SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Review Perkuliahan Ke-2
Landasan Falsafah dan Rasional Teknologi Pendidikan
Landasan Filsafah tujuannya adalah untuk memperoleh pembenaraan sebagai
suatu disiplin pengetahuan terapan yang berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan istilah
falsafah adalah rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan
sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau tujuan yang diambilnya. Rumusan ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely (1980) dalam Miarso (2009), dimana
seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti
atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti dalam tulisan ini
didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati, jadi merupakan
generalisasi dari berbagai gagasan yang terkait dengan rujukan tertentu.
Sejumlah asumsi dijadikan dasar untuk menentukan gejala yang diamati atau
teori yang dirumuskan. Asumsi-asumsi itu adalah :
1.

Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat dengan implikasi bagi
kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangan itu.

2.

Pertambahan penduduk akan senantiasa terjadi meskipun dengan derajat
perbandingan yang kian mengecil.

3.

Terjadinya perubahan-perubahan mendasar dan bersifat menetap di didang sosial,
politik, ekonomi, industri, kebudayaan, yang menghendaki re-duksi atau
pendidikan terus-menerus bagi semua orang.

4.

Penyebaran teknologi ke dalam kehidupan masyarakat yang makin meluas.

5.

Makin terbatasnya sumber-sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumbersumber baru dan sementara itu memanfaatkan sumber yang makin terbatas itu
secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai tiga

komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya
(Suriasumantri, 1982). Ketiga komponen tersebut adalah omtologi (apa), epistemologi
(bagaimana),

dan

aksiologi

(untuk

apa).

Selanjutnya

Suriasumantri

(1982)

