Dokumen tersebut membahas tentang Asmaul Husna atau 99 nama Allah beserta penjelasan dan contoh perilaku yang dapat diteladani dari masing-masing nama. Dibahas pula beberapa nama Allah seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Quddus beserta arti dan dalilnya."
2. 1. Dapat memahami makna Asmaul Husna
2. Siswa dapat menunjukkan sikap
keluhuran budi, kokoh pendirian,
pemberi rasa aman, tawakal dan
perilaku adil sebagai implementasi dari
pemahaman Asma’ul Husna
3.
4. Menurut bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah berarti
nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya. Di dalam al-Qur’an namanama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-A’raf/7: 180 sebagai berikut :
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-A’raf/7: 180)
Nama-nama indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni, dapat dirangkai
secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai dengan lafadz al-jalalah, Allah, dengan angka 0
(nol), yang di anggap angka kesempurnaan, disusul dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai
angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi ke angka nol, Allah (al-jalalah), atau kembali lagi ke pembatas besar
dalam untaian tasbih, symbol angka nol berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut
istilah Al-Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan dan akan kembali kepada-Nya).[1]
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99 nama. Sebagian dari
Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifat-sifat dan pasti dimiliki Allah SWT.
Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah SAW bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai
Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan
kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali
sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah).
5. 1.
AR-RAHMAN ( Maha Pengasih)
ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau
pengasih karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada seluruh makhluk
yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang
beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat.
Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan
mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMANNya Allah.
DALIL NAQLI : SURAT AL-FATIHAH ayat 3
DALIL AQLI : Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti
memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita
manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah bersifat Ar-Rahman ( Maha Pengasih,
pemberi kanikmatan yang agung-agung, pengasih dunia ). Penghayatan
terhadap nama dan sifat Allah SWT seperti tersebut hendaknya mendorong
setiap orang beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan berperilaku
baik kepada sesama manusia baik yang seagama dan lain agama (tidak pilihpilih).
6. •
2. AR-RAHIM ( Maha Penyayang )
ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang selalu
dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau bersifat kekal
yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam kubur serta akhirat.
Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat (kafir, musyrik)
misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di akhirat keadilan Allah
tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan balasan atas semua perbuatan di
dunia ini.
DALIL NAQLI : Surat Al-Fatihah ayat 1
DALIL AQLI : Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan bertaqwa,
sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang taat dan bagi
mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka karena sifat Ar-Rohim-Nya
Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat. Buktinya nanti di akhirat kelah hanya
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah saja yang dapat masuk surga.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah bersifat Ar-Rahim (Maha penyayang, pemberi
kenikmatan yang pedik-pedik, dan penyayang di akhirat). Di alam di alam akhirat kelak
keadilan Allah akan ditegakkan, setiap manusia yang di dunianya betul-betul bertaqwa
tentu akan ditempatkan di surge yang penuh dengan berbagai macam kenikmatan.
Sedangkan manusia yang ketika didunianya durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat
dosa tentu akan ditempatkan di neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan.
Penghayatannya agar manusia selalu bertaqwa agar tidak durhaka kepada Allah.
7. 3. AL-QUDDUS ( Maha Suci )
Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah
Dzat yang suci dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah
sebagai Pencipta itu pasti suci dari segala sifat kekurangan karena
Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan demikina apapun yang
dilakukan Allah pasti juga suci.
DALIL NAQLI : Al-A’raf ayat 96
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala
kekurangan, tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang
pencipta memiliki sifat kekurangan maka niscaya dunia akan hancur,
seperti jika Tuhan tidak memiliki sifat maha berkata, maka siapa
yang akan memberitahu kita akan baik buruknya suatu hal, maka itu
mmerupakan hal yang mustahil.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Disini kita dapat meneladani,
sebagai manusia kita sebaiknya senantiasa menjaga kesucian diri,
akal, perilaku, pakaian dan lingkungan dll dengan melakukan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Agar kita kembalikepada allah
dalam keadan suci seperti saat kita dilahirkan kedunia
8. 4. AS-SALAM ( Maha Sejahtera )
Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena
hanya Allah saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada
makhluknya. Jadi segala kesejahteraan yang ada didunia ini semua
bersumber pada Allah SWT.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : kita sebagai makhluk pasti menginginkan
kesejahteraan dalam hidup ini, kepada siapalagi kita meminta
kesejahteraan jika tidak pada Allah SWT ja
di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti
bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan
kesejahteran.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai manusia
senantiasa selalu berdoa dan berusaha untuk keselamatan dan
kesejahteran. Kita sebagai manusia yang diberi kelebihan harta
alangkah baiknya jika menyisihkan untuk saudara kita yang kurang
mampu, ini merupakan bentuk aplikasi pengamalan dari Asmaul
Husna As-Salam.
