1. 1
CASH FLOW
NAMA : Fernando Bagus Pradita
NIM : 12412907
UNIVERSITAS GUNADARMA
2. 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, atas
limpahan Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan,
kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyajikan Makalah Laporan Arus
Kas. Shalawatan serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk agama yang benar.
Laporan Keuangan merupakan media informasi sehubung dengan aktifitas perusahaan
dan posisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan. Mengkaji dan menganalisis laporan
keuangan akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Makalah ini memberikan pengetahuan bagaimana metode, teknik dan prosedur analisis laporan
keungan pada bank. Selain itu makalah ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa,
akademisi, praktisi serta masyarakat umum yan g menaruh perhatian terhadap perkembangan
kinerja keungan lembaga keuangan di Indonesia khususnya perbankan.
Pen ulis sangat terbantu dengan antara referensi buku-buku tentang analisis laporan
keuangan yang ditulis oleh para ahli yang tercantum di daftar pustaka. Oleh karenanya penuli
sangat berterimkasih kepada para penulis buku-buku sebelummnya serta para pihak yang telah
membantu menyelesaikan penulisan makalah ini. Terutama kepada pacar penulis yang selalu
meberikan dorongan dan saran serta pengetahuannya untuk membantu membuat makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapka n
saran, serta kritik demi kebaikan dan perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Besar
harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis, Oktober 2014
3. 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... …..2
Daftar Isi .............................................................................................................................. …..3
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................... …..4
Latar Belakang ......................................................................................................... …..4
Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5
Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................. …..5
BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................... …..7
Pengertian Alur Kas (Cash flow)……………………………………………………...7
Analisis Laporan Arus Kas ..................................................................................... …..8
Penggolongan Arus Kas.......................................................................................... …..9
Teknik Analisis Arus Kas…………………………………………………………….10
Skematis Laporan Arus Kas………………………………………………………….10
Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya……………………………………….11
BAB III: PENUTUP ............................................................................................................ …18
Kesimpulan............................................................................................................... ....19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... …20
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerjaa keuangan yang
sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan dengan lancer. Kinerja perbankan dapat
diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Para pengguna dan pemakai
laporan keuangan membutuhkan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu
yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan.
Tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah adalah untuk menyediaka n
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja saat perubahan posisi keuangan aktivitas
operasi bank yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan akan
bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami,
relavan, andal dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dengan bank, karena secara umum laporan keuangan hanya
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non-keuangan. Walaupun demikian, dalam beberapa hal bank perlu
meyediakan informasi non-keuangan yang mempunyai pengaruh di masa depan1
Laporan keuangan dapat memberikan gambaran posisi keuangan suatu perusahaan serta
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang dibuat oleh
bank memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang
dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunaka n
laporan keuangn untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Informasi kinerja
perusahaan,terutama profabilitas, diperlukan unttuk menilai perubahan potensial sumber daya
5. ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi perubahan posisi keuangan
perusahaan bermanfaat untuk menilai aktifitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode
laporan. Jenis laporan keuangan yang disajikan oleh bank konvensional dan bank syariah
berbeda. Hal ini disebabkan oleh prinsipmoperasional kedua bank tersebut.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yan g
dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media
informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan
benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang
perusahaan yang dilaporkan tersebut2. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperoleh
penguasaan terhadap :
1. Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi)
2. Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi
3. Teknik analisisnya
4. Segmen dan sifat bisnis sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik nasional maupun
5
iternasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat suatu permasalahan yaitu :
1. Apa pengertian dari aliran uang (cash flow) ?
2. Bagaimana penyusunan aliran uang dan perhitungannya ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
a. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan makalah yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman dan memberikan pengetahuan tentang aliran uang (cash
flow ).
6. 6
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam ekonomi atau akuntansi.
3. Mendapatkan informasi mengenai laporan keuangan
b. Manfaat Penulisan
Secara langsung maupun tidak langsung banyak manfaat yang penulis dapatkan selama
menyelasaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
a. Bagi Penulis
Memberikan dan menambah pengetahuan serta pemahaman mengenai alirtan uang
(cash flow)
b. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman atau refrensi untuk bahan
perkuliahaan, dan sebagai asset pustaka yang diharapkan oleh seluruh kalangan akademis, baik
dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi mengenai aliran
uang (cash flow).
c. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan mendalami ilmu mengenai
Analisis Laporan Keuangan khususnya mengenai aliran uang itu sendiri.
7. 7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alur Kas (Cash Flow)
Cash flow (aliran arus) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap
periode.
Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah
memahami dengan jelas fungsi dana uang yang kita miliki, kita simpan atau investasika n.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Fungsi Likuiditas : Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan dapat dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investas i
awal.
