SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR- DASAR AGROTEKNOLOGI
INDEKS LUAS DAUN

Di susun oleh :
Arif nor fauzi

(11011004)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan
baik. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada mata
kuliah Desain Eksperimen pada Fakultas Agroindustri Program Studi Agroteknologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik berkat kerja sama dan bantuan dari
berbagai pihak,untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dosen yang telah membimbing kami.
2. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dorongan,do’a dan bantuan materil.
3. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi agroteknologi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,namun penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta, April 2013

Penulis
DAFTAR ISI
2
halaman
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

I.

PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang

1

B.

Tujuan

2

II.

DASAR TEORI

III.

3

METODOLOGI

7

A.

Waktu dan Tempat

7

B.

Alat dan Bahan

7

C.

Cara Kerja

7

IV.

HASIL dan PEMBAHASAN

10

A. Hasil

10

B. Pembahasan

16

V.

KESIMPULAN

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

20

3
DAFTAR LAMPIRAN

halaman
Lampiran 1. Metode Gravimetri ( Daun Jambu )

20

Lampiran 2. Metode Langsung ( Daun Jambu )

22

4
BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena pada daun
terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman. Oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting
dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan
laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun.
( Harjadi, S.S. 1991)
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah
ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor
tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada
pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan
pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas daun tentunya
kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan
kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik
pengukuran. (Bambang dan Haryadi 2008)
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun
tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik
daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun
tersebut kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM)
ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun,
maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun – daun tidak berkurang atau
bahkan habis terpetik.( Jumin, Hasan Basri. 2005)
Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus
memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman
tidak rusak dan pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang
mungkin sulit tersedianya. Pada karet digunakan persamaan regresi terhadap
5
ukuran panjang dan lebar daun. (Suhendry dan Alwi, 1987; Lim dan Narayanan,
1972).
B. Tujuan


Menghitung indeks luas daun dan menentukan rumus regresi hubungan
luas daun dengan parameter tertentu.



Menambah wawasan mahasiswa dalam mengetahui indeks luas daun.

6
BAB. II DASAR TEORI

Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh
karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian)
cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun
mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun
dapat bekerja sebagaimana mestinya. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme
autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun
biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.( Kastono, Dody. 2010.)
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentukbentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau
menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Oleh
karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju fotosintesis
merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun. (Sutanto, Rachman.
2009.)
Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang
semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun
merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas n dan waktu. Luas daun tidak
konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur
tanaman. Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun
terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih

7
yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju
pertumbuhan tanaman (Gardner et al., 1991).
Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun (Guswanto 2009),
yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar
untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun
dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar
pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan
daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan
jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup
sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif
lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada
prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun
kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur
suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta.
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak
terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis
karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam
penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum
8
jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering
menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun
yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan
tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.
d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat
ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun
tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih)
dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat)
yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat
kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan
diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian
berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan
acuan tersebut. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun
maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara
memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daundaun tersebut kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter
(LAM) ataupun Metode Timbang.
Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan
tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik.
Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus
memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman
tidak rusak dan

pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan

yang

mungkin sulit tersedianya. Pada karet digunakan persamaan regresi terhadap
ukuran panjang dan lebar daun. (Suhendry dan Alwi 1987).
9
Pengukuran luas daun dengan menggunakan pendekatan faktor koreksi
maupun dengan alat LAM, menunjukkan tingkat kosistensi yang berbeda.
Pengukuran yang cepat dan mudah tentunya akan diperoleh dengan menggunakan
LAM. Akan tetapi untuk ukuran daun yang besar diperlukan ketelitian ekstra,
karena daun-daun berukuran besar perlu dipotong dan kemudian ditata secara
hati-hati pada permukaan alat dan saat menutup daun-daun tidak terlipat. Kondisi
tenaga batere perlu diperhatikan pula, dengan tingkat kekuatan batere yang mulai
melemah akan menghasilkan kesalahan pengukuran. Gejala yang nampak pada
saat batere melemah adalah pengulangan pengukuran satu sampel daun yang sama
akan memberikan hasil yang berbeda jauh.( Jumin, Hasan Basri. 2005)
Penggunaan LAM sangat baik digunakan untuk mengukur luas daun dari
suatu tanaman yang memang dalam percobaan akan dirusak (destruktif). Namun
bagi tanaman yang diperlukan untuk pengukuran berulang dan menghindari
pengrusakan daun, maka

penggunaan teknik pengukuran lainnya diperlukan.

