleh enzim 5-reduktase diubah menjadi 5-dehidrotestosteron dan bentuk aktif ini dapat mengikat reseptor khas yang terdapat pada testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan konformasi dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor. Pengaktifan ini merangsang sintesis mARN khas, dan mARN yang terbentuk meninggalkan inti dan mulai mengatur sintesis protein serta merangsang pertumbuhan sel.
  • 19. Berdasarkan aktivitasnya hormon androgen dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Senyawa androgenik Contoh : testosteron, metiltestosteron, mesterolon, metandrostenolon, dan fluoksimesteron. 2. Senyawa anabolik Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol.
  • 20. HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS a. Pemasukan gugus 3-keto dan 3α-hidroksi dapat meningkatkan aktivitas androgenik. b. Gugus 17β-hidroksi penting dalam hubungannya dengan pengikatan reseptor,oleh karena itu isomer 17β-hidroksi lebih aktif dibanding 17α-hidroksi. c. Testosteron,tidak dapat diberikan secara per oral karena oleh bakteri usus gugus 17β-hidroksi akan dioksidasi menjadi 17β-keto yang tidak aktif.Selain itu testosteron mempunyai waktu paro pendek karena cepat diabsorpsi dalam saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik. d. Adanya gugus alkil pada C17α mencegah perubahan metabolisme gugus 17β-hidroksi sehingga senyawa dapat diberikan sehingga senyawa dapat diberikan secara oral.Contoh : 17α-metiltestosteron,dapat diberikan secara oral,walaupun aktivitasnya hanya setengah kali aktivitas testosteron bila dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular.Makin panjang rantai C gugus alkil makin menurun aktivitas androgenik dan makin meningkat toksisitasnya.Contoh : 17α-metiltestosteron lebih aktif dibanding 17α-etiltestosteron e. Esterifikasi pada gugus 17β-hidroksi dapat memperpanjang masa kerja obat.Bentuk ester bersifat lebih non polar,lebih mudah larut dalam jaringan lemak dan bila diberikan secara intramuskular dapat menghasilkan respons sampai ±2-4 minggu.Contoh: Testoteron propionat,testosteron enantat,testosteron fenilpropionat dan testosteron dekanoat.Testosteron propionat mempunyai awal kerja cepat dan masa kerja yang lebih pendek dibanding ester-ester lain. f. Substitusi atom halogen menurunkan aktivitas androgenik senyawa,kecuali substitusi pada atom C4 dan C9.Contoh : Fluoksimesteron ,mempunyai aktivitas andronergik 5-10 kali lebih besar dibanding testosteron.Analog testosteron yang sering digunakan sebagai androgenik antara lain adalah mesterolon dan metandrostenolon.Metandrostenolon mempunyai aktivitas androgenik ±sama dengan testosteron.
  • 21. g. Nandrolon, tidak mempunyai gugus alkil pada otom C17-a, sehingga gugus 17B-OH mudah dioksidasi oleh bakteri usus menjadi bentuk ketoyang tidak aktif. Oleh karena itu nandrolon hanya diberikan secara intramuskular dalam bentuk ester fenllpropianot . h. Adanya ikatan rangkap pada atom C5-C10 (tibolon), akan memperlemah efek androgenik, demikian pula terhadap efek estrogenik.
  • 22. b. Hormon Estrogen Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium, plasenta dan korteks adrenalis sedang pada laki-laki diproduksi oleh testis dan korteks adrenalis. Sebagian besar hormon estogeron alami pada manusia adalah estradiol, estron, dan estriol. Mekanisme Kerja Hormon Estrogen • Hormon estrogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis pada organ sasaran. Pada ovarium merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus merangsang pertumbuhan endometrium, pada vagina menyebabkan kornifikasi (pedangkalan), sel epitel, pada serviks dapat meningkatkan sekresi lendir dan menurunkan kekentalan lendir, dan pada kelenjar pituitari dapat merangsang pengeluaran gonadotropin. Pengikatan estrogen dengan reseptor khas dalam sitoplasma atau protein di luar inti menyebabkan perubahan bentuk konformasi protein sehingga memudahkan penetrasi kompleks estrogen-reseptor ke dalam inti sel. Kompleks kemudian mengikat sisi aseptor di kromosom, memicu sintesis mRNA dan protein, sehingga meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan jaringan saluran reproduksi.
