SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM 
PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) 
DI SUSUN OLEH : 
RIRIN MONIKA 12.201.0668 
ROSNAWATI COLLI 12.201.0656 
MUHAMMAD SYAFRIN 12.201.0636 
IQRA MULYANTI J 12.201.0635 
ANETA NOVIARINI 12.201.0665 
JUSPIN PASANG 12.201.0659 
FAKULTAS FARMASI 
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR 
MAKASSAR
2013 
Kata Pengantar 
Puji syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Karena atas kasih-Nya yang 
melimpah,Penulis dapat menyelesaikan makalah penyakit Tuberculosis, yang merupakan 
penyakit terbesar ketiga yang menyerang Negara kita. 
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada orang tua kami,karena telah memberikan kami 
dukungan secara materil dan non material.Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata 
kuliah Farmakologi Bahan Alam kak Zainuddin S.Farm.,M.kes.,Apt yang telah mengajar dan 
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. 
Makalah penyakit tuberculosis ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran dan kritik 
dari Pembaca kami terima dengan lapang dada. 
Makassar,19 oktober 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………i 
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii 
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1 
B. Rumusan masalah………………………………………………………………....2 
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………..3 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
A. Pengertian Tuberkulosis…………………………………………………………...4 
B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala…………………………………………..6 
C. Klasifikasi penyakit tuberkulosis………………………………………………….9 
D. Faktor-faktor penyebab penyakit Tuberkulosis…………………………………...10 
E. Pencegahan penyakit tuberculosis………………………………………………...12 
F. Pengobatan penyakit tuberculosis dengan obat tradisional dan obat sintetik……..13 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………18 
B. Saran………………………………………………………………………………..18 
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...19
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang 
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan 
kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri 
ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai 
hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. 
Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel) 
merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. 
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, 
bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya 
bersifat asimtomatikdan laten. 
Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal 
jumlah penderita tuberkulosis (TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan 
masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan. 
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima 
dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah 
terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan 
Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010). 
Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus 
TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA 
positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709 
adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh 
(retreatment, excl relaps). 
Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008 
(dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya 
sama (91%).
B. Rumusan Masalah 
1. Apa itu Tuberkulosis? 
2. Bagaimana mekanisme penularan dan gejala-gejalanya ? 
3. Bagaimana klasifikasi penyakit tuberculosis? 
4. Apa-apa saja faktor-faktor penyebab penyakit TBC ? 
4. Bagaimana cara penanganan/pengobatan terhadap penderita TBC menggunakan 
obat tradisional dan obat sintetik? 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas 
pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC, sehingga masyarakat 
mengetahui tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC dan mengetahui cara 
penanggulangan penyakit atau pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dan 
obat sintetik.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
A. Penyakit tuberculosis 
TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat 
TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama 
oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru 
(sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah 
penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-orang 
yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah. 
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menakutkan di Indonesia.Bakteri 
Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk batang yang mengelompok atau di sebut 
berkoloni,termasuk bakteri aerob yang tidak membentuk spora.Walaupun tidak mudah 
diwarnai,namun jika telah diwarnai,bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) 
asam atau alcohol.Oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam (BTA) atau basil tahan 
asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, 
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, 
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) (Naga,2012). 
Bakteri Mikobakterium tuberkulosa
B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala 
Bakteri mycobacterium tuberculosa,bakteri ini dapat menular.Jika penderita 
bersin atau batuk maka bakteri tuberculosa akan bertebaran di udara.Infeksi awal yang 
terjadi pada anak-anak umumnya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak 
telah mengembangkan imunitasnya sendiri selam periode 6-10 minggu.Tetapi banyak 
juga terjadi dalam berbagai kasus,infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi 
progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.Jika sudah 
terkena infeksi yang progresif ini maka gejala yang terlihat adalah demam,berat badan 
turun,rasa lelah,kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk.Dalam kasus reactivation 
tuberculosis,infeksi awal tuberculosis mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati 
melainkan hanya tidur (dormant) sementara waktu (Kristanti,2009). 
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri 
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada 
