SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Laporan Praktikum ke 1 Tanggal mulai : 01 September2010
MK Pengantar Biokimia Gizi Tanggal selesai : 22 September2010
KARBOHIDRAT
Oleh :
Kelompok 2A
Rieska Indah Mulyani I14090009
Elyzzabeth Mayorga Ambarita I14090003
Sutyawan I14090021
Karina Indah Pertiwi I14090026
Masruroh I14090011
Ilyatun Niswah I14090008
Asisten Praktikum
Erdi Humeid (I14080072)
Laeli Nur Hasanah (I14080032)
Koordinator Mata Kuliah
Dr. Rimbawan
Departemen Gizi Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
2010
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa 2ydroge yang terdiri dari 2ydrog karbon,
2ydrogen, dan oksigen. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini
pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880 senyawa tersebut
diberi nama sakarida yang berasal dari bahasa arab “sakkar” yang berarti
gula. Namun, melihat struktur molekulnya, secara biokimia, karbohidrat lebih
tepat didefinisikan sebagai polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau
keton) dan banyak gugus hidroksil. Istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa
yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Karbohidrat
dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu karbohidrat sederhana dengan
karbohidrat komplek atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan
kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau
heptosa. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena
terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Terdapat tiga jenis heksosa yang
penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam
monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Oligosakarida terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida,
tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida
yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Disakarida terdiri
atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi
kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik
melalui satu atom oksigen (O). Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua
molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis.
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks yang mengandung lebih
dari 10 monosakarida dan tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau
bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati,
dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati.
Uji kualitatif karbihidrat dibedakan atas uji umum dan uji khusus. Uji
umum berlaku untuk semua karbohidrat sedangkan uji khusus hanya berlaku
untuk karbohidrat tertentu. Dalam uji umum karbohidrat, semua karbohidrat
yang mempunyai lima atom karbon atau lebih akan memberikan hasil akhir
yang sama. Uji molisch dan uji anthron termasuk uji umum ini. Uji khusus
untuk karbohidrat antara lain uji terhadap karbohidrat pereduksi, uji khusus
untuk ketosa, uji khusus untuk pentosa. Uji karbohidrat pereduksi dapat
dilakukan melalui uji fehling, uji benedict, uji asam pikrat, uji tollens, dan uji
barfoed.
2. Tujuan
Praktikum karbohidrat kali ini bertujuan untuk melakukan uji molisch
karbohidrat, mempelajari sifat mereduksi karbohidrat melalui uji fehling,
melakukan hidrolisis disakarida dan polisakarida, serta melakukan uji
terhadap pati dalam bahan pangan.
TINJAUAN PUSTAKA
KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah kemlompok senyawa yang mengandung unsur C,H, dan O.
Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus
karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak
gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau
polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut.
Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut
monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk
senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua buah
monosakarida disebut ikatan glikosida.
Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glikosida yang menghubungkan dua
monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida yang
menghubungkan tiga buah monosakarida. Karbohidrat yang memiliki beberapa
unit monosakarida disebut oligosakarida, sedangkan yang memiliki banyak unit
monosakarida disebut sebagai polisakarida.
Banyak monosakarida maupun oligosakarida memiliki rasa manis, karena itu
karbohidrat yang massa molekul relative (Mr)-nya kecil sering disebut sabagai
gula. (Ngili 2010)
UJI MOLISCH
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk
senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi
senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi, seperti hidroksi metal
furfural.
Teori yang mendasari percobaan ini adalah penambahan asam organik pekat,
misalnya H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi monosakarida.
Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan
asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksisosa menjadi hidroksi-
multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan
bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang
negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif,
sedangkan warna hijau adalah negatif.
UJI FEHLING
Pengujian terhadap karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan fehling untuk membuktikan terdapatnya sifat pereduksi pada gula
tersebut. Larutan fehling memiliki ion Cu++
yang dapat mengoksidasi karbohidrat
yang memiliki ikatan aldehid bebas atau α-hidroksi keton sehingga akan
mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat. Pada beberapa karbohidrat dalam
bentuk aldehid bebas atau keton yang berada dalam bentuk seimbang dengan
aldehid bebas atau keton termasuk dalam bentuk hemiasetal. Reaksi fehling
dengan gula dapat digambarkan sebagai berikut:
Gula pereduksi + 2 Cu+
gula teroksidasi + 2 Cu+
2 Cu+
+ 2 OH- 2 CuOH Cu2O + H2O
Kuning Merah
Sebenarnya, tidak semua karbohidrat yang bereaksi harus mengalami
hidrolisasi dahulu tetapi karbohidrat yang berhasil bereaksi dengan
menghasilkan warna merah setelah ditetesi fehling merupakan gula pereduksi.
(Fairley, J. L & Gordon L. K, 1963)
Uji Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil/OH oleh suatu
senyawa. Di dalam larutan yang kondisinya asam, karbohidrat jenis polisakarida
dan disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya
sehingga terjadi kondensasi yang akhirnya membentuk kompleks warna tertentu.
Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan jenis karbohidrat polisakarida,
