Penelitian ini menganalisis hubungan polimorfisme promoter gen apo A1 dan gen apo B dengan kadar serum apo A1 dan apo B serta berat retinopati diabetik pada pasien DM tipe 2. Telah dikumpulkan sampel darah dari pasien dengan NPDR, PDR dan tanpa retinopati untuk menganalisis genotipe dan kadar lipid. Hasil awal menunjukkan kadar apo A1 masih dalam batas normal meski penelitian sebelumnya menemukan hubungan dengan retinop
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Apo a1 risbin 2013, lapoaran akhir
1. Analisa Polimorfisme Promoter Gen apo A1
(-75 G/A) dan gen apoB (G4154),
Pada Retinopati Diabetik DM Tipe-2
Ririn Nislawati, Tenri Esa, Reini
Meilani
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar.
4. Zainal A : PIT- Perdami Medan 2006
Komplikasi Diabetes mellitus
5. DM : asimptomatik dalam waktu lama
Retinopati Diabetik : datang dengan penurunan
visus, oleh karena itu perlu deteksi dini faktor-faktor
risiko sebelumnya.
6. Retinopati Diabetika (RD)
• Disfungsi yang bersifat
progresif, pada pembuluh
darah retina akibat
hyperglikemia kronik
• Merupakan komplikasi
mikrovaskuler dari DM-1 /
DM-2
• Awalnya bersifat
asimptomatik, jika tidak
diterapi dapat berakibat
pada penurunan tajam
penglihatan hingga
kebutaan
7. Prevalensi retinopati diabetika
( DM tipe 1 dan DM tipe-2).
WESDR study mengatakan :
• Penderita DM 25 kali lebih besar kemungkinannya untuk
menjadi buta dibandingkan non diabetes.
• Durasi DM berhubungan secara langsung dengan
prevalensi retinopati.
• Bertanggungjawab terhadap 12% dari kasus baru
kebutaan akibat retinopati setiap tahun.
• Setelah 20 tahun, 99% penderita DM tipe 1 dan hampir
80% penderita DM tipe 2 menderita retinopati.
• Sekitar 3,6% penderita DM tipe 1 dan 1,6% penderita DM
tipe-2 mengalami kebutaan;
8. Klasifikasi retinopati diabetik
I. NPDR : Nonproliferative diabetic
retinopathy
Perdarahan
intra retina (blot-dot) Hard exudate
Pelebaran
pembuluh darah
Normal
Perdarahan pre-retina
Neovaskularisasi
Neovaskularisasi
Pada optik disc
Jaringan proliferasidd
III. Edema Makula
II. PDR : Proliferative diabetic retinopathy)
Hard Exudate
9. Diabetes Mellitus
- faktor hyperglikemia
- faktor dislipidemia
- faktor komplikasi lainnya
- faktor genetik
Retinopati diabetik
Disfungsi endotel & kehilangan perisit
Hyperlipidemia / dislipidemia peningkatan
viskositas darah ekstravasasi
cairan dan lipid (hard exudat)
perdarahan dan edema retina kebutaan
D
DD
D
10. Keterlibatan lipid dan polimorfisme
promoter gen apo A1 dan gen apoB
pada retinopati diabetika masih
menimbulkan kontroversi -
membutuhkan eksplorasi lebih lanjut
11. Disruption of the vascular Unit of the
Retina by Diabetes.
Normal pattern Disruption of vascular unit
12. Apo A1 dan polimorfisme
promoter gen apo A1
Apo A1 :
1. komponen protein utama HDL
2. Memiliki efek anti inflamasi ,
antioksidan & anti trombotik
3. Media transportasi kolesterol
4. Kadar rendah apoA1 dan HDL memicu terjadinya
retinopati
4. Polimorfisme promoter gen apoA1 -75 (M1-) (G/A)
Menurunkan kadar apoA1 dan HDL
13. Apo A1 dan HDL
(plasma)
Anti inflamasi, anti oksidasi, anti
trombotik, anti aterogenik
Bersifat protektif, good
cholesterol
Polimorfisme promoter
gen apoA1
Apo A1 dan HDL (plasma)
menurun
Apo A1 adalah komponen
protein utama HDL
CVD dan penyakit
vaskuler lainnya
14. Apo B dan polimorfisme gen apo B
Apo B :
1. komponen utama LDL, dan VLDL dan Lp(a)
2. Memiliki efek aterogenik
3. Kadar tinggi apoB dan LDL efek destruktif terhadap sel-
sel vaskular arteri termasuk arteri retinal.
