Keragaman ideologi serta dampak terhadap pergerakan bangsa indonesia
Kerajaan Kutai Hindu Tertua
1.
2.
3.
4. Terletak di Kalimantan Timur
Kerajaan Kutai dianggap sebagai
kerajaan bercorak Hindu tertua di
Indonesia
Kerajaan ini diketahui keberadaannya
setelah ditemukan 7 buah yupa di hulu
Sungai Mahakam, Muarakaman
Kalimantan Timur
Diperkirakan dibuat sekitar tahun 400
atau abad ke-5 M
5. Pendiri
Kerajaan Kutai
Diduga ia adalah kepala suku
setempat karena masih
menggunakan nama asli Indonesia
6. Disebut sebagai Wangsakerta
Pendiri dinasti kerajaan
Ia dikatakan sebagai Dewa Ansuman
(Dewa Matahari)
Raja pernah melakukan upacara
Asmawedha
Upacara pelepasan kuda untuk
menentukan batas-batas wilayah
7. Merupakan raja terbesar
Ia pemeluk agama Hindu Siwa
Mulawarman pernah mengadakan
korban 20000 ekor lembu (sapi) kepada
Brahmana
8. • Kehidupan masyarakatnya sudah teratur
• Diperkirakan masyarakat sudah mendapatkan
pengaruh budaya India dalam pembagian kasta
•Pembagian Kasta :
1. Kasta Brahmana
Para penyebar Agama
2. Kasta Ksatria
Para bangsawan, keturunan raja
3. Kasta Waisya
Para pedagang, petani
4. Kasta Sudra
Para buruh
Dan yang tidak termasuk dalam 4 kasta diatas adalah
Kaum Paria
10. Salah satu kebudayaan Kutai yang
sampai pada kita adalah Yupa
Yupa sebenarnya merupakan
warisan kebudayaan zaman
Megalitikum yang berupa menhir
11. Berdiri sekitar abad pertengahan ke-5 M atau
tahun 450 M
Letaknya di Lembah Sungai Citarum
Prasasti Tarumanegara :
Prasati Cearuteun (Ciempea Bogor)
Prasati Kebon Kopi (Bogor)
Prasati Jambu ( Pasir Koeangkak)
Prasasti Awi Leuwiliang (Bogor)
Prasasti Muara Cianten (Bogor)
Prasasti Lebak (banten)
Prasasti Tugu
Ada Juga sember sejarah dari Cina yang ditulis
oleh Fa Hien
12. • Rajanya Bernama Purnawarman
• Raja Purnawaman dipandang sebagai raja yang
gagah berani (Prasati Ciaruteun)
• Ia juga berhasil meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya dengan memerintahkan membangun
sebuah saluran air atau Sungai Gomati
13. Keberadaan Sungai Gomati berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Tarumanegara
Mata pencaharian masyarakat Tarumanegara
adalah bertani dan beternak (prasasti Tugu)
14. Kehidupan sosial masyarakat Tarumanegara
diduga sudah teratur dan rapi (prasasti Ciaruteun)
15. • Pengaruh India sangat terlihat dalam kehidupan
masyarakat Tarumanegara
• Dari Cina juga ditemukan penggunaan bahasa
yang mereka sebut sabagai bahasa Kun-lun,
diduga bahasa ini adalah bahasa lokal yang sudah
tercampur dengan bahasa Sanskerta
• Fa-Hisen menuturkan bahwa agama yang
dikembangkan ada 3, yaitu agama Hindu, Buddha,
dan kepercayaan asli penduduk Tarumanegara
16. Terletak di Jawa Tengah
Berdiri sekitar abad ke-8
Sumber sejarahnya kebanyakan berupa
prasati
Prasasti Canggal (732 M)
Prasasti Kalasan (778 M)
Prasasti Karang Tengah (824 M)
Prasasti Argapura (863 M)
Prasasti Balitung atau Prasasti Mantyasih (907 M)
17. Pendirinya adalah Sanna (Prasasti Canggal)
kemudian digantikan oleh Sanjaya
Setelah Sanjaya wafat, kemudian digantikan
berturut-turut oleh Rakai Panangkaran
(beragama Buddha), Rakai Warak, dan Rakai
Garung
Mataram Kuno sempat terpecah menjadi