disakarida, dan monosakarida. Disakarida apabila terhidrolisis akan terurai
menjadi 2 molekul monosakarida, sedangkan polikarida akan terhidrolisis
menjadi banyak molekul monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan
monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar
monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida.
Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah pati
(starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar
tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+-
20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta
larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+- 80 %) dengan
struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi ini memberikan warna
ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dengan iodium
menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat
ditegaskan dengan uji Benedict.
Hidrolisis sukrosa bertujuan untuk membuktikan bahwa sukrosa terdiri
atas glukosa dan fruktosa. Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan
terhirolisis, lalu menghasilkan glukosan dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji
Benedict dan uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif
menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa
hidrolisis sukrosa menghasilakn monosakarida.
+HCl
Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Hasil akhir dari
hidrolisis pati adalah glukosa. Reaksi hidrolisis pati dapat menggunakan
katalisator ion H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada
hidrolisis pati adalah sebagai berikut:
(C6H10O5)x + x H2O → x C6H12O6
UJI IODINE
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral
(menutup) yang pabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod
akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru. Ketika
dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bias
terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+
membentuk NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening. Hal ini tidak berlaku
untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan
oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana. Apabila dipanaskan
maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila didiamkan bias
balik lagi dan terbentuk warna biru kembali.
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida
dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk
kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh
karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen
METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01 September 2010 di
Laboraorium Biokimia Lt.2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet mohr,
bulp, penangas dan penjepit kayu. Sedangkan bahan-bahannya adalah Umtuk
Uji Molisch : pereaksi Molisch, iodin, asam sulfat pekat, glukosa 0.1 M, sukrosa
0.1 M, fruktosa 0.1 M, larutan kanji 1%, dan maltosa 0.1 M. Uji Fehling : pereaksi
fehling, larutan maltosa, larutan sukrosa, larutan, glukosa, larutan
fruktosa,larutan kanji, madu dalam air, sirup dalam air. Uji pati dalam bahan
makanan : sepotong kentang, biscuit “cracker”, tepung agar-agar, tepung pati,
larutan iod encer. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida : larutan iod encer,
larutan kanji, HCl pekat, Larutan sukrosa
Prosedur Kerja
1. Uji Molisch
Dimasukkan 2ml larutan yang akan diuji
Ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch
Ditambahkan pula 2ml asam sulfat
Dilihat warnanya
2. Uji Fehling A dan Fehling B (Benedict)
Larutan Fehling A dan fehling B (yang telah
dicampur terlebih dahulu) dimasukkan ke
dalam tabung
Ditambah 4 tetes larutan yang akan diuji
(glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa)
Dipanaskan selama 10 menit
1 2 diangkat lalu didinginkan
diamati
3. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
ditambahkan 1 tetes larutan iod encer
Diamati warna kompleks yang terbentuk
10 tetes larutan kanji
1 2
2 tetes HCl pekat 2 tetes HCl
+ 2 ml larutan kanji 2% pekat + 1 ml
Sukrosa 2%
diaduk
Ditempatkan di dalam air mendidih selama 30 menit dan diamati
X
2
dinetralkan dengan menambah
larutan NaOH 10% ( setetes demi
setetes )
diaduk
Ditambahkan 5 ml pereaksi Fehling
Dipanaskan dalam air
mendidih selama 10 menit
4. Uji Pati dalam bahan pangan
Dimasukkan sedikit sampel
Ditambah satu tetes larutan iod encer
Dicampurkan dengan rata pada sampel dan diperhatikan perubahan warna
PEMBAHASAN
Pada percobaan uji molisch yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 2, hasilnya
menunjukkan bahwa pada kelompok 1 tidak ada sebuah larutan pun yang
membentuk cincin. Sedangkan pada kelompok 2, beberapa larutan seperti
fruktosa 1%, maltose 1%, dan pati 1% terlihat membentuk cincin. Hal ini berarti
ketiga larutan tersebut merupakan karbohidrat. Terbentuknya cincin pada larutan
disebabkan karena penambahan H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis
menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan
mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara
golongan heksisosa menjadi hidroksi-multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri
dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk
senyawa kompleks berbentuk cincin berwarna ungu.(www.scribd.com/) Reaksi
yang berlangsung adalah sebagai berikut :
H O
│ ║
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +
│
OH
Pentosa Furfural α-naftol
H
│
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O
║
→ H2C─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol
Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:
O
║
║ __SO3H
H2C─ ─────C───── ─OH
Cincin ungu senyawa kompleks
Menurut Ngili 2010, semestinya semua larutan termasuk karbohidrat dan
membentuk cincin. Namun, pada kenyataannya tidak semua larutan membentuk
cincin. Hal ini dikarenakan berbagai alasan dan kesalahan dalam percobaan.
Antara lain kesalahan saat pembuatan larutan, penuangan H2SO4 ke dalam
larutan sampel yang sudah ditambah pereaksi molisch terlalu cepat, serta
kesalahan penglihatan praktikan.
Pengujian terhadap karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan
fehling untuk membuktikan terdapatnya sifat pereduksi pada gula tersebut.
Larutan fehling memiliki ion Cu++
yang dapat mengoksidasi karbohidrat yang
memiliki ikatan aldehid bebas atau α-hidroksi keton sehingga akan
mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat. Pada beberapa karbohidrat yang
memiliki bentuk aldehid bebas atau keton serta dalam bentuk seimbang
