Dokumen tersebut membahas tentang tembakau, mulai dari pendahuluan yang menjelaskan pentingnya tembakau bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia, klasifikasi tembakau, morfologi, varietas, dan syarat tumbuh tembakau. Juga dijelaskan teknik budidaya tembakau mulai dari pembibitan, persiapan media tanam, dan penanaman.
1. BAB I
PENDAHULUAN
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi
tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para
petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di
dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongan
tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha
Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di
Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, amun jika dibandingkan dengan pertanian
padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada
kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik,
banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen
Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah satu komoditi yang
strategis dari jenis tanaman semusim Perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar,
hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.
Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik oleh
rakyat maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau yang di produksi
di Indonesia dapat dibagi antara lain: a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu
bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst
(NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo,
disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah
Penerimaan negara dari komoditi tembakau sangat besar yaitu dari cukai dan setiap tahun
terus meningkat, pada tahun 2007 sebesar 42 trilyun, tahun 2008 sebesar Rp. 50,2 trilyun dan
tahun 2009 ditargetkan mencapai 52 trilyun, demikian juga pada periode 5 tahun terakhir devisa
yang dihasilkan dari ekspor tembakau senilai US $ 100.627 (48.278 ton).
Areal pertanaman di Indonesia, rata-rata setiap tahun seluas 200.000 Ha dengan produksi
170.000 Ton dengan melibatkan sekitar 600.000 KK petani. Daerah utama penyebaran untuk
memenuhi kebutuhan pabrik rokok terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa
Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Lampung dan Sulawesi Selatan, selain itu
2. daerah lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal di Provinsi NAD, Jambi, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, dan NTT.
3. BAB II
A. KLASIFIKASI
Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.
B. MORFOLOGI
1. Daun
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung
pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing,
sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang
menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri
atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah.
Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai.
2. Akar
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak
ke pusat bumi.
Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan
akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki
bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah
menyerap air,dan subur.
4. 3. Batang
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi
kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas
batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang
sekitar 5 cm.
C. VARIETAS
1. Jenis Tembakau Cerutu
Di Indonesia tembakau cerutu ini dihasilkan oleh 3 tempat atau daerah lama
dan satu tempat daerah baru. Di Jawa sebagai penghasil tembakau cerutu ialah daerah
Besuki Jaawa Timur yang berpusat di Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah
antara Solo dan Yogya yang berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan
Yogya yang dikenal dengan daerah Vorstlanden
a) Tembakau Deli
Tembakau Deli merupakan kualitas terbaik dari tembakau cerutu jenis
pembungkus di seluruh dunia. Adapun ciri khas dari tembakau ini adalah tipis dan
elastis dengan warna cerah.
Budidaya tembakau ini terletak di tanah tanah hitam berdebu dengan kadar
humus rata – rata 16% dan kurang asam (pH 5.00 – 5.6) dan sebagian lagi di
tanah tanah sedimenter dan tanah tanah alluvial yang pada pengendapannya
terlihat bahan bahan yang dasitis
b) Tembakau Besuki
Yang dimaksud dengan tembakau Besuki disini adalah tipe tembakau
cerutu yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan.
Tembakau Besuki memiliki sifat sifat berdaun tipis dan empuk dengan aroma
yang baik
c) Tembakau Vorstenlands
Budidaya tembakau ini pada umumnya terletak di lereng lereng kaki
gunung Merapi sebelah Tenggara. Tanah – tanahnya terdiri dari tulvulkanis, yang
terbanyak adalah tanah tanah abu muda yang berwarna kelabu.
5. 2. Jenis Tembakau Sigaret
a) Tembakau Virginia
Tembakau Virginia merupakan bahan utama bagi pembuatan rokok atau
sigaret putih. Tembakau ini tidak begitu membutuhkan tanah yang subur,
iklimnya pun kurang khas. Jadi tembakau ini agak mempunyai penyesuaian baik
terhadap iklim maupun tanah.
b) Jenis Tembakau Sigaret lainnya
Tembakau Turki
Tembakau Turki merupakan nama yang diberikan pada segolongan
tembakau yang sejak berabad abad termahsyur di seluruh dunia oleh karena
mempunyai sifat – sifat kualitas yang khas. Keunggulan dari tembakau ini
terletak pada aroma yang sangat baik dan spesifik, sehingga karenanya disebut
―aromatic tobacco‖
3. Tembakau Pipa
Satu – satunya tempat hingga kini yang mampu menghasilkan tembakaupipa
adalah Lumajang (Jawa Timur)
Ciri khas dari varietas ini adalah tinggi ramping mirip dengan varietas cerutu
Besuki dan Vorstlanden dengan daun daun duduk. Ada dua tipe pada tembakau pipa
ini, yaitu tipe jembel putih dan tipe kasturi
4. Tembakau Asepan
Tembakau tipe ini adalah sejenis tembakau yang pengolahan daunnya
dilakukan dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna yang gelap,
daunnya tebal, berat, kuat dan berminyak
5. Tembakau Asli atau Tembakau Rakyat
Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli ialah tembakau yang ditanam
oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian, penanaman dan pengolahan daunnya.