mengemukakan bahwa ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud
yang menjadi objek penelaah, serta penafsiran tentang hakikat realitas dari objek
tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Sedangkan aksiologi
1
merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun
dalam tubuh pengetahuan tersebut.
Teknologi Pembelajaran lebih merupakan seni daripada ilmu pengetahuan.
Hlynka dalam Barbara B. Seel (1994) mendeskripsikan post-modernisme sebagai “cara
berfikir yang mengagungkan keragaman, ketemporeran, dan kompleksitas di atas
pencarian modern ke arah hakekat yang universal, yang stabil, dan yang sederhana (“a
way of thinking which celebrates the multiple, the temporal, and the complex over the
modern search for the universal, the stable, and the simple”). Post-modernisme
memandang bahwa satu filosofi, atau salah satu teori itu lebih baik daripada teori yang
lain; semua ada secara bersama dan harus digunakan secara bersama. Kaum postmodernisme mengenali dan menemukan rangsangan intelektual dalam sistem penghasilpengetahuan yang kaya dan cenderung memandang sebuah definisi tunggal dalam
bidang itu sebagai cara merangsang kreativitas yang diperlukan untuk mendorng
inquiry dan praktek yang produktif.
Lebih jauh Hylnke menjelaskan bahwa banyak terdapat implikasi filsafat postmodern untuk praktek desain maupun teori desain. Orientasi ini mempromosikan
penggunaan paradigma desain baru daripada bergantung pada model desain yang
sistematis. Hal ini mencakup ketergantungan yang semakin tinggi pada paradigma
estetis dan model yang menekankan kompleksitas situasi. Terdapat penolakan
fundamental pada pendekatan yang terlalu menyederhanakan. Di samping itu, terdapat
penolakan pada pandangan yang lebih tradisional bahwa perubahan itu terjadi dalam
proses lambat laun dan kumulatif. Oleh karena penggunaan pendekatan teoritis yang
beragam disarankan, filosofi post-modern lebih menyukai aplikasi yang menghasilkan
sistem terbuka dan fleksibel dan bukannya sistem yang tertutup, terstruktur dan kaku.
Juga terdapat kepedulian pada pembelajaran yang memfokuskan pada pengetahuan
deklaratif, pembelajaran yang menyisihkan pembelajar dari lingkungan dunia “nyata”,
dan pembelajaran yang kurang mengembangkan keingintahuan pembelajar.
Di sisi lain kaum positivisme juga memberikan andil yang berarti dalam bidang
ini. Karena dalam perkembangannya, Teknologi Pembelajaran cenderung mendudukkan
dirinya sendiri sebagai ilmu pengetahuan (science) dan banyak teknolog beorientasi ke
arah positivism. Positivisme adalah salah satu aliran dalam persoalan pengetahuan yang
berpendirian bahwa kepercayaan-kepercayaan dogmatif harus digantikan dengan
2
pengetahuan faktawi. Apa pun yang berada di luar dunia pengalaman tidak perlu
diperhatikan. Manusia harus menaruh perhatian pada dunia ini (Fakultas Filsafat UGM:
2003, 40). Dengan kata lain bahwa pengetahuan itu pada dasarnya bersifat ilmiah.
Observasi yang obyektif dinilai dan hubungan sarana-tujuan atau sebab-akibat di antara
lingkungan itu ditelusuri. Penelitian kuantitatif eksperimental menjadi mode yang
dikehendaki. Filosofi inilah yang mendorong evaluasi berdasar penelitian.
Dalam menentukan desain pembelajaran dasar kunci pentingnya adalah
pemilihan media. Proses ini mengemban peranan sentral dalam bidang studi itu, terlepas
dari kompleksitas dan kemampuan media pembelajaran yang ada. Pada dasawarsa
1950-an dan 1960-an, Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone of Experience)
merupakan model yang mudah dipahami untuk menjelaskan model yang mudah
dipahami untuk menjelaskan level kekonkretan yang diberikan oleh berbagai kategori
media, dan kerucut itu memainkan peranan dalam pemilihan media. Secara spesifik
dinyatakan, bahwa media dapat digunakan untuk menghubungkan konsep konkret dan
abstrak untuk meningkatkan belajar. Kerucut Dale merupakan refleksi filosofis
eksperiental John Dewey mengenai pendidikan. Heinich, Molenda, dan Rusell dalam
Barbara B. Seels (1994) menghubungkan berbagai level Kerucut Pengalaman itu
dengan skema kegiatan pembelajaran Bruner — kegiatan yang dilihat bersifat abstrak,
iconis (berdasar simbol ikon), atau enactive.
Teknologi baru telah menciptakan isu etis yang lain yang tidak begitu tampak
dan kelihatannya tidak berpengaruh. Misalnya, persoalan persamaan dalam kesempatan
pendidikan dapat menjadi isu teknologi. Karena pemakaian teknologi secera efektif
dalam pendidikan menghendaki perubahan sistemik untuk memberikan akses daripada
perangkat keras dan lunak, dan proses belajar inovatif, terdapat kemungkinan
menciptakan masyarakat belajar bipolar dengan memperluas kesenjangan antara “si
kaya” dan “si miskin”. Baik secara teoritis maupun praktis hal itu merupakan dilema
tersendiri. Selain itu, otomatisasi, robot, dan inteligensi buatan merupakan masalah etik
tersendiri dalam hubungannya dengan aplikasi kemajuan itu dalam sistem pendidikan.
Perhatian etis itu bisa menjadi lebih kompleks ketika pengaruh teknologi
semakin kelihatan. Misalnya, teknologi medis bisa memberikan metode untuk
meningkatkan memori, membantu belajar, mengubah persepsi dan pemahaman
manusia. Dalam situasi ini sulitlah menentukan perilaku yang bagaimana yang
3
dipandang tepat dan apa yang bisa memiliki pengaruh negatif jangka panjang. Kode etik
ini memberikan arah untuk praktek sehari-hari dan menjadi dasar untuk memahami dan
menginterpretasikan implikasi etis dari bebagai isu yang mungkin menghadapi para
praktisi dewasa ini (Barbara B. Seels & Rita C. Richey, 1994).
Sudah terjadi 4 revoluasi atau perubahan-perubahan besar dalam ini pendidikan
•

Revolusi I: Pada saat orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anakanaknya kepada oran lain. Orang lain tersebut diserahi untuk melaksanakan
pendidikan anak-anaknya. Sebelumnya orang-orang melaksanakan pendidikan
anak-anaknya sendiri-sendiri atau mengajar anak-anak sendiri tidak memberikan
kepada orang lain, hampir semua keluarga mendidik anak-anaknya dalam
keluarga sendiri. Pendidikan yang dilakukan secara individual.