merupakan bentuk hemiasetal. Reaksi fehling dengan gula dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gula pereduksi + 2 Cu+
gula teroksidasi + 2 Cu+
2 Cu+
+ 2 OH- 2 CuOH Cu2O + H2O
Kuning Merah
Sebenarnya, tidak semua karbohidrat yang bereaksi harus mengalami
hidrolisasi dahulu tetapi karbohidrat yang berhasil bereaksi dengan
menghasilkan warna merah setelah ditetesi fehling merupakan gula pereduksi.
Beberapa larutan gula telah disediakan pada praktikum kali ini untuk menguji
apakah larutan tersebut termasuk gula pereduksi atau tidak. Larutan tersebut,
yaitu maltosa 2%, sukrosa 2%, glukosa 2%, fruktosa 2%, kanji 2%, sirup dalam
air 1:1 dan madu dalam air 1:1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh
fehling terhadap larutan maltosa menghasilkan warna merah bata. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa larutan maltosa akan
memberikan hasil positif dengan berwarna merah oleh larutan fehling.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa maltosa tidak terdapat bebas di alam
terbuka, yaitu terdapat dalam padi yang berkecambah. Lalu, bersama dengan
glukosa dan dextrin juga tedapat dalam sirup jagung. Maltosa sendiri terdiri dari
dua unit glukosa (ikatan α-1,4-glukosida). Larutan maltosa akan terdiri dari
bentuk-bentuk yang seimbang, seperti: α-maltosa, β- maltosa dan aldehydo
maltosa. Ketiga bentuk tersebut, masing-masingnya akan membentuk konfigurasi
hemiasetal akan selalu memiliki ikatan α-1,4 glukosida, sehingga hal itulah yang
mendasari bahwa maltosa merupakan gula pereduksi.
H OH H
C C
H C OH H C OH
HO C H O O HO C H O
H C H C OH
H C H C
CH2OH CH2OH
Ket: Maltosa setelah direaksikan dengan fehling akan membentuk struktur
hemiasetal
Kemudian uji fehling dilakukan dengan larutan sukrosa 2% dengan hasil
percobaan larutan yang dihasilkan berwarna merah bata, hal tersebut
disimpulkan bahwa sukrosa merupakan gula perduksi. Walaupun demikian,
apakah sukrosa benar-benar merupakan gula pereduksi. Sukrosa sendiri
biasanya terdapat pada gula bit dan gula tebu. Secara struktural, molekul
sukrosa diturunkan dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Ikatan diantara
keduanya membuat grup karbonil termasuk dalam formasi dari ikatan glikosid,
tetapi tidak ada satupun dari karbonil tersebut yang berada dalam keseimbangan
dengan bentuk bebas. Jadi, dalam ikatan tersebut hanya ada satu bentuk
sukrosa dan bentuk tersebut tidak mampu untuk bereaksi dengan fehling.
Sebagai akibatnya, sukrosa bukan merupakan gula pereduksi. Meskipun
demikian, dari pengujian didapat hasil berwarna merah bata yang berarti positif
karena beberapa faktor, seperti fehling yang terlalu lama disimpan sehingga
kurang memiliki kemampuan untuk bereaksi kemudian bisa juga disebabkan oleh
kurang sesuainya konsentrasi fehling yang digunakan.
Ket: Sukrosa setelah direaksikan dengan fehling tidak menghasilkan ikatan
hemiasetal.
H
C O CH2OH
H C OH C
HO C H O HO C H O
H C OH H C OH
H C C
CH2OH CH2OH
Selanjutnya adalah larutan glukosa, dari pengujian yang telah dilakukan
didapat hasil larutan akan berwarna merah bata yang menunjukkan glukosa
merupakan gula pereduksi. Menurut literatur glukosa merupakan heksosa yang
paling terpenting dan dapat ditemukan di banyak buah-buahan yang manis.
Glukosa juga secara normal dapat ditemukan di aliran darah dan dalam cairan
jaringan. Glukosa memiliki struktur kimia yang dapat ditukar, bentuk-bentuknya
berupa α-glukosa, bentuk terbuka dan β- glukosa. Glukosa juga memiliki bentuk
hemiasetal yang merupakan “aldehid potensial” yang berada pada
keseimbangan saat di dalam bentuk larutan yang tidak mengurangi ketersediaan
dari grup aldehid saat direaksikan dengan pereaksi lain yang mamupu untuk
mengoksidasnya karena ikatan hemiasetal terbuka dengan mudah. Hal itulah
yang mendasari glukosa merupakan gula pereduksi.
O O
C H C H
H C OH H C OH
HO C H OH C H O
H C OH H C OH
H C OH C
CH2OH CH2OH
Ket: Glukosa setelah diberikan reaksi fehling akan menghasilkan ikatan
hemiasetal
Larutan uji berikutnya adalah fruktosa yang memberikan hasil positif
berwarna merah. Berdasarkan literatur, fruktosa juga memberikan reaksi positif
setelah ditetesi fehling. Fruktosa merupakan gugus ketoheksosa yang penting.,
dapat ditemukan bersama dengan glukosa dan sukrosa dalam madu dan jus
buah. Fruktosa merupakan gula yang paling manis. Bentuk dari fruktosa juga
dapat ditemukan lebih dari satu bentuk. Dalam bentuk keto,setiap atom karbon
yang mengapit grup karbonil akan menopang grup hidroksil. Hidroksil ini yang
akan diaktifkan oleh grup keto untuk dioksidasi oleh pereaksi pengoksidasi
seperti, fehling. Oleh karena itu, fruktosa merupakan gula pereduksi.
CH2 OH
C O
HO CH
CH OH
CH OH
CH2 OH
Gambar 1 Gambar 2
Ket : Gambar 1: Struktur terbuka fruktosa
Gambar 2 : Struktur tertutup fruktosa
Larutan berikut yang akan diuji dengan fehling adalah larutan kanji.
Berdasarkan praktikum dapat ditemukan bahwa larutan kanji menunjukkan warna
biru, hal ini berarti kanji bukan merupakan gula pereduksi. Pada literatur sendiri
telah dibuktikan bahwa kanji alami merupakan campuran dari molekul
poliglukosa. Kanji dapat dibagi menjadi dua tipe: tipe amilosa yang memiliki
struktur ikatan polimer tidak bercabang dari unit α-glukosa serta tipe amilopektin
yang termasuk dalam semua struktur dari amilosa tetapi bercabang. Walaupun
demikian, kanji bukanlah tipe gula pereduksi karena kanji memiliki persentase
yang terlalu kecil dari unit terminal glukosa yaitu kelompok yang memiliki
potensial aldehid untuk dapat dideteksi oleh larutan fehling.
Fehling yang direaksikan dengan larutan madu akan menghasilkan warna merah
bata. Madu sendiri merupakan campuran dari perbandingan 50:50 antara dua
unit monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa yang terbentuk ketika sukrosa
terhidrolisasi.Proses ini akan menghasilkan gula invert yang biasanya terdapat
dalam madu, karena tersusun dari dua unit monosakarida inilah yang membuat
madu merupakan gula pereduksi.
Larutan sirup memberikan reaksi berwarna cokelat setelah diberi reaksi fehling,
hal ini membuktikan bahwa sirup merupakan gula pereduksi. Kebanyakan pabrik
membuat sirup dengan menggabungkan antara glukosa dan fruktosa. Hal itu
bertujuan untuk memberikan rasa yang lebih manis dan enak (kandungan
glukosa yang tedapat dalam kebanyakan buah-buahan manis) daripada
menggunakan sukrosa yang tidak terlalu manis. Campuran antara glukosa dan