4. Polimorfisme gen apo B exon 29 G/A (Gln4154Lys) :
Meningkatkan kadar apoB dan LDL memicu
terjadinya retinopati lebih berat
15. Apo B dan LDL
(plasma)
Bersifat aterogenik, bad
cholesterol
Polimorfisme gen apoB
Ketidakmampuan berikatan
apoB dgn LDL
Apo B adalah ligan dari reseptor
LDL partikel utk LDL clearence
Peningkatan kadar apo B dan
LDL dalam plasma
CVD dan penyakit
vaskuler lainnya
16. Apolipoprotein dan Retinopati diabetika ?
• Apolipoprotein telah banyak dilaporkan
memiliki keterkaitan dengan beberapa
komplikasi makrovaskular diabetes.
• Masih sedikit laporan tentang polimorfisme
promoter gen apoA1 (-75 G/A) dan gen apoB
(Glu4154Lys) dan pengaruhya terhadap
dislipidemia pada retinopati diabetika
• Bagaimana hubungannya dengan retinopati
diabetika sebagai komplikasi mikrovaskuler
diabetes ? .
17. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara polimorfisme
promoter gen Apo A1 (-75 G/A) dan gen Apo
B (Glu4154Lys) dengan kadar serum Apo
A1 dan Apo B pada retinopati diabetika DM
tipe-2 ?
2. Apakah ada hubungan antara polimorfisme
promoter gen Apo A1 (-75 G/A) dan gen Apo
B (Glu4154Lys) terhadap beratnya retinopati
diabetika DM tipe-2 ?
18. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan polimorfisme promoter gen apo A1
(-75 G/A), gen apo B Glu4154Lys, dengan kadar serum
apo A1 dan apo B serta menilai hubungannya dengan
beratnya retinopati diabetik DM tipe-2
19. Tujuan Khusus
Menganalisa hubungan antara polimorfisme
promoter gen apo A1 (-75 G/A) dan gen apo B
(Glu4154Lys) dengan kadar apoA1 dan apoB
pada retinopati diabetik DM -2
Menganalisa hubungan antara polimorfisme
promoter gen apo A1 (-75 G/A) dan gen apo B
(Glu4154Lys) dengan NPDR, PDR, DME dan non
retinopati diabetik
20. Manfaat penelitian
Manfaat keilmuan / teoritik :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dan konsep jelas
tentang hubungan polimorfisme promoter gen apo A1 (-75 G/A) dan gen apo B
(Glu4154Lys), dengan perubahan kadar apoA1 dan apoB pada retinopati
diabetik DM-2.
Manfaat aplikasi (klinis) :
Diharapkan dengan pemeriksaan genotype promoter gen apo A1 (-75 G/A) dan
gen apo B (Glu4154Lys) dapat memberi nilai prognostik terhadap beratnya
retinopati diabetika, sehingga menjadi acuan dalam penanganan selanjutnya
21. Desain Penelitian
Penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional study
Seleksi subyek penelitian dari poliklinik endokrin
metabolik dan poliklinik mata RSWS, RSP Unhas dan
Klinik CEC, makassar
Pemeriksaan lab : GDP, profil lipid dan apoA1, apoB di
lab RSWS dan unit penelitian Unhas
Analisis genotipe polimorfisme promoter gen apoA1 (-
75) dan gen apoB secara PCR-RFLP di Unit penelitian
RSP Unhas
22. kriteria inklusi :
Penderita retinopati diabetika
Berusia 30 – 70 tahun
Mengalami diabetes > 5 tahun
Bersedia menandatangani informed concent
kriteria Ekslusi :
Hipertensi berat (tensi >170 / 100 mmHg)
Menderita katarak
Riwayat menderita penyakit jantung, ginjal, gangguan hati, dan
anemia berat
Sampel tidak memenuhi syarat untuk dianalisis
23. Penderita DM tipe 2
Retinopati diabetik
(grup 1 n=30)
Bukan retinopati diabetik
(grup 2 n=30)
Pengambilan darah EDTA
Isolasi DNA dari darah EDTA
Amplifikasi promoter gen apoA1 G/A
dengan PCR-RFLP
Elektroforesis gel agarose
Sekuensing produk PCR
Analisis Data
Polimorfisme
A
L
U
R
P
E
N
E
L
I
T
I
A
N
Restriction enzyme
Msp1 Allele A :119 dan 285 bp,
allele G : 119, 178, and 107 bp.