Penggunakan teknik pengukuran lainnya akan sangat diperlukan bilamana alat
LAM tidak dimiliki atau tidak tersedia. Tanpa merusak daun atau memetik daun
dari tanaman, luas daun masih dapat dihitung, yaitu dengan menggunakan faktor
koreksi luas daun.( Harjadi, S.S. 1991)

10
BAB III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu
pada bulan November 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan


Alat

1. Pensil
2. Penggaris
3. Milimeter block
4. Timbangan
5. Gunting kertas


Bahan

1. Sampel daun Padi
2. Sampel daun Jambu air
3. Sampel daun Angsana
C. Cara Kerja
1.

Daun tanaman sampel dari tiap macam tanaman dilepaskan dari batangnya,
dan dipisahkan atas dasar bentuknya.

11
2.

Dari tiap bentuk daun diambil secara acak 3 helai daun sampel (daun jambu 5
helai daun).

3.

Menghitung panjang kali lebar dari tiap daun sampel tunggal, atau anak daun
tertentu dari tiap daun sampel majemuk atau menyirip, misal x.

4.

Menghitung atau mengukur luas tiap daun sampel ( misal = y ), dan mencatat
secara berpasangan dengan hasil kali panjang dan lebarnya/panjang dan lebar
anak daunnya (misal = x1 – y1, x2 – y2, x3 – y3, . . . . . . . . . . . . . .x10 – y10)

5.

Menghitung rumus regresi y = a + bx berdasarkan data no 4.

6.

Mengecek kembali besarnya kesesuaian/ penyimpangan, rumus tersebut
dengan sebenarnya. Misalnya = z % atau ( 100 – z ) %.

Cara menghitung/mengukur luas daun, di mulai dengan :
a.

Menggambar proyeksi tiap daun sampel pada kertas milimeter, kemudian
menggunting gambaran tersebut.

b.

Menimbang tiap gambar daun pada a, misal = k gram.

c.

Menggunting kertas milimeter yang sama dengan ukuran 10 cm x 10 cm =
100 cm².

d.

Meninmbang kertas milimeter 100 cm² tersebut, misal = 1 gram
Cara menghitung luas daun cara 1 ( langsung ) :
Gambaran daun di kertas milimeter pada a dihitung langsung luas kotak 1

persegi, dan taksiran luas potongan – potongan kotak di tepi gambar tersebut,
kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan merupakan luas daun yang didapat
dengan cara ini, misal = y ( 1 ).

12
Menghitung luas daun cara 2 ( timbangan proyeksi ) :
Untuk ini perlu adanya rumus hubungan antara luas daun dan kurangnya
dapat ditentukan seperti pada penenetuan rumus hubungan antara luas daun dan
hasil kali panjang dan lebarnya, pada cara kerja 3, 4, dan 5. Rumus hubungannya
misal y = 0 + mx, dimana y = luas daun, x = kurangnya penyinaran, o dan m =
konstanta.
Dengan rumus berbentuk langsung dapat digunakan menghitung luas
daun, misal = y ( 111 ).

13
BAB IV. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil
Tabel 1 Metode Gravimetri ( Daun Jambu ) Ulangan J1.1 – J3.3
No

Kelompok

X ( pxl)

Y (gravimetri)

x²

y²

xy

1.

J1.1

148

108,63

21904

11799,83

16076,8

2.

J1.1

176,4

130,98

31116,96

17155,76

23104,87

3.

J1.1

166

131,57

27556

17310,14

21840,29

4.

J1.1

199,5

141,96

39800,25

20152,64

28321,02

5.

J1.1

163,68

125,99

26830,44

15649,51

20491,05

6.

J2.2

136,9

98,04

18741,61

9611,65

13421,54

7.

J2.2

135,36

78,43

18322,33

784378,43

10616,28

8.

J2.2

137,52

98,04

18911,75

9611,65

13482,32

9.

J2.2

206,15

156,86

42497,82

24605,69

32337,10

10.

J2.2

173,9

117,65

30241,21

13840,82

20458,81

11.

J3.1

205,8

161,18

42353,64

25977,70

33170,02

12.

J3.1

135

120

18225

14400

16200

13.

J3.1

220,5

150,59

48620,25

22676,75

33204,65

14.

J3.1

187,06

130,20

34991,44

16951

24354,46

15.

J3.1

212,16

149,6

45011,87

22380,16

31739,14

16.

J1.2

175,5

235,30

30800,25

55363,27

41294,10

17.

J1.2

204,75

254,90

41922,56

64974,52

52190,98

18.

J1.2

197

274,51

38809

75355,19

54078,27

19.

J1.2

195,65

235,29

38278,92

55363,27

46035,27

20.

