SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN PERUBAHAN
Dosen Pengampun : Dr. Angrian Permana, S.Pd., MM.
Disusun Oleh :
Aisyah Fauziah : 21012200211
Elip Gozali Roihan : 21012200167
Juwitasari : 21012200225
Kardi : 21012200186
Masriyadi : 21012200013
KELAS 4C - SDM
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan dengan judul
“KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain, maka tugas ini tidak akan
mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik dukungan moril maupun materi.
Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Angrian Permana, S.Pd., MM. selaku Dosen Mata kuliah Manajemen
Perubahan, dan
2. Teman-teman kelas 4C-SDM program studi Magister Manajemen
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon perkenaan para pembaca untuk
memberikan saran dan kritik. Khususnya dosen mata kuliah Manajemen Perubahan.
Harapan penulis, semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Serang, Januari 2024
Penulis
KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN …
1. Kepemimpinan
1.1. Pengertian Kepemimpinan
Suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan penting dalam
mengerakkan dan mengarahkan organisasi dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu,
tidaklah mudah memberikan definisi kepemimpinan yang sifatnya universal dan
diterima semua pihak yang terlibat dalam kehidupan organisasional, termasuk
organisasi perguruan tinggi sekalipun.
Namun, perlunya pemahaman terhadap suatu konsep atau definisis tentang
suatu objek merupakan langka awal di dalam kerangka mempelajari, memahami,
menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap suatu objek tersebut, sekaligus
mempermudah seseorang atau kelompok melakukan pengkajian lebih lanjut.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan.
Menurut Thoha (2019:122), Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang
digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi pikiran orang lain. Dari
gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk digunakan sebagai pedoman bagi
pemimpin bawahan atau para pengikutnya. Kepemimpinan yang baik akan dapat
mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau
organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga
menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai
yang maksimal, tandanya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin sudah
sesuai dengan harapan para karyawan.
Oleh karena itu disimpulkan kepemimpinan memegang peranan yang sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Malayu
SP Hasibuan (2009) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi”. Sedangkan menurut Howard H. Hoyt dalam Kartini (2009), menyatakan
bahwa “Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,
kemampuan untuk membimbing orang”.
1.2. Tipe Kepemimpinan
Robbins (2014) mengemukakan bahwa ada empat tipe kepemimpinan yaitu:
a. Kepemimpinan kharismatik : Para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan
yang heroic atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku
tertentu pemimpin mereka.
b. Kepemimpinan transaksional : Pemimpin yang memandu atau memotivasi para
pengikut mereka menuju kesasaran yang ditetapkan dengan memperjelas
persyaratan peran dan tugas.
c. Kepemimpinan transformasional : Pemimpin yang menginspirasi para pengikut
untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang mampu membawa dampak
mendalam dan luar biasa pada para pengikut.
d. Kepemimpinan visioner : Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi
yang realistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit
organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini.
Sangat jelas bahwa perkembangan karakter tidak lepas dari kepemimpinan.
Nilai-nilai yang ditransformasikan melalui perilaku kepemimpinan menjadi sangat
menentukan nilai yang berkembang dalam diri bawahan. Sudah tentu kepemimpinan
tidak hanya sebatas mempengaruhi bawahan untuk siap bekerjasama mencapai tujuan,
tetapi juga harus mampu mengubah karakter. Bahkan kesediaan kerjasama itu
adalah dukungan karakter yang dimiliki.
Kepemimpinan yang bersumber dari keunggulan pribadi yang dijiwai oleh
keutamaan hidup atau nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses interaksi antara dua pihak, antara pemimpin
dan bawahan. Agar usaha pemimpin dapat disebut sebagai suatu tindakan
kepemimpinan, usahanya itu harus membawa reaksi yang sesuai dengan pihak
bawahan. Bawahan harus bergerak, setidaknya sedikit kearah yang ditentukan
pemimpin. Untuk itu, pemimpin dapat menggunakan ketegasan secara nyata atau
secara tersembunyi, maka bawahan akan bergerak dengan rasa takut dan paksaan. Ia
dapat memakai dalih-dalih yang berbeda dengan fakta dan realita, dalam hal ini
bawahan akan mengikuti pimpinan tanpa pikiran, pengetahuan, dan pengertian.
Model kepemimpinan demikian tidak akan membawa kepada perubahan, tetapi akan
memunculkan penderitaan bahkan bencana.
Menurut Kartini Katono (2009:80) membagi tipe kepemimpinan menjadi
delapan tipe, yaitu:
a. Tipe karismatis
Tipe pemimpin karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan wibawa yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pegawai-pegawai yang bisa dipercaya. Disamping itu
ia mempunyai inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.
b. Tipe Paternalistis
Yaitu tipe pemimpin yang memiliki sifat kebapakan, sehingga, ia cenderung
menganggap bawahannya sebagai anaknya, cenderung terlalu melindungi serta
hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Tipe Militeristis
Tipe pemimpin memiliki kecenderungan sistem komando dalam hal
mengintruksikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan bawahannya dengan kurang
menghendaki saran, gagasan dari bawahannya. Pemimpin tipe ini