•

Revoluasi II : Ada suatu lembaga guru, jadi pada tahapan ini ada lembaga
pendidikan formal. Tidak seperti sebelumnya belum ada lembaga resmi yang
ada sehingga pendidikan dilaksakan orang per orang. Dalam lembaga ada
aturan-aturan yang diberlakukan, contohnya untuk masuk SR usianya 6 tahun
dan lain-lain. Dalam revoluasi ini guru dianggap sangat penting segala sesuatu
dianggap diketahui oleh guru, dan guru dipandang memiliki pengetahuan yang
lebih dari orang lain. Sehingga lembaga ini memiliki kedudukan yang tinggi di
masyarakat.

•

Revolusi III : Disebabkan oleh ditemukannya mesin cetak, cetak secara manual
dilakukan oleh Cina, dan cetak dengan menggunakan mesin cetak dilakukan
oleh Eropa (Prancis). Dengan mesin cetak maka pengetahuan tidak hanya
diperoleh dari guru tetapi dapat diperoleh dari hasil cetakan seperti: buku,
majalah, koran dan lain-lain. Pada revolusi ke-3 ini peran guru sudah mengalami
pengurangan. Revolusi ke-3 sampai dengan saat ini masih terjadi

•

Revolusi IV : Disebabkan oleh berkembangnya bidang elektronik sepeti telpon,
tv, komputer, internet dimana guru tidak dapat lagi untuk mengontrolnya. Atau
minimal peran guru berkurang, dan guru tidak dapat mengklaim dirinya sebagai.

DAFTAR PUSTAKA

4
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan
Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebagai Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

5
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan
Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebagai Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

5

More Related Content

What's hot

Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan Proses
Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan ProsesMemvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan Proses
Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan ProsesMaharani Pratiwi
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikanrumah
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmumas karebet
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004Teguh Arie Sandy
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMayapuspitasari20
 
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi PendidikanHari Sugiarto
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanAna Safrida
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptIrfan Pathurahman
 
Prinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksionalPrinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksionalNur Arfah Mega
 
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan TeknologiIlmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan TeknologiMELLY AMELIA
 
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan ProfesiTeknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesinurfadilah hafni
 
Hakekat Filsafat
Hakekat FilsafatHakekat Filsafat
Hakekat FilsafatT. Astari
 
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indoFaris Rusli
 

What's hot (20)

Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan Proses
Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan ProsesMemvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan Proses
Memvisualisasikan Fakta, Petunjuk dan Proses
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004
Definisi TEP tahun 1963 sampai 2004
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tik
 
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
3.1 Landasan ontologi Teknologi Pendidikan
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
 
Prinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksionalPrinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksional
 
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan TeknologiIlmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan ProfesiTeknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
 
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISMEPARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
 
Hakekat Filsafat
Hakekat FilsafatHakekat Filsafat
Hakekat Filsafat
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Ppt. kontruktivisme
Ppt. kontruktivismePpt. kontruktivisme
Ppt. kontruktivisme
 
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indo
 

Viewers also liked

Pengembangan media & pengelolaan sumber belajar
Pengembangan media & pengelolaan sumber belajarPengembangan media & pengelolaan sumber belajar
Pengembangan media & pengelolaan sumber belajarUwes Chaeruman
 
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente putten
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente puttenMett sociaal intranet inclusief case gemeente putten
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente puttenJeroen Rispens
 
SKF First-quarter report 2011
SKF First-quarter report 2011SKF First-quarter report 2011
SKF First-quarter report 2011SKF
 
SKF First-quarter 2011 result slide show
SKF First-quarter 2011 result slide show SKF First-quarter 2011 result slide show
SKF First-quarter 2011 result slide show SKF
 
What Makes A Green Telco
What Makes A Green TelcoWhat Makes A Green Telco
What Makes A Green TelcoTurlough Guerin
 
Leap of Faith - Salto De Fé
Leap of Faith - Salto De FéLeap of Faith - Salto De Fé
Leap of Faith - Salto De FéRui Ventura
 
Photo Album
Photo AlbumPhoto Album
Photo Albumadyelw
 
Ppp Canliner Presentation 6 09
Ppp Canliner Presentation 6 09Ppp Canliner Presentation 6 09
Ppp Canliner Presentation 6 09Theodore Lundy
 
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Pictures
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display PicturesDeca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Pictures
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Picturesmw
 
Skewd
SkewdSkewd
SkewdUCSC
 
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importations
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht ImportationsFLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importations
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importationsmterorotua
 
Marketer do Século XXI - APPM
Marketer do Século XXI - APPM  Marketer do Século XXI - APPM
Marketer do Século XXI - APPM Rui Ventura
 
