SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK
           MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS
                     MIKROKONTROLER AT89C51

                                                                           Andry Setyo A1, Bambang Sutopo2
                                                1
                                                 Penulis, Mahasiswa S-1 Teknik Elektro – UGM, Yogyakarta
                     2
                         Dosen Pembimbing I, Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro – UGM, Yogyakarta


                                                 ABSTARCT
          Recently, Electric Vehicle (EV) has many technologies called smart system. One of them is automatic
breaking system. Breaking system for dc motor refers to a speed-reduction system from full speed running
until zero speed running. The main reference used in speed reduction is distance between vehicle and the
obstacle. Here, a distance-meter using ultrasonic wave is needed. The common method to handle a dc motor
speed is Pulse-Width Modulation (PWM) because of their immuninity from noise. Generating a PWM signal
using microcontroller has several advantages, such as simple programming technic and the electrical
network become modestly.
          The aim of this thesis is designing a speed reduction system for dc motor using AT89C51
Microcontroller-based Fuzzy Logic Controller (FLC). By using FLC, the inputs (distance and delta) will be
proceed to find duty cycle value for the PWM signal. This value is used as reference for PWM generator. With
this method, the speed of dc motor can be reduced gradually depent on the distance between vehicle and
obstacle. This system is designed to a relatively small dimension, therefore a minimum system of
microcontroller only rely on single chip mode.
          Observation shows that the design of speed reduction system works well. When it finds no obstacle,
the vehicle runs in full speed. But when it finds obstacle in its path, the speed is reduced gradually until it
stops in a close distance to the obstacle.

                                               ABSTRAKSI
         Baru-baru ini, kendaraan listrik memiliki berbagai teknologi yang sering dikenal dengan sistem
cerdas. Salah satu di antaranya adalah sistem pengereman otomatis. Sistem pengereman motor dc mengacu
pada sistem penurunan kecepatan motor dari kecepatan penuh sampai dengan berhenti. Acuan utama yang
digunakan dalam penurunan kecepatan adalah jarak antara kendaraan dengan objek penghalang. Di sini,
piranti pengukur jarak menggunakan sinyal ultrasonik dibutuhkan. Metode yang umum digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor dc adalah Pulse-Width Modulation (PWM) karena ketahanannya terhadap
gangguan/derau. Pembangkitan sinyal PWM dengan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan, seperti
teknik pemrograman yang sederhana dan rangkaian listrik menjadi sederhana.
         Tujuan tugas akhir ini adalah merancang sistem penurunan kecepatan untuk motor dc menggunakan
pengendali logika fuzi berbasis mikrokontroler AT89C51. Dengan menggunakan FLC, masukan (jarak dan
delta) akan diproses guna mendapatkan nilai duty cycle sinyal PWM. Nilai ini digunakan sebagai acuan
pembangkit PWM. Dengan metode ini, kecepatan motor dc dapat dikurangi secara bertahap tergantung dari
jarak kendaraan dengan penghalang. Sistem ini dirancang dengan ukuran relatif kecil, oleh karena itu sistem
minimal mikrokontroler hanya mengandalkan ragam chip tunggal.
         Hasil pengamatan menunjukkan bahwa desain sistem penurunan kecepatan bekerja dengan baik.
Ketika kendaraan tidak menemukan adanya penghalang, motor berjalan dengan kecepatan penuh. Namun
ketika terdapat penghalang, kecepatan akan diturunkan secara bertahap sampai kendaraan berhenti pada jarak
dekat dengan penghalang.


1.  Pendahuluan                                            ke motor. Hubungan antara kecepatan motor
      Reduksi      kecepatan    dalam    konsep            dengan tegangan terminal adalah berbanding
pengereman      dilakukan    berdasarkan   jarak           lurus, sehingga semakin kecil tegangan maka
kendaraan dengan objek penghalang. Jenis motor             kecepatan motor akan menurun. Keuntungan
yang digunakan sebagai penggerak dalam                     pengendalian kecepatan motor dc dengan PWM
kendaraan listrik adalah motor dc yang relatif             adalah praktis dan ekonomis dalam penerapannya.
mudah untuk dikendalikan. Salah satu cara                  Hal ini didukung dengan adanya kemajuan
pengendalian kecepatan motor dc yang sering                teknologi semikonduktor yang memungkinkan
digunakan adalah PWM. Pengendalian dilakukan               penggunaan penyaklaran PWM dengan kecepatan
untuk mangatur tegangan terminal yang terterap             tinggi.



                                                      1
Perkembangan pengendali logika fuzi                Struktur sederhana dari pengendali logika fuzi
memungkinkan dilakukannya aksi pengendalian              secara umum terdiri dari :
tanpa perlu adanya model matematika. Sehingga                   1. Unit fuzifikasi
hanya dengan meneliti karakter motor dc, maka                   2. Basis data-aturan
pengendalian kecepatan dapat dilakukan dengan                   3. Mekanisme Reasoning
baik. Sistem fuzi dapat digunakan untuk                         4. Unit Defuzifikasi
menghubungkan masukan jarak dan delta jarak
dengan duty cycle sinyal PWM yang diperlukan             masukan                                        keluaran
untuk mengendalikan kecepatan motor dc.                          Unit              Mekanisme       Unit
Penurunan nilai duty cycle mampu menurunkan                    Fuzifikasi          Reasoning    Defuzifikasi

kecepatan motor dc dengan halus. Di samping itu
pembangkitan sinyal PWM secara digital akan                                          Basis
memberikan hasil memuaskan karena lebih kebal                                     Data-Aturan
terhadap derau.
                                                                Gambar 1 : Pengendali Logika Fuzi
2.   Tinjauan Pustaka
       Sistem reduksi kecepatan memerlukan               C. Pengendalian Kecepatan Motor DC
adanya piranti untuk mengukur jarak penghalang.                Kecepatan putar motor dc (N) dapat
Pengukuran      jarak    dengan      menggunakan         dirumuskan dengan persamaan di bawah ini :
gelombang ultrasonik mampu memberikan hasil
yang sangat presisi. Aspek integrasi dan                                    VTM − I A R A
fleksibilitas yang dimiliki mikrokontroler                         N=
                                                                                KΦ
mengakibatkan implementasi rangkaian pengukur
jarak menjadi sangat sederhana (Firmansyah,                     VTM merupakan tegangan terminal, IA
2001).                                                   adalah arus jangkar motor, RA adalah hambatan
       Berdasarkan masukan dari pengukur jarak,          jangkar motor, K adalah konstanta motor, dan Ф
diperlukan adanya sistem kendali sebagai                 merupakan fluks magnet yang terbentuk pada
pemroses. Pengendali logika fuzi (FLC)                   motor.
merupakan      suatu    model      logika    yang               Dalam kasus pengendalian kecepatan putar
merepresentasikan cara berpikir seseorang                motor dc, tegangan terminal motor VTM adalah
(Sudjarwadi, 2003). FLC dapat mengatasi                  variabel yang diatur untuk mendapatkan
keterbatasan model matematika pengendalian,              kecepatan putar motor yang dikehendaki.
karena dapat diselesaikan jika diketahui hubungan        Pengaturan tegangan terminal tersebut dapat
yang pasti antara masukan dan keluaran sistem            dilakukan dengan teknik modulasi lebar pulsa
(Hudallah, 2002). Dengan implementasi sistem             (PWM), sehingga didapatkan rumusan :
fuzi berbasis mikrokontroler maka hasil penelitian
karakter motor dc dapat dimanfaatkan dengan                          Ton
mudah. Nilai duty cycle yang didapatkan harus                            VTM − IaRa
diolah sehingga mampu membangkitakan sinyal                        N= T
                                                                          KΦ
PWM yang sesuai.
                                                         4.  Metodologi Penelitian
                                                                Metodologi yang digunakan dalam
3. Dasar Teori                                           penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Pengukur Jarak                                            1. Studi literatur mengenai pengukuran
      Pengukuran dengan referensi waktu                           jarak       menggunakan         gelombang
menggunakan metode pulsa yang mengukur jeda                       ultrasonik, dan pengendalian kecepatan
waktu antara pengiriman dan penerimaan sinyal.                    motor dc menggunakan PWM.
Persamaan yang digunakan yaitu :                             2. Penelitian karakter transduser ultrasonik
                                                                  terhadap frekuensi, dan tegangan yang
                 V suara                                          dihasilkan.
            S=           ×t
                    2                                        3. Penelitian karakter motor dc terhadap
dengan     S      = jarak terukur (meter)                         variasi duty cycle tegangan terterap.
           Vsuara = kecepatan rambat suara (m/s)             4. Perancangan pengendali logika fuzi
           t      = selisih waktu (s)                             dengan Fuzzy Design and Generator
                                                                  (FUDGE).
B. Pengendali Logika Fuzi                                    5. Perancangan perangkat keras sistem yang
       Pengendali logika fuzi (FLC) menyediakan                   meliputi perangkat pengukur jarak,
piranti yang mampu mengubah strategi kontrol                      sistem mikrokontroler, dan penggerak
linguistik yang diturunkan dari cara berpikir                     motor dc.
seorang ahli menjadi strategi kontrol otomatis.