9. 5. AL MU’MIN ( Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya )
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha
Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena
dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak
mungkin diingkari, pasti ditepati.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa
aman dari bencana alam ataupun dari kejahatan manusia
yang ada di dunia ini, dimana lagi kita meminta kecuali
kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat maha
terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai seorang
muslim hendaknya selalu berusaha menjadi orang yang
dipercaya dengan selalu bersifat jujur, tidak berdusta, selalu
menjaga amanah, tidak berkhianat. Selain itu kita kita
berusaha untuk memberikan rasa aman terhadap sesama,
ini merupakan pengaplikasian dari sufat Allah Al-Mu’min
10. 6. Al ADLU ( Maha Adil )
Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan
sangat sempurna keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki
keadilan yang setara dengan Allah, karena keadilan manusia hanya
terbatas dan tidak sempurna, sebab manusia berada pada tempat
salah dan lupa.
DALIL NAQLI : An-nahl ayat 90
DALIL AQLI : Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak
mungkin ada suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT
tidak mungkin memiliki sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah
kekurangan maka itu tudak mungkin dimiliki Allah.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai makhaluk Allah
hendaknya selalu bersifat adil terhadap Khaliknya yaitu Allah dan
juga sesama serta terhadap makhluk yang lain. Menegakkan
kebenaran dan menjauhi perbuatan zalim (aniaya).
11. 7. AL GAFFAR ( Maha Pengampun )
Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti
Maha Pengampun, yang memiliki kebebasa untuk
memberikan ampunan kepada makhluknya yang bertaubat.
Karena manusia tak mungkin luput dari dosa.
DALIL NAQLI : Sad ayat 66
DALIL AQLI : jika kita sebagai manusia mau bertaubat
insaallah pasti diterima karena Allah memiliki sifat Maha
Pengampun , jika Allah SWT tidak memiliki nama ini maka
niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka
memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi
mustahil Allah tidak bersifat Maha pengampun
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah tentu akan
memaafkan dosa makhluknya yang telah bertaubatan
nashuhah, apalagi kita sebagai mus lim yang beriman harus
memiliki rasa saling memaafka satu sama lain. Bagi mu’min
yang suka member maaf maka akan bertambah
kemuliananya.
12. 10. AL-HASIB ( Maha Menjamin atau Memperhitungakan )
Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin,
memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini
Al Hasib juga dapat diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal
manusia yang ada didunia akan dihitung dengan seteliti-telitinya
dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan
pasti ditegakkan.
DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40
DALIL AQLI : disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan
menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi
kesalahpahaman, bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak
terjamin, disini sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja
makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam memperolehnya.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai mun’min harus
senantiasa selalu mengadakan perhitungan terhadap perilaku kita
terhadap sesama makhluk (introspreksi diri). Jika pada instroprksi
itu ada perilaku yang memberikan manfaat maka hendaknya
diteruskan tetapi jika pada introspeksi diri itu ada perilaku yang
memberikan kemudhorotan maka hendaknya tidak dilakukan lagi.
13. 11. Al Muqsith
Yang Maha Seimbang.
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak
yang lain, dan Allah tidak meringankan satu pihak dengan pihak
yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya
di Anggap sama.
12. An Nafii`
Yang Maha Memberi Manfaat.
Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah
menciptakan apa-apa yang ada di bumi ini untuk memberikan
manfaat kepada mahluknya.
13. Al Waarits
Yang Maha Pewaris.
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi
harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs.
Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi
ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs.
Maryam 19.19) .
14. 14. Ar Raafi`
Yang Maha Meninggikan
(makhluknya).
Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan
kita kembali, walaupun sudah mencapai titik rendah, Ia bisa
meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin
bagi Allah untuk dapat melakukannya.
15. Al Baasith
Yang Maha Melapangkan
(makhluknya).
Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup
seakan-akan hari-hari yang kita hadapi cukup lama, ketika kita
mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat
melaluinya dan enngan mengikhlaskannya. Tapi ketika kita
sadar, Dialah (Allah) yang maha melapangkan segala-galanya,
Dalah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati
kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah Maha
Pengasih lagi penyayang hamba-Nya.
15. 16. Al Hafizh
Yang Maha Memelihara.
Begitu besar-Nya ia, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih,
manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia
juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya memelihara keluarga kita
sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan
apapun. Sebagai pemelihara dan melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada
fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber
kekuatan, karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-Muqit).
17. Al Waduud
Yang Maha Mengasihi.
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna
rahmat, tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan
orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan.
Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan
perbuatan Al-Wadud itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa
yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat
dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereka
adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus
mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.
18. Al Walii
Al-Waliy Yang Maha Melindungi
Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok
tidak, hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu
bencana pun mereka tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah sahabat sejati kita,
mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi kita kapan
pun dan dimanapun, karena erlindungan-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu.
16. 19. Al Mu`izz
Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).
Dikatakan bahwa Al-Mu’izz itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan
kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang
menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun
jangan lupa di balik penarikannya kembali itupun terdapat kemurahan Allah, Ia ingin
meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita itu merupakan sarana
untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadarn yang bisa menyelamatkan
kita, dan Ia ingin kita selamat, makadari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya,
apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan
(mahluk-Nya).
20. Al- Afuww
Yang Maha Pemaaf.
Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan
orang-orang yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna AlGhafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalahas-sitr (merahasiakan),
sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia
menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian
besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka
sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman
Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).