Dokumen tersebut membahas tentang cara-cara preventif dan kuratif yang dilakukan guru dalam mengelola kelas, meliputi menerapkan sistem, menjelaskan peraturan, menghindari penilaian watak, membagi perhatian, dan menjaga kelancaran pelajaran. Dokumen tersebut juga membahas strategi meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan pertanyaan berpikir kritis, menggunakan musik dan video, serta menghubungkan pelajaran dengan
2. Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam usaha
preventif di kelas :
1. Menerapkan Suatu Sistem
Mungkin sekali pendekatan terbaik dalam mengelola kelas itu
berupa perbuatan keputusan-keputusan yang direncanakan bukan
keputusan-keputusan yang spontan yang diambil dalam keadaan
darurat.
2. Menjelaskan Peraturan
Yang terbaik yaitu memberitahu siswa tentang perilaku manakah
yang dipandang baik dikelas anda. Jika makan permen tidaklah
diperbolehkan, beritahukanlah itu kepada siswa. Ini lebih baik dari
pada menunggu sampai ada yang makan-dengan tidak
mengetahui-Nya-lalu dilarang. Beritahukanlah kepada siswa
batas-batas yang anda tentykan. Kadang-kadang secara tidak
terduga, siswa mau mematuhinya.
3. 3. Menghindari Penilaian Watak
Kaidah umum ialah dalam pengelolaan kelas dan
dalam hubungan dengan siswa adalah jangan
membuat penilaian negatif tentang watak siswa.
Suatu kenakalan, bahkan serentetan kenakalan, tiada
lain hanyalah suatu peristiwa. Seorang guru boleh
berkata, “Yon, kamu melanggar aturan”atau”
Omonganmu mengganggu kelas”,tetapi jangan
sampai berkata, “Kamu anak nakal” atau Mengapa
kamu selalu membuat onar?” Kecendrungan
mengumpat yang umunya telah menjadi kebiasaan-
perlu dihilangkan.
4. 4. Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan
Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal (Bersifat Prevensif)
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut:
a. Sikap tanggap
Kompenen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa ia hadir
bersama mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian
atau tidak ada perhatian, tahu apa yang mereka kerjakan. Seolah-
olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru dapat
menegur anak didik walaupun guru sedang menulis di papan tulis.
b. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama.
5. Visual
Guru dapat mengubah pandanganya dalam
memperhatikan kegiatan pertama sedemikian
rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan
kedua, tanpa kehilangan perhatian pada
kegiatan pertama.
Verbal
Guru dapat memberi komentar, penjelasan,
pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas
anak didik pertama sementara ia memimpin dan
terlibat supervisi pada aktivitas anak didik yang
lain.
6. c. Pemusatan perhatian kelompok
Guru mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian
anak didik dan memberitahukan (dapat dengan tanda-
tanda) bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau
subkelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang.
Unruk itu ada beberapa hal yang dapat guru lakukan yaitu:
Memberi tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar guru
memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu
tugas dengan memberi beberapa tanda.
Pertanggungan jawab
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas
kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan.
7. Pengarahan dan petunjuk yang jelas
Guru harus sering kali memberi pengarahan dan
petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan
pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi
kebingungan pada diri anak didik.
Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat di cegah
atau berhasil di hindari. Yang di perlukan di sini adalah
guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang
nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif
dalam kegiatan di kelas.
8. 5. Kelancaran (Smoothnees)
Ada sejumlah kesalahan yang harus guru hindari yaitu:
Campur tangan yang berlebihan (Teacher instruction)
Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung
dengan komentar, pernyataan, atau petunjuk yang mendadak,
kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi
kesan kepada anak didik bahwa guru tidak memperhatikan
keterlibatan dan kebutuhan anak didik. Ia hanya ingin memuaskan
kehendak sendiri.
Kelenyapan (Fade away)
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu
intruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian
menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas.
Akhirnya adalah membiarkan pikiran anak didik mengawang-
awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran
pelajaran.
9. Penyimpangan (Digression)
Penjelasannya atau pembicaraannya menyimpang dari
pokok persoalan pelajaran yang sedang dibicarakan.
Penyimpangan itu dapat mengganggu kelancaran
kegiatan belajar anak didik.