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila 
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak 
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar 
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat 
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran 
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh 
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan 
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui 
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui 
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan 
dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan 
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat 
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. 
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap 
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan 
tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel 
bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. 
Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang 
yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan 
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak 
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial 
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya 
jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi 
HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman 
merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC. 
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang 
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas 
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara 
klinik. 
Gejala sistemik/umum 
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari 
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan 
bersifat hilang timbul. 
 Penurunan nafsu makan dan berat badan. 
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). 
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah. 
Gejala khusus 
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian 
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening 
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang 
disertai sesak. 
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan 
keluhan sakit dada. 
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu 
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini 
akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai 
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan 
kesadaran dan kejang-kejang. 
C. Klasifikasi penyakit tuberculosis 
Bentuk penyakit tuberculosis ini dapat di klasifikasikan menjadi dua,yaitu 
tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru. 
1. Tuberculosis Paru 
Penyakit ini merupakan bentuk yang paling sering dijumpai,yaitu sekitar 80% 
dari semua penderita.Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini 
merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia 
lain,asal kuman bisa keluar dari si pendrita (Naga,2012). 
2. Tuberculosis ekstra paru 
Penyakit ini merupakan bentuk penyakit TBC yang menyerang organ tubuh 
lain,selain paru-paru,seperti pleura,kelenjar limfe,persendian tulang 
belakang,saluran kencing,dan susunan saraf pusat.Oleh karena itu,penyakit 
TBC ini kemudian dinamakan penyakit yang tidak pandang bulu,karena dapat 
menyerang seluruh organ dalam tubuh manusia secara bertahap.Dengan 
kondisi organ tubuh yang telah rusak,tentu saja dapat menyebabkan kematian 
bagi penderitanya (Naga,2012). 
D. Faktor-faktor penyebab penyakit TBC 
1. Faktor sosial ekonomi 
Faktor social ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan kondisi 
rumah,kepadatan hunian,lingkungan perumahan,serta lingkungan dan sanitasi 
tempat bekerja yang buruk.Pendapatan keluarga juga sangat erat dengan
penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat 
hidup layak,yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (Naga,2012). 
2. Status gizi 
Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain akan mempengaruhi 
daya tahan tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap berbagai penyakit 
termasuk TB Paru.Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di 
Negara miskin,baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Naga,2012). 
3. Umur 
Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia 
produktif,yaitu 15-50 tahun.Dewasa ini dengan terjadinya transisi 
demografi,menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi.Pada 
usia lanjut,lebih dari 55 tahun system imunolgis seseorang menurun,sehingga 
sangat rentan terhadap berbagai penyakit,termasuk TB Paru (Naga,2012) 
4. Jenis kelamin 
Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian akibat 
serangan TB Paru dibandingkan akibat proses kehamilan dan persalinan.Pada 
laki-laki panyakit ini lebih tinggi karena rokok dan minuman alcohol dapat 
menurunkan system pertahanan tubuh.Sehingga wajar jika perokok dan 
peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis 
paru (Naga,2012). 
E. Pencegahan penyakit TBC Paru 
Pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita ,masyarakat,maupun petugas 
kesehatan. 
1. Bagi penderita,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut 
saat batuk,dan membuang dahak tidak disembarang tempat.
2. Bagi masyarakat,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan 
meningkatkan ketahanan terhadap bayi,yaitu dengan vaksinasi BCG(Bacille 
Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil TBC (Mycobacterium Bovis) yang 
dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin 
BCG dapat mencegah penularan bakteri TBC selama 15 tahun (Naga,2012). 
3. Bagi petugas kesehatan,pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan 
penyuluhan tentang penyakit TBC,yang meliputi gejala,bahaya,dan akibat dan 
melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang 
terinfeksi atau memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC ini 
(Naga,2012). 
F. Pengobatan penyakit TB Paru menggunakan obat tradisional dan obat sintetik. 
Obat tradisional : 
 Sambiloto (Andrographis paniculata burm.f):kandungan kimia yang terkandung 
adalah pada daunnya mengandung andrographolide, 
saponin,flavonoid,alkaloid,tannin,laktone,panikulin,kalmegin,dan hablur kuning 