kepemimpinannya didasarkan kontak pribadi secara langsung dengan bawahannya.
Tipe ini umumnya sangat efektif dan secara relative sederhana
pelaksanaannya.
d. Tipe Otokratis
Tipe pemimpin yang memiliki kecenderungan berpegang teguh pada kehendak diri
sendiri, adanya unsur paksaan dan pemimpin pada tipe ini selalu ingin bermain
tunggal serta menjadi dominator.
e. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini seorang pemimpin praktis tidak
memimpin, ia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin laissez faire pada hakikatnya bukanlah pemimpin dalam pengertian
sebenarnya.
Sebab bawahan dalam situasi kerja tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa
disiplin, masing-masing orang bekerja semau sendiri dengan irama dan tempo
“semau gue”
f. Tipe Populistis
Kepemimpinan populistis adalah kepemimpinan yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme
dan membangun sikap hati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan
penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan asing.
g. Tipe Administratif atau ekeskutif
Kepemimpinan administrative adalah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrative secara efektif.
h. Tipe Demokratis
Pemimpin tipe ini berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang
efisien kepada para pengikutnya. Disamping itu, menitik beratkan pada partisipasi
kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat
kelompok. Kegagalan kepemimpinan dari tipe ini adalah apabila anggota
kelompok tidak cakap dan kurang tergerak untuk bekerjasama.
Kepemimpinan identik dengan pengaruh seorang sosok yang mampu
menggerakkan massa atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kepemimpinan
merupakan keahlian atau kemampuan yang dapat diasah oleh setiap orang. Oleh
karena itu gaya kepemimpinan setiap orang pasti berbeda sesuai dengan
pengalaman kegiatan yang sudah dilakukannya, background keluarga, lingkungan
tempat dia tinggal dan seterusnya. Seorang pemimpin tidaklah selalu orang
dominan, extrovert, atau vocal karakternya, namun pemimpin identik dengan
orang yang biasa menggerakkan, mengambil keputusan, bertanggungjawab penuh,
berinisiatif tinggi dan dapat merangkul mayoritas anggotanya.
Seiring dengan berkembangnya zaman, kini seorang pemimpin akan dihargai
oleh pengikut atau anggotanya bila memiliki kemampuan mendengarkan, melihat
keadaaan secara holistic serta mampu beradaptasi dengan seluruh anggotanya.
Gaya kepemimpinan individu dapat berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan pada saat
itu, namun kecenderungan gaya kepemimpinan seseorang akan tetap sama.
Kepemimpinan akan selalu menjadi tools atau alat dalam mencapai visi dan misi
organisasi, perusahaan individu, komunitas dan sebagainya. Pengertian
kepemimpinan dapat dirangkum dengan kemampuan seorang individu
menggerakkan individu-individu lain dalam pencapaian tujuan dengan berbagai
cara yang mampu meyakinkan individu-individu lain yang digerakkan.
1.3. Peran Kepemimpinan
Tanggung jawab manajemen pemimpin, yang meliputi :
1) Mengorganisir perubahan hingga implementasinya;
2) Merencanakan perubahan, menunjukkan peran kepemimpinan dalam transformasi
organisasi;
3) Melakukan penyesuaian dan mengimplementasikan perubahan dengan
menggunakan sumber daya organisasi (Kouzes & Posner, 2017).
Dalam menjalankan fungsi, tanggung jawab, dan tugas sebagai pemimpin,
pimpinan (leader) dalam sebuah perubahan harus :
1) Mengidentifikasi tujuan perubahan;
2) Memilih perubahan yang akan dan harus dilakukan;
3) Menetapkan jangka waktu pelaksanaan dan terjadinya transformasi organisasi;
4) Bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin ditimbulkan (Prochaska,
Norcross, & DiClemente, 2018).
Rivai (2013) mengatakan bahwa tindakan seseorang dalam suatu peran tertentu
mendefinisikan mereka. Pemimpin organisasi memainkan peran dalam skenario ini
dan memikul tanggung jawab atas perilaku pemegang posisi. Ada tiga peran
kepemimpinan yang berbeda : dalam berbagai hal, termasuk pengambilan keputusan,
penyelesaian konflik melalui kepemimpinan, dan mendorong tumbuhnya perubahan
sikap dalam sumber daya manusia.
2. Perubahan
2.1. Pengertian Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tanpa disadari sering terjadi. Perubahan
berguna untuk melangsungkan hidup suatu lembaga maupun organisasi, dengan
dilaksanakan perubahan mampu mendorong umur suatu kelompok lebih lama, dan
bertujuan supaya organisasi tetap menjadi dinamis dan tidak statis dalam melawan
perkembangan zaman.
Menurut Kurt Lewin, yang dikutip Lilik, terdapat tiga tahapan dalam
manajemen perubahan yaitu; Unfreezing (mengenal perlunya perubahan), Changing
(berusaha untuk menciptakan kondisi baru), Rereezing menggabungkan, menciptakan,
dan memelihara perubahan)
1) Unfreezing (mengenal perlunya perubahan). Unfreezing merupakan langkah awal
sebagai bentuk kesadaran terhadap kondisi yang sedang dihadapi. memahami
bahwa organisasi harus dapat berubah menuju kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya. tahapan ini merupakan proses persiapan diri secara individual
maupun secara organisasi menuju sebuah perubahan. Pada tahapan ini akan
menemukan siapa saja yang sepakat dengan adanya perubahan dan yang tidak
sepakat dengan perubahan tersebut. Pemimpin akan menganalisa dan
merumuskan bagaimana perubahan tersebut akan dilakukan, sehingga dapat
terkelola dengan baik.
2) Changing (berusaha untuk menciptakan kondisi baru). Changing merupakan
proses perubahan, dimana transisi manajemen dilakukan kearah yang lebih baik
dari sebelumnya. proses ini hendaknya didukung dengan adanya aktualisasi
kemampuan individual maupun sistem manajemen organisasi. Peningkatan
kemampuan individual dapat ditempuh dengan adanya pelatihan dan pembinaan