Restriction enzyme
EcoR1 allele A (digested fragment)
253 dan 227 bp
allele G (undigested fragment)
480 bp
Pengambilan serum darah
GDP, apoA1, apoB
Amplifikasi exon 29 gen apoB G/A
dengan PCR-RFLP
24. Ekstraksi Genom DNA
Polymerase chain
reaction (PCR)
Restirction fragment
length polymorphisms
(RFLP)
ApoA : (F) AGGGACAGAGCTGATCCTTGAACTCTTAAG-
dan (R) TTAGGGGACACCTACCCGTCAG- GAAGAGCA-
ApoB : (F) 5’-GCTCAc- CCTGAGAGAAGTGTCTFCA-3’; 3’
dan (R) 5’-CATAGTGCAAAGlTCCTC- CCTAGTG-3’
Polimorfisme promoter gen ApoA1 posisi -75 yaitu
transisi G/A dideteksi dengan menggunakan enzim
Msp. Allele A terpotong menjadi 2 fragment pada 119
dan 285 bp, sedangkan allele G terpotong menjadi 3
fragment pada 119, 178, and 107 bp.
Polimorfisme gen apoB di exon 29 pada posisi 4154
(G/A) dideteksi dengan menggunakan enzim
EcoR1 . Allele A ditandai dengan 2 fragment 253 dan
227 bp (digested fragment) dan allele G dengan 1
fragmen : 480 bp (undigested fragment).
STUDI MOLEKULER
Polimorfisme promoter gen ApoA1 (-75
G/A) genotipe : GG, GA, AA
Polimorfisme gen Apo B (Glu4154Lys)
genotype : R+R+, R+R-, R-R-
Darah lekosit dari
subyek penelitian
26. Hasil Penelitian
tabel 1. data Primer Subyek penelitian
No NPDR (n) PDR (n) Non RD (n)
1jumlah sampel 8 12 4
2usia (th) 64 55 62
3ApoA1 (gr/L) 149.5 152.1 164.5
4ApoB (gr/L) 117.9 108 151
5 Genotipe Promoter Gen ApoA1
GG(wild type)
GA (heterozigote)
AA (homozigote)
6 Allele
G
A
7 Genotipe Gen ApoB
R+R+ (wild type)
R+R- (heterozygot)
R-R- (homozygote_
8 Allele
R+
R-
27. Hasil Penelitian:
tabel 2. Hubungan antara genotipe Promoter gen ApoA1 dengan kadar ApoA1 pada
RD dan Non-RD
Genotipe promoter gen ApoA1
Rerata kadar ApoA1 pada RD dan Non-RD
Value
NPDR PDR Non RD
1GG(wild type)
2GA (heterozigote)
3AA (homozigote)
Allele
4G
5A
ket : RD : Retinopati Diabetik ; Non RD : Non Retinopati Diabetik ,
diolah dengan statistik Chi square
28. Hasil Penelitian:
tabel 3. Hubungan antara genotipe gen ApoB dengan kadar ApoBpada RD dan
Non-RD
Genotipe gen ApoB
Rerata kadar ApoB pada RD dan Non-RD
Value
NPDR PDR Non RD
1R+R+(wild type)
2R+R- (heterozigote)
3R-R- (homozigote)
Allele
4R+
5R-
ket : RD : Retinopati Diabetik ; Non RD : Non Retinopati Diabetik ,
diolah dengan statistik Chi square
29. Hasil Penelitian:
tabel 4. Hubungan antara genotype promoter gen ApoA1 dan gen ApoB dengan klasifikasi
Retinopati Diabetik
no
NPDR PDR Non RD Value
1Genotipe Promoter Gen ApoA1
GG(wild type)
GA (heterozigote)
AA (homozigote)
2Genotipe Gen ApoB
R+R+ (wild type)
R+R- (heterozygot)
R-R- (homozygote_
ket : RD : Retinopati Diabetik ; Non RD : Non Retinopati Diabetik ,
diolah dengan statistik Chi square
30. Kendala-kendala
Pengumpulan sampel :
Pasien yang datang ke poli mata RSP unhas dan
RSWS sebagian besar yang telah menderita
NPDR dan atau PDR
Pasien dengan Susp. Retinopati diabetik sebagian
besar telah berumur >50 tahun, sehingga untuk
pemeriksaan fundus terkendala dengan adanya
penyakit mata yang menghalangi pemeriksaan
fuduskopi untuk menegakkan diagnosa retinopati
diabetik, misalnya : katarak senil dan keratitis.