J1.2

199,5

294,12

39800,25

86504,81

58676,34

14
21.

J2.2

121,36

137,25

14728,25

18837,56

16656,66

22.

J2.2

116,18

156,86

13497,79

24605,06

18223,99

23.

J2.2

123,32

117,64

15178,24

13839,17

14493,25

24.

J2.2

115,52

137,25

13344,87

18837,56

15855,12

25.

J2.2

96,6

98,03

9331,56

9609,88

9469,7

26.

J3.3

162,8

196,08

26503,84

38446,58

31921,49

27.

J3.3

130,26

156,86

16967,67

24605,68

20432,84

28.

J3.3

119

137,25

14161

18838,66

16333,22

29.

J3.3

129

176,47

16641

31141,66

22764,63

30.

J3.3

124,1

156,86

15400,81

24605,68

19466,57

4814,12

4659,56

810347,39

808193,63

775887,71

Ʃ

 b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy
n. Ʃx² - (Ʃx)²

= 30 x 775887,71 – 4814,12 x 4659,56
30 x 810347,39 - ( 4814,12 )²
= 23276631,2 – 22431661,7
24310421,6 – 23175751,4
= 0,74

 a = Ʃy – b.Ʃx

= 4659,56 – 0,74 x 4814,12

n

30
= 4659,56 – 3562,45
30
= 1097,11
30
= 36,57

15
SE = √Ʃy²-a.Ʃy–b.Ʃxy = √808193,63 – 36,57 x 4659,56 – 0,74 x 775887,71
n–2

30 – 2
= √808193,628 – 170401,08 – 574156,90
28
= √63635,65
28
= √2272,70
= 47,67

Tabel 2 Metode Langsung ( Daun Jambu ) J11- J33
No

Kelompok

X ( pxl)

Y (langsung)

x²

y²

xy

1.

J1.1

148

106

21904

11236

15688

2.

J1.1

176,4

127,8

31116,96

16332,84

22543,92

3.

J1.1

166

112.25

27556

12600,06

18633,5

4.

J1.1

199,5

131,22

39800,25

17218,69

26178,39

5.

J1.1

163,68

116,56

26830,44

13586,23

19092,53

6.

J2.2

136,9

98,52

18741,61

9706,19

13487,39

7.

J2.2

135,36

98,28

18322,33

9658,96

13303,18

8.

J2.2

137,52

106,76

18911,75

11397,7

14681,64

9.

J2.2

206,15

158,33

42497,82

25068,39

32639,73

10.

J2.2

173,9

144,9

30241,21

20996,01

25198,11

11.

J3.1

205,8

368,5

42353,64

135792,3

75837,3

12.

J3.1

135

221,75

18225

49173,06

29936,25

13.

J3.1

220,5

380,25

48620,25

144590,1

83845,13

14.

J3.1

187,06

393

34991,44

154449

73514,58

16
15.

J3.1

212,16

490,5

45011,87

240590,3

104064,5

16.

J1.2

175,5

135,28

30800,25

18300,68

23741,64

17.

J1.2

204,75

154,39

41922,56

23836,27

31557,32

18.

J1.2

197

154,32

38809

23814,66

30401,04

19.

J1.2

195,65

153,71

38278,93

23626,76

30073,36

20.

J1.2

199,5

150,2

39800.25

22575,06

29974,88

21.

J2.2

121,36

98,09

14728,25

9621,65

11904,2

22.

J2.2

116,18

91,0

13497,79

8293,75

10580,51

23.

J2.2

123,32

106,84

15178,24

11414,79

13162,69

24.

J2.2

115,52

84,97

13344,87

7219,90

9815,73

25.

J2.2

96,6

78,1

9331,56

6099,61

7544,46

26.

J3.3

162,8

117,9

26503,84

13900,41

19194,12

27

J3.3

130,26

107,88

16967,67

11638,09

14052,44

28.

J3.3

119

85,25

14161

7267,56

10144,75

29.

J3.3

129

102,08

16641

10420,32

13168,32

30.

J3.3

124,1

89,28

15400,81

7970,91

11079,64

4814,12

4764,03

810347,39

1078396,24

835039,25

Ʃ



b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy
n. Ʃx² - (Ʃx)²

= 30 x 835039,25 – 4814,12 x 4764,03
30 x 810347,38 – (835039,25)²
= 25051177,5 – 22934612,1
24310421,4 -23175751,4
= 2116565,4
1134670
= 1,865

17


a = Ʃy – b.Ʃx

= 4764,03 – 1,865 x 4814,12

n

30
= 4764,03 – 8980,05
30
= -4216,02
30
= -140,534

SE = √Ʃy²-a.Ʃy –b.Ʃxy = √1078396,24 – (-140,534x4764,03) – 1,865 x835039,25
n–2

30 – 2
= √1078396,24 +669508,19 –1557348,2
28
= √2283002.234 + 162740.0608 – 1354959.323
28
= √190556,28
28
= √6805,57
= 82,49

Tabel 3. Luas Daun Padi
No

Langsung

Regresi

1.