Tembakau tipe ini pada umumnya ditanam pada akhir musim hujan sehingga
pemanenannya jatuh di musim kemarau.
6. D. SYARAT TUMBUH
1. Suhu dan Iklim
Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering
ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap
mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah
hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah
hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah.
Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka
dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau
dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada
varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman
tembakau adalah 0 - 900 mdpl.
2. Tanah
Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang
baik sehingga dapat meningkatkan drainase, pH antara 5-6.
Tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau dapat juga diadakan dua
golongan, yaitu jenis tembakau yang memerlukan tanah yang subur (misalnya,
tembakau cerutu di daerah Besuki, Klaten, Kedu, dan Deli). Sedangkan untuk
golongan lain (misalnya tembakau untuk sigaret dan kretek di daerah Bojonegoro,
Madura) dapat dipergunakan tanah yang tidak begitu subur, asalkan diadakan
tindakan tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tanah dan pengairannya.
7. BAB III
TEKNIK BUDIDAYA
a. PEMBIBITAN
Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur
dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai
adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag
Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur
dan 60 cm sisi Barat.
Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu
dikeringanginkan.
Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang
dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan
akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat
disemaikan.
Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam
0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari.
Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah
semai.
b. PERSEMAIAN
Umur bibit yang baik untuk dipindahkan ke pertanaman antara 38 – 45 hari,
pencabutan bibit dapat dilakukan beberapa kali dan memilih bibit yang paling baik.
Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya harus segera ditanam
(setelah jam 14.00) pada keadaan normal panjang bibit telah mencapai 20 cm.
c. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1
minggu
Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan
arah membujur antara timur dan barat.
8. Lakukan pengapuran jika tanah masam
Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA
untuk menyiram + 10 meter bedengan.
Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg secara
merata ke bedengan
d. PENANAMAN
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat,
sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang
penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau
rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya
dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm.
Cara penanamannya yaitu dengan cara Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit
sedalam leher akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.
e. PEMELIHARAAN
1. Penyulamanan
Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan
diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
2. Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu
sekali.
9. 3. Pemupukan
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas
Dosis Pupuk Makro (kg/ha)
Waktu Pemupukan
Urea/ZA SP - 36 KCl
Saat Tanam - 300 -
Umur 7 HST 300 - 150
Umur 28 HST 300 - 150
TOTAL 600 300 300
Ket : HST = hari setelah tanam
4. Pengairan
Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4
lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap
3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering.
5. Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk
pucuk, pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah
bunga
f. PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT DAN GULMA
1. Hama
Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan
dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar
sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural
VITURA
Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang
terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun
sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.
10. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang
berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat,
sanitasi kebun, semprot PESTONA.
Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul
bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian:
sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA
Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.
Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus),
orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang
banci (Engytarus tenuis).
2. Penyakit
Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala:
batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai
hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar,
pencegahan awal dengan Natural GLIO.
Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-
bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan
lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang
terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO.
Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat
bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan
mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah
tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot
Natural GLIO.
Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-
bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di
persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan
membakar tanaman yang terserang.
11. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas
namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan.
Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.
Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk
(Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus).
Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi
kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
g. PANEN DAN PASCA PANEN
1. PANEN
Pada umur 70 hari sesudah ditanam daun kelihatan semu kuning keemasan,
salah satu tanda bahwa daun sudah mulai masak dan dapat dimulai dengan pemetikan
pertama kali.
Daun dipetik 2 – 3 lembar daun tiap kali petik. Sesudah pemetikan yang
pertama, ditunggau 5 – 7 hari, kemudian dilakukan pemetikan yang kedua, dan
seterusnya, tiap kali petik diselingi 4 – 7 hasi masa tidak ada pemetikan
Jarak waktu ini dapat disesuaikan dengan keadaan, misalnya hujan yang turun,
keadaan tanaman tembakau ,. Pemetikan dilakukan sedemikian rupa sehingga daun
tidak rusak atau terkena tanah atau kotoran lainnya. Daun yang sudah dipetik
hendaknya segera ditutup dengan karung atau kain supaya terlindung terhadap sinar
matahari. Jangan terjadi daun ditumpuk terlalu banya atau terlalu tinggi dan terlalu
lama.
