1. Sistem ini merancang telemonitoring akuisisi data kondisi shelter BTS secara realtime menggunakan transmisi wireless. Data suhu, kelembaban, dan catu daya akan ditampilkan pada Visual Basic dan disimpan di database MySQL.
2. Perangkat yang digunakan antara lain Arduino, sensor DHT11, wireless router, dan catu daya. Data akan dikirim ke dan ditampilkan pada aplikasi Visual Basic untuk memantau kondisi shelter BTS dari jarak jauh.
3. Sistem ini
1. Telemonitoring Akuisisi Data Kondisi Shelter Base
Transceiver Station (BTS) Berbasis Transmisi Wireless
Nabilla Selghea (4614217022)
Dosen Pembimbing : Ir. Fauzie Busalim, MT
Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Pancasila
ABSTRAK
Base Transceiver Station (BTS) merupakan salah satu elemen sistem komunikasi
seluler yang menghubungkan Mobile Station (MS) dengan Base Station Controller
(BSC). BTS berfungsi sebagai perantara perangkat komunikasi antara pengguna
dengan jaringan lainnya dimana komunikasi seluler tersebut mendukung mobilitas
yang sangat tinggi. Dalam hal ini, dibutuhkan sistem yang dapat memantau
performansi kinerja perangkat BTS secara efisien dan real time. Dengan kondisi
BTS yang selalu siaga, kondisi shelter BTS sangat perlu diperhatikan begitu juga
shelter harus berada pada kondisi optimal. Kerusakan pada perangkat pendukung
ini dapat memberikan dampak pada BTS yang lain. Beberapa parameter dari
perangkat tersebut seperti suhu, kelembaban, dan catu daya sangat mempengaruhi
performansi kinerja suatu BTS, sehingga harus sering dilakukan pengecekan secara
rutin untuk menunjang kinerja dan kondisi BTS. Rancangan pada sistem ini
menggunakan beberapa komponen elektronika seperti Arduino Uno R3 sebagai
pengendali mikro, DHT11 sebagai sensor suhu dan kelembaban, Kabel Adapter
sebagai suplai power AC dan Accu Kering sebagai suplai power DC. Pada Tugas
Akhir ini akan merancang suatu sistem untuk memantau dari jarak jauh gangguan
yang terjadi pada shelter BTS secara realtime dan pelaporan data dokumentasi
kondisi terhadap perangkat tersebut. Informasi secara keseluruhan dapat diakses di
database MySQL. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari grafik dan diagram
data akan memudahkan dalam membuat suatu kesimpulan dan solusi tercepat dalam
penanganan apabila terjadi abnormal atau kerusakan pada BTS dan meminimalkan
terjadinya gangguannya berulang.
Kata kunci : BTS, database MySQL, shelter, dan realtime.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia
telekomunikasi di Indonesia saat ini
sangat pesat, terutama pada
komunikasi seluler. Sehingga operator
tidak hanya berusaha untuk
meningkatkan jumlah pelanggan,
tetapi juga harus mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dengan
menjadi dan meningkatkan
performansi jaringan kinerja BTS.
Base Transceiver Station (BTS)
merupakan salah satu elemen sistem
komunikasi seluler yang
menghubungkan Mobile Stasion (MS)
dengan Base Stasion Control (BSC).
BTS terdiri dari 3 bagian utama yaitu
tower, shelter dan feeder. Salah satu
bagian utama tersebut adalah shelter.
Shelter BTS adalah suatu tempat yang
terdapat perangkat - perangkat
telekomunikasi dan diletakkan tidak
2. jauh dari suatu menara, dikarenakan
adanya ketergantungan sebuah fungsi
diantara keduanya.
Untuk mengetahui parameter
kinerja BTS, maka pada tugas akhir ini
akan membahas Telemonitoring
Akuisisi Data Kondisi Base
Transceiver Station (BTS) Berbasis
Transmisi Wireless. Data dari ketiga
parameter tersebut akan dikirim ke
PC/ laptop melalui transmisi wireless
dan ditampilkan pada tools antarmuka
Visual Basic .Net. Pada tampilan
Visual Basic .Net tersebut akan
memantau suhu, kelembaban dan catu
daya pada perangkat shelter BTS
selama 1x24 jam dari jarak jauh.