23,87

64,08

2.

30,27

71,26

3.

27,92

70,54

18
Tabel 4. Daun Angsana
No

Gravimetri

Regresi

1.

52,77

76,62

2.

70,62

88,83

3.

66,3

85,63

Tabel 5. Daun Jambu
No

Langsung

Gravimetri

Regresi

1.

117,9

196,07

157,04

2.

107,8

156,86

132,96

3.

85,25

137,25

124,63

4.

102,08

176,47

132,03

5.

89,28

156,86

128,4

19
B. Pembahasan
Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena pada daun
terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman. Oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting
dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan
laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun.
( Gardner et al., 1991.)
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun
terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Salah satu faktor lain yang
mempengaruhi indeks luas daun adalah ajumlah ketersediaan air yang diterima
oleh tanaman. Semakin optimum air yang tersedia, maka semakin maksimal
pertumbuhan tanaman dapat tercapai. Pengukuran luas daun dapat dilakukan
dengan memetik daun.( Kastono, Dody. 2010)
Cara yang digunakan dalam menentukan luas daun yaitu dengan cara :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar
untuk mengukur luas daun. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang
terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang
dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak
cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan. Pada prinsipnya luas daun ditaksir
melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan
menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang
menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas

20
yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan
perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat
ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari masing masing daun berbeda.
Pada daun padi diperoleh y langsung (23,87) (30,27) (27,92) dan regresi (64,08)
(71,26) (70,54). Pada daun angsana diperoleh y gravimetri (52,77) (70,62) (66,3)
dan regresi (76,62) (88,83) (85,63) sedangkan Pada daun jambu diperoleh y
(117,9) (107,8) (85,25) (102,08) (89,28) dan y gravimetri (196,07) (156,86)
(137,25) (176,47) (156,86) dan regresi (157,04) (132,96) (124,63) (132,03)
(128,4). (Sutanto, Rachman. 2009.)

21
BAB V. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan yang telah kami teliti dalam praktikum dasar
agroteknologi dapat kami tarik kesimpulan yaitu :
 Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun.
 Faktor penting yang dapat diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah
ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran.
 Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman.
 Pada daun padi diperoleh y langsung (23,87) (30,27) (27,92) dan regresi
(64,08) (71,26) (70,54).
 Pada daun angsana diperoleh y gravimetri (52,77) (70,62) (66,3) dan
regresi (76,62) (88,83) (85,63)
 Pada daun jambu diperoleh y (117,9) (107,8) (85,25) (102,08) (89,28) dan
y gravimetri (196,07) (156,86) (137,25) (176,47) (156,86) dan regresi
(157,04) (132,96) (124,63) (132,03) (128,4)

22
DAFTAR PUSTAKA

Bambang dan Hariyadi.2008. Ilmu agroteknologi. Kanisius. Jakarta.
Gardner et al., 1991. Luas Indeks Daun. Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto.
Guswanto, 2009. Rumus Regresi Daun. Gramedia. Surabaya.
Harjadi, S.S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-Dasar Agronomi Edisi Revisi. Rajawali Pers.
Jakarta.
Kastono, Dody. 2010. Bahan Kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian
UGM Yogyakarta.
Suhendry dan Alwi, 1987; Lim dan Narayanan, 1972. Praktikum Agronomi.
Gramedia. Surabaya.
Sutanto, Rachman. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan cetakan
ke-5. Kanisius: Yogyakarta.
Teddy.

Polikultur;

Jalan

Menuju

Perbaikan

Ekonomi

yang

Ekologis

http://www.bitra.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22
2:polikultur-jalan-menuju-perbaikan-ekonomi-yang ekologis & catid = 35 :
community – development - & Itemid = 79. Diakses pada tanggal 28 Januari
2013.