                                                     2
6.                   Perancangan perangkat lunak yang                                                                                          Penunda Z-1                                         Sistem Mikrokontroler
                                          meliputi pengendali perangkat pengukur                                                                                                                                              AT89C51
                                                                                                                                                                                   Delta
                                          jarak, sistem fuzi, pembangkit sinyal
                                                                                                                                                                                                      Fuzifikasi                           Defuzifikasi
                                          PWM, dan pengendali penggerak motor.                                                                    Penghitung
                                                                                                                                                    Jarak
                     7.                   Pengujian dan pengambilan data                                                                                                           Jarak

                                          percobaan.
                                                                                                                                                                                                                   Inferensi Fuzi
                     8.                   Analisa hasil dan pembuatan kesimpulan.
                                                                                                                                                                                                                                             Pembangkit
5. Hasil Implementasi dan Pembahasan                                                                                                                                                                                                           PWM
5.1. Hasil Penelitian Karakter Transduser
     Ultrasonik                                                                                                                                Pengirim     Penerima
                                                                                                                                                                                                  Motor DC dan beban                          Penguat
       Penelitian terhadap transduser ultrasonik                                                                                                    Transduser
dilakukan untuk mendapatkan kepekaan yang
tinggi terhadap frekuensi dan level tegangan yang
dipantulkan objek pada berbagai jarak. Hasil yang
diperoleh yaitu :                                                                                                                                         Gambar 4 : Diagram Kotak Sistem Kendali
     1. Transduser ultrasonik memiliki kepekaan                                                                                                                      Kecepatan Motor DC
          yang tinggi pada frekuensi 39,68 KHz.
     2. Semakin jauh jarak penghalang, maka                                                                                                    A. Perangkat Keras Sistem Kendali
          level tegangan sinyal pantul semakin                                                                                                    1. Pengukur Jarak
          kecil, dengan grafik sebagai berikut :                                                                                                  1.1. Bagian Pengirim
                                                                                                                                                       Bagian    pengirim    bertugas    untuk
                                         Grafik Tanggapan Transduser Penerima Untuk Berbagai                                                      menghasilkan gelombang kotak dengan
                                                                Jarak                                                                             frekuensi 39,68 KHz. Gelombang kotak ini
                                         150                                                                                                      digunakan untuk menggetarkan transduser
                                         140
                                         130                                                                                                      pengirim sehingga dihasilkan pancaran
                   Tegangan VPP sinyal




                                         120
                                         110                                                                                                      gelombang sinus 39,68 KHz untuk
                       Pantul (mV)




                                         100
                                          90
                                          80                                                                                                      pengukuran      jarak.   Bagian     pengirim
                                          70
                                          60
                                          50
                                                                                                                                                  merupakan multivibrator astable dengan IC
                                          40
                                          30
                                                                                                                                                  555. Kaki reset pada IC555 terhubung ke p1.5
                                          20
                                          10                                                                                                      mikrokontroler      yang   berguna     untuk
                                           0
                                               0    10        20    30   40     50        60   70   80   90        100   110   120   130          memberikan perintah pancarakan sinyal atau
                                                                                     Jarak (cm)                                                   matikan pancaran.
                                                                                                                                                                                                                                       VCC
                                                                                                                                                      reset terhubung ke pin 1.5
                                         Gambar 2 : Tegangan sinyal pantul
                                                                                                                                                                                                                                             RA
                                                                                                                                                                                                                                             820

5.2. Hasil Penelitian Karakter Motor DC
                                                                                                                                                                              4


                                                                                                                                                                                           8
                                                                                                                                                                                 R


                                                                                                                                                                                            VCC




       Penelitian terhadap motor dc dilakukan                                                                                                                      2
                                                                                                                                                                         TR                 Q
                                                                                                                                                                                                  3   out ke transduser pengirim

                                                                                                                                                                                                  7
dengan variasi nilai duty cycle sinyal PWM pada                                                                                                                    5
                                                                                                                                                                                           DIS
                                                                                                                                                                                                  6
                                                                                                                                                                                     GND




                                                                                                                                                                         CV            THR
tegangan catu 20 V. Hasil percobaan                                                                                                                                                                                                          RB1
                                                                                                                                                                                                                                             8K2
menunjukkan bahwa motor berhenti pada nilai                                                                                                                              U1
                                                                                                                                                                                   1




                                                                                                                                                                         NE555

duty cycle 10%.                                                                                                                                                  C2
                                                                                                                                                                 10 nF
                                                                                                                                                                                                                                       1




                                                                                                                                                                                                                                             RB2
                                                                   Duty Cycle VS RPM
                                                                                                                                                                                                                                   2         Variabel
                   4.000                                                                                                                                                                                                                     Resistor
                                                                                                                                                                                                                        C1                   10K
                   3.500                                                                                                                                                                                                1 nF
                                                                                                                                                                                                                                       3
 Kecepatan (RPM)




                   3.000

                   2.500

                   2.000                                                                                                                        Gambar 5 : Multivibrator Astable dengan IC 555
                   1.500

                   1.000
                                                                                                                                                      1.2. Bagian Penerima
                   0.500

                   0.000
                                                                                                                                                           Bagian penerima bertugas untuk
                                    0          10        20        30    40          50        60   70        80         90    100                    mendeteksi adanya sinyal pantul dari objek
                                                                              Duty Cycle (% )
                                                                                                                                                      penghalang. Komponen yang menyusun
                                Gambar 3 : Duty Cycle Vs Kecepatan                                                                                    bagian penerima dapat dilihat pada gambar
                                                                                                                                                      berikut :
5.3. Perancangan Sistem
       Secara lebih detail sistem pengendali
kecepatan motor dc dapat dilihat pada gambar 4
berikut :