Pemantauan ini juga akan
difokuskan pada catu daya yang
merupakan sumber utama tegangan
listrik pada perangkat BTS, ketika
sumber tegangan AC [PLN] mati,
maka baterai yang merupakan sumber
penyuplai cadangan akan mem-back
up catu daya tersebut sebelum Genset
hidup secara otomatis, namun pada
sistem yang dibuat tidak melibatkan
Genset mobile.Untuk mengetahui data
secara keseluruhan informasi dari
gangguan pada shelter BTS akan
tersimpan dalam database MySQL.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Base Transceiver Station
(BTS)
Base Transceiver Station
(BTS) berfungsi sebagai perantara
perangkat komunikasi pengguna
dengan jaringan menuju jaringan lain.
Komunikasi seluler adalah komunikasi
modern yang mendukung mobilitas
yang tinggi. Dari beberapa BTS
kemudian dikontrol oleh satu Base
Station Control (BSC) yang
terhubungkan dengan koneksi
microwave ataupun serat optik.
Pada sebuah menara BTS
terdapat komponen - komponen dan
perlengkapan lainya yang harus ada
pada menara telekomunikasi yaitu,
terdapat antena sektoral, antena
microwave, penangkal petir, lampu,
shelter dan komponen yang ada di
dalamnya.
2.2 File Transfer Protokol (FTP)
FTP adalah suatu protokol
yang berfungsi untuk pertukaran file
dalam suatu jaringan komputer yang
mendukung protokol TCP/IP. Dua hal
pokok pada FTP yaitu FTP Server dan
FTP Client. FTP juga bisa dikatakan
sebuah protokol internet yang berjalan
di dalam lapisan aplikasi yang
merupakan standar untuk
pentransferan file komputer antar
mesin-mesin dalam sebuah
framework. Dalam arsitektur jaringan
komputer, terdapat suatu lapisan-
lapisan (layer) yang memiliki tugas
spesifik serta memiliki protokol
tersendiri. International Standard
Organization (ISO) telah
mengeluarkan suatu standard untuk
arsitektur jaringan komputer yang
dikenal dengan nama Open System
Interconnection (OSI ). Standard ini
terdiri dari 7 lapisan protokol yang
menjalankan fungsi komunikasi antara
2 komputer. Dalam TCP/IP hanya
terdapat 5 lapisan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Arsitektur Layer
OSI dan TCP/IP3
3. Walaupun jumlahnya berbeda,
namun semua fungsi dari lapisan-
lapisan arsitektur OSI telah tercakup
oleh arsitektur TCP/IP.
2.3 VISUAL BASIC .NET
Visual Basic .net adalah salah
satu dari kumpulan tools
pemrograman yang terdapat pada
paket Visual Studio. Visual Basic.
NET adalah Visual Basic yang
direkayasa kembali untuk digunakan
pada platform .NET sehingga aplikasi
yang dibuat menggunakan Visual
Basic .NET dapat berjalan pada sistem
komputer apa pun.
2.4 Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah sebuah
sistem komputer fungsional dalam
sebuah chip. Di dalamnya terkandung
sebuah inti prosesor, memori
(sejumlah kecil RAM, memori
program, atau keduanya), dan
perlengkapan input output.
ATMega328 adalah
mikrokontroller keluaran dari atmel
yang mempunyai arsitektur Reduce
Instruction Set Computer (RISC) yang
dimana setiap proses eksekusi data
lebih cepat dari pada arsitektur
Completed Instruction Set Computer
(CISC).Di bawah ini merupakan
konfigurasi dari pin ATMega328.