23

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
Arif nor fauzi
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
awarisusanti
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Febrina Tentaka
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
Mohammad Muttaqien
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
Riva Anggraeni
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
awarisusanti
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
edhie noegroho
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
f' yagami
 

What's hot (20)

MACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAURMACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAUR
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Makalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanamanMakalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanaman
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 

Similar to Laporan resmi(1)

Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
edhie noegroho
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologi
edhie noegroho
 
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-biAdoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
afwasayidah
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Biology Education
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
Putry Untari
 

Similar to Laporan resmi(1) (20)

Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puring
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
PENAMPILAN DAN JARAK GENETIK GALUR ERCIS YANG DISELEKSI DARI POTENSI GENETIK ...
PENAMPILAN DAN JARAK GENETIK GALUR ERCIS YANG DISELEKSI DARI POTENSI GENETIK ...PENAMPILAN DAN JARAK GENETIK GALUR ERCIS YANG DISELEKSI DARI POTENSI GENETIK ...
PENAMPILAN DAN JARAK GENETIK GALUR ERCIS YANG DISELEKSI DARI POTENSI GENETIK ...
 
PPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptxPPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptx
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologi
 
Makalah aplikasi integral dalam menghitung volume keranjang buah jeruk
Makalah aplikasi integral dalam menghitung volume keranjang buah jerukMakalah aplikasi integral dalam menghitung volume keranjang buah jeruk
Makalah aplikasi integral dalam menghitung volume keranjang buah jeruk
 
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-biAdoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
Adoc.tips modifikasi bentuk-kasuran-dan-sistem-pengeceran-bi
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
UGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptxUGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptx
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
 
Laporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieriaLaporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieria
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.docPengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
 
96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri
 

More from Arif nor fauzi

Laporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benihLaporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benih
Arif nor fauzi
 
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbungLaporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbung
Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obatLaporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Arif nor fauzi
 
Artikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnisArtikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnis
Arif nor fauzi
 

More from Arif nor fauzi (13)

Laporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benihLaporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benih
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Tugas genetuka
Tugas genetukaTugas genetuka
Tugas genetuka
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbungLaporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbung
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obatLaporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Artikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnisArtikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnis
 

Laporan resmi(1)