yang rasanya pahit.Ramuannya adalah daun kering digiling ditambah madu 
secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm.1 hari 2 kali minum 
setiap minum 15-30 pil.
 Tembelekan (Lantana camara L) : kandungan kimianya adalah lantadene 
A,lantadene B,asam lantonalat,asam lantat,humulene (minyak menguap 0,16- 
0,2%),terpidene,a pinene,p cymene.Ramuannya adalah bunga kering 6-10 gram 
ditambah 3 gelas air.Lalu di rebus hingga setengahnya.Gunakan untuk 3 kali 
minum setiap hari. 
 Sawi putih ( Nasturtium montanum Wall.atau Rorippa indicum L.Hieron): 
kandungan kimia mengandung rorifone,rorifamide,6-crystalline substans (2 
substansi netral dan 4 asam organic,serta beberapa turunan 
decyonated).Ramuannya adalah 30 gram daun dan batang sawi putih segar dan 
gula aren secukupnya.caranya direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi 2 
gelas.Diminum 2 kali sehari 1 jam sebelum makan,sekali minum 1 gelas 
(Winarto,2004)
 Umbi lobak ( Raphanus sativus) di kenal pula dengan nama radish:kandungan 
kimia yang terkandung adalah vitamin A,B,dan C,Selain itu mengandung 
niacin,minyak atsiri,rafanol,dialilsulfida,enzim diastase,dan 
methanetiol.Ramuannya adalah 200-300 gram umbi lobak,3 buah jeruk kim kit,dan 
10 gram kulit jeruk mandarin yang telah dikukus hingga.Caranya semua bahan di 
blender dengan air secukupnya,lalu di tambah madu secukupnya,dan diaduk 
hingga rata.Diminum 2 kali sehari,sekali minum 1 gelas (Winarto,2004)
 Bawang putih (Allium sativum L.) : Kandungan kimia yang terkandung seperti 
vitamin B dan vitamin C,serta beberapa mineral seperti fosfor,kalsium,kalium,dan 
besi.Ramuannya adalah 30 gram umbi bawang putih yang berwarna keunguan 
dan 30 gram beras.Caranya bawang putih dikupas kulitnya,lalu dimasukkan 
kedalam air mendidih selama 1 menit.Setelah itu,beras dimasukkan kedalam air 
rebusan,dimasak seperti nasi,lalu dimasukkan bawang putih,dan pemasakan 
dilanjutkan hingga matang.Dimakan setiap hari setelah makan nasi,3 kali 
sehari.Disamping itu,dianjurkan pula memakan 4-5 siung bawang putih mentah 
setiap hari selama 100 hari (Winarto,2012). 
Obat sintetik/pasaran 
 Ethambutol (Junaidi,2012) 
Indikasi : Terapi awal TBC Paru atau terapi ulang,digunakan bersama obat anti 
TBC lain. 
Dosis: 15-25 mg/kgBB perhari dosis tunggal. 
Kontraindikasi: Neuritis optika 
Perhatian : gangguan ginjal berat,gout, menurunkan penglihatan.Laktasi
Efek samping: Neuritis retrobulber disertai menurunnya penglihatan,skotoma 
sentral,buta warna hijau merah.Ruam alergi.Gangguan saluran cerna.Jaundise dan 
neuritis perifer.Efek SSP,Hiperurikemia. 
Interaksi obat: Efek menurun dengan urikosurik,khususnya INH dan 
pyridoksin.Antasida yang mengandung Al. 
Nama dagang: Arsitam,Bacbutinh,Bacbutol,Cetabutol,Corsabutol,Dexabutol 
 INH (Isonicotinic acid hydrazide) (Junaidi,2012) 
Indikasi : TBC,kombinasi dengan obat lain 
Dosis : Sehari 4-5 mg/kgBB dibagi dalam 3-4 kali,maksimum 400 mg perhari. 
Kontraindikasi: Penyakit hati karena obat 
Perhatian : Gejala hepatitis,gangguan hati,epilepsy 
Efek samping: Neuritis perifer/optic,nekrosis hepatotoksik,insomnia,kejang 
otot,konvulsi,gangguan ulu hati. 
Nama dagang: Bacbuthinh,Erabutol plus,INH soho,INH-Ciba 
 Pyrazinamide (Junaidi,2012) 
Indikasi : TBC 
Dosis: Dewasa 20-35 mg/kgBB perhari dalam 2-4 dosis terbagi,maksimum 3 g 
perhari. 
Kontraindikasi: Hipersensitif pirazinamid,penyakit hati,hamil. 
Perhatian: Tes fungsi hati dilakukan sebelum dan tiap 2-4 minggu selama 
pengobatan.Harus dengan anti TBC yang lain.Gout,DM,dan gangguan fungsi 
ginjal.
Efek samping: Hepatotoksik,gout,anemiaskleroblastik,gangguan saluran 
cerna,agravasi ulkus peetik,disuria,lesu,demam,urtikaria 
Nama dagang: Corzazinamid,Neotibi,peseta-ciba 500,Prazina,Sanazet,Siramid. 
 Rifampicin (Junaidi,2012) 
Indikasi: TBC dan Lepra 
Dosis: TBC: Orang dewasa 600 mg 1x per hari,jangan dikombinasi dengan anti – 
TBC lain.Anak 10-20 mg/kgBB 1 x per hari.Lepra:orang dewasa 450-600 mg 1 x 
per hari.Dosis 600 mg per hari jangan dikombinasi dengan anti lepra lain. 
Kontraindikasi: Hipersensitif,Ikterus. 
Perhatian: Alkoholisme.Kerusakan fungsi hati.Hamil trismester I. 
Efek samping: Gangguan saluran cerna,fungsi hati abnormal,ikterus,gejala 
flu,perubahan fungsi ginjal.Reaksi 
kulit,eosinofilia,lekopenia,trombositipenia,purpura,hemolisis,terguncang.Urun,sp 
utum,air mata,lensa kontak berwarna merah. 
Interaksi obat: Efek menurun dengan kortikosteroid,antikoagulan 
kumarin,digitoksin,metadon,kontrasepsi oral,tolbutamid. 
Nama dagang: Famri,lanarif,medirif,merimac,Rif150/300/450/600,Rifabiotic
BAB III 
PENUTUP 
A.Kesimpulan 
Penulis mengharapkan agar masyarakat dalam mengenai penyakit tuberkulosis yaitu, Selalu 
berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif. Selalu menjaga standar hidup yang baik, 
caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat 
baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara 
menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga. Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk 
mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada 
semua balita,dan jika sudah terinfeksi penyakit tuberculosis,obat tradisional yang biasa digunakan yaitu 
ramuan bawang putih,umbi lobak,sawi putih,sambiloto dan tembelekan yang sudah terbuktu khasiatnya 
yang dapat menyembuhkan penyakit tuberculosis. 
B. Saran 
Saran penulis mengharapkan agar kita sebagai masyarakat untuk menjaga dan memelihara 
tanaman-tanaman untuk penyakit tuberkulosis yang memiliki khasiat dalam menyembuhkan 
penyakit tersebut,karena tanaman-tanaman di atas tidak kalah lebih baik dari obat-obat sintetik 
yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA 
Junaidi,iskandar,Dr.2012.O.I Pedoman praktis obat Indonesia.Jakarta: Gramedia 
Winarto,W.P.Ir.2004.Memanfaatkan tanaman sayur untuk mengatasi aneka penyakit.Jakarta: 
Agromedia 
file:///E:/TBC%20%28Tuberkulosis%29.htm 
file:///E:/Informasi%20Lengkap%20Tentang%20TBC%20%28Tuberkulosis%20TB%29%20%20%20.htm 
http://www.jepitjemuran.com/bagaimana-cara-pencegahan-tbc-paru-menghindari-penularan-penyakit/ 
http://eprints.umk.ac.id/1642/2/BAB_1.pdf 
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39485/4/Chapter%20II.pdf