  • 23. Berdasarkan sumbernya estrogen dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: 1. Estrogen Steroid Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan mengandung inti steroid 1.Estrogen alami. Contoh: estradiol, estriol, dan estron. 2.Estrogen teresterifikasi. Contoh : estradiol benzoat, estradiol dipropionat, estradiol valerat, estradiol sipionat dan estradiol enantat. 3. Estrogen terkonjugasi. Contoh : senyawa estrogen terkonjugasi. 4. Turunan semisintetik. Contoh : asam doisinolat, etinilestradiol, mestranol dan kuinestrol.
  • 24. Hubungan Struktur Aktivitas 1. Allen dan Doissy (1923), telah dapat mengisolasi dari ekstrak ovarium wanita senyawa-senyawa turunan steroid yang mempunyai aktivitas estrogenik, yaitu estron, estriol dan 17β-estradiol. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa 17β-estradiol mempunyai aktivitas estrogenik tiga kali lebih besar dibanding estron dan enam kali lebih besar dibanding estriol. 17β-estradiol mudah dipecah dan menjadi tidak aktif oleh mikroorganisme dalam saluran cerna. Senyawa cepat diabsorpsi di usus dan cepat pula dimetabolisis di hati. Oleh karena itu, 17β-estradiol hanya aktif pada pemberian intramuskular, sedang pemberian secara oral menurunkan aktivitas secara drastis. 2. Penelitian mengenai hubungan struktur dan aktivitas menunjukkan bahwa hilangnya atom O yang terikat pada C3 dan C17, epimerisasi gugus 17β-hidroksi menjadi konfigurasi 17α, dan adanya ikatan rangkap pada cincin B dapat menurunkan aktivitas estrogenik. 3. Perluasan cincin D akan menurunkan aktivitas estrogenik secara drastis. D-Homoestradiol dan D- homoestron mempunyai aktivitas yang lebih rendah dibanding estradiol dan estron. 4. Modifikasi struktur estron menunjukkan bahwa pemasukan gugus OH pada posisi C6, C7 dan C11 menurunkan aktivitas estrogenik. Dalam suasana basa kuat (KOH), cincin D dari estron akan pecah, membentuk asam doisinolat, yang mempunyai aktivitas estrogenik lebih besar dibanding estron. Hal ini menunjukkan bahwa cincin D kurang berperan terhadap aktivitas estrogenik. 5. Esterifikasi gugus 17β-hidroksi atau 3-hidroksiestradiol dapat memperpanjang masa kerja obat oleh karena pada in vivo bentuk ester dihidrolisis dengan lambat melepaskan estrogen bebas secara perlahan-lahan. Bentuk ester ini hanya aktif pada pemberian secara intramuskular. Contoh bentuk ester dari estradiol antara lain adalah ester 3-benzoat, 3,17-dipropionat, 17-valerat dan ester 17- siklopentilpropionat (sipionat). 6. Bentuk ester estradiol mempunyai kelarutan dalam lemak lebih besar, penembusan membran biologis menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas estrogenik dan memperpanjang masa kerja obat.