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR- DASAR AGROTEKNOLOGI INDEKS LUAS DAUN Di susun oleh : Arif nor fauzi (11011004) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2013 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada mata kuliah Desain Eksperimen pada Fakultas Agroindustri Program Studi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak,untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dosen yang telah membimbing kami. 2. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dorongan,do’a dan bantuan materil. 3. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi agroteknologi Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,namun penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Yogyakarta, April 2013 Penulis DAFTAR ISI 2
  • 3. halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN iii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 II. DASAR TEORI III. 3 METODOLOGI 7 A. Waktu dan Tempat 7 B. Alat dan Bahan 7 C. Cara Kerja 7 IV. HASIL dan PEMBAHASAN 10 A. Hasil 10 B. Pembahasan 16 V. KESIMPULAN 18 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN 20 3
  • 4. DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Metode Gravimetri ( Daun Jambu ) 20 Lampiran 2. Metode Langsung ( Daun Jambu ) 22 4
  • 5. BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena pada daun terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun. ( Harjadi, S.S. 1991) Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran. (Bambang dan Haryadi 2008) Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun tersebut kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun – daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik.( Jumin, Hasan Basri. 2005) Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman tidak rusak dan pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang mungkin sulit tersedianya. Pada karet digunakan persamaan regresi terhadap 5
  • 6. ukuran panjang dan lebar daun. (Suhendry dan Alwi, 1987; Lim dan Narayanan, 1972). B. Tujuan  Menghitung indeks luas daun dan menentukan rumus regresi hubungan luas daun dengan parameter tertentu.  Menambah wawasan mahasiswa dalam mengetahui indeks luas daun. 6
  • 7. BAB. II DASAR TEORI Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian) cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat bekerja sebagaimana mestinya. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.( Kastono, Dody. 2010.) Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentukbentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun. (Sutanto, Rachman. 2009.) Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas n dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman. Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih 7
  • 8. yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (Gardner et al., 1991). Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun (Guswanto 2009), yaitu : a. Metode Kertas Milimeter Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak. b. Gravimetri Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas. c. Planimeter Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum 8
  • 9. jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus. d. Metode Panjang Kali Lebar Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun. e. Metode Fotografi Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daundaun tersebut kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman tidak rusak dan pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang mungkin sulit tersedianya. Pada karet digunakan persamaan regresi terhadap ukuran panjang dan lebar daun. (Suhendry dan Alwi 1987). 9
  • 10. Pengukuran luas daun dengan menggunakan pendekatan faktor koreksi maupun dengan alat LAM, menunjukkan tingkat kosistensi yang berbeda. Pengukuran yang cepat dan mudah tentunya akan diperoleh dengan menggunakan LAM. Akan tetapi untuk ukuran daun yang besar diperlukan ketelitian ekstra, karena daun-daun berukuran besar perlu dipotong dan kemudian ditata secara hati-hati pada permukaan alat dan saat menutup daun-daun tidak terlipat. Kondisi tenaga batere perlu diperhatikan pula, dengan tingkat kekuatan batere yang mulai melemah akan menghasilkan kesalahan pengukuran. Gejala yang nampak pada saat batere melemah adalah pengulangan pengukuran satu sampel daun yang sama akan memberikan hasil yang berbeda jauh.( Jumin, Hasan Basri. 2005) Penggunaan LAM sangat baik digunakan untuk mengukur luas daun dari suatu tanaman yang memang dalam percobaan akan dirusak (destruktif). Namun bagi tanaman yang diperlukan untuk pengukuran berulang dan menghindari pengrusakan daun, maka penggunaan teknik pengukuran lainnya diperlukan. Penggunakan teknik pengukuran lainnya akan sangat diperlukan bilamana alat LAM tidak dimiliki atau tidak tersedia. Tanpa merusak daun atau memetik daun dari tanaman, luas daun masih dapat dihitung, yaitu dengan menggunakan faktor koreksi luas daun.( Harjadi, S.S. 1991) 10