More Related Content

What's hot

Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Sariana Csg
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
KANDA IZUL
 

What's hot (20)

POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
Contoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rmContoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rm
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
Defisiensi imun
Defisiensi imunDefisiensi imun
Defisiensi imun
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
 

Viewers also liked

52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc
Putri Haryani
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
arbianisa
 
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
Dina Puspita Sari
 

Viewers also liked (20)

Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
Makalah agen penyakit
Makalah agen penyakitMakalah agen penyakit
Makalah agen penyakit
 
Tinjauan Pustaka TBC
Tinjauan Pustaka TBCTinjauan Pustaka TBC
Tinjauan Pustaka TBC
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc
 
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress AdaptasiKonsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasarnya, Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Tbc ppt
Tbc pptTbc ppt
Tbc ppt
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
 
Kelompok tuberculosis (tbc) (1)
Kelompok tuberculosis (tbc) (1)Kelompok tuberculosis (tbc) (1)
Kelompok tuberculosis (tbc) (1)
 
Ppt TBC 1
Ppt TBC 1Ppt TBC 1
Ppt TBC 1
 
Tb paru
Tb paruTb paru
Tb paru
 
Leaflet tbc akper muna raha
Leaflet tbc akper muna rahaLeaflet tbc akper muna raha
Leaflet tbc akper muna raha
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
 