31. Kendala-kendala
Reagen ApoA1 dan ApoB yang baru datang di bulan
oktober dan masih menunggu primer dan enzym
untuk PCR yang telah kami pesan melalui rekanan.
32. Kesimpulan
Penelitian telah berjalan 40%
Untuk kelompok Diabetik Retinopati (NPDR dan PDR) telah memenuhi
jumlah sampel, sedangkan untuk kelompok non RD masih
membutuhkan tambahan sampel dan kami lakukan dengan
memperluas cakupan pengambilan sampel di RSWS,RSP Unhas,
BKMM dan Celebes Eye Center (ORBITA)
Rerata hasil ApoA1 pada kelompok DR dan Non-DR masih dalam
batas normal. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan ada hubungan signifikan antara ApoA1 dengan beratnya
Retinopati Diabetik
Rerata hasil ApoB pada pasien DR masih dalam batas normal,
sedangkan pada Non-DR menunjukkan adanya peningkatan. Masih
perlu dianalisa kembali apakah ada hubungannya dengan kecilnya
jumlah sampel, kemungkinan terjadinya polimorfisme serta adanya
CVD yang belum menunjukkan adanya kelainan pada mata.
36. Definisi Operasional dan
Kriteria Obyektif
Penderita Retinopati Diabetik
adalah penderita diabetes yang mengalami komplikasi retinopati berdasarkan
pemeriksaan dan diagnosis oleh klinisi (dokter spesialis mata), dengan
menggunakan funduskopi. Diklasifikasikan atas non proliferative diabetic
retinopati (NPDR), proliferative diabetic retinopati (PDR) dan diabetic macular
edema (DME)
Kriteria obyektif = diagnosis NPDR bila : terdapat tanda-tanda :
mikroaneurisme, dot-blot, dan hard exudate, PDR bila terdapat tanda-tanda :
neovaskularisasi, iskemia retina, dan perdarahan vitreus; dan DME bila
didapatkan edema macula dan hard exudates.
37. Tes kadar Apolipoprotein A1 (apo A1)
Adalah pemeriksaan kadar serum apolipoprotein B dengan metode immunoturbidimetric
assay, pada alat kimia klinik automatic
Nilai rujukan normal : Laki-laki : 104 – 202 mg/dl
Perempuan : 108 – 225 mg/dl
Kriteria obyektif = meningkat jika lebih dari rujukan normal,
menurun jika kurang dari rujukan normal.
38. Tes kadar Apolipoprotein B (apo B)
Adalah pemeriksaan kadar serum apolipoprotein B dengan metode immunoturbidimetric
assay, pada alat kimia klinik automatic
Nilai rujukan normal : Laki-laki : 66 – 133 mg/dl
Perempuan : 60 – 117 mg/dl
Kriteria obyektif = meningkat jika lebih dari rujukan normal,
menurun jika kurang dari rujukan normal.
39. Ratio apo B / apo A1
adalah : perbandingan nilai kadar apo
B terhadap apo A1.
Kriteria obyektif = nilai > 1 berarti
risiko tinggi untuk mengalami
aterosklerosis
40. Polimorfisme promoter gen apo A1 (-75 G/A)
Adalah identifikasi genotype promoter gen apo A1 pada posisi -75, dengan metode /
tekhnik PCR-RFLP (reaction retstriction fragmen length polimorfism), menggunakan enzim
pemotong Mspi
Kriteria obyektif =
wild type : genotype GG
heterozygote polimorfisme : genotype GA
homozygote polimorfisme : genotype AA
41. Polimorfisme gen apo B exon 29 Glu4154Lys
Adalah identifikasi genotype gen apo B pada exon 29 posisi nukleotida 4154, dengan
metode / tekhnik PCR-RFLP, menggunakan enzim pemotong EcoRi
Kriteria obyektif =
wild type : R-R-
heterozygote polimorfisme : genotype R+R-
homozygote polimorfisme : genotype R+R+