                                                                                                                                           3
Sinyal                                                           yang mampu dihasilkan oleh L293D sebesar
pantul          Penguat     Penyearah       Buffer
               Inverting     Presisi       Tegangan
                                                                 600 mA. Penguat ini mampu melakukan
                                                                 fungsi pensaklaran kecepatan tinggi sampai
                                                                 dengan 5 KHz.
Ke kaki INT0
mikro          Komparator
                                 Filter
                                           Penguat                   Kaki masukan 1 merupakan jalur sinyal
                                Pelewat
                Tegangan
                                Rendah
                                          Differensial           PWM sebagai pensaklaran tegangan catu
                                                                 motor 20 V. Masukan 2 merupakan jalur 0 V.
                                                                 Masing-masing jalur menghasilkan tegangan
     Gambar 6 : Diagram Kotak Sistem Penerima
                                                                 keluaran yang akan diterapkan ke kutub-
                                                                 kutub motor dc dengan berpedoman pada
         Sinyal sinus yang ditangkap oleh
                                                                 tabel kebenaran L293D sebagai berikut :
    transduser penerima dikuatkan sampai dengan
    375 kali secara bertahap. Selain penguatan,
                                                                    Tabel 1 : Kebenaran untuk satu kanal.
    dilakukan juga penyearahan sinyal sinus
    menggunakan penyearah presisi dengan mode
                                                                 Masukan          Enable          Keluaran
    penyearahan gelombang penuh. Komponen
                                                                      H              H               H
    dc sinyal sinus searah gelombang penuh
    dicari dengan menggunakan tapis pelewat                           L              H               L
    rendah, dan hasilnya dibandingkan oleh                            H              L               Z
    bagian     komparator     dengan     tegangan                     L              L               Z
    referensi.                                                   Z = Impedansi keluaran tinggi
         Keluaran komparator berupa dua level
    tegangan high (5V) atau low (0V) dengan                  B. Perangkat Lunak Sistem Kendali
    standar logika TTL. Apabila tidak dideteksi                      Perangkat lunak pada mikrokontroler
    adanya sinyal pantul, maka tegangan referensi            memiliki tugas sebagai berikut :
    lebih besar dari tegangan dc hasil pengolahan              1. Mengendalikan perangkat pengukur jarak
    sinyal, sehingga keluaran komparator high.                       Pengendalian meliputi pemancaran sinyal
    Sedangkan apabila dideteksi adanya sinyal                  dan pengambilan data pewaktu setelah
    pantul (jarak penghalang lebih kecil dari 120              dideteksi adanya sinyal pantul. Pemancaran
    cm), maka tegangan dc yang dihasilkan lebih                dilakukan dengan perintah SETB atau CLR
    besar dari tegangan referensi, sehingga                    P1.5. Pada waktu pemancaran, mikrokontroler
    keluaran komparator menjadi low. Transisi                  mulai melakukan perhitungan pewaktu 0
    menuju kondisi low inilah yang dimanfaatkan                dengan mode 16 bit sampai diterima informasi
    mikrokontroler untuk membuat interupsi                     adanya sinyal pantul. Apabila diterima
    eksternal.                                                 pantulan, maka pewaktu dihentikan dan dicatat
                                                               isinya kemudian dilakukan perhitungan jarak.
    2.  Sistem Mikrokontroler AT89C51
        Sistem mikrokontroler bekerja dengan                   2. Melakukan perhitungan jarak dan selisih
    ragam operasi keping tunggal sehingga tidak                     jarak (delta)
    diperlukan memori eksternal. Siklus mesin                         Perhitungan jarak dan delta jarak
    mikrokontroler diatur menggunakan kristal 12               diperlukan sebagai masukan pengendali logika
    MHz sehingga kecepatan siklus mesin                        fuzi dengan persamaan :
                                                                               IsiTimer 0
    menjadi 12 MHz/12 = 1 MHz, yang artinya                          Jarak =
                                                                                   58
    periode detak waktunya 1 mikrodetik.
                                                                     Delta = jarak _ lalu − jarak _ sekarang
        Mikrokontroler     bertugas    mengatur
    operasi perangkat keras lain, meliputi
    pengukur jarak dan penguat motor. P1.5                            Nilai 58 merupakan konstanta untuk
    terhubung ke kaki reset bagian pengirim                    jarak 1 cm. Nilai ini didapatkan berdasarkan
    untuk mengatur pemancaran sinyal. Kaki                     nilai konstanta perambatan suara 344 m/s.
    INT0 terhubung ke keluaran sistem penerima                 VS = 344 m/s = 34400 cm/s
    sehingga informasi diterimanya sinyal pantul                       1cm
                                                               t=               = 29,0697µs
    diperoleh. P3.6 terhubung ke pin enable                         34400cms −1
    penguat L293D untuk mengatur aktivasi
    penguat. P2.6 dan P2.7 terhubung ke                        Dalam dua arah kirim dan pantul maka
    masukan 1 dan 2 penguat sebagai masukan                    didapatkan :
    H-brigde yang menggerakkan motor.                          2t = 58,1395 µs ≈ 58 µs

    3.  Penguat Motor dengan L293D                             Dengan clock mikrokontroler 1 µs maka
        Penguat motor yang digunakan adalah IC                 didapatkan nilai referensi waktu per centimeter,
    L293D yang praktis dan umum digunakan                      yaitu : t = 58µs = 58µs
    untuk motor berukuran kecil. Arus maksimal                            1µs



                                                         4
Masukan jarak dibatasi pada nilai 4 cm                   keanggotaan Jauh (J), Jauh Kecil (JK), Sedang
  sampai dengan 120 cm, sedangkan nilai delta                    (S), Dekat Kecil (DK), dan Dekat (D).
  dibatasi nilai 0 sampai dengan tak terhingga,                  Sedangkan untuk masukan delta digunakan
  namun dalam kondisi normal penghalang statis                   fungsi keanggotaan Far (F), Middle (MD),
  operasi pencarian delta dibatasi sampai dengan                 Close (C), dan Zero/Negative (ZN).
  10 cm.
        Alur program perhitungan jarak dan delta                 Masukan jarak
  jarak dapat dilihat pada diagram alir berikut :                µ
        MULAI                                                             D        DK       S     JK            J
                                                                100


   Simpan Jarak Lalu
                                                                50

                                                                                                                                   U
   Pancarkan sinyal
Hidupkan Timer 0 16 bit
Aktifkan Int. Eksternal 0                                             0       10   30       50    70        90           120

                                                                Gambar 8 : Fungsi Keanggotaan Masukan Jarak
        Tunggu

                                                                 Masukan delta jarak

                                   Tidak
                                                                  µ
          Ada                                                             ZN       C        MD              F
         Int. ?                                                 100
                  Ya


     Hitung Jarak                 Isi Jarak Ultra=200           50
                                   Isi Jarak 120=120
                                 Matikan Int. Eksternal 0                                                                              U
 Isi Jarak Ultra=Hasil
         Hitung
   Isi Jarak 120=120                                                      0        2         4         6
Matikan Int. Eksternal 0
                                                                 Gambar 9 : Fungsi Keanggotaan Masukan Delta
   Cari yang minimum
Isi Jarak Hex = minimum                                               Langkah fuzifikasi dilakukan dengan
                                                                 metode look-up table sehingga mampu
                                                                 mengurangi beban komputasi yang dilakukan
       Cari Delta                                                mikrokontroler.
 Delta=Jarak Lalu-Jarak                                               Pada sisi keluaran digunakan fungsi
          Hex
                                                                 keanggotaan Cepat Besar (CB), Cepat Kecil
                                                                 (CK), Sedang (S), Lambat Kecil (LK), Lambat
                            Ya                                   Sedang (LS), Lambat Besar (LB), dan Halt (H).
         C=1 ?                              Delta = 0             µ
                                                                      H                LB        LS        LK       S    CK CB
                                                                100
                  Tidak


          RET
                                                                50

                                                                                                                                   U
 Gambar 7 : Rutin Perhitungan Jarak dan Delta

  3. Melakukan prosedur fuzi                                          0                36        56        70       82    92 100
         Masukan berupa jarak dan delta jarak                   Gambar 10 : Fungsi Keanggotaan Keluaran Fuzi
  diproses oleh sistem fuzi yang meliputi langkah
  fuzifikasi, inferensi (basis data dan aturan), dan                    Basis data dan aturan JIKA – MAKA
  defuzifikasi. Langkah fuzifikasi didasari oleh                 yang digunakan pengendali logika fuzi dapat
  fungsi keanggotaan setiap variabel masukan.                    dijelaskan pada tabel berikut :
  Untuk masukan jarak digunakan fungsi



                                                            5
Tabel 2 : Basis Aturan Fuzi                                                                          MULAI

                                             JARAK
                                                                                                   Decremen Cuplik
                           D         DK           S         JK           J                              PWM
DELTA JARAK



                ZN          H         LS           S        CK         CB
                 C          H                                                                                                                                            Tidak
                                      LB         LK         CK         CB                                            =0 ?
                 M          H         LB         LK         CK         CB
                                                                                                                             Ya
                    F       H         LB         LS           S        CB
                                                                                                                                              Tidak
                                                                                                                      Fuzi
                    Inferensi    fuzi    berfungsi   untuk                                                          selesai?
              memetakan bobot-bobot tiap keanggotaan
                                                                                                                             Ya
              masukan menjadi bobot-bobot setiap anggota
              keluaran. Langkah yang dilakukan selanjutnya                              Isi Cuplik PWM=100                                    Isi Cuplik PWM=100
              adalah defuzifikasi untuk menghasilkan nilai                             Isi Status PWM=Hasil                                   Isi Status PWM=Fuzi
                                                                                                 Fuzi                                                  Lalu
              duty cycle yang diperlukan untuk pengendalian
              motor. Metode fusifikasi yang digunakan
              adalah Center Of Average (COA) karena                                                                                                                        Status PWM-Cuplik
                                                                                                                                                                                  PWM
              kesederhanaan       implementasinya     pada
              komputasi mikrokontroler. Rumusan COA
              yang digunakan yaitu :                                                                                                                         Tidak
                                                                                                                                                                                       C=1 ?
                µ (kel.H ) + µ LB (kel.LB) + ....+ µ CK (kel.CK) + µ CB (kel.CB)
          %PWM = H
                        µ H + µ LB + µ LS + µ LK + µ S + µ CK + µCB
                                                                                                                                                                                              Ya

