3. Pendahuluan
Wireless ATM menjadi salah satu teknologi yang
sangat diminati, karena kemampuannya mensupport
berbagai aplikasi seperti data multimedia yang realtime.
Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana cara
untuk menggabungkan jaringan yang bukan berbasis ATM
yang telah ada dengan jaringan ATM. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu fungsi
interworking antara
keduanya. Fungsi interworking ini maksudnya adalah
bagian apa saja yang perlu disesuaikan dari jaringan yang
telah ada dengan jaringan ATM.
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
4. Sekilas Mengenai ATM
o
o
o
o
Menggunakan paket
switching point to point
ATM bersifat connection
oriented
Koneksinya sering disebut
Virtual Circuit
Paket yang dikirimkan
ukurannya kecil Sel (53
byte : 48 payload, 5
header)
Koneksi virtual circuit
Sel ATM
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
5. Sekilas Mengenai ATM – cont’d
Model referensi ATM
o Physical layer berhubungan
dengan media fisiknya,
seperti : tegangan dan bit
timing.
o ATM layer berhubungan
dengan sel dan sel transport.
o AAL adalah layer yang akan
mensegmentasi paket
mengirimkan dan
menggabungkan kembali
pada sisi tujuan.
Model referensi ATM
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
6. Sekilas Mengenai Wireless ATM
Wireless ATM pengembangan dari wired ATM, dengan
tetap menjaga Quality of Service.
Wireless ATM juga menggunakan sel-sel yang sangat kecil
(mikro atau pico). Karena ukuran sel yang kecil, maka proses
handover antar sel radio akan sering dilakukan.
2 Pendekatan Wireless ATM :
Dengan melihat wireless ATM diluar dari infrastruktur
Dengan melihat wireless ATM sebagai bagian dari
jaringan ATM
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
7. Aspek interworking pada WATM
Ekstensi jaringan yang mobile ditambahkan pada jaringan ATM
yang fixed
Pada aplikasinya, akan menyebabkan jaringan menjadi bagian :
End-to-end WATM
Berhubungan dengan kemampuan untuk terhubung dengan
mobile terminal.
WATM Inteworking
Berhubungan dengan bagaimana ATM diintegrasikan dengan
protokol lain tanpa mengubah interface protokol non-ATM
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
9. Prinsip Dasar WATM
Mobile Host menggunakan frekuensi radio untuk
berkomunikasi dengan Base Station (BS)
BS menghubungkan jalur wireless ke jalur backbone
BS dihubungkan ke Mobility Enhanced ATM-Switch (MESs)
Kumpulan BS yeng terhubung ke suatu MES dinamakan
cluster
Switch yang menghubungkan Base Station (BSs) dinamakan
Cluster Switch (CLS)
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
11. PCS (Personal Communicaton System)
PCS didukung oleh jaringan ISDN.
PCS ini didukung oleh kecerdasan jaringan yang berbasis
pada konsep Advanced Intelligent Network (AIN), dan sistem
signalling sehingga bisa melakukan managemen lokasi dan
kontrol panggilan berbasis pada arsitektur jaringan signalling
system 7 (SS7).
Interworking pada PCS-ATM tidak memerlukan perubahan
yang cukup signifikan. Sebab Managemen lokasi dan kontrol
panggilan telah diatur oleh jaringan PCS. ATM akan
digunakan untuk mentransfer dan menswitch user data
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
12. Wireless LAN
Wireless LAN adalah suatu jaringan yang telah mantap.
Berguna untuk menambah ekstensi ke tempat yang sulit jika
dibangun dengan jaringan berkabel.
Untuk menghubungkan dengan ATM digunakan suatu stasiun
yang terhubung dengan ATM switch.
Saat ini telah berkembang HIPERLAN 2 dan 3. yaitu wireless
LAN berbasis ATM.