2. Fungsi anti inflasi : Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan
pada daya beli dimasa datang dan dapat dicairkan dengan relatif cepat
3. Capital growth : Dana yang diperuntukan untuk penambahan perkembangan kekayaan
dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, gedung biaya pendahuluan
dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out Flow)
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan administrasi. Oleh sebab itu
aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash
out flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
nilai sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja atau nilai sisa proyek lainnya yaitu
penjualan peralatan proyek.
8. 8
B. Analisis Laporan Arus Kas
Analisis arus kas merupakan alat analisis keuangan untuk mengetahui penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang dikelopmokkan dari
kegiatan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusaahaan. Aktivitas operasi ( operating)
adalah aktivitas penghasil utama pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
investasi (investing) adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan peminjaman bank.
Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi
atas kemampuan entitas syariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya menentukan, misalnya kemampuan
pembayaran kepada para karyawan dan para pemasok, pembayaran kewajiban dan pembagian
penghasilan kepada para pemilik.
Kas dan setara kas terdiri dari :
1. Kas
2. Giro pada Bank Indonesia
3. Giro pada bank lain3
Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih bank, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk memngaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan atau peluang. Informasi arus kas berguna untuk menila i
kemampuan bank dalam menghasilkan kas dan setra kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan (future cash flow) dari berbagai bank. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai bank karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
3 Nura’ini Ihsani dwi, Analisis Keuangan Perbankan, 2013
9. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang
menentukan apakah dari operasinya bank dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pembiayaan dan pinjaman yang diterima, memlihara kemampuan operasi bank,
membayar dividend an melakukan investasi baru tanpamengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
9
Penyajian laporan kas dapat digunakan dua metode, yaitu :
1. Metode langsung
Metode ini merupakan pengungkapan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas netto
2. Metode tidak langsung
Metode ini laba/rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan
kas, pengguhan (deferreal), atau aktrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk di operasi
masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
Bank dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
mengunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dihasilkan dengan metode tidak langsung.4
C. Penggolongan Arus Kas
Berikut beberapa contoh penggolongan arus kas dari kegiatan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan bank :
1. Aktivitas Operasi
Arus kas masuk berasal dari aktivitas berikut ini :
a. Penerimaan pendapat bagi hasil, jual beli, sewa
b. Penerimaan pendapatan usaha lainnya
c. Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan
d. Penerimaan pendapataan/pembayaran beban non-usaha
Arus kas keluar berasal dari aktivitas berikut :
a. Pembayaraan beban karyawan
b. Pembayaran tansiem
4 PSAK 2 : Laporan Arus Kas, paragraph 50
10. 10
c. Pembayaran beban usaha selain beban karyawan
d. Pembayaran pajak
e. Pembayaran zakat
f. Penyaluran dana kebajikan
2. Aktivitas Investasi
Arus kas masuk yang diterima misalnya hasil penjualan asset tetap, penjualan surat
berharga. Arus kas keluar dari aktivitas ini misalnya pembelian surat berharga dan
pembelian asset tetap.
3. Aktivitas Pendanaan
Sumber arus kas dari aktivitas pendanaan misalnya berasal dari setoran modal,
pembiayaan yang diterima dan surat berharga subordinasi yang diterbitkan.
D. Teknik Analisis Arus Kas
1. Analisis Perbandingan dan Trend
Analisis horizontal pada laporan arus kas untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada penerimaan, pengeluaran dan laba bersih bank apakah mengalami kenaikan
atau penurunan dari suatu periode. Analisis ini menggunakan laporan keuangan arus kas bank
untuk dua periode atau lebih.
a. Analisis Trend
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis trend pada data
laporan arus kas diatas, tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar (disajikan
dengan angka (100%)
b. Analisis Perbandingan (Comporatif)
Analisis laporan kas dengan menggunakan analisis perbandingan (Comporatif)
dari tahun 2009 ke tahun 2010 untuk mengetahui kenaikan atau penurunan
yang disajikan dengan presentase.
2. Analisis Common Size
Analisis common size menitikberatkan pada hubungan antara pos-pos laporan
keuangan untuk suatu periode. Pada laporan arus kas, setiap pos disajikan dalam persentase
atas dasar total arus kas masuk dan setara kas yang berasal dari sumber aktivitas operasi,
investasi maupun pendanaan. 5
5 Hanafi,Mmaduh M. dan Abdul Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
11. 11
E. Skematis Laporan Arus Kas
Secara skematis, laporan perubahan laporan arus kas dapat dijabarkan sebagai berikut :
Perubahan
Aktiva
Non-Kas
Dalam perubahan non-kas dan perubahan hutang dan modal akan dibedakan yang
mana yang merupakan sumber dan yang mana yang merupakan pengguna kas. Untuk
membedakan sumber dan penggunaan kas ini dapat dijabarkan ringkasan sebagai berikut :
Sumber Kas
Peningkatan dalam Hutang:
Dianggap bahwa setiap peningkatan atau penambahan hutang atau dana, bank akan
menrima uang kas sehingga sebagai sumber kas
Penurunan dalam Aktiva Non-Kas:
Setiap penurunan dalam aktiva non-tunai akan dianggap menimbulkan dana bagi
bank, seperti penjualan aktiva, pencairan investasi, dan sebagainya. Dengan demikian
penurunan ini dianggap sebagai sumber kas.
