Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Pelajaran sekolah sabat ke 4 triwulan 3 2017
1. Pelajaran 4 untuk 15 Juli 2017
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Galatia 2:19,20
“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak
Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
2. Minggu : Pertanyaan tentang “Pembenaran”
Senin : Melakukan Hukum Taurat
Selasa : Dasar Pembenaran Kita
Rabu : Penurutan Iman
Kamis : Apakah Iman Meningkatkan Dosa?
Jumat : Pendalaman
Dalam Galatia 2:15-21, Paulus menuliskan
tentang perbedaan antara orang Yahudi dengan
orang dari bangsa lain.
Apakah mereka dibenarkan dalam cara yang
sama? Apakah orang dari bangsa lain dibenarkan
oleh iman dalam YESUS dan orang Yahudi oleh
perbuatan yang seturut dengan hukum ALLAH?
Apakah yang menjadi dasar pembenaran kita?
3. PERTANYAAN
TENTANG
“PEMBENARAN”?
“Menurut kelahiran kami adalah orang
Yahudi dan bukan orang berdosa dari
bangsa-bangsa lain.” (Galatia 2:15)
Orang Yahudi adalah pewaris
perjanjian, mereka dipanggil untuk
menjadi umat yang kudus, umat
pilihan TUHAN. Sementara orang-orang
dari bangsa lain adalah orang-orang
berdosa yang tidak mengenal hukum
ALLAH.
Paulus meluruskan hal tersebut: baik
Orang Yahudi maupun bangsa lain
membutuhkan pembenaran (yaitu,
dinyatakan benar oleh penebusan YESUS).
Apa sajakah yang dicakup oleh
pembenaran?
1. Ia adalah kebalikan dari penghukuman.
Seseorang yang dibenarkan adalah orang yang
diampuni dan dinyatakan benar (Ulangan 25:1).
2. Ia berarti menjadi bagian dari umat ALLAH.
3. Ia berkaitan dengan ALLAH dan perjanjian-Nya.
4. MELAKUKAN HUKUM TAURAT
“Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus
dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.” (Galatia 2:16)
Paulus menggunakan kata “HUKUM” dengan makna berbeda
dalam surat-suratnya. Namun, ekspresi “MELAKUKAN HUKUM
TAURAT” kelihatannya merujuk kepada memenuhi Hukum
Taurat (Hukum-hukum dalam lima kitab Musa termasuk 10
Hukum Taurat)
MELAKUKAN HUKUM TAURAT membutuhkan penurutan
sepenuhnya baik melalui pikiran maupun perbuatan pada setiap
detik kehidupan kita atas segenap perintah atau hukum ALLAH.
Meskipun kita telah melakukannya, “MELAKUKAN HUKUM
TAURAT” tidak dapat menyelamatkan kita. Ia hanyalah aturan-
aturan kehidupan dan bukanlah sarana penebusan atau
pengampunan.
5. DASAR PEMBENARAN KITA
“Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus
dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.”(Galatia 2:16)
Adalah penting untuk memahami dasar pembenaran
kita. Dalam kitab Galatia, Paulus mengajarkan:
Iman tidak perlu ditambah dengan perbuatan.
Pembenaran bukanlah iman ditambah dengan
perbuatan seperti yang diajarkan oleh orang Yahudi,
tetapi pembenaran adalah oleh iman saja.
Iman bukanlah suatu konsep yang abstrak. Kita harus
beriman terhadap sesuatu: yaitu, pekerjaan yang
YESUS lakukan bagi kita.
Iman tidak melakukan pembenaran oleh iman itu
sendiri. Iman adalah cara/jalan agar kita dapat berpaut
kepada YESUS Yang sanggup membenarkan kita.
Pengharapan kita adalah “Iman YESUS KRISTUS.” Kita
diselamatkan oleh iman-Nya, bukan iman kita. Tidak
ada jasa (untuk dibenarkan) dalam iman kita.
6. PENURUTAN
IMAN
“…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)
Bagaimanakah iman kita dapat lahir?
Iman adalah suatu tanggapan/sambutan
dalam hubungan kita dengan ALLAH.
Ketika ALLAH menyatakan berkat-berkat yang
telah Ia sediakan bagi Abraham, Abraham
menyambutnya dengan memercayai janji
ALLAH tersebut. (Kejadian 15:5-6).
Iman sejati datang dari suatu jamahan hati yang
digerakkan untuk mengasihi dan berterima
kasih kepada ALLAH atas kebaikan-Nya.
Kita memiliki iman setelah kita memahami dan
menerima pengorbanan ALLAH yang agung
untuk memberikan kehidupan kekal bagi kita.
7. PENURUTAN IMAN
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)
Iman adalah lebih dari suatu pengakuan mental
dari apa yang ALLAH lakukan bagi kita.
Iman adalah suatu respon/sambutan kasih kita
atas kasih ALLAH kepada kita.
Ketika iman timbul, saya tidak mau membuat
ALLAH bersedih oleh dengan sengaja
melakukan dosa.
Keseluruhan hidup saya dijamah. Iman
mengubah apa yang kita lakukan, bagaimana
kita hidup, siapa yang kita percayai dan apa
yang kita percayai.
Apakah makna dari memiliki iman?
8. APAKAH IMAN MENINGKATKAN DOSA?
“Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam
Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa
Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak!” (Galatia 2:17)
Beberapa orang menuduh bahwa Paulus
memberi penekanan kepada “IMAN” dan tidak
kepada “PERBUATAN”. Mereka berpikir bahwa
ia mendorong orang Kristen dari bangsa lain
untuk tetap berbuat dosa meskipun setelah
mereka dibenarkan.
Paulus berpikir bahwa hal tersebut adalah
tidak masuk akal. Itulah sebabnya ia menjawab
dengan kata-kata: “Sama sekali tidak!”
Ia memahami bahwa kita adalah ciptaan baru
setelah kita dibenarkan. Sekarang, Kristus
tinggal dalam diri kita dan kita melakukan
pekerjaan yang telah ia persiapkan
sebelumnya agar kita berjalan di atasnya.
(Galatia 2:20; 2 Korintus 5:17; Efesus 2:10).