Mataram Hindu yang berkuasa di Jawa Tengah
bagian utara dan Mataram Buddha yang
berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan
Peninggalan Mataram Buddha yang terkenal
adalah Candi Borobudur yang dibangun pada
masa pemerintahan Raja Samaratungga (Anak
Rakai Panangkaran)
18. Semasa Rakai Pikatan berkuasa timbulah
perselisihan dengan Balaputeradewa
Akibat kekalahannya, Balaputeradewa melarikan
diri ke Sumatra dan menjadi raja di Kerajaan
Sriwijaya
Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, wilayah
Mataram kembali bersatu
Sekitar abad ke-9 yang berkuasa di Mataram
adalah Raja Balitung
Menurut Prasasti Kedu (907), Raja Balitung
memerintahkan untuk membuat silsilah raja-raja
Mataram Kuno
Raja terakhir adalah Wawa
Setelah Wawa meninggal tahtanya digantikan
oleh Empu Sindok
19. Bersifat agraris
Kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri
juga sangat ramai
Berita Cina mengabarkan, bahwa di ibu kota
terdapat istana raja yang dikelilingi oleh dinding dari
bata dan batang kayu
Di istana berdiam raja, keluarga raja, dan para
abdi dalem
Di luar istana, tetapi masih didalam dinding kota
terdapat kediaman para pejabat tinggi kerajaan
termasuk putra mahkota dan keluarganya
Di luar tembok kerajaan berdiam rakyat pada
umumnya
20. Sumber utamanya adalah hasil pertanian
Penduduk di desa juga memelihara ternak
Juga menjadi pedagang dan pengrajin
Telah mengenal kelas masyarakat yang bekerja
pada orang lain sebagai buruh dan hamba sahaya
(budak)
Menurut Prasasti Purworejo, diperoleh informasi
tentang kegiatan perdagangan yang dilakukan
berdasarkan hari pasaran pada perhitungan Jawa
Kuno
Perdagangan mancaranegara juga sudah terjadi.
Hal ini dapat dilihat pada relief Candi Borobudur
21. Penduduk Mataram Kuno menganut agama
Hindu dan Buddha Mahayana
Karya Sastra mulai berkembang yang dibuktikan
dengan dikenalnya cerita Ramayana dan
Mahabrata
Kesenian wayang sudah menjadi bagian
kehidupan sehari-hari
Begitu juga dengan pertunjukan tari-tarian, lawak,
dan topeng (metapukan)
Pertunjukannya sudah diiringi dengan gamelan
Seni pertunjukan yang berkembang sudah
menjadi sumber penghidupan bagi para
pemainnya
22. Merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram
Kuno di Jawa Tengah
Kerajaan Medang Kamulan diperkirakan terletak
di Lembah Sungai Brantas
Sumber sejarah yang berasal dari dalam negeri
umumnya berupa prasati, seperti :
Prasasti Empu Sindok (933M)
Prasasti Anjuk Ladang atau Candi Lor (939M)
Prasasti Kalkuta
Sumber sejarah yang berasal dari luar negeri
berasal dari Cina pada masa pemerintahan Dinasti
Sun
23. Tiga raja besar yang memerintah di Medang
Kamulan adalah Empu Sindok, Dharmawangsa,
dan Airlangga
Empu Sindok pernah memangku jabatan rakai
hulu dan rakai marpatih I hino pada Kerajaan
Mataram Kuno
Kedua jabatan tersebut umumnya dijabat oleh
putra mahkota. Jadi, diduga Empu Sindok adalah
putra mahkota Kerajaan Mataram Kuno
Hal menarik pada masa pemerintahan Airlangga
adalah adanya semacam perjanjian tidak tertulis
yang menyebutkan, bahwa Airlangga menguasai
wilayah Indonesia bagian timur
Sriwijaya menguasai Indonesia bagian barat