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin
ATMega32810
3. Perancangan Sistem
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Pada sistem ini informasi akan
diproses oleh modul Arduino Uno
sebagai pengendali mikro, Arduino
akan memproses informasi yang
dihasilkan oleh 3 indikator yaitu suhu,
kelembaban, dan catu daya. Informasi
akan dikirimkan oleh pengendali
mikro menuju Ruang Pemantau Pusat
pada tampilan antarmuka aplikasi
melalui transmisi wireless. Data nilai
suhu dan kelembaban yang diperoleh
pada sistem ini, didasari dari acuan
nilai suhu dan kelembaban dari kantor
pusat PT Telekomunikasi Seluler yaitu
batas keadaan pada shelter BTS di
lapangan. Setiap informasi yang
dihasilkan akan tersimpan di database
My SQL. Database akan menyimpan
semua informasi gangguan yang
terjadi pada shelter dan juga akan
menyimpan data karyawan perusahaan
dalam divisi NOC. Tidak semua
karyawan dapat mengakses aplikasi
tersebut, hanya identitas karyawan
yang telah tersimpan dalam database
yang dapat mengakses aplikasi
tersebut. Untuk dapat melihat data
gangguan dan catu daya pada shelter
BTS dapat dilihat dari diagram dan
grafik yang telah dirancang di visual
basic .net. Adapun diagram kerja dapat
dilihat pada Gambar 3.2 di bawah.
4. Gambar 3.2 Diagram Kerja Sistem
Pemantau Gangguan BTS
3.1.3 Spesifikasi Alat/ Perangkat
3.1.3.1 Perangkat Keras
Gambar 3.3 Rangkaian Elektronika
Sistem
A. Modul Arduino Uno
Arduino adalah sebuah board
mikrokontroller yang berbasis
ATmega328. Arduino memiliki 14 pin
input/output (6 pin dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 analog input,
crystal osilator 16 MHz, koneksi USB,
jack power, kepala ICSP, dan tombol
reset. Arduino mampu mendukung
mikrokontroller dan dapat
dikoneksikan dengan komputer
menggunakan kabel USB atau
mensuplainya dengan sebuah adapter
AC ke DC atau menggunakan baterai
untuk memulainya. Board Arduino
diperlihatkan seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Board Arduino9
Pin yang digunakan
diantaranya pin 7 yang dihubungkan
ke kaki sensor DHT11, pin ground
terhubung ke ground pada sensor
DHT11, pin Vcc input 5 Volt
terhubung ke Vcc pada sensor DHT11,
dan 2 pin untuk output pada PLN dan
Accu kering.
B. Sensor DHT11
Perancangan pada sistem ini
menggunakan sensor DHT11
dikarenakan mudah digunakan
bersama dengan Arduino, baik dalam
hal komunikasi data maupun wiring
hardware, memiliki tingkat stabilitas
yang baik, dan sudah memiliki Analog
to Digital Converter (ADC), sehingga
dapat dihubungkan dengan pin digital
maupun analog pada modul Arduino.
Data suhu dan kelembaban dari
DHT11 akan diproses terlebih dahulu
oleh modul microcontroller, kemudian
ditampilkan kepada pengguna pada
tampilan Visual Basic .Net. Cara kerja
dari sensor DHT11 memiliki tiga buah
kaki yaitu bagian kaki Vcc,
dihubungan ke bagian Vss yang
bernilai sebesar 5V pada modul
Arduino Uno, untuk bagian kaki Gnd
5. dihubungkan ke Ground (Gnd) pada
modul Arduino Uno, sedangkan pada
bagian kaki pin data yang merupakan
keluaran (Output) dari hasil
pengolahan data analog dari sensor
DHT11 dihubungkan ke pin digital
kaki 2 pada modul Arduino.
Tabel 3.1 Pin yang Terhubung dengan
Sensor DHT11
Perangkat shelter BTS akan bekerja
dengan baik pada saat suhu normal.
Shelter BTS harus dalam kondisi
normal dimana suhu berkisar 00 s.d
300 C, kelembaban berkisar 0% rH s.d
53% rH. Tabel 3.2 akan menunjukkan
batas dan kategori suhu dan Tabel 3.3
akan menunjukkan batas dan kategori
kelembaban shelter BTS.
Tabel 3.2 Batas dan Kategori Suhu
Tabel 3.3 Batas dan Kategori
Kelembaban
C. Transmisi Wireless
Informasi akan dikirimkan oleh
pengendali mikro menuju Ruang
Pemantau Pusat pada tampilan Visual
Basic .Net melalui transmisi wireless
dengan komunikasi satu arah atau
simplex. Perangkat transmisi yang
digunakan pada sistem ini yaitu
Wireless N Router TL-WR720 N
seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.5 Wireless N Router TL-
WR720N
D. Catu Daya
Catu Daya berfungsi untuk
memberikan suplai tegangan agar
sistem dapat beroperasi dengan baik.