terstruktur. Sedangkan perbaikan-perbaikan perangkat organisasi mulai dari
sistem manajemen pelatihan dan pembinaan, mekanisme organisasi yang efektif
dan efisien. Tahap perubahan tentunya diimbangi dengan komunikasi yang baik
atara satu sama lain supaya menjaga arah perubahan yang menjadi kesepakatan
bersama.
3) Refreezing (menciptakan, dan memelihar perubahan). Refreezing diartikan
sebagai membangun stabilitas organisasi setelah adanya perubahan yang
dilakukan. Penyesuaian terhadap perubahan-perubahan sehingga menjadi rutinitas
yang normal dilakukan. Tercapainya perubahan harus dipelihara supaya
memperoleh hasil yang jauh lebih baik dari sebelumnya dalam mengelola
organisasi.
Ada macam-macam perubahan, yang pertama perubahan tidak berencana dan
perubahan berencana. Perubahan tidak berencana terjadi karena adanya
perkembangan dan perubahan yang terjadi secara tiba tiba. Lalu perubahan berencana
terjadi karena faktor kesengajaan yang dimanipulasi oleh orang manajemen.
Perubahan sengaja banyak terjadi atau bisa dikategorikan paling sering terjadi karena
dilakukan atas kemauan sendiri, kemudian terjadi jalan perubahan yang banyak
dilakukan kelompok tersebut. (Marlapa, 2018: 5-9).
2.2. Faktor Penyebab Perubahan
Berbagai sumber menyatakan bahwa variabel-variabel yang memengaruhi,
seperti aspek lingkungan internal dan eksternal organisasi, dapat menghasilkan
perubahan.
Contoh pengaruh lingkungan luar yang mendorong organisasi untuk berubah
adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan kompetisi;
2) Kekuatan ekonomi;
3) Kekuatan politik;
4) Kekuatan globalisasi;
5) Kekuatan demografi dan sosial ekonomi; dan
6) Kekuatan etika.
Karena persaingan komersial yang ketat, kekuatan ekonomi dan politik
bergerak tepat di tingkat regional, nasional, dan dunia. Kekuatan utama di balik
globalisasi ekonomi adalah perkembangan teknologi informasi yang cepat. Oleh karena
itu, struktur sosial dan demografis menjadi sangat penting.
Sedangkan perubahan yang terjadi di lingkungan internal organisasi, yaitu
perubahan pada:
1) Moral, nilai-nilai, dan kompetensi karyawan;
2) Pelatihan untuk staf;
3) Tingkat aktualisasi diri yang tinggi
4) Tempat kerja yang ramah;
5) Lingkungan kerja yang mudah beradaptasi; dan
6) Kesempatan berkarir dan gaji yang adil.
Ketika nilai, moral, atau kompetensi karyawan berubah, organisasi harus
bertindak dengan tepat. Pekerja yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki lebih
banyak tuntutan dan harapan dari pekerjaan mereka karena mereka mencari
kemungkinan untuk aktualisasi diri, lingkungan kerja yang positif, fleksibilitas yang
lebih besar, kompensasi yang adil, dan karier (Hickman, 2016).
2.3. Indikator Perubahan
Menurut Supardi, ada empat penanda perubahan yang dapat digunakan untuk
menilai kapan sebuah perubahan terjadi :
1) Jika perubahan tidak terjadi, apa yang akan terjadi di masa depan
2) Apa yang akan terjadi di masa depan, seperti apa keadaan yang diinginkan orang
tersebut di masa depan
3) Apa yang sedang terjadi saat ini
4) Bagaimana mengubah situasi saat ini untuk mendapatkan situasi masa depan yang
diinginkan (Supardi, 2015).
2.4. Tahap Proses Perubahan
Ada enam langkah dalam proses transformasi (Handoko, 2017), termasuk:
1) Tekanan dan urgensi. Para pemimpin organisasi mulai merasakan adanya
kebutuhan akan perubahan. Masalah-masalah signifikan seperti menurunnya laba,
menurunnya produktivitas, dan pergantian karyawan yang berlebihan menjadi
penyebabnya.
2) Campur tangan dan orientasi ulang. Anggota organisasi diminta untuk
memperhatikan masalah tersebut oleh direktur perubahan setelah masalah
tersebut diidentifikasi.
3) Identifikasi masalah dan diagnosis. Masalah-masalah penting diberikan perhatian
lebih sebagai hasil dari pengumpulan dan analisis informasi oleh konsultan.
4) Penelitian dan dedikasi terhadap pencapaian. Menemukan solusi harus didekati
secara kreatif. Anggota organisasi akan lebih berinvestasi dalam kegiatan yang
telah diselesaikan jika mereka terlibat dalam prosesnya.
5) Menguji dan menemukan hasil. Solusi yang dibuat pada tahap 4 diuji coba dalam
program percontohan terbatas, dan hasilnya diperiksa.
6) Pengakuan dan penegasan. Ketika kegiatan yang diterima dilakukan, hal ini harus
menjadi sumber penguatan yang mendorong keterikatan pada perubahan.
3. Perubahan Membutuhkan Kepemimpinan
Melalui kepemimpinan yang sangat baik serta imajinatif, cerdas, dan fokus pada
pengembangan organisasi, perubahan sering kali dirancang untuk memastikan bahwa
perusahaan tidak menjadi statis, melainkan tetap dinamis. Hal ini dilakukan dengan
kesadaran akan perlunya inisiatif perubahan organisasi dalam konteks lingkungan yang
berubah dengan cepat dan tidak menentu.
Para pemimpin organisasi harus mempersiapkan program perubahan dengan hati-
hati karena kompleksitas masalah yang dapat menghalangi upaya perubahan dan tujuan
strategis di lapangan.
1) Diperlukan kepemimpinan yang kuat dengan keyakinan dan otoritas selama masa
transisi. Pemimpin harus memiliki otoritas dan komitmen sebagai penentu jalan
perubahan karena memimpin perubahan dengan kompleksitas perubahan menuntut
kekuatan, keyakinan yang kuat, dan keterlibatan dalam setiap proses perubahan.
Pemimpin organisasi harus melakukan upaya bersama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemimpin perubahan yang melihat tantangan
sebagai ujian kepemimpinan tidak akan kalah dan akan menyambutnya dengan
penuh semangat.
2) Untuk mendorong visi, pemimpin perubahan haruslah seorang visioner yang melihat
ke masa depan, di mana organisasi akan terus bergerak. Salah satu strategi untuk
memimpin perubahan adalah dengan mulai mendefinisikan dan menetapkan visi