  • 11. BAB III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan November 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. B. Alat dan Bahan  Alat 1. Pensil 2. Penggaris 3. Milimeter block 4. Timbangan 5. Gunting kertas  Bahan 1. Sampel daun Padi 2. Sampel daun Jambu air 3. Sampel daun Angsana C. Cara Kerja 1. Daun tanaman sampel dari tiap macam tanaman dilepaskan dari batangnya, dan dipisahkan atas dasar bentuknya. 11
  • 12. 2. Dari tiap bentuk daun diambil secara acak 3 helai daun sampel (daun jambu 5 helai daun). 3. Menghitung panjang kali lebar dari tiap daun sampel tunggal, atau anak daun tertentu dari tiap daun sampel majemuk atau menyirip, misal x. 4. Menghitung atau mengukur luas tiap daun sampel ( misal = y ), dan mencatat secara berpasangan dengan hasil kali panjang dan lebarnya/panjang dan lebar anak daunnya (misal = x1 – y1, x2 – y2, x3 – y3, . . . . . . . . . . . . . .x10 – y10) 5. Menghitung rumus regresi y = a + bx berdasarkan data no 4. 6. Mengecek kembali besarnya kesesuaian/ penyimpangan, rumus tersebut dengan sebenarnya. Misalnya = z % atau ( 100 – z ) %. Cara menghitung/mengukur luas daun, di mulai dengan : a. Menggambar proyeksi tiap daun sampel pada kertas milimeter, kemudian menggunting gambaran tersebut. b. Menimbang tiap gambar daun pada a, misal = k gram. c. Menggunting kertas milimeter yang sama dengan ukuran 10 cm x 10 cm = 100 cm². d. Meninmbang kertas milimeter 100 cm² tersebut, misal = 1 gram Cara menghitung luas daun cara 1 ( langsung ) : Gambaran daun di kertas milimeter pada a dihitung langsung luas kotak 1 persegi, dan taksiran luas potongan – potongan kotak di tepi gambar tersebut, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan merupakan luas daun yang didapat dengan cara ini, misal = y ( 1 ). 12
  • 13. Menghitung luas daun cara 2 ( timbangan proyeksi ) : Untuk ini perlu adanya rumus hubungan antara luas daun dan kurangnya dapat ditentukan seperti pada penenetuan rumus hubungan antara luas daun dan hasil kali panjang dan lebarnya, pada cara kerja 3, 4, dan 5. Rumus hubungannya misal y = 0 + mx, dimana y = luas daun, x = kurangnya penyinaran, o dan m = konstanta. Dengan rumus berbentuk langsung dapat digunakan menghitung luas daun, misal = y ( 111 ). 13
  • 14. BAB IV. HASIL PENGAMATAN A. Hasil Tabel 1 Metode Gravimetri ( Daun Jambu ) Ulangan J1.1 – J3.3 No Kelompok X ( pxl) Y (gravimetri) x² y² xy 1. J1.1 148 108,63 21904 11799,83 16076,8 2. J1.1 176,4 130,98 31116,96 17155,76 23104,87 3. J1.1 166 131,57 27556 17310,14 21840,29 4. J1.1 199,5 141,96 39800,25 20152,64 28321,02 5. J1.1 163,68 125,99 26830,44 15649,51 20491,05 6. J2.2 136,9 98,04 18741,61 9611,65 13421,54 7. J2.2 135,36 78,43 18322,33 784378,43 10616,28 8. J2.2 137,52 98,04 18911,75 9611,65 13482,32 9. J2.2 206,15 156,86 42497,82 24605,69 32337,10 10. J2.2 173,9 117,65 30241,21 13840,82 20458,81 11. J3.1 205,8 161,18 42353,64 25977,70 33170,02 12. J3.1 135 120 18225 14400 16200 13. J3.1 220,5 150,59 48620,25 22676,75 33204,65 14. J3.1 187,06 130,20 34991,44 16951 24354,46 15. J3.1 212,16 149,6 45011,87 22380,16 31739,14 16. J1.2 175,5 235,30 30800,25 55363,27 41294,10 17. J1.2 204,75 254,90 41922,56 64974,52 52190,98 18. J1.2 197 274,51 38809 75355,19 54078,27 19. J1.2 195,65 235,29 38278,92 55363,27 46035,27 20. J1.2 199,5 294,12 39800,25 86504,81 58676,34 14
  • 15. 21. J2.2 121,36 137,25 14728,25 18837,56 16656,66 22. J2.2 116,18 156,86 13497,79 24605,06 18223,99 23. J2.2 123,32 117,64 15178,24 13839,17 14493,25 24. J2.2 115,52 137,25 13344,87 18837,56 15855,12 25. J2.2 96,6 98,03 9331,56 9609,88 9469,7 26. J3.3 162,8 196,08 26503,84 38446,58 31921,49 27. J3.3 130,26 156,86 16967,67 24605,68 20432,84 28. J3.3 119 137,25 14161 18838,66 16333,22 29. J3.3 129 176,47 16641 31141,66 22764,63 30. J3.3 124,1 156,86 15400,81 24605,68 19466,57 4814,12 4659,56 810347,39 808193,63 775887,71 Ʃ  b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy n. Ʃx² - (Ʃx)² = 30 x 775887,71 – 4814,12 x 4659,56 30 x 810347,39 - ( 4814,12 )² = 23276631,2 – 22431661,7 24310421,6 – 23175751,4 = 0,74  a = Ʃy – b.Ʃx = 4659,56 – 0,74 x 4814,12 n 30 = 4659,56 – 3562,45 30 = 1097,11 30 = 36,57 15
  • 16. SE = √Ʃy²-a.Ʃy–b.Ʃxy = √808193,63 – 36,57 x 4659,56 – 0,74 x 775887,71 n–2 30 – 2 = √808193,628 – 170401,08 – 574156,90 28 = √63635,65 28 = √2272,70 = 47,67 Tabel 2 Metode Langsung ( Daun Jambu ) J11- J33 No Kelompok X ( pxl) Y (langsung) x² y² xy 1. J1.1 148 106 21904 11236 15688 2. J1.1 176,4 127,8 31116,96 16332,84 22543,92 3. J1.1 166 112.25 27556 12600,06 18633,5 4. J1.1 199,5 131,22 39800,25 17218,69 26178,39 5. J1.1 163,68 116,56 26830,44 13586,23 19092,53 6. J2.2 136,9 98,52 18741,61 9706,19 13487,39 7. J2.2 135,36 98,28 18322,33 9658,96 13303,18 8. J2.2 137,52 106,76 18911,75 11397,7 14681,64 9. J2.2 206,15 158,33 42497,82 25068,39 32639,73 10. J2.2 173,9 144,9 30241,21 20996,01 25198,11 11. J3.1 205,8 368,5 42353,64 135792,3 75837,3 12. J3.1 135 221,75 18225 49173,06 29936,25 13. J3.1 220,5 380,25 48620,25 144590,1 83845,13 14. J3.1 187,06 393 34991,44 154449 73514,58 16