Perilaku
PerilakuPerilaku
Perilaku
 

Similar to Makalah TBC

Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
simantak
 

Similar to Makalah TBC (20)

ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Copy sendiri
Copy sendiriCopy sendiri
Copy sendiri
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
bahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docxbahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docx
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Tbc pada ibu
Tbc pada ibuTbc pada ibu
Tbc pada ibu
 
Penyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosisPenyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Askep tb paru
Askep tb paruAskep tb paru
Askep tb paru
 
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Tbc paramata
Tbc paramataTbc paramata
Tbc paramata
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 

Makalah TBC

  • 1. MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) DI SUSUN OLEH : RIRIN MONIKA 12.201.0668 ROSNAWATI COLLI 12.201.0656 MUHAMMAD SYAFRIN 12.201.0636 IQRA MULYANTI J 12.201.0635 ANETA NOVIARINI 12.201.0665 JUSPIN PASANG 12.201.0659 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR
  • 2. 2013 Kata Pengantar Puji syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Karena atas kasih-Nya yang melimpah,Penulis dapat menyelesaikan makalah penyakit Tuberculosis, yang merupakan penyakit terbesar ketiga yang menyerang Negara kita. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada orang tua kami,karena telah memberikan kami dukungan secara materil dan non material.Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Farmakologi Bahan Alam kak Zainuddin S.Farm.,M.kes.,Apt yang telah mengajar dan membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah penyakit tuberculosis ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran dan kritik dari Pembaca kami terima dengan lapang dada. Makassar,19 oktober 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………………………1 B. Rumusan masalah………………………………………………………………....2 C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………..3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tuberkulosis…………………………………………………………...4 B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala…………………………………………..6 C. Klasifikasi penyakit tuberkulosis………………………………………………….9 D. Faktor-faktor penyebab penyakit Tuberkulosis…………………………………...10 E. Pencegahan penyakit tuberculosis………………………………………………...12 F. Pengobatan penyakit tuberculosis dengan obat tradisional dan obat sintetik……..13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………………18 B. Saran………………………………………………………………………………..18 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...19
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan. Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010). Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709 adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh (retreatment, excl relaps). Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008 (dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya sama (91%).
  • 5. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Tuberkulosis? 2. Bagaimana mekanisme penularan dan gejala-gejalanya ? 3. Bagaimana klasifikasi penyakit tuberculosis? 4. Apa-apa saja faktor-faktor penyebab penyakit TBC ? 4. Bagaimana cara penanganan/pengobatan terhadap penderita TBC menggunakan obat tradisional dan obat sintetik? C. Tujuan Penulisan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC, sehingga masyarakat mengetahui tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC dan mengetahui cara penanggulangan penyakit atau pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dan obat sintetik.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit tuberculosis TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menakutkan di Indonesia.Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk batang yang mengelompok atau di sebut berkoloni,termasuk bakteri aerob yang tidak membentuk spora.Walaupun tidak mudah diwarnai,namun jika telah diwarnai,bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alcohol.Oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam (BTA) atau basil tahan asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) (Naga,2012). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa
  • 7. B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala Bakteri mycobacterium tuberculosa,bakteri ini dapat menular.Jika penderita bersin atau batuk maka bakteri tuberculosa akan bertebaran di udara.Infeksi awal yang terjadi pada anak-anak umumnya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak telah mengembangkan imunitasnya sendiri selam periode 6-10 minggu.Tetapi banyak juga terjadi dalam berbagai kasus,infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.Jika sudah terkena infeksi yang progresif ini maka gejala yang terlihat adalah demam,berat badan turun,rasa lelah,kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk.Dalam kasus reactivation tuberculosis,infeksi awal tuberculosis mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya tidur (dormant) sementara waktu (Kristanti,2009). Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