Memiliki kemampuan end-to-end ATM sehingga tidak
memerlukan IWFs (interworking Functions)
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
13. Perbandingan Keluarga HIPERLAN
Application
Frequency
Topology
Antenna
Range
QoS
Mobility
Interface
Data rate
Power
conservation
HIPERLAN 1
wireless LAN
HIPERLAN 2
access to ATM
fixed networks
HIPERLAN 3
wireless local
loop
HIPERLAN 4
point-to-point
wireless ATM
connections
17.2-17.3GHz
point-to-point
5.1-5.3GHz
decentralized adcellular,
point-tohoc/infrastructure
centralized
multipoint
omni-directional
directional
50 m
50-100 m
5000 m
150 m
statistical
ATM traffic classes (VBR, CBR, ABR, UBR)
<10m/s
stationary
conventional LAN
ATM networks
23.5 Mbit/s
>20 Mbit/s
yes
155 Mbit/s
not necessary
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
14. Digital Cellular
Digital Cellular Mobile Radio menyediakan kemampuan mobilitas yang
tiggin serta jangkauan yang luas.
Salah satu contoh dari teknologi ini adalah GSM
Sistem ini, memiliki kepintaran untuk memanage mobilitas dari
pengguna.
Cellular Network dan ATM Network berkembang sendiri secara
independent sehingga diperlukan adanya IWFs untuk mengijinkan sistem
selular digital untuk menggunakan ATM transport
Jaringan cellular memiliki mekanisme untuk autentikasi dan handoff serta
mendukung untuk reroute melalui home network
Untuk mengintegrasi kedua jaringan ini diperlukan maka diperlukan
perubahan untuk skenario rerouting, location update, call control dan
autentikasi.
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
15. Ad Hoc
Ad Hoc network adalah jaringan yang wireless yang tidak
mempunyai dedicated terminal yang berperan sebagai base
station dan untuk menjalankan fungsi wireless resource
control.
Untuk mengintegrasi kedua jaringan ini diperlukan
interworking yang unik
fungsi managemen lokasi tidak hanya untuk mengidentifikasi
lokasi terminal tapi juga untuk mendeteksi mode operasi dari
terminal tersebut
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
16. Mobility Management
Dalam wireless ATM ini terdapat 2 permasalahan yaitu :
Managemen Lokasi
Handoff
Managemen lokasi adalah bagaimana cara untuk mendeteksi
Mobile Terminal (MT) ketika berpindah dari satu MCS ke
MCS lainnya
Handoff adalah bagaimana cara menjaga keaktifan koneksi
ketika MT berpindah MCS. Handoff dikenal juga dengan
hand over
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
17. Mobility Support in ATM
Connect (ATM Addr A)
Crossover
switch
Location Mgmt provides
mapping of A-> AL1, AL2
User Addr A (permanent)
HO (BS1->BS2)
Connection
Before Handoff
Initial Location AL1
ATM Network
Terminal
Movement
BS1
Mobile ATM
Access Network
Rerouted
Connection
After handoff
BS2
Handoff supports
Dynamic rerouting
Of active connections
User Addr A
Next Location AL2
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
18. WATM Handover
Handover terbagi 2, yaitu :
Intra Cluster
Inter Cluster
Intra Cluster
Mobile Host berpindah ketempat lain tetapi masih berada dalam
dalam kelompok (cluster) yang sama
Switching dilakukan hanya dengan satu CLS
Inter Cluster
Melibatkan lebih dari satu CLS
Melakukan path reestablishment
19. Flow Chart Perpindahan MH
START
STEP 1
Handover request
received ?
STEP1 : Forward or backward handover
NO
YES
STEP 2
STEP 3
New segment
establishment
STEP 4
If retransmission
required ?
STEP 5
STEP2 : Dynamic COS selection
COS SELECTION
NO
Data path switching
and old path release
STEP 6 If route optimization
required ?