Pengganti Empu Sindok yang terkenal adalah Sri
Dharmawangsa yang memperluas kerajaannya
dengan menyerang dan menguasai Sriwijaya
24. Dibedakan atas sistem kasta dan juga sistem
feodalisme, yaitu kedudukan seseorang
berdasarkan struktur birokrasi dan kepemilikian
kekayaan (tanah)
Lapisan tertinggi didudduki oleh raja (Sri
Maharaja) dibawahnya terdapat putra mahkota
yang menjabat rakai i hino. Selanjutnya diduduki
oleh para bangsawan yang mempunyai jabatan
tugas birokrasi
25. o Bertumpu pada sektor perdagangan dan
pelayaran
o Pada masa Empu Sindok, dibangun bendungan
yang berfungsi sebagai irigasi dan tempat
pemeliharaan ikan
o Kebiasaan baca-tulis berkembang dangan pesat
o Empu Sindok pernah menulis sebuah kitab yang
berjudul Sang Hyang Kamahayanikam
o Pada masa Airlangga banyak dibangun tempat-
tempat pertapaan dan asrama-asrama pendeta
26. Merupakan penerus Dinasti Isyana
Sumber sejarahnya berupa prasasti dan karya sastra
Prasasti :
Prasasti Sirah Keting
Prasasti Tulungagung
Prasasti Kertasana
Prasasti Ngantang
Prasasti Jaring
Karya Sastra
Zaman Jayabaya Kitab Bhatarayuda (empu sedah dan
panuluh)
Zaman Kameswara Kitab Smaradahana (Empu Darmaja),
Kitab Lubdaka, dan kitab Wertansancaya (Empu TanAkung)
kitab kersnayana (Empu Astaguna), dan kitab Bomakarya
Sumber Sejarah dari luar negeri
Kitab Lin Waitaita (1178M) karya Cuk Ik Pei
Kitab Keronik Chu Fan Chi (1220M) karya Cu Ju Kun
27. o Raja-raja yang telah memerintah :
o Raja Bameswara (1117-1130M)
o Raja Jayabaya (1135-1157M)
o Raja Sarweswara (1159-1161M)
o Raja Aryyeswara (1169-1174M)
o Sri Gandra (1181-1182M)
o Raja Kameswara (1182-1185M)
o Raja Kertajaya (1190-1222M)
28. Kerajaan Kediri merupakan lumbung beras di
Pulau Jawa
Rakyat dikenai pajak bumi untuk beras, kayu,
dan palawija
29. Menurut Kitab Lubdaka, Bahwa tinggi
rendahnya derajat seseorang bukan
berdasarkan kekayaan materinya,tetapi
lebih pada kebaikan tingkah lakunya
31. Berdiri pada tahun 1222M
Didirikan oleh Ken Arok yang juga pendiri Dinasti
Rajasa (Rajawangsa) atau Girindawangsa
Sumber sejarah dari dalam negeri :
Kitab Pararaton
Kitab Negarakertagama (Empu Prapanca)
Patung Joko Dolog
Candi Kidal
Candi Jago
Candi Singasari
Sumber sejarah dari luar negeri :
Catatan Dinasti Yuan di Cina
32. • Raja-rajanya :
• Ken Arok (1222-1227M)
• Anusapati (1227-1248M)
• Ranggawuni/Wisnuwardana (1248-1268)
• Kertanegara (1268-1292)
• Raja yang paling terkenal adalah
Kertanegara
33. Sumber kehidupan sosial Kerajaan Singasari
diperoleh dari Kitab Negarakertagama dan
Pararaton serta berita dari Cina
Masyarakatnya sudah terbagi atas
masyarakat kelas atas dan kelas bawah
Pemerintahannya bersifat feodal
Setiap pajabat memiliki daerah
kekuasaan dan berhak menarik upeti dari
wilayah tersebut
35. Banyaknya penemuan candi,seni
sastra, seni ukir, dan seni pahat menunjukkan
bahwa ketentramann dan kemakmuuran
telah mewarnai kehidupan masyarakat
Kerajaan Singasari
36. Berdiri pada tahun 1292
Sumber Sejarah dari dalam negeri :
Berupa Prasasti
Prasasti Kadudu/Gunung Buthak (1294M)
Prasasti Sidotoko (1393M)
Prasasti Lamongan
Prasasti Wikramattunggadewa (1329M)
Prasasti Tribhuanattunggadewi
Prasasti Kandangan (1305M)
