1. Pelajaran 6 untuk 06 Mei 2017
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
(1 Petrus 2:21)
“Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun
telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya. ”
2. Ada banyak jenis penderitaan, tetapi rasul Petrus dalam
suratnya yang pertama berfokus pada “MENDERITA BAGI
KRISTUS”.
Sejak masa Petrus, menerima Kristus
berarti siap menerima penganiayaan,
kesengsaraan maupun berbagai kesusahan.
Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam
menghadapi situasi demikian?
Bagaimanakah agar kita dapat menerima
penghiburan ketika mengalami
penderitaan tersebut?
3. PENGANIAYAAN KEKAISARAN ROMA
Nero
(64-68)
Domitian
(81-96)
Trajan
(109-111)
Marcus Aurelius
(161-180)
Septimius
Severus (202-
210)
Maximinus
(235)
Decius
(250-251)
Valerian
(256-259)
Diocletian
(303-313)
Pliny the Younger memerintahkan eksekusi terhadap banyak orang
Kristen dan bertanya kepada Trajan apa yang harus dilakukan
kepada mereka. Ia menjawab, “Siapa saja yang menyangkal bahwa
ia adalah seorang Kristen dengan cara menyembah dewa-dewa
kita, dapat dibebaskan. Jika tidak, mereka haruslah dihukum.”
Sebuah undang-undang diberlakukan
terhadap orang Kristen: "Bahwa tidak ada
orang Kristen, yang pernah dibawa ke
pengadilan, dapat dibebaskan dari hukuman
tanpa meninggalkan agamanya."
Dalam pemerintahan Septimius, Clement
dari Alexandria menulis bahwa “Banyak para
martir yang dibunuh, disiksa, dipenggal di
hadapan banyak saksi mata setiap harinya.”
Penganiayaan tersebut begitu
hebat dan lama sehingga zaman
itu disebut sebagai “Zaman para
Martir” (Wahyu 2:10).
Menurut Tacitus dan Suetonius,
Nero menuduh umat Kristen
sebagai penyebab kebakaran
kota Roma.
4. MENDERITA BAGI KRISTUS
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu
dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi,
meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya.” (1 Petrus 5:10)
Kekaisaran Roma menganggap Ke-Kristen-an sebagai suatu
paham yang dipertanyakan karena ia menentang tradisi
dan peraturan mereka. Ke-Kristen-an mulai diterima
secara resmi oleh kekaisaran Roma pada AD 313.
Rasul Petrus mengingatkan: “Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita
oleh berbagai-bagai pencobaan.” (1 Petrus 1:6).
Pencobaan-pencobaan itu bukan hanya datang dari
pemerintah Roma, namun juga dari para sahabat,
tetangga maupun keluarga. Mereka dapat
menggunakan tuduhan palsu, untuk menyerang
orang-orang yang telah memutuskan untuk menjadi
pengikut KRISTUS.
5. MENGHADAPI PENDERITAAN
“Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena
kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa
yang mereka takuti dan janganlah gentar.’” (1 Petrus 3:13-14)
Rasul Petrus mengingat kata-kata “Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran…” dari
YESUS dalam Matius 5:10. Kemudian, Ia menjelaskan
lima pedoman ketika mengalami penderitaan.
1. Jangan takut kepada manusia, namun kuduskanlah
ALLAH. (1 Petrus 3:14-15).
2. Sampaikanlah harapanmu dengan kerendahan hati
dan rasa hormat. (1 Petrus 3:15).
3. Menunjukkan sikap yang baik sehingga orang lain
tidak dapat menuduhkan hal-hal yang jahat kepada
kita. (1 Petrus 3:16)
4. Lebih baik menderita karena berbuat baik daripada
menderita karena berbuat jahat (1 Petrus 3:17).
5. Kita sedang mengikuti teladan KRISTUS ketika kita
menderita karena berbuat benar. (1 Petrus 3:18).
6. API PENDERITAAN
“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas
kamu…Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” (1 Pet. 4:12, 16)
Rasul Petrus melihat adalah normal api
pencobaan membakar umat Kristen.
Rasul Paulus berkata bahwa “Memang
setiap orang yang mau hidup
beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya.” (2 Timotius 3:12)
YESUS juga mengingatkan kita dalam
Matius 24:9-10). Lagipula, YESUS
sendiri menderita aniaya yang hebat,
sebagai para pengikut-Nya, tidaklah
heran jika kita juga menderita hal yang
sama. (Yohanes 15:20).
Mengapa banyak orang membenci
YESUS dan para pengikut-Nya?
7. API PENDERITAAN
Kitab Wahyu menyatakan bahwa “Maka marahlah
naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang lain.” (Wahyu. 12:17). Kebencian
Setan terhadap YESUS dituangkannya kepada para
pengikut-Nya.
Di sisi lain, api tersebut juga dapat
memurnikan iman. (1 Petrus 1:7).
Meskipun seseorang tidak pernah boleh menyebabkan suatu
penderitaan datang dengan sengaja, namun ALLAH dapat
menjadikannya sebagai suatu hal yang mendatangkan kebaikan.
Dengan demikian, Rasul Petrus sedang memberitahu kepada para
pembacanya (dan kita): “Ya, penganiayaan itu buruk, tetapi
jangan patah semangat, tetaplah maju dalam iman.”
“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas
kamu…Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” (1 Pet. 4:12, 16)
8. PENDERITAAN DAN
PENGHAKIMAN
“Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman dimulai,
dan pada rumah Allah sendiri
yang harus pertama-tama
dihakimi?” (1 Petrus 4:17)
Rasul Petrus mengingatkan kita
tentang Penghakiman yang
dimulai dari rumah ALLAH.
Bagaimanakah hubungan
Penghakiman dengan
penderitaan kita?
Penghakiman seharusnya tidak
membuat kita merasa takut,
namun membuat kita merasa
bersukacita. Kita akan
dibenarkan dan keadilan akan
ditegakkan. ALLAH akan
memperbaiki segala sesuatu yang
rusak untuk selama-lamanya.
Kita harus merindukan
penghakiman seperti janda
miskin yang merindukan
keadilan (Lukas 18:1-8).
Ketika kita mengambil bagian
dalam penderitaan KRISTUS,
kita juga akan mengambil
bagian dalam kemuliaan-Nya
(2 Timotius 2:12).
9. IMAN DI TENGAH PENDERITAAN
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
(1 Petrus 5:8)
Seperti yang kita lihat sebelumnya, penderitaan
“karena kebenaran” disebabkan oleh pertentangan
antara KRISTUS dan Setan.
Orang-orang baik seperti Ayub menderita bukan
dikarenakan oleh perbuatannya. Kebencian yang
tidak rasional terhadap orang Kristen dipandu oleh
bapa segala kejahatan, sejak kekaisaran Roma hingga
penganiayaan zaman ini di berbagai bagian dunia.
Bahkan di tempat-tempat di mana tidak ada
penganiayaan secara terang-terangan, orang Kristen
masih menderita banyak pertentangan. Di tengah-
tengah penderitaan, kita dipanggil untuk memiliki
iman yang kuat kepada Sang Penebus kita. Marilah
kita menyerahkan diri kita ke dalam tangan Sang
Pencipta.
“Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena
kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat
baik, kepada Pencipta yang setia.” (1 Petrus 4:19)