                     Keluaran    defuzifikasi  yang     juga                                                                                          Set Pin 2.7                Clear Pin 2.7
              merupakan hasil akhir prosedur fuzi merupakan
              nilai duty cycle PWM antara 0 sampai dengan
                                                                                                                                                        RETI                           RETI
              100% yang diperlukan untuk pengendalian
              motor. Nilai ini akan diolah lebih lanjut oleh
              algoritma pembangkit PWM.                                                                         Gambar 11 : Rutin Pembangkitan PWM

              4. Pembangkitan Sinyal PWM                                               5.4. Hasil Pengamatan
                    Sinyal PWM dibangkitkan dengan                                     A. Perangkat Pengukur Jarak
              interupsi pewaktu 1 mode 8 bit isi ulang                                       Pengamatan pengukur jarak dilakukan
              otomatis, dan juga register pencacah cuplikan.                           dengan variasi bahan objek penghalang, yaitu
              Nilai cuplikan yang digunakan adalah 100                                 kayu, besi dan kertas (kardus). Didapatkan hasil
              sehingga resolusi PWM yang diterapkan adalah                             yang akurat dan presisi yang ditandai dengan
              1%. Satu cuplikan diatur dengan perintah                                 kesamaan antara hasil pengukuran dengan jarak
              pengurangan antara pencacah cuplikan dan                                 sesungguhnya mulai 4 cm sampai 120 cm, seperti
              nilai duty cycle yang digunakan, dan satu                                pada gambar 12 berikut :
              cuplikan menempati periode selama 100 µs,
              sehingga dengan 100 cuplikan dapat dihitung                                                                   Hasil Pengukuran Perangkat Pengukur Jarak
              periode PWM sebesar :                                                                       120
                                                                                                          110
                                                                                                          100

              T = 100µs × 100 = 10000µs = 10ms                                                             90
                                                                                        Hasil Ukur (cm)




                                                                                                           80
                                                                                                           70
                                                                                                           60

              dengan kata lain frekuensi                     PWM         yang
                                                                                                           50
                                                                                                           40

              diterapkan ke motor sebesar
                                                                                                           30
                                                                                                           20

                    1   1                                                                                  10

              f =     =     = 100 Hz                                                                       0
                                                                                                                0      10      20   30   40      50     60   70     80     90    100    110   120
                    T 100ms
                                                                                                                                                  Jarak (cm)


                    Nilai 100 Hz ini memenuhi persyaratan                                                           Gambar 12 : Hasil Pengukuran Jarak
              pensaklaran     L293D     sehingga     dapat
              diimplementasikan. Diagram alir pembangkitan                                   Pengamatan dengan variasi ukuran objek
              sinyal PWM adalah sebagai berikut :                                      penghalang, mendapatkan hasil bahwa agar
                                                                                       pengukuran berhasil baik, maka ukuran objek
                                                                                       penghalang harus memenuhi syarat ukuran yang



                                                                                   6
meliputi dimensi tinggi dan lebar. Hal ini terkait                                                berhenti dan menunggu penghalang dipindahkan.
dengan kawasan kerja pengukur jarak dengan                                                        Hasil ini sesuai dengan harapan terhadap piranti
gelombang ultrasonik. Apabila ukuran penghalang                                                   pengereman otomatis dengan karakter halus
tidak memenuhi persyaratan adalah tidak                                                           seperti persepsi otak manusia, sehingga dapat
terdeteksinya keberadaan penghalang untuk jarak                                                   dikatakan bahwa sistem pengendalian berjalan
jauh (di atas 70 cm).                                                                             dengan baik.

B. Keluaran Pengendali Logika Fuzi                                                                6.   Kesimpulan
       Pengamatan hasil keluaran pengendali                                                              Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
logika fuzi dimaksudkan untuk mendapatkan                                                         ditarik kesimpulan sebagai berikut :
karakter reduksi kecepatan yang sesuai dengan                                                       1. Hasil pengukuran jarak menunjukkan hasil
harapan.     Pengamatan     dilakukan  dengan                                                            akurat dan presisi dengan ketelitian 1 cm.
memberikan nilai masukan delta jarak konstan                                                        2. Persyaratan agar pengukuran jarak berjalan
yaitu 0 cm, dan didapatkan hasil :                                                                       baik menyangkut dimensi/ukuran objek
                                                                                                         penghalang yang meliputi tinggi dan lebar
                                         Grafik Keluaran Fuzi                                            penampang.
                   105
                                                                                                    3. Pengendali         logika      fuzi       dapat
                    95                                                                                   diimplemetasikan dengan baik pada
                    85
                                                                                                         mikrokontroler AT89C51.
                                                                                                    4. Kecepatan motor dapat direduksi secara
                    75
 Duty Cycle (%)




                    65

                    55                                                                                   bertahap apabila jarak kendaraan dengan
                    45

                    35
                                                                                                         penghalang semakin dekat hingga pada
                    25                                                                                   jarak 12 cm motor berhenti.
                    15

                     5

                    -5 0            20        40        60        80        100         120
                                                                                                  7. Daftar Pustaka
                                                   Jarak (cm)                                     Boylestad, R., Nashelsky, L., 1994, Electronic
                                                                                                        Device and Circuit Theory, Prentice-Hall,
    Gambar 13 : Keluaran Pengendali Logika Fuzi
                                                                                                        New Delhi
                                                                                                  Carr, Joseph, J., 1993, Sensors and Circuits,
      Dapat dilihat bahwa nilai duty cycle PWM
                                                                                                        Prentice-Hall, New Jersey
yang dihasilkan untuk setiap masukan jarak
                                                                                                  Firmansyah, E., 2001, Pengukur Jarak Dengan
merupakan suatu penurunan yang bertahap sampai
                                                                                                        Gelombang Ultrasonik Memanfaatkan
dengan nol. Hasil ini sesuai dengan harapan
                                                                                                        Mikrokontroler 68HC11A1FN, Tugas
terhadap proses pengereman bertahapl.
                                                                                                        Akhir,     Universitas     Gadjah    Mada,
                                                                                                        Yogyakarta, (tidak diterbitkan)
C. Kecepatan Motor
                                                                                                  Hudallah, N., 2002, Kendali Logika Fuzi Untuk
      Pengamatan kecepatan motor dilakukan
                                                                                                        Mengatur Kecepatan Motor DC (Tinjauan
dengan kondisi catu daya 20 V, dan nilai delta
                                                                                                        Pada      Pengaruh     Penalaan     Fungsi
jarak dibuat konstan 0 cm karena motor
                                                                                                        Keanggotaan), Thesis, Universitas Gadjah
dikondisikan berputar di tempat, didapatkan :
                                                                                                        Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan)
                                                                                                  Olsson, G., Piani, G., 1992, Computer Systems
                                         Jarak VS Kecepatan
                                                                                                        for Automation and Control. Prentice-Hall.
                   4.000                                                                                International (UK)
                   3.500
                                                                                                  Putra, A. E., 2002, Belajar Mikrokontroler
 Kecepatan (RPM)




                   3.000
                                                                                                        AT89C51/52/55 : Teori dan Aplikasi, Gaya
                   2.500