fruktosa itulah yang membuat sirup merupakan gula pereduksi.
Berdasarkan uji coba yang dilakukan masing-masing larutan terhadap fehling
maka akan ditemukan hasil bahwa larutan sukrosa dan larutan kanji merupakan
karbohidrat yang gagal untuk diuji fehling karena kedua larutan tersebut memiliki
persentase grup aldehid yang kecil untuk dapat dideteksi oleh larutan fehling.
Kemudian, madu menghasilkan uji fehling yang positif karena madu merupakan
gula invert yang terdiri dari dua unit monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa.
Berikut beberapa struktur yang memberi hasil positif pada uji fehling :
1. H OH H
C C
H C OH H C OH
HO C H O O HO C H O
H C H C OH
H C H C
CH2OH Maltosa CH2OH
2. O O
C H C H
H C OH H C OH
HO C H OH C H O
H C OH H C OH
H C OH C
CH2OH CH2OH
Glukosa
3. CH2 OH
C O
HO CH
CH OH
CH OH
CH2 OH
Ket : Gambar 1: Struktur terbuka fruktosa
Gambar 2 : Struktur tertutup fruktosa
Sirup yang telah diuji akan memberikan hasil yang positif terhadap
fehling, karena sirup juga terdiri dari glukosa dan fruktosa yang merupakan dua
unit monosakarida dan pasti merupakan gula pereduksi.
Pembahasan
Uji Kompleks Iod Kanji
Larutan
Warna
Kelompok 5 Kelompok 6
Sebelum dipanaskan Bening Keruh
Setelah dipanaskan Bening Bening
Larutan kanji apabila direaksikan dengan larutan iod seharusnya
menghasilkan larutan yang keruh. Hal ini disebabkan oleh unit – unit glukosa di
dalam pati membentuk rantai heliks dikarenakan adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan kanji dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya sehingga menyebabkan kekeruhan/warna biru tua pada kompleks
tersebut.
Larutan kanji yang direasikan dengan iod setelah dipanaskan menjadi
bening. Hal ini dikarenakan ketika dipanaskan, amilum akan terhidrolisis menjadi
monosakarida sehingga iod yang terperangkap pada amilum menjadi terlepas,
sehingga mengakibatkan larutan menjadi bening.
Pada kelompok 5, larutan kanji yang direaksikan dengan iod
menghasilkan larutan yang bening, hari ini dimungkinkan karena iod tidak masuk
dalam spiral lantai heliks yang dibentuk oleh kanji. Ketidakwajaran ini bisa
disebabkan oleh terlalu encernya larutan iod dan larutan kanji sehingga reaksi
yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan. Kesalahan yang terjadi juga
dimungkinkan karena adanya kontaminasi zat lain pada bahan atau peralatan
yang digunakan untuk praktikum.
Uji Hidrolisis
Larutan
Warna
Kelompok 5 Kelompok 6
Kanji Biru tua pekat
Sukrosa Biru tua pekat Terdapat endapan
merah
Data hasil percobaan menunjukkan bahwa kanji yang ditetesi iod setelah
dipanasi menghasilkan warna biru pekat. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam
kanji terdapat fraksi amilosa karena amilosa apabila direaksikan dengan iod akan
memberikan warna biru serta larut dalam air. Oleh karena itu reaksi larutan kanji
dengan larutan iod tidak terjadi endapan. Penambahan HCl pekat dan perlakuan
pemanasan pada larutan ini dikarenakan hidrolisis pati hanya terjadi dalam
pemanasan dengan asam.
Hidrolisis sukrosa seharusnya menghasilkan larutan yang mempunyai
endapan merah bata. Hal ini dikarenakan setelah larutan dipanaskan, HCL
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Kemudian gula pereduksi
penyusun sukrosa bereaksi dengan fehling sehingga menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O). Tujuan dari penambahan NaOh pada larutam adalah untuk
menetralkan larutan sehingga hidrolisis berhenti.
Pada kelompok 5, setelah penambahan HCl dan NaOH tidak terdapat
endapan merah bata. Hal ini dimungkinkan karena sukrosa tidak terhidrolisis
menjadi fruktosa dan glukosa sehingga fehling tidak dapat bereaksi dengan
sukrosa. Kesalahan ini dimungkinkan karena adanya kesalahan teknis dalam
praktikum.
Pada uji iodine, kelompok kami menemukan pati dan kanji yang
menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan
karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.
Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul
iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna
biru tua pada kompleks tersebut. Pengamatan dari kelompok lain bahwa hanya
terigu yang mengandung karbohidrat dengan adanya indikator perubahan warna
biru setelah diteteskan dengan iodine.
KESIMPULAN
Pada uji Molisch, bahan- bahan di laboratorium yang mengandung karbohidrat
adalah fruktosa, Maltosa,dan Pati yang ditandai dengan adanya cincin pada
larutan. Pada uji Fehling maltosa,sukrosa,glukosa,dan fruktosa yang
mengandung karbohidrat yang ditandai dengan warna merah bata. Uji hidrolisis
menunjukkan bahwa polisakarida tersusun atas banyak monosakarida
sedangkan disakarida tersusun atas dua monosarida baik yang sejenis maupun
yang tidak. Uji molish menunjukkan bahwa karbohidrat dapat terdehidrasi dan
tidak semua makanan mengandung karbohidrat dan kandungan karbohidrat
pada setiap makanan berbeda – beda. Pada uji Pada uji iod, hanya pati lah
yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium
DAFTAR PUSTAKA
James L.Fairley and Gordon L. Kilgour.1963.essential of biological
chemistry.Reinhold Publishing Corporation:United States
John R. Holum. 1962. Elements of general and biological chemistry. John Wiley&
Sons, Inc: United States of Amerika.
Kusnawidjaja, K. (1987). Biokimia. Bandung: Alumni.
M. Anwar, H. dan G. Piliang, W. (1992). Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor:
Depdikbud
Dirjen Dikti. PAU Ilmu Hayati. IPB. Bogor.
Wirahadikusumah, M. (1981). Biokimia Proteina, Enzima dan Asam Nukleat
Bandung: Penerbit ITB.
LAMPIRAN
Uji Fehling
Uji Pati
Uji Molisch
Tabel 1.1 Uji Molisch
No Bahan Terbentuk
cincin atau
tidak
Kel 1 Kel 2
1 Glukosa 1 % - -
2 Fruktosa - +++
3 Sukrosa - -
4 Maltosa - +
5 Madu - -
6 Pati - +
Tabel 1.2 Uji Fehling
No Bahan Warna
Kel 3 Kel 4
1 Maltosa 20 % Merah bata Merah bata
2 Sukrosa 2% Merah bata Merah bata
3 Glukosa 2 % Merah bata Merah bata
4 Fruktosa 2 % Merah bata Merah bata
5 Kanji 2 % Biru Biru
6 Sirup dalam air Coklat Merah Bata keorengan
7 Madu dalam air coklat coklat
Tabel 1.3 Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
a. Uji Kompleks Iod kanji
Larutan Warna
Kel 5 Kel 6
Sebelum Dipanaskan Bening Keruh
Setelah Dipanaskan Bening Bening
b. Uji Hidrolisis
Larutan Warna
Kel 5 Kel 6
Kanji Biru tua
Sukrosa Biru tua pekat Biru tua pekat terdapat
endapan merah bata
Tabel 1.4 Uji Pati
No Sampel 1 2 3 4 5 6
1 Kentang - - - - - -
2 Crackers - - - - - -
3 Terigu - - - - - +
4 Agar - - - - - -
5 Kanji + + + + + +

