Dokumen ini membahas tentang manajemen qolbu (hati) dan cara-cara mengobatinya apabila menjadi keras. Ada tiga golongan hati manusia yaitu hati sakit, hati mati, dan hati sehat. Hati bisa menjadi keras karena lupa akan kematian, terlalu mencintai dunia, lupa dzikirullah. Cara mengobatinya adalah dengan mengingat kematian, menyaksikan orang sakaratul maut, ziarah kubur,
2. Tujuan Manajemen Qolbu
• Dalam diri manusia yang terpenting ternyata
bukan kecerdasannya saja, tapi yang
membimbing cerdasnya otak menjadi benar,
yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar,
disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya menjadi
cerdas belum tentu mulia, kecuali
kecerdasannya dipakai untuk berbuat
kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia,
kecuali kekuatannya dijalan yag benar.
3. Penggolonga Hati Manusia
• Hati yang sakit (Qolbun Maridh)
• Hati yang mati (Qolbun Mayyit)
• Hati yang sehat (Qolbun Shahih)
4. Penyebab Hati Menjadi Keras
• Melupakan kematian, sakaratul maut, alam kubur, siksa dan nikmat
kubur. Padahal alam kubur adalah tempat ahir yang pertama kali.
• Terlalu mencintai dunia dan tenggelam di dalamnya, serta
menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya.
• Lupa dari dzikrullah (mengingat Allah) dan lupa membaca
kitabnya. Kalaupun mebacanya, seolah olah ia hanya membaca
majalah, karena tidak pernah memikirkan dan merenungkan janji
janji, ancaman, berita dan pelajaran yang ada didalamnya.
• Suka bergaul atau duduk dengan orang yang banyak bergurau dan
tertawa, padahal sebagian mereka kadang banyak berdusta dalam
berbicara.
• Terlalu banyak dosa dan maksiat, sehingga kemaksiatan itu sudah
menjadi terbiasa baginya.
5. Ciri Hati Yang Keras
• Tidak terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi di sekitarnya, seperti
kematian kauniyah (fenomena alam), keajaiban yang terjadi di
depan matanya setiap saat.
• Rasa cintanya terhadap kenikmatan dunia semakin bertambah.
• Malas untuk melakukan amal kebaikan, terutama dalam hal ibadah,
bahkan mungkin ia bersikap sembrono dalam melaksanakan
sebagian ibadahnya.
• Lemahnya keinginan untuk melakukan amal shaleh, dan lemahnya
keingina atau niat untuk bertaubat, hingga hal itu nyaris tidak ada
di dalam dirinya.
• Kewajiban dan kefardhuan yang ditetapkan oleh Allah kepadanya
terasa sangat berat di punggungnya, sehingga lidahnya sering kali
mengatakan, “saya ingin segera selesai dari tugas tugas ini.
6. Cara Mengobati Hati Yang Keras
• 1. Mau mengambil pelajaran (i’tibar) dari peristiwa
kematian dan hal hal yang menyusahkan ketika
sudah mati. Dal hal ini Rasulullah pernah bersabda:
“Perbanyaklah kalian mengingat mati (sesuatu yang
dapat menghancurkan kenikmatan).” Oleh sebab
itu, hendaknya kita semua sibuk untuk mengingat
kematian dan mempersiapkan diri untuk
menemuinya, sebab kematian itu adalah ahir dari
tempat kehidupan dunia dan awal dari kehidupan
ahirat.
7. • 2. Menyaksikan orang sedang sakaratul maut.
Sesungguhnya orang sakaratul maut itu kondisinya
sangat kritis, sehingga para sahabat, tabi’in,
waliyullah dan orang saleh pun merasa tersentak
karena takut. Diriwayatkan dari sebagian ulama,
bahwa ketika ia sedang sakaratul maut, dia di
datangi oleh temen temennya, mereka melihat
dirinya saat itu menangis. Maka temen temennya
mengingatkan kebaikan kebaikan amaliahnya dan
keagungan rahmat Allah. Dia lalu mengatakan:
“Sesungguhnya saya menangis karena khawatir
imanku akan hilang di saat sakaratul maut ini.”
8. • 3. Ziarah kubur. Sesungguhnya ziarah kubur itu
sangat penting bagi seorang muslim, terutama bagi
orag yang hatinya keras, sebab ziarah kubur itu
dapat mengingatkan kematian.
4. Membayangkan terjadinya hari kiamat dan huru
haranya. Jika ada seorang ingin kembali ke dunia
dan ingin menghabiskan seluruh umurnya untuk
ketaatan kepada Allah, maka katakanlah bahwa dulu
ada salah seorang yang saleh, yang pernah menggali
liang kubur di dekat rumahnya. Setiap kali hatinya
merasa keras, maka orang tersebut masuk kedalam
liang kubur tersebut, seraya membaca ayat, yang
artinya: Dia berkata: “Ya Tuhan, kembalikanlah aku
ke dunia, sehingga aku akan dapat berbuat baik,
yang dulunya kami tinggalkan.” Hal itu sekali kali
tidak ungkin.
9. • 5. Memikirkan bahwa dunia itu sekedar rumah
singgah bagi orang asing dan orang yang sedang
melakukan perjalanan, sedangka tempat tinggal
yang hakiki adalah akhirat, surga atau di neraka.
6. Selalu ingat Allah dengan lidah dan hatinya.
7. Memperbanyak membaca al Qur’an
8. Selalu mengerjakan Shalat tepat pada
waktunya.
9. Menghadiri majlis para ulama dan pemberi
nasehat.
10. Berhati hati untuk tidak banyak bicara.
11. Memperbanyak istighfar.
12. Memperbanyak berdoa dan bertadharru’
(memohon sungguh sungguh dan merendahkan diri
kepada Allah). Sebab doa merupakan penyambung
kepada Allah.