Teks tersebut membahas rencana usaha beternak ayam kampung. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah: (1) produk utama adalah daging ayam, (2) modal yang dibutuhkan Rp. 142,9 juta, (3) target keuntungan Rp. 46,2 juta per bulan. Teks ini juga menjelaskan persiapan yang dibutuhkan seperti bibit, pakan, dan perkandangan.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
Wirausaha ternak ayam
1. 1
NAMA : MUHAMMAD AKMALUDDIN
NIM : 094211064
JURUSAN : FUPK TAFSIR HADITS
MAKUL : KEWIRAUSAHAAN
BETERNAK AYAM KAMPUNG
A. PENDAHULUAN
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti: pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang
yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu
kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga
dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan
sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui
usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko
sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian
personal.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yakni:
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan
nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun
juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. 2
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses
kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi
berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang
biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Kewirausahaan ini pun banyak macamnya, mulai dari berdagang, menyediakan jasa,
beternak, dan yang lainnya. Beternak ayam kampung misalnya, memberikan nilai lebih
terhadap pelaku wirausaha dibidang ini. Mulai dari waktu yang singkat untuk panen,
penyakit yang dapat diminimalisir sedemikian rupa daripada jenis yang lainnya dan tempat
yang tidak begitu luas untuk lokasi penempatannya.
Kewirausahaan pun menjadi mata kuliah pokok di perguruan tinggi di Indonesia.
Hal ini diberikan agar para lulusannya mengarah kepada orang yang melakukan
usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu, mereka
juga memiliki mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan
usaha/kegiatan. Disamping melalui mata kuliah, pendalaman kewirausahaan dilakukan
dengan melalui pelatihan, seminar dan lain sebagainya.
Dalam tradisi perguruan tinggi, tradisi menulis selalu tidak terpisahkan dalam setiap
mata kuliah. Di dalam tulisan ini akan memaparkan rencana dan langkah yang akan
ditempuh untuk mengawali, mempersiapkan dan menjalani kewirausahaan yang terkait
dengan beternak ayam kampung.
B. PEMBAHASAN
1. Rencana usaha yang akan dijalankan
Rencana wirausaha yang akan kami jalankan adalah beternak ayam kampung. Hal
ini dikarenakan permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk
mengkonsumsi daging ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa
genetika. Seperti halnya ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika.
Permintaan daging ayam kampung untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi
sekitar 5% dari kebutuhan atau sekitar 280.000 ekor per hari sebagaimana dikemukakan
Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia. Peluang Bisnis pengembangan unggas ini
cukup baik dalam meningkatkan kesejahteraan usaha skala kecil, mikro dan koperasi
mengingat ternak ini sudah cukup poluler di masyarakat.
Dukungan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian terhadap pengembangan
bisnis ayam kampung untuk usaha mikro, kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini sedang
dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan
memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil
3. 3
dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis
ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak.
Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih diusahakan dengan cara
tradisional dan belum melalui cara intensif. Baru sekitar 3400 peternak ayam kampung
yang mengusahakannya secara intensif, diluar itu masih dengan cara tradisional.
Diharapkan peternak tradisional akan beralih pada usaha ternak ayam kampung secara
intensif.
Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25
persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen saja.
Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu
menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil
dan koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat
bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan
pengolahan daging ayam kampung. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga
pakan yang mengalami kenaikan.
2. Produk
Produk yang akan dihasilkan adalah daging, telur dan anak ayam kampung serta
kompos kotoran. Adapun daging ayam menjadi komoditas utama dalam beternak ayam
kampung ini.
3. Konsumen
Mulai dari ibu rumah tangga, pekerja, pebisnis hingga pejabat tidak ada yang
kelewatan mengonsumsi daging ayam, lebih-lebih daging ayam kampung yang lebih sehat
dan berprotein lebih tinggi daripada ayam ras. Mereka pada khususnya dan seluruh orang
menjadi konsumen utama daging ayam kampung. Hal ini juga dapat dilihat dengan semakin
makin menjamurnya warung kuliner yang tak lepas dari menu daging dan telur ayam
kampung.
Adapun anak ayam kampung (DOC) juga banyak dibutuhkan oleh peternak ayam
yang memang kesulitan untuk menetaskannya sendiri atau karena keterbatasan tempat.
Sedangkan kompos digunakan oleh florist ataupun para petani yang saat ini gencar
menggunakan pupuk organik.
4. Harga produk
Harga daging ayam adalah Rp. 4000,00/kg
Harga ayam adalah Rp. 30.000,00/ekor
Harga anak ayam adalah Rp. 5000,00/ekor
Harga kompos adalah Rp. 5000/karung
4. 4
5. Tenaga yang dibutuhkan
Pada awal usaha ternak ayam ini, jumlah tenaga pekerja yang dibutuhkan ada 10
orang: 2 orang untuk memberi makan dan minum tiap paginya, 2 orang untuk merawat dan
membersihkan kandang, 2 orang untuk merawat dan mengendalikan kualitas ayam, 2 orang
pengelola keuangan dan 2 orang untuk menjalin kerjasama jaringan.