More Related Content

What's hot

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
UNESA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Fransiska Puteri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Karbohidrat biokomia
Karbohidrat biokomiaKarbohidrat biokomia
Karbohidrat biokomia
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 

Similar to 38888566 fehling-biokimia

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
Fransiska Puteri
 
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdfPembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
isnarzee991
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
alvi lmp
 

Similar to 38888566 fehling-biokimia (20)

karbohidrat.ppt
karbohidrat.pptkarbohidrat.ppt
karbohidrat.ppt
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
 
Makalah Karbohidrat
Makalah KarbohidratMakalah Karbohidrat
Makalah Karbohidrat
 
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdfPembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
Pembelajaran sma tentang 5a-karbohidrat.pdf
 
Media karbohidrat
Media karbohidratMedia karbohidrat
Media karbohidrat
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA
 
Analisis Karbohidrat [Autosaved]-converted.pdf
Analisis Karbohidrat [Autosaved]-converted.pdfAnalisis Karbohidrat [Autosaved]-converted.pdf
Analisis Karbohidrat [Autosaved]-converted.pdf
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Karbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakKarbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemak
 
makalah bio moleku
makalah bio molekumakalah bio moleku
makalah bio moleku
 
Karbohidrat uho
Karbohidrat uhoKarbohidrat uho
Karbohidrat uho
 
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHOBIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
 
BIOKIMIA KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA KARBOHIDRAT UHO BIOKIMIA KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA KARBOHIDRAT UHO
 
Makalah karbohidrat
Makalah karbohidratMakalah karbohidrat
Makalah karbohidrat
 
PPT Karbohidrat
PPT KarbohidratPPT Karbohidrat
PPT Karbohidrat
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