  • 8. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
  • 9. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC. Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik. Gejala sistemik/umum  Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.  Penurunan nafsu makan dan berat badan.  Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).  Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Gejala khusus  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.  Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.  Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
  • 10.  Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. C. Klasifikasi penyakit tuberculosis Bentuk penyakit tuberculosis ini dapat di klasifikasikan menjadi dua,yaitu tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru. 1. Tuberculosis Paru Penyakit ini merupakan bentuk yang paling sering dijumpai,yaitu sekitar 80% dari semua penderita.Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia lain,asal kuman bisa keluar dari si pendrita (Naga,2012). 2. Tuberculosis ekstra paru Penyakit ini merupakan bentuk penyakit TBC yang menyerang organ tubuh lain,selain paru-paru,seperti pleura,kelenjar limfe,persendian tulang belakang,saluran kencing,dan susunan saraf pusat.Oleh karena itu,penyakit TBC ini kemudian dinamakan penyakit yang tidak pandang bulu,karena dapat menyerang seluruh organ dalam tubuh manusia secara bertahap.Dengan kondisi organ tubuh yang telah rusak,tentu saja dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya (Naga,2012). D. Faktor-faktor penyebab penyakit TBC 1. Faktor sosial ekonomi Faktor social ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan kondisi rumah,kepadatan hunian,lingkungan perumahan,serta lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk.Pendapatan keluarga juga sangat erat dengan
  • 11. penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak,yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (Naga,2012). 2. Status gizi Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap berbagai penyakit termasuk TB Paru.Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di Negara miskin,baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Naga,2012). 3. Umur Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif,yaitu 15-50 tahun.Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi,menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi.Pada usia lanjut,lebih dari 55 tahun system imunolgis seseorang menurun,sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit,termasuk TB Paru (Naga,2012) 4. Jenis kelamin Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian akibat serangan TB Paru dibandingkan akibat proses kehamilan dan persalinan.Pada laki-laki panyakit ini lebih tinggi karena rokok dan minuman alcohol dapat menurunkan system pertahanan tubuh.Sehingga wajar jika perokok dan peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis paru (Naga,2012). E. Pencegahan penyakit TBC Paru Pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita ,masyarakat,maupun petugas kesehatan. 1. Bagi penderita,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk,dan membuang dahak tidak disembarang tempat.
  • 12. 2. Bagi masyarakat,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi,yaitu dengan vaksinasi BCG(Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil TBC (Mycobacterium Bovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin BCG dapat mencegah penularan bakteri TBC selama 15 tahun (Naga,2012). 3. Bagi petugas kesehatan,pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TBC,yang meliputi gejala,bahaya,dan akibat dan melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi atau memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC ini (Naga,2012). F. Pengobatan penyakit TB Paru menggunakan obat tradisional dan obat sintetik. Obat tradisional :  Sambiloto (Andrographis paniculata burm.f):kandungan kimia yang terkandung adalah pada daunnya mengandung andrographolide, saponin,flavonoid,alkaloid,tannin,laktone,panikulin,kalmegin,dan hablur kuning yang rasanya pahit.Ramuannya adalah daun kering digiling ditambah madu secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm.1 hari 2 kali minum setiap minum 15-30 pil.