Ketidaktepatan berhenti dan memulai kegiatan
Ketidaktepatan mengakhiri dan memulai kegiatan (stops
and stars) dapat terjadi bila guru memulai aktivitas tanpa
mengakhiri aktivitas sebelumnya, menghentikan kegiatan
pertama, memulai kegiatan yang kedua, kemudian
kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan
demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas
dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan belajar
anak didik.
10. 6. Kecepatan (Pacing)
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang dicapai anak
didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah
kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan
penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas.
Ada dua kesalahan kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang
cepat mau dipertahankan, yaitu :
Bertele-tele (overdwelling)
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang ulang
hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan,
mengubah teguran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang
panjang.
Mengulangi penjelasan yang tidak perlu
Kesalahan yang perlu guru hindari adalah pengulangan (frag menting)
penjelasan yang tidak perlu. Kesalahan itu muncul bila guru memberi
petunjuk pengajaran atau penjelasan kepada kelompok kecil anak didik
atau secara individual, yang sebenarnya sudah diberikan dalam kelas
atau kelompok besar secara bersama.
11. Prosedur dimensi penyembuhan (Kuratif) :
a. Mengidentifikasi masalah
Dalam langkah yang pertama ini guru mulai melakukan kegiatan untuk
mengenal/mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang mana
saja ynag muncul di dalam kelas. Hal ini memerluakan ketajaman guru
untuk mampu melihat masalah penyimpangan apa saja yang harus di
tangulangi.
Jadi pada langkah identifikasi masalah ini sudah harus mengetahui jenis-
jenis penyimpangan sekaligus mengetahui siswa siapa yang melakukan
penyimpangan tersebut.
b. Menganalisis masalah
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah kegiatasn untuk
mengetahui latar belakang serta sebab daripada timbulnya tindakan
penyimpanan ini. Daripada timbulnya tindakan penyimpanan ini. Dari
usaha ini, guru akan dapat menentukan sumber daripada penyimpangan
itu. Dengan mengetahui sumber daripada penyimpangan ini maka guru
dapat menentukan alternatif-alternatif penanggulangan apa saja yang
dapat dipilih.
12. c. Menilai alternati-alternatif pemecahan
Setelah mengetahui sebab/sumber daripada penyimpangan maka guru mulai
menyususn alternatif-alternatif pemecahan. Kalau tersusun sejumlah alternatif
pemecahan, maka langkah berikut adalah pemilihan alternatif. Artinya alternatif
mana yang paling tepat untuk menanggulangi penyimpangan tersebut di atas.
Sesudah ditetapkan alternatif yang tepat, maka langkah berikutnya adalah
pelaksanaan.
d. Mendapatkan balikan (feedback)
Sebenarnya sebelum langkah balikan harus didahului langkah monitoring,
karena dari monitoring kita akan mendapatkan data yang merupakan balikan
untuk menilaia apakah pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih telah
mencapai sasaran sesuai yang direncanakan atau ada kekurangan-kekurangan,
ataukah terjadi perkrmbangan baru yang lebih baik. Semuanya ini merupakan
bahan balikan yang sangat berguna bagi penilaian prorgram yang pada akhirnya
akan dilakukan perbaikan program.
Demikian pula dengan kasus penanggulangan penyimpangan di kelas, dari hasil
monitoring kita akan gunakan untuk menilai sampai seberapa jauh usaha
tersebut telah berhasil atau kurang kena sasaran, lalu kemudian dilakukan
perbaikan/penyempurnaan.
13. Masalah-masalah yang Ditimbulkan oleh Insiden
Mendekati
Memberikan Isyarat
Mengadakan Humor
Tidak Mengacuhkan
Menggunakan Teknik yang Keras
Gangguan terhadap Kelas pada Umumnya
Mengadakan Diskusi secara Terbuka
Memberikan Penjelasan tentang Prosedur
Mengadakan Analisis
Mengadakan Perubahan Kegiatan
Teknik-teknik Terakhir
Menghimbau
Mengungkung
Memberikan Hukuman
14. Persuasi adalah seni dalam meyakinkan seseorang untuk membelik atau melakukan sesuatu. Ada
banyak kiat dan taktik untuk menguasainya. Tetapi, hal itu bukan hanya berpengaruh dalam
jangka pendek
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk
mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport
yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat
kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan
hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai
afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
Hadiah
Cara Memotivasi Siswa Supaya Giat Belajar
Mampu memotivasi siswa untuk belajar adalah perjuangan yang dihadapi oleh semua guru.