untuk masa depan. Tahap selanjutnya adalah mengkoordinasikan tindakan setiap
anggota organisasi dengan mendorong komunikasi yang terbuka dan mempelajari
mekanisme koping mereka. Pemimpin tidak selalu harus bersikap otokratis. Namun
demikian, pemimpin perubahan tetap memegang kendali atas pelaksanaan otoritas
terlepas dari apakah anggota asosiasi memberikan pendapat mereka tentang
perubahan.
3) Agar tidak tersesat dalam kebingungan dalam menangani dan mengimplementasikan
perubahan, kepemimpinan perubahan membutuhkan wawasan. Pemimpin yang
cerdas mampu mengidentifikasi strategi dan menciptakan inisiatif perubahan yang
dianggap dapat membuka jalan bagi kesuksesan masa depan perusahaan mereka.
Pemimpin dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perubahan dengan
mengamati dan menilai situasi, kondisi, dan dinamika organisasi. Untuk perubahan
organisasi ini, seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan multidimensi -
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual - sangat
diperlukan. Pengetahuan, persepsi, dan kemampuan berpikir inovatif ada pada diri
seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual. Untuk menjamin proses
transformasi berjalan dengan baik, pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional
yang tinggi terampil dalam mengelola emosi diri dan orang lain. Pemimpin yang
cerdas secara spiritual mampu memenuhi kewajiban moral dan etika kepada semua
pihak yang berpartisipasi dalam perubahan, memiliki kesadaran etika yang tinggi,
dan memengaruhi tujuan perubahan.
4) Di tengah perubahan yang sedang berlangsung, kepemimpinan yang berfokus pada
pengembangan, yaitu kepemimpinan yang menghargai setiap percobaan dengan
menemukan konsep dan ide baru dan menerapkan perubahan. Para pemimpin ini
dapat mendorong anggota staf untuk melakukan perbaikan, mengembangkan strategi
baru untuk menemukan masalah baru, dan mendukung pendekatan terbaru dalam
pemecahan masalah.
Kegagalan dalam menjalankan program perubahan organisasi yang sukses di
bawah kepemimpinan yang kuat, visioner, intelektual, dan berfokus pada pertumbuhan
dalam menghadapi lingkungan yang dinamis akan mengakibatkan kegagalan organisasi.
Oleh karena itu, kepemimpinan sangatlah penting.
4. Menerapkan Peran Kepemimpinan Untuk Manajemen Perubahan
Tanggung jawab manajemen pemimpin berfungsi sebagai contoh fungsi
kepemimpinan dalam pengembangan organisasi, khususnya :
1) Membuat rencana terkait perubahan. Pemimpin pada dasarnya adalah agen
perubahan yang memiliki kekuatan untuk memutuskan apakah perubahan
diperlukan. Setelah itu, pemimpin menciptakan strategi untuk perubahan tersebut.
Pemimpin dalam organisasi juga dapat disebut sebagai agen restrukturisasi.
Tanggung jawab untuk mengubah perilaku anggota dan struktur organisasi berada di
tangan para pemimpin.
2) Mengkoordinasikan proses pelaksanaan perubahan organisasi. Untuk
mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi anggota organisasi untuk melakukan
perubahan tersebut, baik perubahan organisasi yang direncanakan maupun yang
diimplementasikan membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin yang mampu
:
a. memberikan dan mengembangkan visi (visioner),
b. menjadi komunikator profesional,
c. menjadi agen perubahan,
d. menjadi pelatih, dan
e. menganalisis penggunaan teknologi informasi yang terus berkembang tercermin
dalam aspek-aspek kepemimpinan yang berlandaskan pada theory of action.
3) Menggunakan sumber daya organisasi untuk beradaptasi dan berubah. Diharapkan
para pemimpin perubahan dapat menanamkan rasa urgensi dan meningkatkan
kesiapan untuk berubah, atau menginspirasi beberapa pengikutnya untuk menjadi
agen perubahan dan membentuk aliansi dalam mendukung perubahan.
5. Kualitas Kepemimpinan Untuk Perubahan
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan motivasi dan
menggerakkan anggota untuk melakukan perubahan sesuai dengan tujuan organisasi.
Untuk itu, kualitas kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan organisasi,
khususnya dalam mengendalikan perlawanan, kebingungan, mencari tahu tentang sebuah
pengetahuan, dan komitmen manajemen. Terdapat beberapa kegiatan terkait dengan
tahapan perubahan, dimana para pemimpin yang efektif akan melihat perubahan dengan
cara yang efisien serta merespon hal tersebut agar mendapat dukungan dan komitmen dari
setiap anggota. Para pemimpin juga perlu melakukan perubahan, terutama yang terkait
dengan penanganan watak serta emosi manusia. (Soegoto, 2017: 403).
Pemimpin yang efektif hendaknya memiliki kepribadian yang menarik,
mempunyai keterampilan yang efektif, memiliki watak kepemimpinan yang positif,
memilliki keterampilan yang diperlukan organisasi, mengenali karakteristik anggota
organisasi, sehingga pemimpin mampu mengendalikan kinerja setiap anggota sesuai
kebutuhan. Pemimpin yang memiliki kepribadian tersebut mempunyai kualitas
profesional, memiliki kapasitas dan memiliki kualitas kepemimpinan. Pemimpin tersebut
mampu mengendalikan organisasi, menggerakkan anggota, dan melakukan perubahan
dalam mencapai tujuan organisasi. Perubahan menuntut hadirnya pemimpin yang kuat.
Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang memiliki wibawa, dapat dipercaya, memiliki
integritas yang tinggi, dan jelas arahnya. Kepemimpinan yang kuat mengerti bahwa
tujuan adalah mengubah individu menjadi lebih baik dan produktif (Sagala, 2018: 82).
Beberapa usaha untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan efektif antara lain
sebagai berikut :
a. Berfikir secara efektif dalam menetapkan keputusan.
b. Menjelaskan hasil berfikir.
c. Meningkatkan keterlibatan dalam menyelesaikan masalah.
d. Mencari dan mengingkatkan kreativitas.
e. Mneciptakan perubahan.
f. Menciptakan masalah (Soekarso, Putong, 2015: 63).