                   2.000
                                                                                                        Media, Yogyakarta
                   1.500                                                                          Rashid, M., 1999, Microelectronic Circuit :
                   1.000                                                                                Analysis and Design, PWS Publishing
                   0.500                                                                                Company, Boston
                   0.000
                           0   10   20   30   40   50   60   70   80   90   100   110   120
                                                                                                  Sudjarwadi, Y. D., 2002, Aplikasi Pengendali
                                                   Jarak (cm)                                           Logika Fuzi Pada Sistem Permukaan Air
                                                                                                        Berbasis Mikrokontroler AT89C51, Tugas
                     Gambar 14 : Jarak VS Kecepatan Motor
                                                                                                        Akhir,     Universitas     Gadjah    Mada,
                                                                                                        Yogyakarta, (tidak diterbitkan)
       Apabila tidak terdapat halangan atau jarak
                                                                                                  Yan, J., Ryan, M., Power, J., 1994, Using Fuzzy
penghalang di atas 90 cm, maka motor berputar
                                                                                                        Logic : Toward Intelligent System,
dengan kecepatan penuh. Namun apabila dideteksi
                                                                                                        Prentice-Hall, London
jarak penghalang di bawah 90 cm, maka proses
pengereman/reduksi kecepatan mulai dilakukan.
Selama penghalang masih ada maka pengereman
akan terus berjalan hingga pada jarak 12 cm motor


                                                                                              7

More Related Content

What's hot

AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4PPGhybrid3
 
Reporting a Kruskal Wallis Test
Reporting a Kruskal Wallis TestReporting a Kruskal Wallis Test
Reporting a Kruskal Wallis TestKen Plummer
 
Reporting a single sample t-test
Reporting a single sample t-testReporting a single sample t-test
Reporting a single sample t-testKen Plummer
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Reporting a Factorial ANOVA
Reporting a Factorial ANOVAReporting a Factorial ANOVA
Reporting a Factorial ANOVAKen Plummer
 
Reporting a multiple linear regression in apa
Reporting a multiple linear regression in apaReporting a multiple linear regression in apa
Reporting a multiple linear regression in apaKen Plummer
 
What does the WAIS IV measure? CHC analysis and beyond
What does the WAIS IV measure?  CHC analysis and beyondWhat does the WAIS IV measure?  CHC analysis and beyond
What does the WAIS IV measure? CHC analysis and beyondKevin McGrew
 
laporan produksi ternak unggas
laporan produksi ternak unggaslaporan produksi ternak unggas
laporan produksi ternak unggasNurul Afriyanti
 
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptTeknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptMiraPuspitayani
 
Null hypothesis for split-plot ANOVA
Null hypothesis for split-plot ANOVANull hypothesis for split-plot ANOVA
Null hypothesis for split-plot ANOVAKen Plummer
 
Research Method - Ex Post Facto Research
Research Method - Ex Post Facto ResearchResearch Method - Ex Post Facto Research
Research Method - Ex Post Facto ResearchPsychology Pedia
 
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhand
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, UttrakhandMethods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhand
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhandbestproofreadingservices
 
Kandungan pakan dan suhu kandang
Kandungan pakan dan suhu kandangKandungan pakan dan suhu kandang
Kandungan pakan dan suhu kandangNaufal Mudhofar
 

What's hot (15)

AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4AT Modul 1 kb 4
AT Modul 1 kb 4
 
Minuchin Story
Minuchin StoryMinuchin Story
Minuchin Story
 
Reporting a Kruskal Wallis Test
Reporting a Kruskal Wallis TestReporting a Kruskal Wallis Test
Reporting a Kruskal Wallis Test
 
Reporting a single sample t-test
Reporting a single sample t-testReporting a single sample t-test
Reporting a single sample t-test
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Reporting a Factorial ANOVA
Reporting a Factorial ANOVAReporting a Factorial ANOVA
Reporting a Factorial ANOVA
 
Reporting a multiple linear regression in apa
Reporting a multiple linear regression in apaReporting a multiple linear regression in apa
Reporting a multiple linear regression in apa
 
What does the WAIS IV measure? CHC analysis and beyond
What does the WAIS IV measure?  CHC analysis and beyondWhat does the WAIS IV measure?  CHC analysis and beyond
What does the WAIS IV measure? CHC analysis and beyond
 
laporan produksi ternak unggas
laporan produksi ternak unggaslaporan produksi ternak unggas
laporan produksi ternak unggas
 
Z And T Tests
Z And T TestsZ And T Tests
Z And T Tests
 
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.pptTeknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
 
Null hypothesis for split-plot ANOVA
Null hypothesis for split-plot ANOVANull hypothesis for split-plot ANOVA
Null hypothesis for split-plot ANOVA
 
Research Method - Ex Post Facto Research
Research Method - Ex Post Facto ResearchResearch Method - Ex Post Facto Research
Research Method - Ex Post Facto Research
 
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhand
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, UttrakhandMethods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhand
Methods of sampling for Research Paper | Dehradun, Uttrakhand
 
Kandungan pakan dan suhu kandang
Kandungan pakan dan suhu kandangKandungan pakan dan suhu kandang
Kandungan pakan dan suhu kandang
 

Similar to Kendali Kecepatan Motor DC Berdasarkan Perubahan Jarak

Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroAndrie A Hamali
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRianaDS
 
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumTelkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumuad12
 
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumTelkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumAri_widodo
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCDESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCLusiana Diyan
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2Lusiana Diyan
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiHeru Sitorus
 
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...Rivaldy Fachrul Armando
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Benny Yusuf
 
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...AkbarHidayatullah11
 
Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3Dimas Kalbuadi
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusumaAryanti99
 
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...Harianto Harianto
 
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...YogoParantoAji
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...BektiWidhianto
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Abdul Lathifudin Ghafur
 
Rangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRez Inc
 

Similar to Kendali Kecepatan Motor DC Berdasarkan Perubahan Jarak (20)

Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumTelkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
 
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumTelkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DCDESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC
 
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
DESAIN OPEN LOOP CONTROL MOTOR DC 2
 
Ml2 f001626
Ml2 f001626Ml2 f001626
Ml2 f001626
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
 
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
 
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Mesin listrik dan kontrol ger...
 
Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
 
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...
Kinerja brushless dc drive dengan single current sensor fed dari pv dengan hi...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
 
Rangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRangkaian logika digital
Rangkaian logika digital
 

More from Materi Kuliah Online

Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 

More from Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Remote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motorRemote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motor
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Kendali Kecepatan Motor DC Berdasarkan Perubahan Jarak

