Konsep kepemimpinan situasional dikembangkan untuk membantu pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan tingkat kesiapan bawahan. Kepemimpinan situasional menekankan hubungan antara perilaku pemimpin dan bawahan, dengan mengklasifikasikan perilaku tugas dan hubungan. Perilaku tugas berfokus pada penugasan tugas secara langsung, sedangkan perilaku hubungan melibatkan komunikasi dua arah untuk mendukung b
1. Situational Leadership Hersey and Blanchard
The center for leadership studies
The concept of situational leadership was developed to help people attempting
leadership, regardless of their role, to be more effective in in their daily interactions
with others. It provides leaders with some understanding of the relationship between an
effective style of leadership and the level of readiness of their followers. Thus, although
all the situational variables such as leader, followers, senior management, associates,
organization, job demands, and time are important, the emphasis in situational
leadership is on the behavior of a leader in relation to followers.
Konsep kepemimpinan situasional dikembangkan untuk membantu orang-orang
dalam menempatkan diri sebagai pemimpin, memperhatikan perannya sebagai pemimpin,
dan lebih efektif dalam berinteraksi terhadap orang lain, terlebih kepada bawahannya.
Kepemimpinan situasional menjembatani hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan
level kematangan yang dimilik oleh bawahan. Walaupun terdapat banyak variabel situasi
yang penting seperti pemimpin, bawahan, manajemen, kolega, organisasi, tuntutan pekerjaan,
dan waktu, namun penekanan dalam kepemimpinan situasional adalah pada perilaku
pemimpin terhadap hubungannya dengan bawahan.
A theory attempts to explain why things happen as they do. A model, on the
other hand, is a pattern of already existing events that can be learned and therefore
repeated. Situational leadership is a model, not a theory. It concepts, procedures,
actions, and outcomes are based on tested methodologies that are practical and easy to
apply.
Sebuah teori hadir untuk menjelaskan mengapa sesuatu terjadi. Namun, sebuah model
merupakan pola dari peristiwa yang dapat dipelajari secara berkala. Kepemimpinan
situasional merupakan sebuah model, bukan teori. Konsep, prosedur, dan hasil dari
kepemimpinan situasional berdasarkan penelitian yang praktis dan mudah untuk diterapkan.
2. Basic concept of situational leadership
In the situational leadership, terdapat pengklasifikasian pendekatan perilaku
pemimpin, including the identification of task and relationship behavior.
Kepemimpinan situasional berasal dari penggolongan dari pendekatan perilaku yang
didalamnya termasuk identifikasi dari perilaku tugas dan perilaku hubungan.
Task behavior is defined as the extent to which the leader engages in spelling out the duties
and responsibilities of an individual or group. These behaviors include telling people what
to do, what to do it, when to do it, where to do it, and who is to do it.
Definisi Perilaku Tugas (PT) secara lebih luas adalah pemimpin terlibat dalam pemberian
tugas dan tanggungjawab kepada bawahannya, baik individu maupun kelompok. Perilaku ini
meliputi perilaku memberi tahu bawahan tentang apa yang harus mereka lakukan, kapan
harus dilakukan, dimana harus dilakukan, dan siapa yang harus melakukan.
High amounts of task behavior might be required, for instance, when you ask
someone for directions. That person probably very precisely and clearly tells you what
streets to take and what turns to make. You are told where to start and when to finish.
It is important to notice that being directive does mean being nasty or short-tempered.
The person helping you might be very pleasant toward you, but the action and
statements are aimed at completing the task, that of helping you find your way. Task
behavior is characterized by one-way communication from the leader to the follower.
The person is not so much concerned with your feelings, but with how to help you
achieve your goal.
Perilaku tugas merupakan sesuatu yang ditujukan pemimpin kepada bawahan untuk
mengarah langsung menuju pada tujuan organisasi. Hal ini perlu keterampilan pemimpin
untuk mengarahkan bawahan bagaimana tindakan yang efektif menuju sebuah tujuan
perusahaan. Namun dalam perilaku tugas hanya terdapat komunikasi satu arah antara
pemimpin dengan bawahan. Sehingga, bawahan tidak dapat memberikan tanggapan atas
tugas yang diberikan padanya, begitupun atasan yang mendelegasikan tugas pun tidak dapat
mendengar bagaimana tanggapan bawahannya mengenai tugas yang diberikan.
3. Relationship behavior is defined as the extent to which the leader engages in two-way or
multiway communication. The behaviors include listening, facilitating, and supportive
behaviors.
Perilaku Hubungan (PH) didefinisikan sebagai komunikasi dua arah atau banyak arah antara
pemimpin dengan bawahannya. Perilaku hubungan meliputi bagaimana pemimpin
mendengarkan, memfasilitasi, dan mendorong terjalinnya hubungan yang baik dengan
bawahannya.
High amounts of relationship behavior might be required when you reach an
impasse with an assignment. You basically know how to do the assignment but need
some encouragement to get you over the hump. The listening, encouraging, and
facilitating a leader does in this example is an illustration of relationship behavior.
Perilaku hubungan ditempuh apabila bawahan merasa buntu dengan tugas yang diperintahkan
oleh atasannya. Bukan berarti bawahannya tidak mengerti sama sekali mengenai tugas yang
diperintahkan kepadanya, namun terkadang bawahan membutuhkan sebuah dorongan untuk
melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya. Mendengarkan, mendorong,
memfasilitasi apa yang dibutuhkan, merupakan salah satu contoh perilaku hubungan di
implementasikan dalam suatu organisasi atau instansi.
Task behavior and relationship behavior are separate and distinct dimensions. They can be
placed on separate axes of a two