38888566 fehling-biokimia

  • 1. Laporan Praktikum ke 1 Tanggal mulai : 01 September2010 MK Pengantar Biokimia Gizi Tanggal selesai : 22 September2010 KARBOHIDRAT Oleh : Kelompok 2A Rieska Indah Mulyani I14090009 Elyzzabeth Mayorga Ambarita I14090003 Sutyawan I14090021 Karina Indah Pertiwi I14090026 Masruroh I14090011 Ilyatun Niswah I14090008 Asisten Praktikum Erdi Humeid (I14080072) Laeli Nur Hasanah (I14080032) Koordinator Mata Kuliah Dr. Rimbawan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2010
  • 2. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karbohidrat adalah senyawa 2ydroge yang terdiri dari 2ydrog karbon, 2ydrogen, dan oksigen. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880 senyawa tersebut diberi nama sakarida yang berasal dari bahasa arab “sakkar” yang berarti gula. Namun, melihat struktur molekulnya, secara biokimia, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Karbohidrat dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu karbohidrat sederhana dengan karbohidrat komplek atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Terdapat tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Oligosakarida terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik
  • 3. melalui satu atom oksigen (O). Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks yang mengandung lebih dari 10 monosakarida dan tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati. Uji kualitatif karbihidrat dibedakan atas uji umum dan uji khusus. Uji umum berlaku untuk semua karbohidrat sedangkan uji khusus hanya berlaku untuk karbohidrat tertentu. Dalam uji umum karbohidrat, semua karbohidrat yang mempunyai lima atom karbon atau lebih akan memberikan hasil akhir yang sama. Uji molisch dan uji anthron termasuk uji umum ini. Uji khusus untuk karbohidrat antara lain uji terhadap karbohidrat pereduksi, uji khusus untuk ketosa, uji khusus untuk pentosa. Uji karbohidrat pereduksi dapat dilakukan melalui uji fehling, uji benedict, uji asam pikrat, uji tollens, dan uji barfoed. 2. Tujuan Praktikum karbohidrat kali ini bertujuan untuk melakukan uji molisch karbohidrat, mempelajari sifat mereduksi karbohidrat melalui uji fehling, melakukan hidrolisis disakarida dan polisakarida, serta melakukan uji terhadap pati dalam bahan pangan.
  • 4. TINJAUAN PUSTAKA KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kemlompok senyawa yang mengandung unsur C,H, dan O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida. Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glikosida yang menghubungkan dua monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida yang menghubungkan tiga buah monosakarida. Karbohidrat yang memiliki beberapa unit monosakarida disebut oligosakarida, sedangkan yang memiliki banyak unit monosakarida disebut sebagai polisakarida. Banyak monosakarida maupun oligosakarida memiliki rasa manis, karena itu karbohidrat yang massa molekul relative (Mr)-nya kecil sering disebut sabagai gula. (Ngili 2010) UJI MOLISCH Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi, seperti hidroksi metal furfural. Teori yang mendasari percobaan ini adalah penambahan asam organik pekat, misalnya H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksisosa menjadi hidroksi- multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna
  • 5. ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangkan warna hijau adalah negatif. UJI FEHLING Pengujian terhadap karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan fehling untuk membuktikan terdapatnya sifat pereduksi pada gula tersebut. Larutan fehling memiliki ion Cu++ yang dapat mengoksidasi karbohidrat yang memiliki ikatan aldehid bebas atau α-hidroksi keton sehingga akan mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat. Pada beberapa karbohidrat dalam bentuk aldehid bebas atau keton yang berada dalam bentuk seimbang dengan aldehid bebas atau keton termasuk dalam bentuk hemiasetal. Reaksi fehling dengan gula dapat digambarkan sebagai berikut: Gula pereduksi + 2 Cu+ gula teroksidasi + 2 Cu+ 2 Cu+ + 2 OH- 2 CuOH Cu2O + H2O Kuning Merah Sebenarnya, tidak semua karbohidrat yang bereaksi harus mengalami hidrolisasi dahulu tetapi karbohidrat yang berhasil bereaksi dengan menghasilkan warna merah setelah ditetesi fehling merupakan gula pereduksi. (Fairley, J. L & Gordon L. K, 1963) Uji Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil/OH oleh suatu senyawa. Di dalam larutan yang kondisinya asam, karbohidrat jenis polisakarida dan disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya sehingga terjadi kondensasi yang akhirnya membentuk kompleks warna tertentu. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan jenis karbohidrat polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Disakarida apabila terhidrolisis akan terurai menjadi 2 molekul monosakarida, sedangkan polikarida akan terhidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar
  • 6. monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi ini memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dengan iodium menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict. Hidrolisis sukrosa bertujuan untuk membuktikan bahwa sukrosa terdiri atas glukosa dan fruktosa. Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis, lalu menghasilkan glukosan dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilakn monosakarida. +HCl Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Hasil akhir dari hidrolisis pati adalah glukosa. Reaksi hidrolisis pati dapat menggunakan katalisator ion H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut: (C6H10O5)x + x H2O → x C6H12O6 UJI IODINE Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang pabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru. Ketika dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bias terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening. Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan
  • 7. oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana. Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila didiamkan bias balik lagi dan terbentuk warna biru kembali. Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen
  • 8. METODELOGI Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01 September 2010 di Laboraorium Biokimia Lt.2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet mohr, bulp, penangas dan penjepit kayu. Sedangkan bahan-bahannya adalah Umtuk Uji Molisch : pereaksi Molisch, iodin, asam sulfat pekat, glukosa 0.1 M, sukrosa 0.1 M, fruktosa 0.1 M, larutan kanji 1%, dan maltosa 0.1 M. Uji Fehling : pereaksi fehling, larutan maltosa, larutan sukrosa, larutan, glukosa, larutan fruktosa,larutan kanji, madu dalam air, sirup dalam air. Uji pati dalam bahan makanan : sepotong kentang, biscuit “cracker”, tepung agar-agar, tepung pati, larutan iod encer. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida : larutan iod encer, larutan kanji, HCl pekat, Larutan sukrosa Prosedur Kerja 1. Uji Molisch Dimasukkan 2ml larutan yang akan diuji Ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch Ditambahkan pula 2ml asam sulfat
  • 9. Dilihat warnanya 2. Uji Fehling A dan Fehling B (Benedict) Larutan Fehling A dan fehling B (yang telah dicampur terlebih dahulu) dimasukkan ke dalam tabung Ditambah 4 tetes larutan yang akan diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa) Dipanaskan selama 10 menit 1 2 diangkat lalu didinginkan diamati