More Related Content

Similar to Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx

KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMDoryRamadhan
 
Kepimpinan yang diteladani
Kepimpinan yang diteladaniKepimpinan yang diteladani
Kepimpinan yang diteladaniUstaz Yusof
 
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokKepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokPrayugaAS
 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHsitimasyriqoh
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiXee Yuliani
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinankangklinsman
 
Kepribadian Kepemimpinan
Kepribadian KepemimpinanKepribadian Kepemimpinan
Kepribadian Kepemimpinanfefrgrgrg
 
Artikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang KepemimpinanArtikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang Kepemimpinanrendrafauzi
 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikanasepnur4
 
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraEtika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraSyaifOer
 
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2infosmkn5kotser
 

Similar to Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx (20)

KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
 
Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)
 
Kepimpinan yang diteladani
Kepimpinan yang diteladaniKepimpinan yang diteladani
Kepimpinan yang diteladani
 
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokKepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
 
Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
 
Makalah i
Makalah iMakalah i
Makalah i
 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Kepribadian Kepemimpinan
Kepribadian KepemimpinanKepribadian Kepemimpinan
Kepribadian Kepemimpinan
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN
MAKALAH KEPEMIMPINANMAKALAH KEPEMIMPINAN
MAKALAH KEPEMIMPINAN
 
Artikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang KepemimpinanArtikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang Kepemimpinan
 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraEtika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
 
Bab3 pd
Bab3 pdBab3 pd
Bab3 pd
 
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2
Fdokumen.com kepemimpinan dalam-organisasi-568c14f76bfe2
 