Kv3 2009
Kv3 2009Kv3 2009
Kv3 2009SKF
 
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI Connect
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI ConnectHow to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI Connect
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI ConnectSteve Davis
 
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítve
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítveTudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítve
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítveCurcubet Gabriel
 
Gmo Research Service Overview 2010
Gmo Research Service Overview 2010Gmo Research Service Overview 2010
Gmo Research Service Overview 2010Jsheldrake
 

Viewers also liked (20)

Pengembangan media & pengelolaan sumber belajar
Pengembangan media & pengelolaan sumber belajarPengembangan media & pengelolaan sumber belajar
Pengembangan media & pengelolaan sumber belajar
 
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente putten
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente puttenMett sociaal intranet inclusief case gemeente putten
Mett sociaal intranet inclusief case gemeente putten
 
SKF First-quarter report 2011
SKF First-quarter report 2011SKF First-quarter report 2011
SKF First-quarter report 2011
 
SKF First-quarter 2011 result slide show
SKF First-quarter 2011 result slide show SKF First-quarter 2011 result slide show
SKF First-quarter 2011 result slide show
 
What Makes A Green Telco
What Makes A Green TelcoWhat Makes A Green Telco
What Makes A Green Telco
 
Power point test
Power point testPower point test
Power point test
 
Leap of Faith - Salto De Fé
Leap of Faith - Salto De FéLeap of Faith - Salto De Fé
Leap of Faith - Salto De Fé
 
Photo Album
Photo AlbumPhoto Album
Photo Album
 
Ppp Canliner Presentation 6 09
Ppp Canliner Presentation 6 09Ppp Canliner Presentation 6 09
Ppp Canliner Presentation 6 09
 
Haifa
HaifaHaifa
Haifa
 
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Pictures
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display PicturesDeca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Pictures
Deca Dramatic Traditions-Visual Merchandising , Display Pictures
 
Skewd
SkewdSkewd
Skewd
 
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importations
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht ImportationsFLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importations
FLIBS 2008 Presentation / FTZ & Yacht Importations
 
Marketer do Século XXI - APPM
Marketer do Século XXI - APPM  Marketer do Século XXI - APPM
Marketer do Século XXI - APPM
 
Kv3 2009
Kv3 2009Kv3 2009
Kv3 2009
 
Sandbox Portfolio
Sandbox PortfolioSandbox Portfolio
Sandbox Portfolio
 
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI Connect
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI ConnectHow to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI Connect
How to Network Effectively Using LinkedIn and BYUI Connect
 
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítve
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítveTudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítve
Tudósok akik hittek a hatnapos teremtésben - frissítve
 
Gmo Research Service Overview 2010
Gmo Research Service Overview 2010Gmo Research Service Overview 2010
Gmo Research Service Overview 2010
 
The Great Depression
The Great DepressionThe Great Depression
The Great Depression
 

Similar to Landasan Falsafah dan Rasional TP

Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanDedi Yulianto
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulumpapih
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu OrisManane
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanMETA GUNAWAN
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxFirmanRengel
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanSiwi Danar
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikanEko Wahyudi
 
Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilafedereth
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 

Similar to Landasan Falsafah dan Rasional TP (20)

Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 
Landasan garapan tep
Landasan garapan tepLandasan garapan tep
Landasan garapan tep
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
 
Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikan
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Bab 1 2 3
Bab 1 2 3Bab 1 2 3
Bab 1 2 3
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4
 
Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasila
 
Ppt ltp
Ppt ltpPpt ltp
Ppt ltp
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Landasan Falsafah dan Rasional TP