  • 10. 3. Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida ditambahkan 1 tetes larutan iod encer Diamati warna kompleks yang terbentuk 10 tetes larutan kanji 1 2 2 tetes HCl pekat 2 tetes HCl + 2 ml larutan kanji 2% pekat + 1 ml Sukrosa 2% diaduk Ditempatkan di dalam air mendidih selama 30 menit dan diamati X 2
  • 11. dinetralkan dengan menambah larutan NaOH 10% ( setetes demi setetes ) diaduk Ditambahkan 5 ml pereaksi Fehling Dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit 4. Uji Pati dalam bahan pangan Dimasukkan sedikit sampel Ditambah satu tetes larutan iod encer Dicampurkan dengan rata pada sampel dan diperhatikan perubahan warna
  • 12. PEMBAHASAN Pada percobaan uji molisch yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 2, hasilnya menunjukkan bahwa pada kelompok 1 tidak ada sebuah larutan pun yang membentuk cincin. Sedangkan pada kelompok 2, beberapa larutan seperti fruktosa 1%, maltose 1%, dan pati 1% terlihat membentuk cincin. Hal ini berarti ketiga larutan tersebut merupakan karbohidrat. Terbentuknya cincin pada larutan disebabkan karena penambahan H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksisosa menjadi hidroksi-multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berbentuk cincin berwarna ungu.(www.scribd.com/) Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut : H O │ ║ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H + │ OH Pentosa Furfural α-naftol H │ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 Heksosa O ║ → H2C─ ─C—H + │ │ OH OH 5-hidroksimetil furfural α-naftol
  • 13. Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut: O ║ ║ __SO3H H2C─ ─────C───── ─OH Cincin ungu senyawa kompleks Menurut Ngili 2010, semestinya semua larutan termasuk karbohidrat dan membentuk cincin. Namun, pada kenyataannya tidak semua larutan membentuk cincin. Hal ini dikarenakan berbagai alasan dan kesalahan dalam percobaan. Antara lain kesalahan saat pembuatan larutan, penuangan H2SO4 ke dalam larutan sampel yang sudah ditambah pereaksi molisch terlalu cepat, serta kesalahan penglihatan praktikan. Pengujian terhadap karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan fehling untuk membuktikan terdapatnya sifat pereduksi pada gula tersebut. Larutan fehling memiliki ion Cu++ yang dapat mengoksidasi karbohidrat yang memiliki ikatan aldehid bebas atau α-hidroksi keton sehingga akan mengakibatkan reduksi pada zat karbohidrat. Pada beberapa karbohidrat yang memiliki bentuk aldehid bebas atau keton serta dalam bentuk seimbang merupakan bentuk hemiasetal. Reaksi fehling dengan gula dapat digambarkan sebagai berikut: Gula pereduksi + 2 Cu+ gula teroksidasi + 2 Cu+ 2 Cu+ + 2 OH- 2 CuOH Cu2O + H2O Kuning Merah Sebenarnya, tidak semua karbohidrat yang bereaksi harus mengalami hidrolisasi dahulu tetapi karbohidrat yang berhasil bereaksi dengan menghasilkan warna merah setelah ditetesi fehling merupakan gula pereduksi.
  • 14. Beberapa larutan gula telah disediakan pada praktikum kali ini untuk menguji apakah larutan tersebut termasuk gula pereduksi atau tidak. Larutan tersebut, yaitu maltosa 2%, sukrosa 2%, glukosa 2%, fruktosa 2%, kanji 2%, sirup dalam air 1:1 dan madu dalam air 1:1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh fehling terhadap larutan maltosa menghasilkan warna merah bata. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa larutan maltosa akan memberikan hasil positif dengan berwarna merah oleh larutan fehling. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa maltosa tidak terdapat bebas di alam terbuka, yaitu terdapat dalam padi yang berkecambah. Lalu, bersama dengan glukosa dan dextrin juga tedapat dalam sirup jagung. Maltosa sendiri terdiri dari dua unit glukosa (ikatan α-1,4-glukosida). Larutan maltosa akan terdiri dari bentuk-bentuk yang seimbang, seperti: α-maltosa, β- maltosa dan aldehydo maltosa. Ketiga bentuk tersebut, masing-masingnya akan membentuk konfigurasi hemiasetal akan selalu memiliki ikatan α-1,4 glukosida, sehingga hal itulah yang mendasari bahwa maltosa merupakan gula pereduksi. H OH H C C H C OH H C OH HO C H O O HO C H O H C H C OH H C H C CH2OH CH2OH Ket: Maltosa setelah direaksikan dengan fehling akan membentuk struktur hemiasetal Kemudian uji fehling dilakukan dengan larutan sukrosa 2% dengan hasil percobaan larutan yang dihasilkan berwarna merah bata, hal tersebut disimpulkan bahwa sukrosa merupakan gula perduksi. Walaupun demikian, apakah sukrosa benar-benar merupakan gula pereduksi. Sukrosa sendiri biasanya terdapat pada gula bit dan gula tebu. Secara struktural, molekul
  • 15. sukrosa diturunkan dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Ikatan diantara keduanya membuat grup karbonil termasuk dalam formasi dari ikatan glikosid, tetapi tidak ada satupun dari karbonil tersebut yang berada dalam keseimbangan dengan bentuk bebas. Jadi, dalam ikatan tersebut hanya ada satu bentuk sukrosa dan bentuk tersebut tidak mampu untuk bereaksi dengan fehling. Sebagai akibatnya, sukrosa bukan merupakan gula pereduksi. Meskipun demikian, dari pengujian didapat hasil berwarna merah bata yang berarti positif karena beberapa faktor, seperti fehling yang terlalu lama disimpan sehingga kurang memiliki kemampuan untuk bereaksi kemudian bisa juga disebabkan oleh kurang sesuainya konsentrasi fehling yang digunakan. Ket: Sukrosa setelah direaksikan dengan fehling tidak menghasilkan ikatan hemiasetal. H C O CH2OH H C OH C HO C H O HO C H O H C OH H C OH H C C CH2OH CH2OH Selanjutnya adalah larutan glukosa, dari pengujian yang telah dilakukan didapat hasil larutan akan berwarna merah bata yang menunjukkan glukosa merupakan gula pereduksi. Menurut literatur glukosa merupakan heksosa yang paling terpenting dan dapat ditemukan di banyak buah-buahan yang manis. Glukosa juga secara normal dapat ditemukan di aliran darah dan dalam cairan jaringan. Glukosa memiliki struktur kimia yang dapat ditukar, bentuk-bentuknya berupa α-glukosa, bentuk terbuka dan β- glukosa. Glukosa juga memiliki bentuk
  • 16. hemiasetal yang merupakan “aldehid potensial” yang berada pada keseimbangan saat di dalam bentuk larutan yang tidak mengurangi ketersediaan dari grup aldehid saat direaksikan dengan pereaksi lain yang mamupu untuk mengoksidasnya karena ikatan hemiasetal terbuka dengan mudah. Hal itulah yang mendasari glukosa merupakan gula pereduksi. O O C H C H H C OH H C OH HO C H OH C H O H C OH H C OH H C OH C CH2OH CH2OH Ket: Glukosa setelah diberikan reaksi fehling akan menghasilkan ikatan hemiasetal Larutan uji berikutnya adalah fruktosa yang memberikan hasil positif berwarna merah. Berdasarkan literatur, fruktosa juga memberikan reaksi positif setelah ditetesi fehling. Fruktosa merupakan gugus ketoheksosa yang penting., dapat ditemukan bersama dengan glukosa dan sukrosa dalam madu dan jus buah. Fruktosa merupakan gula yang paling manis. Bentuk dari fruktosa juga dapat ditemukan lebih dari satu bentuk. Dalam bentuk keto,setiap atom karbon yang mengapit grup karbonil akan menopang grup hidroksil. Hidroksil ini yang akan diaktifkan oleh grup keto untuk dioksidasi oleh pereaksi pengoksidasi seperti, fehling. Oleh karena itu, fruktosa merupakan gula pereduksi. CH2 OH C O HO CH CH OH