Pada sistem ini dibutuhkan tegangan
sebesar 5 Volt s.d 12 Volt untuk dapat
mengoperasikan Board Arduino Uno.
Kabel Adapter 5 Volt sebagai sumber
tegangan DC dan Accu kering 6 Volt
sebagai sumber tegangan AC. Tabel
3.4 di bawah akan menunjukkan detail
informasi terhadap indikator catu daya
pada perangkat.
Tabel 3.4 Detail Indikasi pada Catu
Daya
3.1.3.2 Perangkat Lunak
A. Perancangan Database
1. Tabel tb_user : berisi data identitas
karyawan divisi NOC yang
diperbolehkan mengakses program
yang dirancang dan telah memiliki
Nomor Identitas Karyawan (NIK)
tertentu.
6. Tabel 3.5 Detail Tabel tb_user
2. Tabel tb_sensor : berisi data
informasi dari parameter suhu,
kelembaban, dan catu daya dari
perangkat shelter BTS. Pada tabel
ini akan dapat melihat nilai dan
level gangguan pada shelter BTS.
Tabel 3.6 Detail Tabel tb_sensor
B. Perancangan Tampilan Visual
Basic .Net
Tabel 3.7 Form Tampilan pada Visual
Basic .net
3.2 Implementasi Sistem
3.2.1 Implementasi Database
a. Tampilan Form Splash dan
Form Menu Utama
Gambar 3.6 Tampilan Form Splash
Gambar 3.7 Tampilan Form Menu
Utama
b. Tampilan pada Form Login
Gambar 3.7 Tampilan Form
Login
c. Tampilan pada Form Data
Karyawan
Gambar 3.8 Tampilan Form Data
Karyawan
7. d. Tampilan pada Form Sensor
Gambar 3.10 Tampilan Form Sensor
Gambar 3.11 Tampilan Form Cetak
e. Tampilan pada Form Report
Gambar 3.12 Tampilan Form Report
Data yang Difilter
Gambar 3.13 Tampilan Form Report
Data Keseluruhan
f. Tampilan pada Form Data
Diagram
Gambar 3.14 Tampilan Report
Diagram pada Suhu BTS
4. Pengujian Alat
A. Pengujian Koneksi Aplikasi
Terhadap Perangkat Keras
Gambar 4.1 Jaringan Wireless
Terhubung
Pesan ‘Connect’ menunjukkan bahwa
perangkat keras telah terhubung
dengan aplikasi melalui jaringan
wireless.
B. Pengujian Pembacaan Informasi
pada Aplikasi
Gambar 4.2 Pengujian Saat
Suplai Baterai
8. Pada informasi yang diperoleh
bahwa catu daya diperoleh dari
baterai, dimana disaat bersamaan
adapter telah terlepas dari PLN,
sehingga perangkat masih dapat
beroperasi dengan baik. Pada tampilan
tersebut juga dapat terlihat nilai suhu
dan kelembaban secara real time,
dimana suhu dan kelembaban dalam
kondisi normal dan dalam batas
indikasi yang masih aman dan baik
dalam bekerja. Informasi pada gambar
tersebut dapat diketahui bahwa :
Tabel 4.1 Hasil Pemantauan terhadap
Catu Daya Baterai
Selanjutnya pengujian
pembacaan terhadap aplikasi
menggunakan korek gas atau lilin
untuk memanaskan sensor DHT11,
tetapi api dari korek gas tersebut tidak
boleh sampai mengenai langsung
permukaan sensor. Dari pengujian
tersebut informasi yang terbaca pada
aplikasi seperti pada Gambar 4.3 di
bawah.
Gambar 4.3 Pengujian Saat Aplikasi
Diberi Gangguan Eksternal
Tabel 4.2 Hasil Pengujian dengan
Gangguan Eksternal
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat yaitu :
1. Dari perancangan sistem yang
dibuat transmitter dapat
mengirimkan informasi ke
receiver pada aplikasi
pemantau secara real time dan
akurat, dimana pada saat
perangkat bernilai suhu 310
Celcius, kelembaban 55 % rH
dan catu daya diperoleh dari
PLN, maka aplikasi juga
menampilkan nilai yang sama
pada waktu yang sama.