  • 1. Review Perkuliahan Ke-2 Landasan Falsafah dan Rasional Teknologi Pendidikan Landasan Filsafah tujuannya adalah untuk memperoleh pembenaraan sebagai suatu disiplin pengetahuan terapan yang berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan istilah falsafah adalah rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau tujuan yang diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely (1980) dalam Miarso (2009), dimana seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati, jadi merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang terkait dengan rujukan tertentu. Sejumlah asumsi dijadikan dasar untuk menentukan gejala yang diamati atau teori yang dirumuskan. Asumsi-asumsi itu adalah : 1. Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat dengan implikasi bagi kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangan itu. 2. Pertambahan penduduk akan senantiasa terjadi meskipun dengan derajat perbandingan yang kian mengecil. 3. Terjadinya perubahan-perubahan mendasar dan bersifat menetap di didang sosial, politik, ekonomi, industri, kebudayaan, yang menghendaki re-duksi atau pendidikan terus-menerus bagi semua orang. 4. Penyebaran teknologi ke dalam kehidupan masyarakat yang makin meluas. 5. Makin terbatasnya sumber-sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumbersumber baru dan sementara itu memanfaatkan sumber yang makin terbatas itu secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya (Suriasumantri, 1982). Ketiga komponen tersebut adalah omtologi (apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa). Selanjutnya Suriasumantri (1982) mengemukakan bahwa ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaah, serta penafsiran tentang hakikat realitas dari objek tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Sedangkan aksiologi 1
  • 2. merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Teknologi Pembelajaran lebih merupakan seni daripada ilmu pengetahuan. Hlynka dalam Barbara B. Seel (1994) mendeskripsikan post-modernisme sebagai “cara berfikir yang mengagungkan keragaman, ketemporeran, dan kompleksitas di atas pencarian modern ke arah hakekat yang universal, yang stabil, dan yang sederhana (“a way of thinking which celebrates the multiple, the temporal, and the complex over the modern search for the universal, the stable, and the simple”). Post-modernisme memandang bahwa satu filosofi, atau salah satu teori itu lebih baik daripada teori yang lain; semua ada secara bersama dan harus digunakan secara bersama. Kaum postmodernisme mengenali dan menemukan rangsangan intelektual dalam sistem penghasilpengetahuan yang kaya dan cenderung memandang sebuah definisi tunggal dalam bidang itu sebagai cara merangsang kreativitas yang diperlukan untuk mendorng inquiry dan praktek yang produktif. Lebih jauh Hylnke menjelaskan bahwa banyak terdapat implikasi filsafat postmodern untuk praktek desain maupun teori desain. Orientasi ini mempromosikan penggunaan paradigma desain baru daripada bergantung pada model desain yang sistematis. Hal ini mencakup ketergantungan yang semakin tinggi pada paradigma estetis dan model yang menekankan kompleksitas situasi. Terdapat penolakan fundamental pada pendekatan yang terlalu menyederhanakan. Di samping itu, terdapat penolakan pada pandangan yang lebih tradisional bahwa perubahan itu terjadi dalam proses lambat laun dan kumulatif. Oleh karena penggunaan pendekatan teoritis yang beragam disarankan, filosofi post-modern lebih menyukai aplikasi yang menghasilkan sistem terbuka dan fleksibel dan bukannya sistem yang tertutup, terstruktur dan kaku. Juga terdapat kepedulian pada pembelajaran yang memfokuskan pada pengetahuan deklaratif, pembelajaran yang menyisihkan pembelajar dari lingkungan dunia “nyata”, dan pembelajaran yang kurang mengembangkan keingintahuan pembelajar. Di sisi lain kaum positivisme juga memberikan andil yang berarti dalam bidang ini. Karena dalam perkembangannya, Teknologi Pembelajaran cenderung mendudukkan dirinya sendiri sebagai ilmu pengetahuan (science) dan banyak teknolog beorientasi ke arah positivism. Positivisme adalah salah satu aliran dalam persoalan pengetahuan yang berpendirian bahwa kepercayaan-kepercayaan dogmatif harus digantikan dengan 2