  • 1. KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERDASARKAN PERUBAHAN JARAK MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA FUZI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Andry Setyo A1, Bambang Sutopo2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Teknik Elektro – UGM, Yogyakarta 2 Dosen Pembimbing I, Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro – UGM, Yogyakarta ABSTARCT Recently, Electric Vehicle (EV) has many technologies called smart system. One of them is automatic breaking system. Breaking system for dc motor refers to a speed-reduction system from full speed running until zero speed running. The main reference used in speed reduction is distance between vehicle and the obstacle. Here, a distance-meter using ultrasonic wave is needed. The common method to handle a dc motor speed is Pulse-Width Modulation (PWM) because of their immuninity from noise. Generating a PWM signal using microcontroller has several advantages, such as simple programming technic and the electrical network become modestly. The aim of this thesis is designing a speed reduction system for dc motor using AT89C51 Microcontroller-based Fuzzy Logic Controller (FLC). By using FLC, the inputs (distance and delta) will be proceed to find duty cycle value for the PWM signal. This value is used as reference for PWM generator. With this method, the speed of dc motor can be reduced gradually depent on the distance between vehicle and obstacle. This system is designed to a relatively small dimension, therefore a minimum system of microcontroller only rely on single chip mode. Observation shows that the design of speed reduction system works well. When it finds no obstacle, the vehicle runs in full speed. But when it finds obstacle in its path, the speed is reduced gradually until it stops in a close distance to the obstacle. ABSTRAKSI Baru-baru ini, kendaraan listrik memiliki berbagai teknologi yang sering dikenal dengan sistem cerdas. Salah satu di antaranya adalah sistem pengereman otomatis. Sistem pengereman motor dc mengacu pada sistem penurunan kecepatan motor dari kecepatan penuh sampai dengan berhenti. Acuan utama yang digunakan dalam penurunan kecepatan adalah jarak antara kendaraan dengan objek penghalang. Di sini, piranti pengukur jarak menggunakan sinyal ultrasonik dibutuhkan. Metode yang umum digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor dc adalah Pulse-Width Modulation (PWM) karena ketahanannya terhadap gangguan/derau. Pembangkitan sinyal PWM dengan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan, seperti teknik pemrograman yang sederhana dan rangkaian listrik menjadi sederhana. Tujuan tugas akhir ini adalah merancang sistem penurunan kecepatan untuk motor dc menggunakan pengendali logika fuzi berbasis mikrokontroler AT89C51. Dengan menggunakan FLC, masukan (jarak dan delta) akan diproses guna mendapatkan nilai duty cycle sinyal PWM. Nilai ini digunakan sebagai acuan pembangkit PWM. Dengan metode ini, kecepatan motor dc dapat dikurangi secara bertahap tergantung dari jarak kendaraan dengan penghalang. Sistem ini dirancang dengan ukuran relatif kecil, oleh karena itu sistem minimal mikrokontroler hanya mengandalkan ragam chip tunggal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa desain sistem penurunan kecepatan bekerja dengan baik. Ketika kendaraan tidak menemukan adanya penghalang, motor berjalan dengan kecepatan penuh. Namun ketika terdapat penghalang, kecepatan akan diturunkan secara bertahap sampai kendaraan berhenti pada jarak dekat dengan penghalang. 1. Pendahuluan ke motor. Hubungan antara kecepatan motor Reduksi kecepatan dalam konsep dengan tegangan terminal adalah berbanding pengereman dilakukan berdasarkan jarak lurus, sehingga semakin kecil tegangan maka kendaraan dengan objek penghalang. Jenis motor kecepatan motor akan menurun. Keuntungan yang digunakan sebagai penggerak dalam pengendalian kecepatan motor dc dengan PWM kendaraan listrik adalah motor dc yang relatif adalah praktis dan ekonomis dalam penerapannya. mudah untuk dikendalikan. Salah satu cara Hal ini didukung dengan adanya kemajuan pengendalian kecepatan motor dc yang sering teknologi semikonduktor yang memungkinkan digunakan adalah PWM. Pengendalian dilakukan penggunaan penyaklaran PWM dengan kecepatan untuk mangatur tegangan terminal yang terterap tinggi. 1
  • 2. Perkembangan pengendali logika fuzi Struktur sederhana dari pengendali logika fuzi memungkinkan dilakukannya aksi pengendalian secara umum terdiri dari : tanpa perlu adanya model matematika. Sehingga 1. Unit fuzifikasi hanya dengan meneliti karakter motor dc, maka 2. Basis data-aturan pengendalian kecepatan dapat dilakukan dengan 3. Mekanisme Reasoning baik. Sistem fuzi dapat digunakan untuk 4. Unit Defuzifikasi menghubungkan masukan jarak dan delta jarak dengan duty cycle sinyal PWM yang diperlukan masukan keluaran untuk mengendalikan kecepatan motor dc. Unit Mekanisme Unit Penurunan nilai duty cycle mampu menurunkan Fuzifikasi Reasoning Defuzifikasi kecepatan motor dc dengan halus. Di samping itu pembangkitan sinyal PWM secara digital akan Basis memberikan hasil memuaskan karena lebih kebal Data-Aturan terhadap derau. Gambar 1 : Pengendali Logika Fuzi 2. Tinjauan Pustaka Sistem reduksi kecepatan memerlukan C. Pengendalian Kecepatan Motor DC adanya piranti untuk mengukur jarak penghalang. Kecepatan putar motor dc (N) dapat Pengukuran jarak dengan menggunakan dirumuskan dengan persamaan di bawah ini : gelombang ultrasonik mampu memberikan hasil yang sangat presisi. Aspek integrasi dan VTM − I A R A fleksibilitas yang dimiliki mikrokontroler N= KΦ mengakibatkan implementasi rangkaian pengukur jarak menjadi sangat sederhana (Firmansyah, VTM merupakan tegangan terminal, IA 2001). adalah arus jangkar motor, RA adalah hambatan Berdasarkan masukan dari pengukur jarak, jangkar motor, K adalah konstanta motor, dan Ф diperlukan adanya sistem kendali sebagai merupakan fluks magnet yang terbentuk pada pemroses. Pengendali logika fuzi (FLC) motor. merupakan suatu model logika yang Dalam kasus pengendalian kecepatan putar merepresentasikan cara berpikir seseorang motor dc, tegangan terminal motor VTM adalah (Sudjarwadi, 2003). FLC dapat mengatasi variabel yang diatur untuk mendapatkan keterbatasan model matematika pengendalian, kecepatan putar motor yang dikehendaki. karena dapat diselesaikan jika diketahui hubungan Pengaturan tegangan terminal tersebut dapat yang pasti antara masukan dan keluaran sistem dilakukan dengan teknik modulasi lebar pulsa (Hudallah, 2002). Dengan implementasi sistem (PWM), sehingga didapatkan rumusan : fuzi berbasis mikrokontroler maka hasil penelitian karakter motor dc dapat dimanfaatkan dengan Ton mudah. Nilai duty cycle yang didapatkan harus VTM − IaRa diolah sehingga mampu membangkitakan sinyal N= T KΦ PWM yang sesuai. 4. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam 3. Dasar Teori penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Pengukur Jarak 1. Studi literatur mengenai pengukuran Pengukuran dengan referensi waktu jarak menggunakan gelombang menggunakan metode pulsa yang mengukur jeda ultrasonik, dan pengendalian kecepatan waktu antara pengiriman dan penerimaan sinyal. motor dc menggunakan PWM. Persamaan yang digunakan yaitu : 2. Penelitian karakter transduser ultrasonik terhadap frekuensi, dan tegangan yang V suara dihasilkan. S= ×t 2 3. Penelitian karakter motor dc terhadap dengan S = jarak terukur (meter) variasi duty cycle tegangan terterap. Vsuara = kecepatan rambat suara (m/s) 4. Perancangan pengendali logika fuzi t = selisih waktu (s) dengan Fuzzy Design and Generator (FUDGE). B. Pengendali Logika Fuzi 5. Perancangan perangkat keras sistem yang Pengendali logika fuzi (FLC) menyediakan meliputi perangkat pengukur jarak, piranti yang mampu mengubah strategi kontrol sistem mikrokontroler, dan penggerak linguistik yang diturunkan dari cara berpikir motor dc. seorang ahli menjadi strategi kontrol otomatis. 2
