2. Deskripsi Singkat
Porang adalah tumbuhan
semak dengan tinggi 100—
150 cm, batang tegak, lunak,
batang halus berwarna hijau
atau kehitaman, bercak
putih.
1
Tangkai daun yang keluar
dari umbi merupakan
batang tunggal yang
memecah menjadi tiga
batang sekunder dan akan
memecah lagi sekaligus
menjadi tangkai daun.
2
bunganya majemuk, bunga-
bunga tumbuh pada tongkol
yang dilindungi oleh seludang
bunga. Kuntum bunga tidak
sempurna, berumah satu,
berkumpul di sisi tongkol,
dengan bunga jantan terletak di
bagian distal (lebih tinggi)
daripada bunga betina.
3
Struktur generatif ini pada saat mekar
mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat
untuk membantu penyerbukannya. Tanaman ini
juga disebut tanaman dwimusim karena fase
generative dan fase vegetatif terjadi tidak pada
waktu yang sama.
4
3. Klasifikasi Porang
Taksonomi porang sebagai berikut :
Divisi /Kerajaan: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa/ Ordo : Arales
Suku /Famili : Araceae
Marga/Genus : Amorphophallus.
Tanaman Porang
Umbi Porang
4. Syarat Tumbuh Porang
Kondisi Lingkungan
Kerapatan pohon 40%. Banyak dibudidayakan
di Hutan Rakyat, Hutan Jati, dan Hutan Mahoni
Keadaan Tanah
Tanah gembur/subur serta tidak tergenang air,
dengan pH tanah 6-7
Keadaan Iklim
Cahaya maksimum mencapai 40% dan tinggi
tempat tumbuh ideal 100-600 mdpl
5. Zat Penting dalam Porang
Zat kimia lain yang terkandung pada
tanaman ini adalah Glukomannan yang
dapat diambil sebagai suplemen pangan
bagi penderita Diabetes Militus, tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, sembelit
dan sebagai penurun berat badan. Kadar
Glukomannan dalam umbi bervariasi
tergantung dari Umur tanaman, jenis
tanaman dan perlakuan sebelum
dikeringkan dan pada proses pengolahan
lebih lanjut.
6. 2.Perkembangbiakan dengan biji
Setiap kurun waktu 4 tahun, tanaman talas-talasan ini
akan berbunga dan akan keluar tongkol dengan
ujungnya berbiji mirip dengan tongkol jagung. Pada
saat muda biji berwarna hijau dan akan menjadi
kuning serta merah setelah masak. Satu tongkol
bunga bisa menghasilkan 250 butir bibit. Benih ini
terlebih dahulu disemaikan untuk menghindari
kegagalan dalam tanam, setelah batang kuat baru
dipindahkan pada lahan yang sudah disiapkan.
Pra Panen Porang (Pembenihan)
1.Perkembangbiakan dengan
Bintil/Katak (Jawa)
Satu pohon porang berisi 100
butir bintil/katak. Katak ini pada
saat masa panen dikumpulkan
kemudian disimpan sehingga
bila musim hujan tiba dapat
langsung ditanam pada lahan
yang telah disiapkan.
7. 3. Perkembangbiakan dengan Umbi
Mata tunas yang terdapat menonjol
pada kulit umbi dapat digunakan
sebagai benih untuk perkembangan
selanjutnya, mata tunas yang akan
digunakan sebagai benih hendaknya
diambil dari umbi yang sehat dan
bernas. Mata tunas ini diambil saat
musim panen umbi untuk dikumpulkan
dan segera ditanam pada lahan yang
telah disiapkan. Perkembangbiakan
dengan umbi juga dapat dilakukan
dari hasil penjarangan tanaman yang
terlalu rapat dan perlu dikurangi.
Pra Panen Porang (Pembenihan)
8. Pasca Panen Porang
Panen dapat dilakukan setelah ditandai dengan layu dan keringnya daun, yaitu setelah
berumur 2-3 tahun
Pemanenan dapat dilakukan secara tradisional yaitu membongkar umbi dari dalam
tanah dengan mencabut atau menggali tanah disekitar umbi dengan alat gali
Pemanenan biasanya pada bulan Mei - Juli
Setelah panen perdana, tidak perlu dilakukan penanaman ulang sebab anakan umbi atau
kupasan umbi hasil panen akan menumbuhkan tanaman baru pada awal penghujan.
mudah rusak karena kandungan airnya tinggi sekitar 70-85 % sehingga perlu segera
pengolahan selanjutnya sesuai dengan permintaan pasar
9. Tahapan Pasca Panen Porang
1. Penyimpanan
Tidak boleh
terlalu lama
karena akan
mengurangi
kualitas
2. Pemotongan
Umbi porang dipotong
secara vertical dari dasar
umbi dengan ketebalan
±4mm. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan
pesebaran glukomanan
yang seragam dari tiap
bagian umbi
3. Pengeringan
Pengeringan chips porang
dengan suhu 50 C selama
12 jam. Rata-
rata lama pengeringan pada
ketebalan irisan 1 mm
adalah 260 menit, ketebalan
irisan 2 mm selama 290
menit dan ketebalan irisan 3
mm selama 330 menit.
Chips ini nantinya akan
diolah menjadi tepung
sesuai permintaan pasar
Pemasaran
Pasar dalam negeri masih
menerima olahan bentuk
keripik atau tepung. Harga
Tepung Glokomannan jauh
lebih tinggi oleh sebab itu
pebisnis dibidang ini
disarankan mengolah
keripik sampai
mendapatkan tepung
mannan.
12. Produk Olahan Porang
• Di Jepang umbi diolah untuk
mendapatkan pati, kemudian
diolah menjadi ‘Konnyaku’, dan
shirataki. Kedua penganan tersebut
merupakan menu utama yang
disebut shabu-shabu. Shirataki dan
konyaku dapat dikombinasikan
dengan hidangan laut, daging, atau
sayuran.
• Selain itu porang juga digunakan
untuk pembuatan agar-agar, mie,
tahu, roti, jelly, edible film
• Pembungkus kapsul, perekat tablet,
lem, pengikat partikel dalam tambang
batu bara, penguat kertas, pengental
(thickening agent), pembuat parasut
terjun payung gelling agent dan
pengikat air, pengganti selulosa pada
industri perfilm.
• Bahan Mannan pada umbi ini juga
dapat dimanfaatkan sebagai penjernih
dan pemurnian bagian koloid yang
terapung dalam industri bir, gula ,
minyak dan serat, bahan kosmetik
(penghalus kulit).
Peran Fungsional Bahan Industri