  • 25. Hubungan Struktur Aktivitas Estrogen Steroid
  • 26. 2. Estrogen Non Steroid Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan strukturnya tidak mengandung enzim steroid. Contoh : benzestrol, dienestrol, dietilstilbestrol, heksestrol, klorotrianisen dan metalenestril. Hubungan struktur dan aktivitas • Menurut hipotesis Schueler (1946), ada persamaan jarak kritik antara gugus-gugus yang dapat membentuk ikatan hydrogen, seperti gugus hidroksil, keton dan hidroksil fenol, dari hormon estrogen non steroid dan estrogen steroid. Jarak antara gugus 3-OH dan 17-OH dari estradiol mempunyai persamaan dengan jarak antara gugus hidroksil fenol dari dietilstilbestrol yaitu ± 14,5 Å. Jarak ini sangat penting dalam • Hubungannya dengan pengikatan obat reseptor. Dari studi kristalografi dengan sinar x didapatkan bahwa sebenarnya jarak antara gugus – gugus hidroksil dari estrsdiol adalah 10,9 Å sedang jarak antar gugus – gugus hidroksi fenol dari dietilstilbestrol = 12,1 Å. Dalam plasma, estradiol terdapat dalam bentuk hidrat, dimana jarak antara gugus 3 – OH dengan air hidrat = 12,1 Å, sehingga diduga bahwa air juga mempunyai peran penting terhadap efek estrogenik
  • 27. Hubungan Struktur Aktivitas Estrogen Non Steroid
  • 28. 3. Antiestrogen Adalah senyawa yang digunakan sebagai perangsang ovulasi karena mempunyai efek langsung terhadap hipotalamus dalam meningkatkan produksi FSH Contoh : klomofen sitrat dan HMG
  • 29. c. Hormon Progestin Adalah hormon kelamin laki-laki yang dikeluarkan oleh korpus luteum dan plasenta Mekanisme kerjanya, reseptor sitoplasma khas terdapat pada sel uterus. Mekanisme kerja : • Progestin terdapat pada sejumlah jaringan seperti uterus, ovarium, hati, ginjal, servis, kelenjar adrenalis, hipotalamus, dan vagina. Reseptor sitoplasma khas terdapat pada uterus. Efek progestin biasanya berhubungan dengan hormon estrogen , yang melibatkan beberapa proses fisiologi penting seperti perdarahan normal pada mensturasi, pelepasan ovum, menyiapkan endometrium uterus untuk menerima ovum, meningkatkan kontrasi uterus, memelihara kehamilan, dan menunjang perkembangan jaringan payudara. Efek pemblokan terhadap kontraksi miometrium uterus kemungkinan di sebabkan oleh peningkatan potensial membran , penghambatan pengangkutan ion kalium pada membran sel atau penghambatan pernapasan mitokondria. a.Turunan progesteron 1.Progestin alami dan esternya, co : progesteron dan hidroksiprogesteronkaproat 2.Turunan progesteron, co : klormadinon asetat, didrogesteron, medroksiprogesteron asetat dan megestrol asetat. 3.Turunan 19-nonprogesteron, co : amadinon asetat dan nomegestrol asetat b.Turunan testosteron 1.Turunan testosteron, co : dimetisteron dan etisteron. 2. Turunan 19-nortestoteron,contoh: alilestrenol, etinodioldiasetat , levonorgestel, linestrenol, noretindron, noretinodrel, norgestrel dan kuingestanol asetat.
  • 30. a. Turunan Progesteron progesteron dida[at dari hasil ekstraksi ovarium hewan atau dibuat sintetik dari diosgenin.progesteron cepat dimetabolisis dalam tubuh,waktu parohnya kurang lebih 15 menit,sehingga tidak efektuif bila diberikan secara oral.pemberian secara intramuskular aktivitasnya 12 kali lebih besr dibanding secara oral. Hubungan struktur dan aktivitas 1) Djerassi(1953),telah dapat mensintesis 19-norprogesteron yang pada pemberian secara intramuskular ternyata mempunyai aktivitas 8 kali lebih besar dari pada progesteron. 2) Bentuk ester dari 17α-hidroksiprogesteron mempunyai aktivitas lebih tinggi dan masa kerja yang lebih panjang dibanding progesteron.hal ini disebabkan gugus 17α- ester dapat mencegah reduksi gugus keton pada C20 menjadi gugus alkohol yang tidak aktif.selain itu bentuk ester dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak,membentuk depo,dan ester dilepaskan secra perlahan lahan.bentuk ester tersebut kemudian mengalami hidrolisis melepaskan obat aktif sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang. 3) Adanya gugus metil pada posisi C6a dapat menurunkan kecepatan reduksi ikatan rangkap C4-5 dan gugus 3-keto serta meningkatkan kelarutan dalam lemak sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang. Contoh: medroksiprogesteron asetat. 4) 4).Aktivitas progestin turunan 17α-asetoksiprogesteron meningkatkan substitusi gugus metil atau klor pada posisi C6α dan ikatan rangkap pada posisi C6-7.Contoh: megestrol asetat dan klormadinon asetat.megestrol asetat digunakan untuk pengobatan kanker payudara dan karsinima endometrial.didrogesteron adalah bentuk isomer cis pada hubungan cincin B dan C dari 6-7-dehidroprogesteron.senyawa ini digunakan untuk memelihara kehamilan,tidak menimbulkan efek menskulinisasi,adrogenik dan estrogenik.