  • 3. 6. Perancangan perangkat lunak yang Penunda Z-1 Sistem Mikrokontroler meliputi pengendali perangkat pengukur AT89C51 Delta jarak, sistem fuzi, pembangkit sinyal Fuzifikasi Defuzifikasi PWM, dan pengendali penggerak motor. Penghitung Jarak 7. Pengujian dan pengambilan data Jarak percobaan. Inferensi Fuzi 8. Analisa hasil dan pembuatan kesimpulan. Pembangkit 5. Hasil Implementasi dan Pembahasan PWM 5.1. Hasil Penelitian Karakter Transduser Ultrasonik Pengirim Penerima Motor DC dan beban Penguat Penelitian terhadap transduser ultrasonik Transduser dilakukan untuk mendapatkan kepekaan yang tinggi terhadap frekuensi dan level tegangan yang dipantulkan objek pada berbagai jarak. Hasil yang diperoleh yaitu : Gambar 4 : Diagram Kotak Sistem Kendali 1. Transduser ultrasonik memiliki kepekaan Kecepatan Motor DC yang tinggi pada frekuensi 39,68 KHz. 2. Semakin jauh jarak penghalang, maka A. Perangkat Keras Sistem Kendali level tegangan sinyal pantul semakin 1. Pengukur Jarak kecil, dengan grafik sebagai berikut : 1.1. Bagian Pengirim Bagian pengirim bertugas untuk Grafik Tanggapan Transduser Penerima Untuk Berbagai menghasilkan gelombang kotak dengan Jarak frekuensi 39,68 KHz. Gelombang kotak ini 150 digunakan untuk menggetarkan transduser 140 130 pengirim sehingga dihasilkan pancaran Tegangan VPP sinyal 120 110 gelombang sinus 39,68 KHz untuk Pantul (mV) 100 90 80 pengukuran jarak. Bagian pengirim 70 60 50 merupakan multivibrator astable dengan IC 40 30 555. Kaki reset pada IC555 terhubung ke p1.5 20 10 mikrokontroler yang berguna untuk 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 memberikan perintah pancarakan sinyal atau Jarak (cm) matikan pancaran. VCC reset terhubung ke pin 1.5 Gambar 2 : Tegangan sinyal pantul RA 820 5.2. Hasil Penelitian Karakter Motor DC 4 8 R VCC Penelitian terhadap motor dc dilakukan 2 TR Q 3 out ke transduser pengirim 7 dengan variasi nilai duty cycle sinyal PWM pada 5 DIS 6 GND CV THR tegangan catu 20 V. Hasil percobaan RB1 8K2 menunjukkan bahwa motor berhenti pada nilai U1 1 NE555 duty cycle 10%. C2 10 nF 1 RB2 Duty Cycle VS RPM 2 Variabel 4.000 Resistor C1 10K 3.500 1 nF 3 Kecepatan (RPM) 3.000 2.500 2.000 Gambar 5 : Multivibrator Astable dengan IC 555 1.500 1.000 1.2. Bagian Penerima 0.500 0.000 Bagian penerima bertugas untuk 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 mendeteksi adanya sinyal pantul dari objek Duty Cycle (% ) penghalang. Komponen yang menyusun Gambar 3 : Duty Cycle Vs Kecepatan bagian penerima dapat dilihat pada gambar berikut : 5.3. Perancangan Sistem Secara lebih detail sistem pengendali kecepatan motor dc dapat dilihat pada gambar 4 berikut : 3
  • 4. Sinyal yang mampu dihasilkan oleh L293D sebesar pantul Penguat Penyearah Buffer Inverting Presisi Tegangan 600 mA. Penguat ini mampu melakukan fungsi pensaklaran kecepatan tinggi sampai dengan 5 KHz. Ke kaki INT0 mikro Komparator Filter Penguat Kaki masukan 1 merupakan jalur sinyal Pelewat Tegangan Rendah Differensial PWM sebagai pensaklaran tegangan catu motor 20 V. Masukan 2 merupakan jalur 0 V. Masing-masing jalur menghasilkan tegangan Gambar 6 : Diagram Kotak Sistem Penerima keluaran yang akan diterapkan ke kutub- kutub motor dc dengan berpedoman pada Sinyal sinus yang ditangkap oleh tabel kebenaran L293D sebagai berikut : transduser penerima dikuatkan sampai dengan 375 kali secara bertahap. Selain penguatan, Tabel 1 : Kebenaran untuk satu kanal. dilakukan juga penyearahan sinyal sinus menggunakan penyearah presisi dengan mode Masukan Enable Keluaran penyearahan gelombang penuh. Komponen H H H dc sinyal sinus searah gelombang penuh dicari dengan menggunakan tapis pelewat L H L rendah, dan hasilnya dibandingkan oleh H L Z bagian komparator dengan tegangan L L Z referensi. Z = Impedansi keluaran tinggi Keluaran komparator berupa dua level tegangan high (5V) atau low (0V) dengan B. Perangkat Lunak Sistem Kendali standar logika TTL. Apabila tidak dideteksi Perangkat lunak pada mikrokontroler adanya sinyal pantul, maka tegangan referensi memiliki tugas sebagai berikut : lebih besar dari tegangan dc hasil pengolahan 1. Mengendalikan perangkat pengukur jarak sinyal, sehingga keluaran komparator high. Pengendalian meliputi pemancaran sinyal Sedangkan apabila dideteksi adanya sinyal dan pengambilan data pewaktu setelah pantul (jarak penghalang lebih kecil dari 120 dideteksi adanya sinyal pantul. Pemancaran cm), maka tegangan dc yang dihasilkan lebih dilakukan dengan perintah SETB atau CLR besar dari tegangan referensi, sehingga P1.5. Pada waktu pemancaran, mikrokontroler keluaran komparator menjadi low. Transisi mulai melakukan perhitungan pewaktu 0 menuju kondisi low inilah yang dimanfaatkan dengan mode 16 bit sampai diterima informasi mikrokontroler untuk membuat interupsi adanya sinyal pantul. Apabila diterima eksternal. pantulan, maka pewaktu dihentikan dan dicatat isinya kemudian dilakukan perhitungan jarak. 2. Sistem Mikrokontroler AT89C51 Sistem mikrokontroler bekerja dengan 2. Melakukan perhitungan jarak dan selisih ragam operasi keping tunggal sehingga tidak jarak (delta) diperlukan memori eksternal. Siklus mesin Perhitungan jarak dan delta jarak mikrokontroler diatur menggunakan kristal 12 diperlukan sebagai masukan pengendali logika MHz sehingga kecepatan siklus mesin fuzi dengan persamaan : IsiTimer 0 menjadi 12 MHz/12 = 1 MHz, yang artinya Jarak = 58 periode detak waktunya 1 mikrodetik. Delta = jarak _ lalu − jarak _ sekarang Mikrokontroler bertugas mengatur operasi perangkat keras lain, meliputi pengukur jarak dan penguat motor. P1.5 Nilai 58 merupakan konstanta untuk terhubung ke kaki reset bagian pengirim jarak 1 cm. Nilai ini didapatkan berdasarkan untuk mengatur pemancaran sinyal. Kaki nilai konstanta perambatan suara 344 m/s. INT0 terhubung ke keluaran sistem penerima VS = 344 m/s = 34400 cm/s sehingga informasi diterimanya sinyal pantul 1cm t= = 29,0697µs diperoleh. P3.6 terhubung ke pin enable 34400cms −1 penguat L293D untuk mengatur aktivasi penguat. P2.6 dan P2.7 terhubung ke Dalam dua arah kirim dan pantul maka masukan 1 dan 2 penguat sebagai masukan didapatkan : H-brigde yang menggerakkan motor. 2t = 58,1395 µs ≈ 58 µs 3. Penguat Motor dengan L293D Dengan clock mikrokontroler 1 µs maka Penguat motor yang digunakan adalah IC didapatkan nilai referensi waktu per centimeter, L293D yang praktis dan umum digunakan yaitu : t = 58µs = 58µs untuk motor berukuran kecil. Arus maksimal 1µs 4