6. Modal yang diperlukan
Modal yang diperlukan adalah Rp. 142.900.000,00 dan akan dibahas dalam penutup
tulisan ini secara mendetail.
7. Keuntungan
Setiap bulannya, target keuntungan dari beternak ayam ini adalah Rp.
46.225.000,00. Dan untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam penutup tulisan ini.
8. Persiapan yang harus dilakukan
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam beternak ayam ini. Berikut
akan dipaparkan persiapan yang akan dilakukan:
Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Bibit ayam kampung (Day Old Chick atau yang biasa disebut DOC) dapat
diperoleh dengan cara: dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit,
membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan
telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin
penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC
ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat
DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut: dapat berdiri
tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan
mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Pakan
Pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan
untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita
beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan
antara lain: konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS,
mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau
memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung
yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut: 7
gram/per hari sampai umur 1 minggu, 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu, 34
gram/per hari sampai umur 3 minggu, 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu, 58
gram/per hari sampai umur 5 minggu, 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu, 72
gram/per hari sampai umur 7 minggu dan 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
5. 5
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal
pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
Perkandangan
Syarat kandang yang baik: jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak
lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya
memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar
angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha
biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi
ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen
pembuatan obat.
Ukuran kandang: tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada
anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m.
Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu,
kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi
litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model
atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai
ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4
minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan
kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi
pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher
digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam
keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen
pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
- Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
- Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol
pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
- Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan
dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang
lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari
cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
6. 6
Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain:
- Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
- Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
- Melakukan vaksinasi secara teratur
- Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
- Manajemen pemeliharaan yang baik
- Kontrol terhadap binatang lain
Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah
permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang
produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah
dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket
sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung
hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi
yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka
diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara
kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur
kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul
atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat
juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang,
jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.
9. Persiapan menjalankan usaha tersebut
Persiapan untuk menjalankan usaha tersebut masih belum optimal, mengingat
waktu yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengembangan masih dalam tahap kajian
dan analisis serta perbandingan dengan peternakan lain.
10. Mulai usaha
Untuk menjalankan usaha tersebut, dapat dilakukan pada waktu liburan semesteran
atau setelah tidak ada kegiatan perkuliahan.
11. Kemungkinan yang akan dijalankan
Usaha beternak ayam kampung ini kemungkinan akan dijalankan dengan baik
dikarenakan pengelolaan yang relatif lebih mudah daripada beternak unggas lainnya seperti
bebek dan itik (membutuhkan pakan yang banyak dan tempat yang berair), burung
(kandang yang lebih luas) dan yang lainnya.
7. 7
C. PENUTUP
Berikut adalah beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk beternak ayam
kampung, dimulai dari persiapan bibit dan kandang serta analisis keuangan untuk bisnis ini.
Kandang sistem ren Kandang sistem postal (litter)
Bibit ayam kampung Tempat pakan dan minum
Indukan atau pemanas Alat-alat kesehatan
8. 8
ANALISIS KEUANGAN TERNAK AYAM KAMPUNG (PER BULAN)
PENGELUARAN
No. Kebutuhan Jumlah Harga per item Total
1. Anak ayam 10.000 ekor Rp. 5000,00/ekor Rp. 50.000.000,00
2. Pakan 1000 kg Rp. 5.000,00/kg Rp. 5.000.000,00
3. Vitamin/antibiotika 1000 sachet Rp. 2000,00/sachet Rp. 2.000.000,00
4. Gaji pekerja 10 Rp. 1.00.000,00/orang Rp. 10.000.000,00
5. Transportasi dan
listrik
30 hari Rp. 30.000,00/hari Rp. 900.000,00
6. Kandang 5 buah Rp.
10.000.000/kandang
Rp. 50.000.000,00
7. Mesin penetas 5 buah Rp. 5.000.000/mesin Rp. 25.000.000,00
Total pengeluaran per bulan Rp. 142.900.000,00
PEMASUKAN
No. Produk Jumlah Harga jual per item Total
1. Daging ayam 3 kg x 1000
ekor
Rp. 3000,00/kg Rp. 9.000.000,00
2. Ayam 1000 ekor Rp. 30.000,00/ekor Rp. 30.000.000,00
3. Anak ayam 5 x 5000 ekor Rp. 5000,00/ekor Rp. 125.000.000,00
4. Telur 5 x 5000 buah Rp. 1000/buah Rp. 25.000.000,00
5. Kompos 30 karung Rp. 5000,00/karung Rp. 125.000,00
Total penghasilan per bulan Rp. 189.125.000,00
Laba bersih dari ternak ayam kampung:
PENGHASILAN : Rp. 189.125.000,00
PENGELUARAN : Rp. 142.900.000,00
JUMLAH LABA BERSIH : Rp. 46.225.000,00