  • 32. b. Turunan Testosteron Turunan testosteron adalah progetin sintetik pertama yang digunakan secara oral untuk pengobatan ketidaknormalan menstruasi.turunan tersebut disintesi dari androstan (hormon kelamin pria). Hubungan Struktur Aktivitas 1. Pemasukan gugus etinil pada posisi 17a testosteron (etisteron), dapat mencegah oksidasi gugus 17B-keto oleh bakteri usus, sehingga senyawa dapat diberikan secara oral. Selain itu adanya gugus 17a etinil dapat meningkatkan kerapatan eleektron sehingga menunjang interaksi obat-reseptor, meningkatkan aktivitas progestin dan menurunkan aktivitas anabolik. Aktivitas etisteron pada pemberian secara oral 15 kali lebih besar dibanding aktivitas progesteron, sedang pada pemberian secara parenteral aktivitasnya lebih rendah yaitu sepertiga aktivitas progesteron. 2. Pemasukan gugus metil pada posisi 6a dapat menghabat metabolisme dan peningkatan aktivitas progestin. Contoh : 6a-metil, 17B-propiniltesteron (dimestiteron). 3. Hilangnya gugus metil pada C19 dari struktur testosteron (19-nortestosteron) akan meningkatkan aktivitas progestin dan menurunkan aktivitas androgen. Turunan 19-nortestosteron mempunyai aktivitas penghambat ovulasi yang tinggi. 17a-etinil-19-nortestosteron (noretindron) pada pemberian secara oral aktivitasnya 5-15 kali lebih besar dibanding aktivitas progesteron. Noretindron pada pemberian secara oral aktivitasnya 10 kali lebih besar dibanding isomernya (noretinodrel), tetapi pada pemberian secara subkutan aktivitasnya hampir sama. 4. Penambahan gugus metil pada C18b’ misal pada norgestrel dan pada atom C9-C10 dan C11-C12 (gestrinon) akan menghilangkan aktivitas estrogenik dan progestinik, tetapi senyawa sangat aktif untuk pengobatan endrometriosis. 5. Bentuk ester pada gugus 17B-hidroksi mempunyai masa kerja lebih panjang. Contoh : nerotindron asetat, nerotindodron enantat dan etinodiol diasetat. 6. Hilangnya gugus keto pada C3’ misal pada linestrenol dan elilestrenol, meningkatkan aktivitas androgenik. Hormon progestin yang sering digunakan sebagai oral kontrasepsi dalam bentuk kombinasi dengan hormon estrogen adalah noretindro, levonorgestrel, etinodiol diasetst dan lineestrenol.
  • 33. 4. obat kontasepsi Senyawa- senyawa estrogen dan progestin yang ternyata berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi. Dengan melakukan berbagai modifikasi struktur kemudian di kembangkan obat-obat kontrasepsi yang lebih aktif dan mempunyai masa kerja lebih panjang dan dapat di berikan baik secara oral maupun parenteral. Untuk lebih memperpanjang masa kerja obat di lakukan pemilihan pelarut yang sesuai atau di buat bentuk sediaan tertentu yang dapat melepaskan obat aktif secara perlahan-lahan. Mekanisme Kerja Obat Kontrasepsi • Untuk lebih memahami mekanisme kerja obat kontrasepsi di perlukan pengetahuan fisiologi siklus menstruasi . siklus menstruasi di control oleh sistem yang terintergrasi dan melibatkan dua gonatropin yaitu luteinizing hormone (LH) dan Follicle stimulating hormone(FRH), yang berasal dari adenohipofisis,dua hormone hipotalamus,FSH Release Factor (FRF) dan gonadorelin (GnRH),ovarium dan salauran reproduksi. FRH DAN GnRH dapat merangsang pengeluaran LH dan FSH dari adenohipofisis,sedang LH dan FSH merangsang ovarium untuk memproduksi hormone estrogen dan progestin. • Hubungan antara hipotalamus ,kelenjar pituitary,ovarium, dan saluran reproduksi pada siklus menstruasi. Cara kerja hormon progestin dan estrogen sebagai kontrasepsi adalah mencegah prose ovulasi dengan cara menekan produksi LH dan FSH melalui mekanisme proses penghambatan kembali. Hal ini dapat terjadi karena adanya kadar hormon progestin dan estrogen yang tinggi di tubuh.