NO
END
STEP3 : Path extension or rerouting
YES
Retransmission for
lossless cell transmission
STEP4 : Cell buffering and retransmission
STEP5 : Hard or soft handover
YES
Route optimization
STEP6 : Route optimization between the
endpoint
20. (Flow Chart Perpindahan MH) Cont’d
handover
control
messages
Handover
control
messages
BSOLD
BSNEW
BSOLD
handover
(a) Backward handover
BSNEW
handover
(b) Forward handover
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
21. (Flow Chart Perpindahan MH) Cont’d
Hard Handover adalah Mobile Terminal hanya mempunyai
koneksi dengan satu Access Point
Soft Handover adalah mobile terminal dapat mempunyai
koneksi dengan 2 Access point ketika melakukan proses
handover
Buffering berguna untuk QoS sehingga paket akan diterima
sesuai pesanan
22. Aplikasi WATM
Base Station Oriented WATM LAN
o
o
o
Sebuah BS menyediakan akses
wireless ke beberapa ATM mobile
terminal ke mobile ATM switch
yang merupakan ujung node dari
hierarki jaringan
Tidak ada ATM switch pada BS
BS berhubungan dengan user
mobile-enabled UNI
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
23. Aplikasi WATM- cont’d
Model Base Station Oriented WATM
LAN baru : konsep terdistribusi
o
o
o
Digunakan untuk LAN berukuran
tidak terlalu besar
Ujung dari ATM Switch diganti
ganti oleh beberapa elemen ATM
switching yang disebut ATM
transceiver.
Fungsi dari ATM switch
digantikan oleh Base Station (BS)
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
24. Aplikasi WATM- cont’d
Base Station Oriented WATM LAN tanpa ATM switch yang tersentralisasi
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
25. Aplikasi WATM- cont’d
Mode routing pada stasiun inlet dari ATM embedded ATM transceiver.
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
26. Aplikasi WATM- cont’d
Ad Hoc Wireless ATM LAN
Cocok untuk penggunaan di area
kecil
Menggunakan ATM switch yang
terintegrasi
Central controller (CC) terdapat di
dalam mobile terminal
CC-enabled MT harus berisi segala
fungsi dari mobile terminal biasa
yang digunakan untuk BS oriented
WATM
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
28. Kesimpulan
ATM ini memiliki keunggulan dengan adanya Quality of Service
(QoS)
Dengan adanya QoS maka protokol ini dapat digunakan untuk
melakukan aplikasi yang bersifat real-time.
Interworking marupakan penggabungan jaringan protokol yang
satu dengan protokol yang lain.
Fungsi interworking direalisasikan dalam jaringan bernama
Mobility-enhanced ATM network.
Aplikasi dari Wireless ATM ini adalah WATM LAN yakni Base
station oriented dan ad hoc system.
Base station oriented menggunakan ATM switch yang terintegrasi
(embedded)
Ad hoc tidak diperlukan adanya base station tetapi ada satu mobile
terminal menjadi central controller yang menyediakan fungsifungsi yang biasa digunakan pada base station terminal.
Departemen Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
29. Referensi
Subramanian Aswathanarayanan, “Mobile Multicasting In Wireless ATM Network”.
Jun Kyun Choi,”Wireless ATM” .
C. Chrysostomou, A. Pitsillides, F.-N. Pavlidou,”A Survey of Wireless ATM Handover
Issues”, International Symposium 3G Inrastructure and Service, Athens, July 200.
B. Rajagopalan,Mobility Management in Integrated Wreless-ATM Network, Barkeley, 1995
Stephen F. Bush, Sunil Jagannath, Ricardo Sanchez, Joseph B. Evans, Victor S. Frost, Gary
J. Minden and K. Sam Shanmugan. A Control and Management Network for Wireless ATM
Systems. IEEE Infocom 1993
Stephen F. Bush, Sunil Jagannath, Joseph B. Evans and Victor S. Frost . A Control and
Management Network forWireless ATM Systems. IEEE Journal 1993
Tae-In Hyon. Adaptive Parallel Multiple Substream CDMA Air-interface. Dissertation
submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University in partial
fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in Electrical
Engineering. 2001.
Reshma Bhalla. Wireless ATM – Routing And Real Time Delivery. Paper in computer sience
University of Texas. 2002.
Yonggang Du, Christoph Herrmann, and Klaus Peter May. Wireless ATM LAN With and
Without Infrastructure. IEEE Communications Magazine. April 1998.