Mampu memotivasi siswa untuk belajar memang menjadi tantangan yang dihadapi para guru
sehari-hari. Ini merupakan salah satu komponen penting dari pengajaran yang efektif, termasuk
pengaturan kelas. Jika siswa tidak termotivasi belajar, maka besar kemungkinan mereka tidak
akan terlibat dalam pelajaran. Lalu, jika mereka tidak terlibat dalam pelajaran akan
menyebabkan bermacam masalah dalam manajemen kelas.
15. Penting bagi para guru untuk memicu minat siswa pada awal setiap pelajaran.
Bagaimana caranya? Berikut adalah lima strategi efektif untuk memotivasi siswa belajar:
1. Gunakan pertanyaan untuk berpikir kritis
Hal yang baik dari metode ini adalah mereka (siswa) tidak selalu memiliki jawaban benar atau
salah sehingga mereka diperbolehkan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri. Ini lebih baik
jika dibandingkan dengan siswa hanya diberitahu untuk menghafal fakta.
Contoh: Guru meminta siswa mempelajari studi sosial pada penggunaan bom atom untuk
mengakhiri Perang Dunia II. Untuk memicu minat pada awal pelajarannya ini, guru dapat
meminta semua siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan berikut, "Menurut kalian, apakah
Presiden Truman yang menjadi otak dalam peristiwa peledakan bom atom untuk mengakhiri
Perang Dunia II? Mengapa?"
Selanjutnya, guru dapat membiarkan siswanya berbagi jawaban mereka untuk membentuk
diskusi kelas. Setelah itu, guru mengambil sebuah jajak pendapat para siswa di kelas.
Para siswa yang tertarik dalam topik ini menjadikan guru lebih mudah untuk memulai pelajaran.
Kemudian, pada akhir pelajaran, guru dapat mengambil polling lain untuk melihat, apakah
pendapat mahasiswa telah berubah atau tidak.
16. 2. Gunakan musik untuk mengajar
Musik merupakan salah satu alat pembelajaran paling sederhana dan
merupakan cara yang bagus untuk memicu minat siswa.
3. Gunakan video
Video adalah salah satu alat pengajaran paling sering disalahpahami dan
disalahgunakan. Padahal, jika digunakan dengan benar, video dapat
menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar.
Kuncinya adalah dengan menggunakan klip singkat dari film dan
dokumenter dalam awal pelajaran, bukan di akhir pelajaran. Banyak film-
film Hollywood atau film Nasional yang baik diterapkan dalam metode
ini. Tetapi, Anda, guru, juga dapat menggunakan internet untuk men-
download klip singkat dari film-film dokumenter tentang hal apapun
untuk setiap tingkat kelas. Salah satu contoh untuk mencari sumber film
dokumenter tersebut bisa diunduh di unitedstreaming.com.
17. 4. Hubungkan apa yang siswa pelajari dengan yang sedang terjadi
di dunia nyata
Pada beberapa mata pelajaran, cara ini jelas lebih mudah
dilakukan dari yang lain. Siswa perlu mengetahui "mengapa"
mereka belajar sesuatu.
5. Hubungkan yang dipelajari siswa dengan hal-hal yang penting
bagi mereka
Trik di sini adalah untuk mengetahui pribadi siswa dan belajar
tentang hal-hal yang menjadi kegemaran mereka. Meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar dapat sangat menantang, tapi ini
merupakan elemen penting dalam tahap menjadi seorang guru
yang efektif. Sebagai tambahan, guru juga akan menemukan
dirinya menikmati proses mengajar, karena jauh lebih mudah
dibandingkan ketika guru merasa terpaksa dalam
menjalankannya. (kompas.com)
18. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan
guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan yang sangat sederhana
adalah, bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas
untuk kepentingan pengajaran.Adapun yang menjadi tujuan
pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.Dalam pengelolaan kelas
ini ada 3 komponen yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik yaitu
yang pertama Preventif yaitu bagaimana guru melakukan langkah-
langkah pencegahan terjadinya masalah serta pengaturan pembelajaran
yang efektif,yang kedua Kuratif yaitu langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh seorang guru jika muncul permasalahan dalam
pembelajaran dan yang terpenting juga adalah yang ketiga Persuasif
,guru harus mampu memberikan motivasi kepada peserta didik agar
semangat dalam belajar.