Penjelasan tentang Kepemimpinan Dan Perubahan.docx

  • 1. KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah MANAJEMEN PERUBAHAN Dosen Pengampun : Dr. Angrian Permana, S.Pd., MM. Disusun Oleh : Aisyah Fauziah : 21012200211 Elip Gozali Roihan : 21012200167 Juwitasari : 21012200225 Kardi : 21012200186 Masriyadi : 21012200013 KELAS 4C - SDM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA 2024
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan dengan judul “KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain, maka tugas ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik dukungan moril maupun materi. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Angrian Permana, S.Pd., MM. selaku Dosen Mata kuliah Manajemen Perubahan, dan 2. Teman-teman kelas 4C-SDM program studi Magister Manajemen Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik. Khususnya dosen mata kuliah Manajemen Perubahan. Harapan penulis, semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih. Serang, Januari 2024 Penulis
  • 3. KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN … 1. Kepemimpinan 1.1. Pengertian Kepemimpinan Suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan penting dalam mengerakkan dan mengarahkan organisasi dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu, tidaklah mudah memberikan definisi kepemimpinan yang sifatnya universal dan diterima semua pihak yang terlibat dalam kehidupan organisasional, termasuk organisasi perguruan tinggi sekalipun. Namun, perlunya pemahaman terhadap suatu konsep atau definisis tentang suatu objek merupakan langka awal di dalam kerangka mempelajari, memahami, menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap suatu objek tersebut, sekaligus mempermudah seseorang atau kelompok melakukan pengkajian lebih lanjut. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan. Menurut Thoha (2019:122), Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi pikiran orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk digunakan sebagai pedoman bagi pemimpin bawahan atau para pengikutnya. Kepemimpinan yang baik akan dapat mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai yang maksimal, tandanya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin sudah sesuai dengan harapan para karyawan. Oleh karena itu disimpulkan kepemimpinan memegang peranan yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Malayu SP Hasibuan (2009) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi”. Sedangkan menurut Howard H. Hoyt dalam Kartini (2009), menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang”. 1.2. Tipe Kepemimpinan Robbins (2014) mengemukakan bahwa ada empat tipe kepemimpinan yaitu: a. Kepemimpinan kharismatik : Para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan yang heroic atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.
  • 4. b. Kepemimpinan transaksional : Pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju kesasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. c. Kepemimpinan transformasional : Pemimpin yang menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut. d. Kepemimpinan visioner : Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Sangat jelas bahwa perkembangan karakter tidak lepas dari kepemimpinan. Nilai-nilai yang ditransformasikan melalui perilaku kepemimpinan menjadi sangat menentukan nilai yang berkembang dalam diri bawahan. Sudah tentu kepemimpinan tidak hanya sebatas mempengaruhi bawahan untuk siap bekerjasama mencapai tujuan, tetapi juga harus mampu mengubah karakter. Bahkan kesediaan kerjasama itu adalah dukungan karakter yang dimiliki. Kepemimpinan yang bersumber dari keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup atau nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkannya. Kepemimpinan adalah suatu proses interaksi antara dua pihak, antara pemimpin dan bawahan. Agar usaha pemimpin dapat disebut sebagai suatu tindakan kepemimpinan, usahanya itu harus membawa reaksi yang sesuai dengan pihak bawahan. Bawahan harus bergerak, setidaknya sedikit kearah yang ditentukan pemimpin. Untuk itu, pemimpin dapat menggunakan ketegasan secara nyata atau secara tersembunyi, maka bawahan akan bergerak dengan rasa takut dan paksaan. Ia dapat memakai dalih-dalih yang berbeda dengan fakta dan realita, dalam hal ini bawahan akan mengikuti pimpinan tanpa pikiran, pengetahuan, dan pengertian. Model kepemimpinan demikian tidak akan membawa kepada perubahan, tetapi akan memunculkan penderitaan bahkan bencana. Menurut Kartini Katono (2009:80) membagi tipe kepemimpinan menjadi delapan tipe, yaitu: a. Tipe karismatis Tipe pemimpin karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pegawai-pegawai yang bisa dipercaya. Disamping itu ia mempunyai inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.
  • 5. b. Tipe Paternalistis Yaitu tipe pemimpin yang memiliki sifat kebapakan, sehingga, ia cenderung menganggap bawahannya sebagai anaknya, cenderung terlalu melindungi serta hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya. c. Tipe Militeristis Tipe pemimpin memiliki kecenderungan sistem komando dalam hal mengintruksikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan bawahannya dengan kurang menghendaki saran, gagasan dari bawahannya. Pemimpin tipe ini kepemimpinannya didasarkan kontak pribadi secara langsung dengan bawahannya. Tipe ini umumnya sangat efektif dan secara relative sederhana pelaksanaannya. d. Tipe Otokratis Tipe pemimpin yang memiliki kecenderungan berpegang teguh pada kehendak diri sendiri, adanya unsur paksaan dan pemimpin pada tipe ini selalu ingin bermain tunggal serta menjadi dominator. e. Tipe Laissez Faire Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini seorang pemimpin praktis tidak memimpin, ia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin laissez faire pada hakikatnya bukanlah pemimpin dalam pengertian sebenarnya. Sebab bawahan dalam situasi kerja tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, masing-masing orang bekerja semau sendiri dengan irama dan tempo “semau gue” f. Tipe Populistis Kepemimpinan populistis adalah kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme dan membangun sikap hati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan asing. g. Tipe Administratif atau ekeskutif Kepemimpinan administrative adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrative secara efektif. h. Tipe Demokratis Pemimpin tipe ini berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Disamping itu, menitik beratkan pada partisipasi