  • 17. 15. J3.1 212,16 490,5 45011,87 240590,3 104064,5 16. J1.2 175,5 135,28 30800,25 18300,68 23741,64 17. J1.2 204,75 154,39 41922,56 23836,27 31557,32 18. J1.2 197 154,32 38809 23814,66 30401,04 19. J1.2 195,65 153,71 38278,93 23626,76 30073,36 20. J1.2 199,5 150,2 39800.25 22575,06 29974,88 21. J2.2 121,36 98,09 14728,25 9621,65 11904,2 22. J2.2 116,18 91,0 13497,79 8293,75 10580,51 23. J2.2 123,32 106,84 15178,24 11414,79 13162,69 24. J2.2 115,52 84,97 13344,87 7219,90 9815,73 25. J2.2 96,6 78,1 9331,56 6099,61 7544,46 26. J3.3 162,8 117,9 26503,84 13900,41 19194,12 27 J3.3 130,26 107,88 16967,67 11638,09 14052,44 28. J3.3 119 85,25 14161 7267,56 10144,75 29. J3.3 129 102,08 16641 10420,32 13168,32 30. J3.3 124,1 89,28 15400,81 7970,91 11079,64 4814,12 4764,03 810347,39 1078396,24 835039,25 Ʃ  b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy n. Ʃx² - (Ʃx)² = 30 x 835039,25 – 4814,12 x 4764,03 30 x 810347,38 – (835039,25)² = 25051177,5 – 22934612,1 24310421,4 -23175751,4 = 2116565,4 1134670 = 1,865 17
  • 18.  a = Ʃy – b.Ʃx = 4764,03 – 1,865 x 4814,12 n 30 = 4764,03 – 8980,05 30 = -4216,02 30 = -140,534 SE = √Ʃy²-a.Ʃy –b.Ʃxy = √1078396,24 – (-140,534x4764,03) – 1,865 x835039,25 n–2 30 – 2 = √1078396,24 +669508,19 –1557348,2 28 = √2283002.234 + 162740.0608 – 1354959.323 28 = √190556,28 28 = √6805,57 = 82,49 Tabel 3. Luas Daun Padi No Langsung Regresi 1. 23,87 64,08 2. 30,27 71,26 3. 27,92 70,54 18
  • 19. Tabel 4. Daun Angsana No Gravimetri Regresi 1. 52,77 76,62 2. 70,62 88,83 3. 66,3 85,63 Tabel 5. Daun Jambu No Langsung Gravimetri Regresi 1. 117,9 196,07 157,04 2. 107,8 156,86 132,96 3. 85,25 137,25 124,63 4. 102,08 176,47 132,03 5. 89,28 156,86 128,4 19
  • 20. B. Pembahasan Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena pada daun terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Oleh karena itu luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indek luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun. ( Gardner et al., 1991.) Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi indeks luas daun adalah ajumlah ketersediaan air yang diterima oleh tanaman. Semakin optimum air yang tersedia, maka semakin maksimal pertumbuhan tanaman dapat tercapai. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun.( Kastono, Dody. 2010) Cara yang digunakan dalam menentukan luas daun yaitu dengan cara : a. Metode Kertas Milimeter Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak. b. Gravimetri Metode ini menggunakan timbangan. Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas 20
  • 21. yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas. d. Metode Panjang Kali Lebar Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun. Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari masing masing daun berbeda. Pada daun padi diperoleh y langsung (23,87) (30,27) (27,92) dan regresi (64,08) (71,26) (70,54). Pada daun angsana diperoleh y gravimetri (52,77) (70,62) (66,3) dan regresi (76,62) (88,83) (85,63) sedangkan Pada daun jambu diperoleh y (117,9) (107,8) (85,25) (102,08) (89,28) dan y gravimetri (196,07) (156,86) (137,25) (176,47) (156,86) dan regresi (157,04) (132,96) (124,63) (132,03) (128,4). (Sutanto, Rachman. 2009.) 21
  • 22. BAB V. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan yang telah kami teliti dalam praktikum dasar agroteknologi dapat kami tarik kesimpulan yaitu :  Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun.  Faktor penting yang dapat diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran.  Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman.  Pada daun padi diperoleh y langsung (23,87) (30,27) (27,92) dan regresi (64,08) (71,26) (70,54).  Pada daun angsana diperoleh y gravimetri (52,77) (70,62) (66,3) dan regresi (76,62) (88,83) (85,63)  Pada daun jambu diperoleh y (117,9) (107,8) (85,25) (102,08) (89,28) dan y gravimetri (196,07) (156,86) (137,25) (176,47) (156,86) dan regresi (157,04) (132,96) (124,63) (132,03) (128,4) 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Bambang dan Hariyadi.2008. Ilmu agroteknologi. Kanisius. Jakarta. Gardner et al., 1991. Luas Indeks Daun. Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Guswanto, 2009. Rumus Regresi Daun. Gramedia. Surabaya. Harjadi, S.S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-Dasar Agronomi Edisi Revisi. Rajawali Pers. Jakarta. Kastono, Dody. 2010. Bahan Kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta. Suhendry dan Alwi, 1987; Lim dan Narayanan, 1972. Praktikum Agronomi. Gramedia. Surabaya. Sutanto, Rachman. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan cetakan ke-5. Kanisius: Yogyakarta. Teddy. Polikultur; Jalan Menuju Perbaikan Ekonomi yang Ekologis http://www.bitra.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22 2:polikultur-jalan-menuju-perbaikan-ekonomi-yang ekologis & catid = 35 : community – development - & Itemid = 79. Diakses pada tanggal 28 Januari 2013. 23