Prasasti Batur
37. Berupa karya sastra
Kitab Negarakertagama (1365M)
Kitab Arjunawiwaha
Kitab Sutasoma
Berupa candi
Candi Sumberjati di Blitar
Candi Tegalwangi dan Candi Surawana di Pare-
Kediri
Candi Penataran di Blitar
Candi Sawentar
Candi Tikus di Trowulan
Candi Brahu di Mojokerto
Sumber sejarah dari luar negeri
Berupa berita perjalanan, seperti berita dari
Cina dan berita dari Portugis
38. Didirikan oleh Raden Wijaya (1292-1309M)
Setelah naik tahta, bergelar Kertarajasa
Jayawardhana
Raden Wijaya menikah dengan 4 putri
Kartanegara
Yaitu :
Tribuaneswari
Narendra Duhita
Pradnyaparamita
Gayatri
Selain dengan putri Kartanegara Raden Wijaya juga
menikah dengan putri melayu, yaitu Dara Pethak (Dyah
Indraswari)
39. Setelah wafat, digantikan oleh Sri Jayanegara
(anak dari Dyah Indraswari)
Banyak terjadi pemberontakan yang
disebabkan karena tidak berhaknya Sri
Jayanegara atas tahta Majapahit dan merasa
tidak senang dengan sikapnya dalam
memerintah
Tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabib
istana yang bernama Tanca
Karena Jayanegara tidak memiliki anak, maka
tahta diserahkan oleh Gayatri
Tetapi Gayatri lebih memilih menjadi biksuni
Akhirnya tahta jatuh pada
Tribhunawanattunggadewi Jayawisnuwardani
putri Gayatri
40. Pada masa pemerintahannya, terjadi
pemberontakan Sadeng (1331M)
Dapat dipadamkan oleh Gajah Mada
Oleh sebab itu, Gajah Mada diangkat menjadi
Mahapatih Majapahit
Pada tahun 1350 Tribhuwanattunggadewi
Jayawisnuwardani wafat
Sebagai penggantinya adalah putra mahkota
yaitu Hayam Wuruk (1350-1389M)
Pada masa pemerintahannya, Majapahit
mencapai puncak kebesarannya
Puncak kebesarannya tidak lepas dari peran
Gajah Mada
41. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk,
Majapahi telah mempunyai sistem ketatanegaraan
yang teratur
Susunan pemerintahan Majapahit :
Kedudukan raja adalah Bhatara Saptaprabu
Anggotanya berjumlah 7 orang
Patih Mangkubumi atau wakil raja
Mantri Katrini, dijabat oleh keluar dekat raja, terdiri
atas hino,halu, dan sirikan
Pancaring Wilwatikta atau Rakriyan Mahamantri
Pakiran-kiran sebagai dewan pelaksana yang terdiri
atas mangkubumi, demung, kanuruhan, dan rakriyan
tumenggung
Dharmmadyaksa ring Kasaiwan yang mengurusi
agama Hindu
Dharmmadyaksa ring Kasogatan yang mengurusi
agama Buddha
42. Kemunduran Majapahit diawali dengan
terjadinya Perang Bubat (1357)
Pada kitab Babad Tanah Jawi dikatakan,
bahwa Majapahit runtuh pada tahun 1478M
Hal ini sesuai dengan candra sengkala sirna
ilang kertaning bumi (sirna = 0, ilang = 0,
kertaning = 4, bumi = 1) yang berarti tahun 1400
saka
43. Diadakannya jabatan dharmadyaksa
toleransi antarpemeluk agama
Penegakan hukum sudah diadakan
44. o Rakyat Majapahit, mengembangkan
pertanian, peternakan, dan perdagangan
o Dalam dunia perdaganngan, Majapahit
memegang 2 peran :
o Sebagai produsen
o Sebagai perantara
o Pada masa Hayam Wuruk, pajak dan upeti
digunakan untuk pembangunan berbagai
sarana yang menunjang kesejahteraan rakyat
45. Terjadi sinkretisme
penggabungan 2 agama
Bangunan candi mengalami perubahan
fungsi, yang semula sebagi tempat pemujaan
maka sekarang berubah menjadi tempat
pemakaman raja-raja