  • 6. kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat kelompok. Kegagalan kepemimpinan dari tipe ini adalah apabila anggota kelompok tidak cakap dan kurang tergerak untuk bekerjasama. Kepemimpinan identik dengan pengaruh seorang sosok yang mampu menggerakkan massa atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kepemimpinan merupakan keahlian atau kemampuan yang dapat diasah oleh setiap orang. Oleh karena itu gaya kepemimpinan setiap orang pasti berbeda sesuai dengan pengalaman kegiatan yang sudah dilakukannya, background keluarga, lingkungan tempat dia tinggal dan seterusnya. Seorang pemimpin tidaklah selalu orang dominan, extrovert, atau vocal karakternya, namun pemimpin identik dengan orang yang biasa menggerakkan, mengambil keputusan, bertanggungjawab penuh, berinisiatif tinggi dan dapat merangkul mayoritas anggotanya. Seiring dengan berkembangnya zaman, kini seorang pemimpin akan dihargai oleh pengikut atau anggotanya bila memiliki kemampuan mendengarkan, melihat keadaaan secara holistic serta mampu beradaptasi dengan seluruh anggotanya. Gaya kepemimpinan individu dapat berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan pada saat itu, namun kecenderungan gaya kepemimpinan seseorang akan tetap sama. Kepemimpinan akan selalu menjadi tools atau alat dalam mencapai visi dan misi organisasi, perusahaan individu, komunitas dan sebagainya. Pengertian kepemimpinan dapat dirangkum dengan kemampuan seorang individu menggerakkan individu-individu lain dalam pencapaian tujuan dengan berbagai cara yang mampu meyakinkan individu-individu lain yang digerakkan. 1.3. Peran Kepemimpinan Tanggung jawab manajemen pemimpin, yang meliputi : 1) Mengorganisir perubahan hingga implementasinya; 2) Merencanakan perubahan, menunjukkan peran kepemimpinan dalam transformasi organisasi; 3) Melakukan penyesuaian dan mengimplementasikan perubahan dengan menggunakan sumber daya organisasi (Kouzes & Posner, 2017). Dalam menjalankan fungsi, tanggung jawab, dan tugas sebagai pemimpin, pimpinan (leader) dalam sebuah perubahan harus : 1) Mengidentifikasi tujuan perubahan; 2) Memilih perubahan yang akan dan harus dilakukan; 3) Menetapkan jangka waktu pelaksanaan dan terjadinya transformasi organisasi;
  • 7. 4) Bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin ditimbulkan (Prochaska, Norcross, & DiClemente, 2018). Rivai (2013) mengatakan bahwa tindakan seseorang dalam suatu peran tertentu mendefinisikan mereka. Pemimpin organisasi memainkan peran dalam skenario ini dan memikul tanggung jawab atas perilaku pemegang posisi. Ada tiga peran kepemimpinan yang berbeda : dalam berbagai hal, termasuk pengambilan keputusan, penyelesaian konflik melalui kepemimpinan, dan mendorong tumbuhnya perubahan sikap dalam sumber daya manusia. 2. Perubahan 2.1. Pengertian Perubahan Perubahan adalah sesuatu yang tanpa disadari sering terjadi. Perubahan berguna untuk melangsungkan hidup suatu lembaga maupun organisasi, dengan dilaksanakan perubahan mampu mendorong umur suatu kelompok lebih lama, dan bertujuan supaya organisasi tetap menjadi dinamis dan tidak statis dalam melawan perkembangan zaman. Menurut Kurt Lewin, yang dikutip Lilik, terdapat tiga tahapan dalam manajemen perubahan yaitu; Unfreezing (mengenal perlunya perubahan), Changing (berusaha untuk menciptakan kondisi baru), Rereezing menggabungkan, menciptakan, dan memelihara perubahan) 1) Unfreezing (mengenal perlunya perubahan). Unfreezing merupakan langkah awal sebagai bentuk kesadaran terhadap kondisi yang sedang dihadapi. memahami bahwa organisasi harus dapat berubah menuju kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. tahapan ini merupakan proses persiapan diri secara individual maupun secara organisasi menuju sebuah perubahan. Pada tahapan ini akan menemukan siapa saja yang sepakat dengan adanya perubahan dan yang tidak sepakat dengan perubahan tersebut. Pemimpin akan menganalisa dan merumuskan bagaimana perubahan tersebut akan dilakukan, sehingga dapat terkelola dengan baik. 2) Changing (berusaha untuk menciptakan kondisi baru). Changing merupakan proses perubahan, dimana transisi manajemen dilakukan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. proses ini hendaknya didukung dengan adanya aktualisasi kemampuan individual maupun sistem manajemen organisasi. Peningkatan kemampuan individual dapat ditempuh dengan adanya pelatihan dan pembinaan
  • 8. terstruktur. Sedangkan perbaikan-perbaikan perangkat organisasi mulai dari sistem manajemen pelatihan dan pembinaan, mekanisme organisasi yang efektif dan efisien. Tahap perubahan tentunya diimbangi dengan komunikasi yang baik atara satu sama lain supaya menjaga arah perubahan yang menjadi kesepakatan bersama. 3) Refreezing (menciptakan, dan memelihar perubahan). Refreezing diartikan sebagai membangun stabilitas organisasi setelah adanya perubahan yang dilakukan. Penyesuaian terhadap perubahan-perubahan sehingga menjadi rutinitas yang normal dilakukan. Tercapainya perubahan harus dipelihara supaya memperoleh hasil yang jauh lebih baik dari sebelumnya dalam mengelola organisasi. Ada macam-macam perubahan, yang pertama perubahan tidak berencana dan perubahan berencana. Perubahan tidak berencana terjadi karena adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi secara tiba tiba. Lalu perubahan berencana terjadi karena faktor kesengajaan yang dimanipulasi oleh orang manajemen. Perubahan sengaja banyak terjadi atau bisa dikategorikan paling sering terjadi karena dilakukan atas kemauan sendiri, kemudian terjadi jalan perubahan yang banyak dilakukan kelompok tersebut. (Marlapa, 2018: 5-9). 2.2. Faktor Penyebab Perubahan Berbagai sumber menyatakan bahwa variabel-variabel yang memengaruhi, seperti aspek lingkungan internal dan eksternal organisasi, dapat menghasilkan perubahan. Contoh pengaruh lingkungan luar yang mendorong organisasi untuk berubah adalah sebagai berikut: 1) Kekuatan kompetisi; 2) Kekuatan ekonomi; 3) Kekuatan politik; 4) Kekuatan globalisasi; 5) Kekuatan demografi dan sosial ekonomi; dan 6) Kekuatan etika. Karena persaingan komersial yang ketat, kekuatan ekonomi dan politik bergerak tepat di tingkat regional, nasional, dan dunia. Kekuatan utama di balik globalisasi ekonomi adalah perkembangan teknologi informasi yang cepat. Oleh karena itu, struktur sosial dan demografis menjadi sangat penting.
  • 9. Sedangkan perubahan yang terjadi di lingkungan internal organisasi, yaitu perubahan pada: 1) Moral, nilai-nilai, dan kompetensi karyawan; 2) Pelatihan untuk staf; 3) Tingkat aktualisasi diri yang tinggi 4) Tempat kerja yang ramah; 5) Lingkungan kerja yang mudah beradaptasi; dan 6) Kesempatan berkarir dan gaji yang adil. Ketika nilai, moral, atau kompetensi karyawan berubah, organisasi harus bertindak dengan tepat. Pekerja yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki lebih banyak tuntutan dan harapan dari pekerjaan mereka karena mereka mencari kemungkinan untuk aktualisasi diri, lingkungan kerja yang positif, fleksibilitas yang lebih besar, kompensasi yang adil, dan karier (Hickman, 2016). 2.3. Indikator Perubahan Menurut Supardi, ada empat penanda perubahan yang dapat digunakan untuk menilai kapan sebuah perubahan terjadi : 1) Jika perubahan tidak terjadi, apa yang akan terjadi di masa depan 2) Apa yang akan terjadi di masa depan, seperti apa keadaan yang diinginkan orang tersebut di masa depan 3) Apa yang sedang terjadi saat ini 4) Bagaimana mengubah situasi saat ini untuk mendapatkan situasi masa depan yang diinginkan (Supardi, 2015). 2.4. Tahap Proses Perubahan Ada enam langkah dalam proses transformasi (Handoko, 2017), termasuk: 1) Tekanan dan urgensi. Para pemimpin organisasi mulai merasakan adanya kebutuhan akan perubahan. Masalah-masalah signifikan seperti menurunnya laba, menurunnya produktivitas, dan pergantian karyawan yang berlebihan menjadi penyebabnya. 2) Campur tangan dan orientasi ulang. Anggota organisasi diminta untuk memperhatikan masalah tersebut oleh direktur perubahan setelah masalah tersebut diidentifikasi. 3) Identifikasi masalah dan diagnosis. Masalah-masalah penting diberikan perhatian lebih sebagai hasil dari pengumpulan dan analisis informasi oleh konsultan.