  • 5. Masukan jarak dibatasi pada nilai 4 cm keanggotaan Jauh (J), Jauh Kecil (JK), Sedang sampai dengan 120 cm, sedangkan nilai delta (S), Dekat Kecil (DK), dan Dekat (D). dibatasi nilai 0 sampai dengan tak terhingga, Sedangkan untuk masukan delta digunakan namun dalam kondisi normal penghalang statis fungsi keanggotaan Far (F), Middle (MD), operasi pencarian delta dibatasi sampai dengan Close (C), dan Zero/Negative (ZN). 10 cm. Alur program perhitungan jarak dan delta Masukan jarak jarak dapat dilihat pada diagram alir berikut : µ MULAI D DK S JK J 100 Simpan Jarak Lalu 50 U Pancarkan sinyal Hidupkan Timer 0 16 bit Aktifkan Int. Eksternal 0 0 10 30 50 70 90 120 Gambar 8 : Fungsi Keanggotaan Masukan Jarak Tunggu Masukan delta jarak Tidak µ Ada ZN C MD F Int. ? 100 Ya Hitung Jarak Isi Jarak Ultra=200 50 Isi Jarak 120=120 Matikan Int. Eksternal 0 U Isi Jarak Ultra=Hasil Hitung Isi Jarak 120=120 0 2 4 6 Matikan Int. Eksternal 0 Gambar 9 : Fungsi Keanggotaan Masukan Delta Cari yang minimum Isi Jarak Hex = minimum Langkah fuzifikasi dilakukan dengan metode look-up table sehingga mampu mengurangi beban komputasi yang dilakukan Cari Delta mikrokontroler. Delta=Jarak Lalu-Jarak Pada sisi keluaran digunakan fungsi Hex keanggotaan Cepat Besar (CB), Cepat Kecil (CK), Sedang (S), Lambat Kecil (LK), Lambat Ya Sedang (LS), Lambat Besar (LB), dan Halt (H). C=1 ? Delta = 0 µ H LB LS LK S CK CB 100 Tidak RET 50 U Gambar 7 : Rutin Perhitungan Jarak dan Delta 3. Melakukan prosedur fuzi 0 36 56 70 82 92 100 Masukan berupa jarak dan delta jarak Gambar 10 : Fungsi Keanggotaan Keluaran Fuzi diproses oleh sistem fuzi yang meliputi langkah fuzifikasi, inferensi (basis data dan aturan), dan Basis data dan aturan JIKA – MAKA defuzifikasi. Langkah fuzifikasi didasari oleh yang digunakan pengendali logika fuzi dapat fungsi keanggotaan setiap variabel masukan. dijelaskan pada tabel berikut : Untuk masukan jarak digunakan fungsi 5
  • 6. Tabel 2 : Basis Aturan Fuzi MULAI JARAK Decremen Cuplik D DK S JK J PWM DELTA JARAK ZN H LS S CK CB C H Tidak LB LK CK CB =0 ? M H LB LK CK CB Ya F H LB LS S CB Tidak Fuzi Inferensi fuzi berfungsi untuk selesai? memetakan bobot-bobot tiap keanggotaan Ya masukan menjadi bobot-bobot setiap anggota keluaran. Langkah yang dilakukan selanjutnya Isi Cuplik PWM=100 Isi Cuplik PWM=100 adalah defuzifikasi untuk menghasilkan nilai Isi Status PWM=Hasil Isi Status PWM=Fuzi Fuzi Lalu duty cycle yang diperlukan untuk pengendalian motor. Metode fusifikasi yang digunakan adalah Center Of Average (COA) karena Status PWM-Cuplik PWM kesederhanaan implementasinya pada komputasi mikrokontroler. Rumusan COA yang digunakan yaitu : Tidak C=1 ? µ (kel.H ) + µ LB (kel.LB) + ....+ µ CK (kel.CK) + µ CB (kel.CB) %PWM = H µ H + µ LB + µ LS + µ LK + µ S + µ CK + µCB Ya Keluaran defuzifikasi yang juga Set Pin 2.7 Clear Pin 2.7 merupakan hasil akhir prosedur fuzi merupakan nilai duty cycle PWM antara 0 sampai dengan RETI RETI 100% yang diperlukan untuk pengendalian motor. Nilai ini akan diolah lebih lanjut oleh algoritma pembangkit PWM. Gambar 11 : Rutin Pembangkitan PWM 4. Pembangkitan Sinyal PWM 5.4. Hasil Pengamatan Sinyal PWM dibangkitkan dengan A. Perangkat Pengukur Jarak interupsi pewaktu 1 mode 8 bit isi ulang Pengamatan pengukur jarak dilakukan otomatis, dan juga register pencacah cuplikan. dengan variasi bahan objek penghalang, yaitu Nilai cuplikan yang digunakan adalah 100 kayu, besi dan kertas (kardus). Didapatkan hasil sehingga resolusi PWM yang diterapkan adalah yang akurat dan presisi yang ditandai dengan 1%. Satu cuplikan diatur dengan perintah kesamaan antara hasil pengukuran dengan jarak pengurangan antara pencacah cuplikan dan sesungguhnya mulai 4 cm sampai 120 cm, seperti nilai duty cycle yang digunakan, dan satu pada gambar 12 berikut : cuplikan menempati periode selama 100 µs, sehingga dengan 100 cuplikan dapat dihitung Hasil Pengukuran Perangkat Pengukur Jarak periode PWM sebesar : 120 110 100 T = 100µs × 100 = 10000µs = 10ms 90 Hasil Ukur (cm) 80 70 60 dengan kata lain frekuensi PWM yang 50 40 diterapkan ke motor sebesar 30 20 1 1 10 f = = = 100 Hz 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 T 100ms Jarak (cm) Nilai 100 Hz ini memenuhi persyaratan Gambar 12 : Hasil Pengukuran Jarak pensaklaran L293D sehingga dapat diimplementasikan. Diagram alir pembangkitan Pengamatan dengan variasi ukuran objek sinyal PWM adalah sebagai berikut : penghalang, mendapatkan hasil bahwa agar pengukuran berhasil baik, maka ukuran objek penghalang harus memenuhi syarat ukuran yang 6
  • 7. meliputi dimensi tinggi dan lebar. Hal ini terkait berhenti dan menunggu penghalang dipindahkan. dengan kawasan kerja pengukur jarak dengan Hasil ini sesuai dengan harapan terhadap piranti gelombang ultrasonik. Apabila ukuran penghalang pengereman otomatis dengan karakter halus tidak memenuhi persyaratan adalah tidak seperti persepsi otak manusia, sehingga dapat terdeteksinya keberadaan penghalang untuk jarak dikatakan bahwa sistem pengendalian berjalan jauh (di atas 70 cm). dengan baik. B. Keluaran Pengendali Logika Fuzi 6. Kesimpulan Pengamatan hasil keluaran pengendali Dari penelitian yang telah dilakukan dapat logika fuzi dimaksudkan untuk mendapatkan ditarik kesimpulan sebagai berikut : karakter reduksi kecepatan yang sesuai dengan 1. Hasil pengukuran jarak menunjukkan hasil harapan. Pengamatan dilakukan dengan akurat dan presisi dengan ketelitian 1 cm. memberikan nilai masukan delta jarak konstan 2. Persyaratan agar pengukuran jarak berjalan yaitu 0 cm, dan didapatkan hasil : baik menyangkut dimensi/ukuran objek penghalang yang meliputi tinggi dan lebar Grafik Keluaran Fuzi penampang. 105 3. Pengendali logika fuzi dapat 95 diimplemetasikan dengan baik pada 85 mikrokontroler AT89C51. 4. Kecepatan motor dapat direduksi secara 75 Duty Cycle (%) 65 55 bertahap apabila jarak kendaraan dengan 45 35 penghalang semakin dekat hingga pada 25 jarak 12 cm motor berhenti. 15 5 -5 0 20 40 60 80 100 120 7. Daftar Pustaka Jarak (cm) Boylestad, R., Nashelsky, L., 1994, Electronic Device and Circuit Theory, Prentice-Hall, Gambar 13 : Keluaran Pengendali Logika Fuzi New Delhi Carr, Joseph, J., 1993, Sensors and Circuits, Dapat dilihat bahwa nilai duty cycle PWM Prentice-Hall, New Jersey yang dihasilkan untuk setiap masukan jarak Firmansyah, E., 2001, Pengukur Jarak Dengan merupakan suatu penurunan yang bertahap sampai Gelombang Ultrasonik Memanfaatkan dengan nol. Hasil ini sesuai dengan harapan Mikrokontroler 68HC11A1FN, Tugas terhadap proses pengereman bertahapl. Akhir, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) C. Kecepatan Motor Hudallah, N., 2002, Kendali Logika Fuzi Untuk Pengamatan kecepatan motor dilakukan Mengatur Kecepatan Motor DC (Tinjauan dengan kondisi catu daya 20 V, dan nilai delta Pada Pengaruh Penalaan Fungsi jarak dibuat konstan 0 cm karena motor Keanggotaan), Thesis, Universitas Gadjah dikondisikan berputar di tempat, didapatkan : Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) Olsson, G., Piani, G., 1992, Computer Systems Jarak VS Kecepatan for Automation and Control. Prentice-Hall. 4.000 International (UK) 3.500 Putra, A. E., 2002, Belajar Mikrokontroler Kecepatan (RPM) 3.000 AT89C51/52/55 : Teori dan Aplikasi, Gaya 2.500 2.000 Media, Yogyakarta 1.500 Rashid, M., 1999, Microelectronic Circuit : 1.000 Analysis and Design, PWS Publishing 0.500 Company, Boston 0.000 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Sudjarwadi, Y. D., 2002, Aplikasi Pengendali Jarak (cm) Logika Fuzi Pada Sistem Permukaan Air Berbasis Mikrokontroler AT89C51, Tugas Gambar 14 : Jarak VS Kecepatan Motor Akhir, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, (tidak diterbitkan) Apabila tidak terdapat halangan atau jarak Yan, J., Ryan, M., Power, J., 1994, Using Fuzzy penghalang di atas 90 cm, maka motor berputar Logic : Toward Intelligent System, dengan kecepatan penuh. Namun apabila dideteksi Prentice-Hall, London jarak penghalang di bawah 90 cm, maka proses pengereman/reduksi kecepatan mulai dilakukan. Selama penghalang masih ada maka pengereman akan terus berjalan hingga pada jarak 12 cm motor 7