  • 3. pengetahuan faktawi. Apa pun yang berada di luar dunia pengalaman tidak perlu diperhatikan. Manusia harus menaruh perhatian pada dunia ini (Fakultas Filsafat UGM: 2003, 40). Dengan kata lain bahwa pengetahuan itu pada dasarnya bersifat ilmiah. Observasi yang obyektif dinilai dan hubungan sarana-tujuan atau sebab-akibat di antara lingkungan itu ditelusuri. Penelitian kuantitatif eksperimental menjadi mode yang dikehendaki. Filosofi inilah yang mendorong evaluasi berdasar penelitian. Dalam menentukan desain pembelajaran dasar kunci pentingnya adalah pemilihan media. Proses ini mengemban peranan sentral dalam bidang studi itu, terlepas dari kompleksitas dan kemampuan media pembelajaran yang ada. Pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone of Experience) merupakan model yang mudah dipahami untuk menjelaskan model yang mudah dipahami untuk menjelaskan level kekonkretan yang diberikan oleh berbagai kategori media, dan kerucut itu memainkan peranan dalam pemilihan media. Secara spesifik dinyatakan, bahwa media dapat digunakan untuk menghubungkan konsep konkret dan abstrak untuk meningkatkan belajar. Kerucut Dale merupakan refleksi filosofis eksperiental John Dewey mengenai pendidikan. Heinich, Molenda, dan Rusell dalam Barbara B. Seels (1994) menghubungkan berbagai level Kerucut Pengalaman itu dengan skema kegiatan pembelajaran Bruner — kegiatan yang dilihat bersifat abstrak, iconis (berdasar simbol ikon), atau enactive. Teknologi baru telah menciptakan isu etis yang lain yang tidak begitu tampak dan kelihatannya tidak berpengaruh. Misalnya, persoalan persamaan dalam kesempatan pendidikan dapat menjadi isu teknologi. Karena pemakaian teknologi secera efektif dalam pendidikan menghendaki perubahan sistemik untuk memberikan akses daripada perangkat keras dan lunak, dan proses belajar inovatif, terdapat kemungkinan menciptakan masyarakat belajar bipolar dengan memperluas kesenjangan antara “si kaya” dan “si miskin”. Baik secara teoritis maupun praktis hal itu merupakan dilema tersendiri. Selain itu, otomatisasi, robot, dan inteligensi buatan merupakan masalah etik tersendiri dalam hubungannya dengan aplikasi kemajuan itu dalam sistem pendidikan. Perhatian etis itu bisa menjadi lebih kompleks ketika pengaruh teknologi semakin kelihatan. Misalnya, teknologi medis bisa memberikan metode untuk meningkatkan memori, membantu belajar, mengubah persepsi dan pemahaman manusia. Dalam situasi ini sulitlah menentukan perilaku yang bagaimana yang 3
  • 4. dipandang tepat dan apa yang bisa memiliki pengaruh negatif jangka panjang. Kode etik ini memberikan arah untuk praktek sehari-hari dan menjadi dasar untuk memahami dan menginterpretasikan implikasi etis dari bebagai isu yang mungkin menghadapi para praktisi dewasa ini (Barbara B. Seels & Rita C. Richey, 1994). Sudah terjadi 4 revoluasi atau perubahan-perubahan besar dalam ini pendidikan • Revolusi I: Pada saat orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anakanaknya kepada oran lain. Orang lain tersebut diserahi untuk melaksanakan pendidikan anak-anaknya. Sebelumnya orang-orang melaksanakan pendidikan anak-anaknya sendiri-sendiri atau mengajar anak-anak sendiri tidak memberikan kepada orang lain, hampir semua keluarga mendidik anak-anaknya dalam keluarga sendiri. Pendidikan yang dilakukan secara individual. • Revoluasi II : Ada suatu lembaga guru, jadi pada tahapan ini ada lembaga pendidikan formal. Tidak seperti sebelumnya belum ada lembaga resmi yang ada sehingga pendidikan dilaksakan orang per orang. Dalam lembaga ada aturan-aturan yang diberlakukan, contohnya untuk masuk SR usianya 6 tahun dan lain-lain. Dalam revoluasi ini guru dianggap sangat penting segala sesuatu dianggap diketahui oleh guru, dan guru dipandang memiliki pengetahuan yang lebih dari orang lain. Sehingga lembaga ini memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. • Revolusi III : Disebabkan oleh ditemukannya mesin cetak, cetak secara manual dilakukan oleh Cina, dan cetak dengan menggunakan mesin cetak dilakukan oleh Eropa (Prancis). Dengan mesin cetak maka pengetahuan tidak hanya diperoleh dari guru tetapi dapat diperoleh dari hasil cetakan seperti: buku, majalah, koran dan lain-lain. Pada revolusi ke-3 ini peran guru sudah mengalami pengurangan. Revolusi ke-3 sampai dengan saat ini masih terjadi • Revolusi IV : Disebabkan oleh berkembangnya bidang elektronik sepeti telpon, tv, komputer, internet dimana guru tidak dapat lagi untuk mengontrolnya. Atau minimal peran guru berkurang, dan guru tidak dapat mengklaim dirinya sebagai. DAFTAR PUSTAKA 4
  • 5. Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebagai Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 5
  • 6. Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebagai Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 5