  • 10. 4) Penelitian dan dedikasi terhadap pencapaian. Menemukan solusi harus didekati secara kreatif. Anggota organisasi akan lebih berinvestasi dalam kegiatan yang telah diselesaikan jika mereka terlibat dalam prosesnya. 5) Menguji dan menemukan hasil. Solusi yang dibuat pada tahap 4 diuji coba dalam program percontohan terbatas, dan hasilnya diperiksa. 6) Pengakuan dan penegasan. Ketika kegiatan yang diterima dilakukan, hal ini harus menjadi sumber penguatan yang mendorong keterikatan pada perubahan. 3. Perubahan Membutuhkan Kepemimpinan Melalui kepemimpinan yang sangat baik serta imajinatif, cerdas, dan fokus pada pengembangan organisasi, perubahan sering kali dirancang untuk memastikan bahwa perusahaan tidak menjadi statis, melainkan tetap dinamis. Hal ini dilakukan dengan kesadaran akan perlunya inisiatif perubahan organisasi dalam konteks lingkungan yang berubah dengan cepat dan tidak menentu. Para pemimpin organisasi harus mempersiapkan program perubahan dengan hati- hati karena kompleksitas masalah yang dapat menghalangi upaya perubahan dan tujuan strategis di lapangan. 1) Diperlukan kepemimpinan yang kuat dengan keyakinan dan otoritas selama masa transisi. Pemimpin harus memiliki otoritas dan komitmen sebagai penentu jalan perubahan karena memimpin perubahan dengan kompleksitas perubahan menuntut kekuatan, keyakinan yang kuat, dan keterlibatan dalam setiap proses perubahan. Pemimpin organisasi harus melakukan upaya bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemimpin perubahan yang melihat tantangan sebagai ujian kepemimpinan tidak akan kalah dan akan menyambutnya dengan penuh semangat. 2) Untuk mendorong visi, pemimpin perubahan haruslah seorang visioner yang melihat ke masa depan, di mana organisasi akan terus bergerak. Salah satu strategi untuk memimpin perubahan adalah dengan mulai mendefinisikan dan menetapkan visi untuk masa depan. Tahap selanjutnya adalah mengkoordinasikan tindakan setiap anggota organisasi dengan mendorong komunikasi yang terbuka dan mempelajari mekanisme koping mereka. Pemimpin tidak selalu harus bersikap otokratis. Namun demikian, pemimpin perubahan tetap memegang kendali atas pelaksanaan otoritas terlepas dari apakah anggota asosiasi memberikan pendapat mereka tentang perubahan. 3) Agar tidak tersesat dalam kebingungan dalam menangani dan mengimplementasikan perubahan, kepemimpinan perubahan membutuhkan wawasan. Pemimpin yang
  • 11. cerdas mampu mengidentifikasi strategi dan menciptakan inisiatif perubahan yang dianggap dapat membuka jalan bagi kesuksesan masa depan perusahaan mereka. Pemimpin dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perubahan dengan mengamati dan menilai situasi, kondisi, dan dinamika organisasi. Untuk perubahan organisasi ini, seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan multidimensi - kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual - sangat diperlukan. Pengetahuan, persepsi, dan kemampuan berpikir inovatif ada pada diri seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual. Untuk menjamin proses transformasi berjalan dengan baik, pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi terampil dalam mengelola emosi diri dan orang lain. Pemimpin yang cerdas secara spiritual mampu memenuhi kewajiban moral dan etika kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam perubahan, memiliki kesadaran etika yang tinggi, dan memengaruhi tujuan perubahan. 4) Di tengah perubahan yang sedang berlangsung, kepemimpinan yang berfokus pada pengembangan, yaitu kepemimpinan yang menghargai setiap percobaan dengan menemukan konsep dan ide baru dan menerapkan perubahan. Para pemimpin ini dapat mendorong anggota staf untuk melakukan perbaikan, mengembangkan strategi baru untuk menemukan masalah baru, dan mendukung pendekatan terbaru dalam pemecahan masalah. Kegagalan dalam menjalankan program perubahan organisasi yang sukses di bawah kepemimpinan yang kuat, visioner, intelektual, dan berfokus pada pertumbuhan dalam menghadapi lingkungan yang dinamis akan mengakibatkan kegagalan organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan sangatlah penting. 4. Menerapkan Peran Kepemimpinan Untuk Manajemen Perubahan Tanggung jawab manajemen pemimpin berfungsi sebagai contoh fungsi kepemimpinan dalam pengembangan organisasi, khususnya : 1) Membuat rencana terkait perubahan. Pemimpin pada dasarnya adalah agen perubahan yang memiliki kekuatan untuk memutuskan apakah perubahan diperlukan. Setelah itu, pemimpin menciptakan strategi untuk perubahan tersebut. Pemimpin dalam organisasi juga dapat disebut sebagai agen restrukturisasi. Tanggung jawab untuk mengubah perilaku anggota dan struktur organisasi berada di tangan para pemimpin. 2) Mengkoordinasikan proses pelaksanaan perubahan organisasi. Untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi anggota organisasi untuk melakukan perubahan tersebut, baik perubahan organisasi yang direncanakan maupun yang
  • 12. diimplementasikan membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin yang mampu : a. memberikan dan mengembangkan visi (visioner), b. menjadi komunikator profesional, c. menjadi agen perubahan, d. menjadi pelatih, dan e. menganalisis penggunaan teknologi informasi yang terus berkembang tercermin dalam aspek-aspek kepemimpinan yang berlandaskan pada theory of action. 3) Menggunakan sumber daya organisasi untuk beradaptasi dan berubah. Diharapkan para pemimpin perubahan dapat menanamkan rasa urgensi dan meningkatkan kesiapan untuk berubah, atau menginspirasi beberapa pengikutnya untuk menjadi agen perubahan dan membentuk aliansi dalam mendukung perubahan. 5. Kualitas Kepemimpinan Untuk Perubahan Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan motivasi dan menggerakkan anggota untuk melakukan perubahan sesuai dengan tujuan organisasi. Untuk itu, kualitas kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan organisasi, khususnya dalam mengendalikan perlawanan, kebingungan, mencari tahu tentang sebuah pengetahuan, dan komitmen manajemen. Terdapat beberapa kegiatan terkait dengan tahapan perubahan, dimana para pemimpin yang efektif akan melihat perubahan dengan cara yang efisien serta merespon hal tersebut agar mendapat dukungan dan komitmen dari setiap anggota. Para pemimpin juga perlu melakukan perubahan, terutama yang terkait dengan penanganan watak serta emosi manusia. (Soegoto, 2017: 403). Pemimpin yang efektif hendaknya memiliki kepribadian yang menarik, mempunyai keterampilan yang efektif, memiliki watak kepemimpinan yang positif, memilliki keterampilan yang diperlukan organisasi, mengenali karakteristik anggota organisasi, sehingga pemimpin mampu mengendalikan kinerja setiap anggota sesuai kebutuhan. Pemimpin yang memiliki kepribadian tersebut mempunyai kualitas profesional, memiliki kapasitas dan memiliki kualitas kepemimpinan. Pemimpin tersebut mampu mengendalikan organisasi, menggerakkan anggota, dan melakukan perubahan dalam mencapai tujuan organisasi. Perubahan menuntut hadirnya pemimpin yang kuat. Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang memiliki wibawa, dapat dipercaya, memiliki integritas yang tinggi, dan jelas arahnya. Kepemimpinan yang kuat mengerti bahwa tujuan adalah mengubah individu menjadi lebih baik dan produktif (Sagala, 2018: 82). Beberapa usaha untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan efektif antara lain sebagai berikut :
  • 13. a. Berfikir secara efektif dalam menetapkan keputusan. b. Menjelaskan hasil berfikir. c. Meningkatkan keterlibatan dalam menyelesaikan masalah. d. Mencari dan mengingkatkan kreativitas. e. Mneciptakan perubahan. f. Menciptakan masalah (Soekarso, Putong, 2015: 63).