Bidang arsitektur dan reliefnya masih
menggunakan budaya asli Indonesia
46. Berdiri sekitar tahun 670M di daerah
Palembang, Sumatra Selatan
Sumber Sejarah :
Prasasti
Prasasti Kedukan Bukit (683M)
Prasasti Talang Tuo (684M)
Prasasti Kota Kapur (686M)
Prasasti Karang Berahi (686M)
Prasasti Palas Pasemah
Dari luar negeri
Prasasti Kanton
Prasasti Ligor
Prasasti Nalada
Catatan hasil perjalanan I-Tsing, seorang pendeta
Buddha dari Cina
47. Diperintah dengan adil dan bijaksana oleh
keluarga raja-raja keturunan Syailendra
Mencapai kejayaan pada pertengahan
abad ke-9 di bawah pimpinan
Balaputeradewa
48. • Hidup dari perdagangan
• Banyak disinggahi kapal-kapal karena
lokasinya yang strategis
• Untuk menjaga keamanan kapal-kapal asing
yang lewat, Sriwijaya membuat armada laut
yang kuat
50. Dikenal sebagai pusat agama Buddha di
Asia Tenggara
Pendeta Buddha yang terkenal :
Dharmakirti
Syakyakirti
Dharmapala
51. Pada abad ke-7 berada di Pulau Jawa
J.L.Moens dalam menentukan letak
Kerajaan Holing selayaknya terletak di tepi
Selat Maalaka, yaitu di Semenanjung Malaya
Pendapatnya diperkuat dengan
ditemukannya sebuah daerah di Semanjung
Malaya yang bernama daerah Keling
Menurut Prasasti Dinoyo yang berangka
tahun 760, pada tahun 664 M Kerajaan Holing
dipindahkan oleh Ki-Yen ke arah timur dan
berlanjut dengan nama Kerajaan Kanjuruhan
52. Berdasarkan berita Cina, Kerajaan Holing
diperintah oleh seorang putri raja yang
bernama Ratu Sima (674M)
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras,
namun adil dan bijaksana
Rakyat tunduk dan taat terhadap segala
perintah Ratu Sima
53. Kehidupan sosial Kerajaan Holing sudah
teratur rapi
Ratu Sima juga sangat adil dan bijaksana
dalam memutuskan suatu masalah
Rakyat sangat menghormati dan menaati
segala keputusan Ratu Sima
54. Kehidupan perekonomian masyarakat
Kerajaan Holing berkembang pesat
Telah mengenal hubungan perdagangan
Kegiatan ekonomi masyarakat lainnya
adalah bercocok tanam, menghasilkan kulit
penyu, emas, perak, cula badak, dan gading
Ada sumber air asin yang dimanfaatkan
untuk membuat garam
rakyat Holing sangat memperhatikan
pendidikan. Buktinya, rakyat Holing sudah
mengenal tulisan dan ilmu perbintangan
yang dimanfaat untuk menentukan waktu
bercocok tanam
55. Rakyat Holing menganut agama Buddha
Sumbernya berasala dari I-Tsing yang
menjelaskan pada tahun 644M, Hwi-Ning
menerjemahkan salah satu kitab suci agama
Buddha Hinayana yang berbahasa Sanskerta
ke dalam bahasa Cina
Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta
Kerajaan Holing yang bernama Jnanabhadra
56.
57. Memudarnya tradisi Hindu-Buddha pada kerajaan-
kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
1. Mayoritas kerajaan di Indonesia tidak
mempunyai suatu model suksesi kepemimpinan
yang memunculkan seseorang menjadi
pemimpin yang hebat
2. Minimnya proses pemilihan dan
pelatihan pemimpin dari kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu-Buddha
3. Pengaruh penyebaran Islam yang kuat,
yang mengakibatkan terdesaknya keberadaan
kerajaan bercorak Hindu-Buddha
Walaupun sudah runtuh, tetapi tradisi Hindu-
Buddha masih terus bertahan sesuai dengan
perkembangan zaman