  • 17. CH OH CH2 OH Gambar 1 Gambar 2 Ket : Gambar 1: Struktur terbuka fruktosa Gambar 2 : Struktur tertutup fruktosa Larutan berikut yang akan diuji dengan fehling adalah larutan kanji. Berdasarkan praktikum dapat ditemukan bahwa larutan kanji menunjukkan warna biru, hal ini berarti kanji bukan merupakan gula pereduksi. Pada literatur sendiri telah dibuktikan bahwa kanji alami merupakan campuran dari molekul poliglukosa. Kanji dapat dibagi menjadi dua tipe: tipe amilosa yang memiliki struktur ikatan polimer tidak bercabang dari unit α-glukosa serta tipe amilopektin yang termasuk dalam semua struktur dari amilosa tetapi bercabang. Walaupun demikian, kanji bukanlah tipe gula pereduksi karena kanji memiliki persentase yang terlalu kecil dari unit terminal glukosa yaitu kelompok yang memiliki potensial aldehid untuk dapat dideteksi oleh larutan fehling. Fehling yang direaksikan dengan larutan madu akan menghasilkan warna merah bata. Madu sendiri merupakan campuran dari perbandingan 50:50 antara dua unit monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa yang terbentuk ketika sukrosa terhidrolisasi.Proses ini akan menghasilkan gula invert yang biasanya terdapat dalam madu, karena tersusun dari dua unit monosakarida inilah yang membuat madu merupakan gula pereduksi. Larutan sirup memberikan reaksi berwarna cokelat setelah diberi reaksi fehling, hal ini membuktikan bahwa sirup merupakan gula pereduksi. Kebanyakan pabrik membuat sirup dengan menggabungkan antara glukosa dan fruktosa. Hal itu bertujuan untuk memberikan rasa yang lebih manis dan enak (kandungan glukosa yang tedapat dalam kebanyakan buah-buahan manis) daripada menggunakan sukrosa yang tidak terlalu manis. Campuran antara glukosa dan fruktosa itulah yang membuat sirup merupakan gula pereduksi.
  • 18. Berdasarkan uji coba yang dilakukan masing-masing larutan terhadap fehling maka akan ditemukan hasil bahwa larutan sukrosa dan larutan kanji merupakan karbohidrat yang gagal untuk diuji fehling karena kedua larutan tersebut memiliki persentase grup aldehid yang kecil untuk dapat dideteksi oleh larutan fehling. Kemudian, madu menghasilkan uji fehling yang positif karena madu merupakan gula invert yang terdiri dari dua unit monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Berikut beberapa struktur yang memberi hasil positif pada uji fehling : 1. H OH H C C H C OH H C OH HO C H O O HO C H O H C H C OH H C H C CH2OH Maltosa CH2OH 2. O O C H C H H C OH H C OH HO C H OH C H O H C OH H C OH H C OH C CH2OH CH2OH Glukosa 3. CH2 OH C O HO CH
  • 19. CH OH CH OH CH2 OH Ket : Gambar 1: Struktur terbuka fruktosa Gambar 2 : Struktur tertutup fruktosa Sirup yang telah diuji akan memberikan hasil yang positif terhadap fehling, karena sirup juga terdiri dari glukosa dan fruktosa yang merupakan dua unit monosakarida dan pasti merupakan gula pereduksi. Pembahasan Uji Kompleks Iod Kanji Larutan Warna Kelompok 5 Kelompok 6 Sebelum dipanaskan Bening Keruh Setelah dipanaskan Bening Bening Larutan kanji apabila direaksikan dengan larutan iod seharusnya menghasilkan larutan yang keruh. Hal ini disebabkan oleh unit – unit glukosa di dalam pati membentuk rantai heliks dikarenakan adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan kanji dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan kekeruhan/warna biru tua pada kompleks tersebut. Larutan kanji yang direasikan dengan iod setelah dipanaskan menjadi bening. Hal ini dikarenakan ketika dipanaskan, amilum akan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga iod yang terperangkap pada amilum menjadi terlepas, sehingga mengakibatkan larutan menjadi bening. Pada kelompok 5, larutan kanji yang direaksikan dengan iod menghasilkan larutan yang bening, hari ini dimungkinkan karena iod tidak masuk dalam spiral lantai heliks yang dibentuk oleh kanji. Ketidakwajaran ini bisa disebabkan oleh terlalu encernya larutan iod dan larutan kanji sehingga reaksi yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan. Kesalahan yang terjadi juga dimungkinkan karena adanya kontaminasi zat lain pada bahan atau peralatan yang digunakan untuk praktikum.
  • 20. Uji Hidrolisis Larutan Warna Kelompok 5 Kelompok 6 Kanji Biru tua pekat Sukrosa Biru tua pekat Terdapat endapan merah Data hasil percobaan menunjukkan bahwa kanji yang ditetesi iod setelah dipanasi menghasilkan warna biru pekat. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kanji terdapat fraksi amilosa karena amilosa apabila direaksikan dengan iod akan memberikan warna biru serta larut dalam air. Oleh karena itu reaksi larutan kanji dengan larutan iod tidak terjadi endapan. Penambahan HCl pekat dan perlakuan pemanasan pada larutan ini dikarenakan hidrolisis pati hanya terjadi dalam pemanasan dengan asam. Hidrolisis sukrosa seharusnya menghasilkan larutan yang mempunyai endapan merah bata. Hal ini dikarenakan setelah larutan dipanaskan, HCL menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Kemudian gula pereduksi penyusun sukrosa bereaksi dengan fehling sehingga menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Tujuan dari penambahan NaOh pada larutam adalah untuk menetralkan larutan sehingga hidrolisis berhenti. Pada kelompok 5, setelah penambahan HCl dan NaOH tidak terdapat endapan merah bata. Hal ini dimungkinkan karena sukrosa tidak terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa sehingga fehling tidak dapat bereaksi dengan sukrosa. Kesalahan ini dimungkinkan karena adanya kesalahan teknis dalam praktikum. Pada uji iodine, kelompok kami menemukan pati dan kanji yang menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Pengamatan dari kelompok lain bahwa hanya terigu yang mengandung karbohidrat dengan adanya indikator perubahan warna biru setelah diteteskan dengan iodine.
  • 21. KESIMPULAN Pada uji Molisch, bahan- bahan di laboratorium yang mengandung karbohidrat adalah fruktosa, Maltosa,dan Pati yang ditandai dengan adanya cincin pada larutan. Pada uji Fehling maltosa,sukrosa,glukosa,dan fruktosa yang mengandung karbohidrat yang ditandai dengan warna merah bata. Uji hidrolisis menunjukkan bahwa polisakarida tersusun atas banyak monosakarida sedangkan disakarida tersusun atas dua monosarida baik yang sejenis maupun yang tidak. Uji molish menunjukkan bahwa karbohidrat dapat terdehidrasi dan tidak semua makanan mengandung karbohidrat dan kandungan karbohidrat pada setiap makanan berbeda – beda. Pada uji Pada uji iod, hanya pati lah yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium
  • 22. DAFTAR PUSTAKA James L.Fairley and Gordon L. Kilgour.1963.essential of biological chemistry.Reinhold Publishing Corporation:United States John R. Holum. 1962. Elements of general and biological chemistry. John Wiley& Sons, Inc: United States of Amerika. Kusnawidjaja, K. (1987). Biokimia. Bandung: Alumni. M. Anwar, H. dan G. Piliang, W. (1992). Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Depdikbud Dirjen Dikti. PAU Ilmu Hayati. IPB. Bogor. Wirahadikusumah, M. (1981). Biokimia Proteina, Enzima dan Asam Nukleat Bandung: Penerbit ITB.
  • 26.
  • 27. Tabel 1.1 Uji Molisch No Bahan Terbentuk cincin atau tidak Kel 1 Kel 2 1 Glukosa 1 % - - 2 Fruktosa - +++ 3 Sukrosa - - 4 Maltosa - + 5 Madu - - 6 Pati - + Tabel 1.2 Uji Fehling No Bahan Warna Kel 3 Kel 4 1 Maltosa 20 % Merah bata Merah bata 2 Sukrosa 2% Merah bata Merah bata 3 Glukosa 2 % Merah bata Merah bata 4 Fruktosa 2 % Merah bata Merah bata 5 Kanji 2 % Biru Biru 6 Sirup dalam air Coklat Merah Bata keorengan 7 Madu dalam air coklat coklat Tabel 1.3 Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida a. Uji Kompleks Iod kanji Larutan Warna Kel 5 Kel 6 Sebelum Dipanaskan Bening Keruh Setelah Dipanaskan Bening Bening b. Uji Hidrolisis
  • 28. Larutan Warna Kel 5 Kel 6 Kanji Biru tua Sukrosa Biru tua pekat Biru tua pekat terdapat endapan merah bata Tabel 1.4 Uji Pati No Sampel 1 2 3 4 5 6 1 Kentang - - - - - - 2 Crackers - - - - - - 3 Terigu - - - - - + 4 Agar - - - - - - 5 Kanji + + + + + +