Daun yang masih muda atau yang diserang penyakit jangan dicampur dengan
daun yang baik. Kalau daun masih basah karena embun, perlu ditunggu dahulu
sampai embunnya menjadi kering sebelum dipetik. Namun seringkali tidak dapat
menunggu sampai embun kering sama sekali, sebab daun tembakau cerutu tidak
boleh dipetik terlalu siang. Daun yang masih agak basah yang sudah dipetik ini perlu
digantung dan diangin anginkan di tempat yang tedh dulu dan tidak boleh ditumpuk
2. PASCA PANEN
a) Pengeringan
Daun tembakau yang sudah dipetik perlu dikeringkan menjadi krosok atau
tembakau rajangan
12. Ada berbagai cara untuk mengeringkan daun:
Tembakau rakyat masih banyak yang dikeringkan dengan
menggantungkan daun di dinding rumah atau di atas rumpu
Tembakau rakyat yang bermutu lebih baik dikeringkan dengan
menggantungkan glantang pada plantangan bamboo di bawah sinar
matahari langsung. Hasilnya lebih memuaskan, namun karena dikeringkan
di bawah sinar matahari langsung, mutunya masih belum sempurna
Tembakau yang dirajang (bukan lembaran) dikeringkan dengan berbagai
cara. Di antaranya ada yang dikeringkan di atas api (digarang) kemudian
dikeringkan lagi di sinar matahari penuh (tembakau garangan). Dan ada
juga yang dikeringkan langsung di bawah sinar matahari tanpa digarang di
atas api (tembakau pepean)
Tembakau Virginia dikeringkan dengan cara lain lagi, yaitu dengan udara
panas di dalam sutau ruangan tertutup. Lembaran daun yang diglantang
dimasukkan omprongan dan digantungkan pada bamboo (plantangan)
Pengeringan tembakau yang kehujanan di masa petik ini dilakukan tidak
di bawah sinar matahari penuh, melainkan di dalam ruangan yang teduh,
yaitu di dalam suatu gudang atap yang dibuat dari bamboo lebar kira –
kira 16m dan panjang 22m.
b) Pemeraman
Krosok kering yang baru keluar dari gedung pengering, masih belang,
warnanya belum menarik dan belum memiliki bau dan aroma yang dikehendaki.
Untuk mendapatkan sifat sifat krosok yang diperlukan untuk cerutu dan sigaret,
perlu diadakan pemeraman dengan menumpuk krosok, sehingga dalam tumpukan
krosok terdapat suhu tertentu yang dapat memperbaiki sifat sifat krosok, sehingga
setelah beberapa kali dibolak balik terdapat krosok yang masak.
c) Pemilihan
Krosok yang sudah keluar dari gudang fermentasi selanjutnya perlu dipilih
pilih supaya krosok yang sama mutu warna dan panjangnya dapat disendirikan.
Masing masing partai krosok yang sama sifatnya dibungkus dan diberi merk
13. sendiri sendiri sehingga tiap bungkusan berisi krosok yang merata dan sama
sifatnya
d) Penyimpanan dan pengiriman
Bungkusan tembakau yang masing masing berisi krosok seberat 80 – 1—
kg dan dibungkus dengan tikar (glanse) perlu disimpan dalam keadaan sebaik –
baiknya sehingga mutunya tidak mundur atau rusak. Selama penyimpanan harus
dijaga kelembaban dan panasnya ruangan. Tumpukan bungkusan tembakau yang
terlalu tinggi dapat merusak krosok. Tumpukan lebih dari 7 tingkat harus
dihindari.
Selama penyimpanan tembakau di dalam gudang, bungkusan tembakau
yang ditumpuk tumpuk secara harus dibongkar dan diganti dengan tumbukan
yang baru supaya bungkusan krosok secara bergili terdapat di ketinggian yang
lain di dalam tumpukan
Selama pengiriman, baik di dalam ruangan kapal maupun di dalam
gerbong kereta api dan lain lain alat angkutan selalu harus dijaga kebersihan dan
keamanan terhadap bahaya kebakaran, pencemaran bau yang tidak diingnkan.
14. DAFTAR PUSTAKA
AnonymousA. 2010. http://pematangtahalo.blogspot.com/2010/01/budidaya-
tembakau.html
Anonymous B. 2010. http://www.murasmanrahman.com/node/677
C
Anonymous . 2010. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-
tembakau.html
D
Anonymous . 2010. http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-
tembakau.html
Anonymous E. 2010. http://tuturpamuji.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.html
Abdullah, Ahmad. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta
Djojosoediro, Slamet. 1979. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Usaha Nasional.
Surabaya