2. Sistem pemantau dapat
mengklarifikasikan suhu,
kelembaban, dan catu daya
sesuai level gangguan. Pada
siang hari dalam keadaan
normal, aplikasi dapat
menampilkan informasi bahwa
suhu dapat mencapai 290
s.d
300
Celcius dengan
kelembaban berkisar 45% s.d
53% rH dan masuk dalam
klasifikasi level Normal.
Sedangkan saat dilakukan
monitoring pada perangkat
dimana perangkat keras
diberikan gangguan eksternal
seperti panas dari api lilin,
maka suhu dapat mencapai 310
Celcius dengan kelembaban
mencapai 56% rH dan kedua
parameter tersebut termasuk
dalam klasifikasi level Minor.
3. Informasi yang dikirimkan
oleh transmitter pada receiver
9. akan tersimpan dalam
database, dan hanya data yang
bernilai berbeda dengan data
sebelumnya yang akan
tersimpan. Pembatasan ini
bertujuan untuk meminimalkan
jumlah data yang sama pada
batas waktu yang berdekatan.
4. Dari informasi yang telah
tersimpan dapat dijadikan
acuan untuk melakukan
kegiatan preventive
maintenance untuk
pemeliharaan perangkat pada
shelter BTS.
6. Referensi
[1] Daniel, Pratama. 2013. BAB III
Landasan Teori. Stikom.
[2] Arifta Surya. 2009. Jurnal
Perbandingan Media Transmisi
Wireless dan Satelite.
Sriwijaya: Teknik Informatika,
Fakultas Ilmu Komputer
[3] Lafif, Muhamad Husni. 2003.
TCP dan IP. Ilmu Komputer.com
[4] Hidayatullah, Priyanto. 2014.
Visual Basic .NET Membuat Aplikasi
Databasedan Program Kreatif.
Bandung : Penerbit Informatika.
[5] Admin. 2008. Pengenalan Visual
Basic .NET
https://komputer34.files.wordpress
.com/2008/12/visual-basicnet.pdf
[6] Admin. 2008. BAB 2. Pengenalan
Visual Basic .NET
http://dosen.narotama.ac.id/wp-
content/uploads/2011/12/Membuat-
Aplikasi-Berbasis-Pendekatan-Sistem-
dengan-Visual-Basic-Net-2008.pdf
adalah Perangkat Penggabung
Aplikasi.http://www.anneahira.com/xa
mppadalah.htm
[8] Siregar, IMD. 2010, Chapter II.
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/16955/4/Chapter%2
0II.pdf
[9] Arduino Uno.
https://www.arduino.cc/
[10] Admin. Bab II Landasan Teori.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/35001/4/Chapter%20II.pdf
[11] Bab 2 Landasan Teori. 2012.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesi
sdoc/Bab2.pdf
[12] Bab II Dasar Teori-LCD.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/528
/jbptunikompp-gdl-andriyanan-26373-
4- unikom_a-i.pdf
[13] LCD-Blue-I2C. https://arduino-
info.wikispaces.com/LCD-Blue-I2C
[14] Oktofani, Yusuf, dkk. Sistem
Pengendalian Suhu Dan Kelembaban
Berbasis Wireless Embedded System.
Malang; Universitas Brawijaya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PENULIS
Nabilla Selghea
Lulus dari SDN
Wanasari 09 Cibitung-
Bekasi tahun 2004,
SMPN 1 Tambun
Selatan-Bekasi tahun
2007,dan SMA Pusaka
Nusantara 2 Bekasi
pada tahun 2010.
Gelar Diploma Tiga (D3) diperoleh
pada tahun 2013 dari Jurusan Teknik
Elektro, Program Studi Teknik
Telekomunikasi, Politeknik Negeri
Jakarta. Melanjutkan kuliah dengan
gelar Strata Satu (S1) selama 1.5 tahun
dan lulus pada tahun 2016 Jurusan
Teknik Elektro, Program Studi Teknik
Telekomunikasi, Universitas
Pancasila.