Penurunan dalam Hutang:
Setiap penurunan dalam hutang dianggap mempergunakan dana bank untuk memnuhi
kewajiban tersebut. Dengan demikian penurunan dalm hutang dianggap sebagai
penggunaan kas.
Peningkatan dam Akativa Non-Kas
Setiap peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap memerlukan dana untuk
mebiayainya. Dengan demikian peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap sebagai
pengguna dana
Perubahan dalam komponen Modal
Perubahan dalam komponen modal dibagi kedalam peningkatan dan penurunan.
Peningkatan dalam komponen modal lazimnya diperoleh dari laba usaha.
Depresiasi Aktiva Tetap
Perubahan Hutang
Dan Modal
Perubahan Kas
12. 12
Semua depresiasi aktiva tetap akan meruupakan beban n on-kas yang dikurangkan
terhadap saldo laba.6
F. Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu
yaitu: Cash Flowdisusun dengan basis tunai (Cash Basis). Hal ini berbeda dengan penyusunan
Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan Accrual Basis. Pada Cash Basis:
1. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
2. Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.
Pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut
belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.
Contoh:
PT. WAHID menjual barang secara kredit selama 3 bulan. Pada Accrual Basis,
penjualan dicatat pada saat barang dijual, sedangkan pada Cash Basis,penjualan baru dicatat
setelah uang diterima beberapa waktu kemudian.
Dalam menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan biaya-biaya non kas (Non-cash
Charges) seperti depresiasi dan amortisasi. Yang diperhatikan adalah transaksi tunai saja.
Dengan demikian, akibat adanya beberapa perbedaan pencatatan, dalam bentuk jumlah Laba
Bersih (Net Profit) yang ditunjukkan dalam Income Statementsama dengan jumlah uang tunai
yang dimiliki perusahaan tersebut.
PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income
Statementper akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih : Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan : Rp. 800(-)
Laba Kotor : Rp. 200
Biaya Operasional
- Gaji/Bonus : Rp. 50
- Lain-lain : Rp. 40
6 N.Lapoliwa,Skuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah,2000, IBI
13. 13
- Depresiasi : Rp. 20 (+)
Rp. 110 (-)
Laba Bersih Operasional Rp. 90
Pajak Penghasilan 30 % Rp. 30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak Rp. 60
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai
biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari perhitungan
Rugi/Laba diatas, Cash Flowyang sebenarnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih : Rp. 60
Depresiasi : Rp. 40 (+)
Cash flow : Rp 100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per
hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki
ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau
tahunan.
Bentuk (format) cash flowsangat bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang dipakai
secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang dipakai, format Cash Flowterdiri dari
komponen-komponen berikut:
1. Saldo Awal Kas (Beginning Cash Balance)
Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan di awal periode.
2. Kas Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)
Yaitu aliran kas yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan
interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan seterusnya). Yang dimaksud dengan
Cash Flow adalah uang tunai yang benar-benar diterima.
Beberapa contoh komponen yang termasuk dalam Cash Flow adalah:
14. Piutang Dagang yang tertagih (Account Receivable Collected), yaitu Piutang Dagang
yang dibayar oleh pelanggan sehubungan dengan penjualan kredit yang dilakukan oleh
perusahaan.
Pendapatan Bunga (Interest Income) atas simpanan yang ada di Bank, seperti jasa giro,
bunga deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga mungkin juga diperoleh dari
pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh
tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi kepada perusahaan dalam bentuk
bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan di pos Other Income (pendapatan lain-lain)
14
di Income Statement.
Restitusi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk para eksportir yang menggunaka n
bahan baku dalam negeri, yang pada saat membeli bahan baku mereka telah membayar
PPN.
Pengembalian Kelebihan Pph (Pajak Penghasilan) yang telah dibayar
Penerimaan Uang Tunai sehubungan dengan penjualan aktiva tetap yang dilakukan
perusahaan.
Injeksi Dana Segar dari pemegang saham. Misalnya adanya penambahan modal
disetor, pemberian pinjaman oleh para pemegang saham, dan lain-lain.
3. Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
Yaitu penjumlahan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode yang
bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk periode
tersebut. Kas yang tersedia inilah yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membayar seluruh
kewajiban tunainya.
4. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow)
Yaitu aliran pembayaran kas (tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen ini adalah
kebalikan dari Cash In Flow. Pada Cash In Flow perusahaan menerima uang tunai, maka pada
Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan uang tunai.
Beberapa contoh komponen Cash Out Flowadalah:
Pembayaran Utang Dagang (Account Payable Paid), Yaitu utang dagang yang jatuh
tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian secara kredit oleh
perusahaan.
15. Biaya Margin (Margin Expense) akibat pemakaian dana pinjaman, seperti
15
pinjaman bank, leasing, dan lain-lain.
Upah Buruh (Labour Cost), misalnya untuk industri manufaktur.
Biaya Operasional Tunai seperti biaya gaji dan bonus karyawan, biaya utilitas
(listrik, air, telepon), biaya asuransi, biaya perjalanan, dan lain-lain.
Utang Pph yang masih harus dibayar
Biaya-biaya kredit seperti provisi kredit, biaya administrasi kredit, dan lain-lain.
Pembelian Aktiva Tetap (Capital Expenditure) seperti pembelian mesin-mes in,
peralatan, tanah, dan bangunan, dan lain-lain.
Pembayaran Deviden Tunai (Cash Dividend)
Pembayaran Angsuran Pokok Utang (Principle Repayment)
5. Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit)
Yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa indikasi
yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus menerus
yaitu:
1. Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup besar. Dalam
kasus seperti ini, kita dapat mempertimbangkan kemungkinan pemberian pinjaman
yang tidak terlalu lama.
2. Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus menunjukka n
bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
1. Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat
mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow. Bila pengujian ini benar,
kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang angsuran pokoknya per periode
lebih ringan.
2. Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas
tersebut.
3. Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan grace
period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan baru mulai dapat
melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman bila saldo telah menunjukkan angka
positif (surplus).
16. 16
6. Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance)
Yaitu sejumlah uang tunai tertentu yang mengendap di perusahaan sepanjang waktu,
misalnya untuk keperluan kas kecil. Untuk pedagang mobil bekas (used car), setiap saat harus
memiliki sejumlah uang tunai agar dapat langsung melakukan pembelian bila ada mobil yang
ingin dibeli.
7. Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs)
Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Jumlah dana yang
dibutuhkan ini tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaa n
(defisit / surplus).
1. Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan, saldo defisit
kas sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
2. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan
dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit kas.
3. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi
lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan
adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
4. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana
nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana tambahan.
8. Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance)
Yaitu posisi kas di akhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan dana
tambahan. Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat ditulis sebagai
berikut7:
BEGINNING CASH BALANCE : A
CASH INFLOW : B
TOTAL CASH AVAILABLE : C ( A + B )
CASH OUTFLOW : D
7 Kuswandi, Daniel¸Akuntansi Perbankan, 2000
17. 17
NET CASH SURPLUS : E ( C – D )
MINIMUM CASH BALANCE : F
ADDITIONAL FINANCIAL NEEDS : G
ENDING CASH BALANCE : H ( F + G )
F = 0
Jika E < 0 maka G = E (Nilai Absolut)
Jika E > = 0 maka G = 0
F > 0
Jika E < 0 maka G = F + E (Nilai Absolut)
Jika E = 0 maka G = F
Jika E < E < E maka G = F - E
Jika E >= F maka G = 0
18. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mengetahui aliran dana itu dalam satu periode diperlukan data yang berupa
laporan financial perusahaan. Dari mana datangnya dana di sektor apa ditanamkan, tercermin
dalam apa yang disebut dengan “statement sumber-sumber dan penggunaan dana”. Istilah lain
yang yang sering dijumpai adalah “statement of sources and application of funds”, statement
of sources and use of fund, statement of financial benefit earned and employed.
Analisis ini dimulai dari penyusunan neraca yang disusun atas dasar dua neraca pada
saat yang berbeda, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing
pos neraca. Dari laporan perubahan neraca itulah disusun laporan sumber-sumber dana
dan penggunaan dana.
Pengertian dana dalam analisis ini dibedakan dalam dua katagori, yaitu dalam
pengertian “kas” dan dana dalam pengertian, working capital”.
Cash flow (aliran arus)adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran
masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Adapun kegunaan didalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat
berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen, diantaranya:
a) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabka perubahan kas.
b) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana masa yang akan datang dan
memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c) Membantu manajer untuk mengambil keputusan kebijakan finansial.
d) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang
diberikan kepadanya.
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hanafi,Mmaduh M. dan Abdul Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Harahap,2006 hal 1
IAI, 2003 hal 115
Kuswandi, Daniel¸Akuntansi Perbankan, 2000
N.Lapoliwa,Skuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah,2000, IBI
Nura’ini Ihsani dwi, Analisis Keuangan Perbankan, 2013
PSAK 2 : Laporan Arus Kas, paragraph 50