  • 13.  Tembelekan (Lantana camara L) : kandungan kimianya adalah lantadene A,lantadene B,asam lantonalat,asam lantat,humulene (minyak menguap 0,16- 0,2%),terpidene,a pinene,p cymene.Ramuannya adalah bunga kering 6-10 gram ditambah 3 gelas air.Lalu di rebus hingga setengahnya.Gunakan untuk 3 kali minum setiap hari.  Sawi putih ( Nasturtium montanum Wall.atau Rorippa indicum L.Hieron): kandungan kimia mengandung rorifone,rorifamide,6-crystalline substans (2 substansi netral dan 4 asam organic,serta beberapa turunan decyonated).Ramuannya adalah 30 gram daun dan batang sawi putih segar dan gula aren secukupnya.caranya direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi 2 gelas.Diminum 2 kali sehari 1 jam sebelum makan,sekali minum 1 gelas (Winarto,2004)
  • 14.  Umbi lobak ( Raphanus sativus) di kenal pula dengan nama radish:kandungan kimia yang terkandung adalah vitamin A,B,dan C,Selain itu mengandung niacin,minyak atsiri,rafanol,dialilsulfida,enzim diastase,dan methanetiol.Ramuannya adalah 200-300 gram umbi lobak,3 buah jeruk kim kit,dan 10 gram kulit jeruk mandarin yang telah dikukus hingga.Caranya semua bahan di blender dengan air secukupnya,lalu di tambah madu secukupnya,dan diaduk hingga rata.Diminum 2 kali sehari,sekali minum 1 gelas (Winarto,2004)
  • 15.  Bawang putih (Allium sativum L.) : Kandungan kimia yang terkandung seperti vitamin B dan vitamin C,serta beberapa mineral seperti fosfor,kalsium,kalium,dan besi.Ramuannya adalah 30 gram umbi bawang putih yang berwarna keunguan dan 30 gram beras.Caranya bawang putih dikupas kulitnya,lalu dimasukkan kedalam air mendidih selama 1 menit.Setelah itu,beras dimasukkan kedalam air rebusan,dimasak seperti nasi,lalu dimasukkan bawang putih,dan pemasakan dilanjutkan hingga matang.Dimakan setiap hari setelah makan nasi,3 kali sehari.Disamping itu,dianjurkan pula memakan 4-5 siung bawang putih mentah setiap hari selama 100 hari (Winarto,2012). Obat sintetik/pasaran  Ethambutol (Junaidi,2012) Indikasi : Terapi awal TBC Paru atau terapi ulang,digunakan bersama obat anti TBC lain. Dosis: 15-25 mg/kgBB perhari dosis tunggal. Kontraindikasi: Neuritis optika Perhatian : gangguan ginjal berat,gout, menurunkan penglihatan.Laktasi
  • 16. Efek samping: Neuritis retrobulber disertai menurunnya penglihatan,skotoma sentral,buta warna hijau merah.Ruam alergi.Gangguan saluran cerna.Jaundise dan neuritis perifer.Efek SSP,Hiperurikemia. Interaksi obat: Efek menurun dengan urikosurik,khususnya INH dan pyridoksin.Antasida yang mengandung Al. Nama dagang: Arsitam,Bacbutinh,Bacbutol,Cetabutol,Corsabutol,Dexabutol  INH (Isonicotinic acid hydrazide) (Junaidi,2012) Indikasi : TBC,kombinasi dengan obat lain Dosis : Sehari 4-5 mg/kgBB dibagi dalam 3-4 kali,maksimum 400 mg perhari. Kontraindikasi: Penyakit hati karena obat Perhatian : Gejala hepatitis,gangguan hati,epilepsy Efek samping: Neuritis perifer/optic,nekrosis hepatotoksik,insomnia,kejang otot,konvulsi,gangguan ulu hati. Nama dagang: Bacbuthinh,Erabutol plus,INH soho,INH-Ciba  Pyrazinamide (Junaidi,2012) Indikasi : TBC Dosis: Dewasa 20-35 mg/kgBB perhari dalam 2-4 dosis terbagi,maksimum 3 g perhari. Kontraindikasi: Hipersensitif pirazinamid,penyakit hati,hamil. Perhatian: Tes fungsi hati dilakukan sebelum dan tiap 2-4 minggu selama pengobatan.Harus dengan anti TBC yang lain.Gout,DM,dan gangguan fungsi ginjal.
  • 17. Efek samping: Hepatotoksik,gout,anemiaskleroblastik,gangguan saluran cerna,agravasi ulkus peetik,disuria,lesu,demam,urtikaria Nama dagang: Corzazinamid,Neotibi,peseta-ciba 500,Prazina,Sanazet,Siramid.  Rifampicin (Junaidi,2012) Indikasi: TBC dan Lepra Dosis: TBC: Orang dewasa 600 mg 1x per hari,jangan dikombinasi dengan anti – TBC lain.Anak 10-20 mg/kgBB 1 x per hari.Lepra:orang dewasa 450-600 mg 1 x per hari.Dosis 600 mg per hari jangan dikombinasi dengan anti lepra lain. Kontraindikasi: Hipersensitif,Ikterus. Perhatian: Alkoholisme.Kerusakan fungsi hati.Hamil trismester I. Efek samping: Gangguan saluran cerna,fungsi hati abnormal,ikterus,gejala flu,perubahan fungsi ginjal.Reaksi kulit,eosinofilia,lekopenia,trombositipenia,purpura,hemolisis,terguncang.Urun,sp utum,air mata,lensa kontak berwarna merah. Interaksi obat: Efek menurun dengan kortikosteroid,antikoagulan kumarin,digitoksin,metadon,kontrasepsi oral,tolbutamid. Nama dagang: Famri,lanarif,medirif,merimac,Rif150/300/450/600,Rifabiotic
  • 18. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Penulis mengharapkan agar masyarakat dalam mengenai penyakit tuberkulosis yaitu, Selalu berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif. Selalu menjaga standar hidup yang baik, caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga. Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada semua balita,dan jika sudah terinfeksi penyakit tuberculosis,obat tradisional yang biasa digunakan yaitu ramuan bawang putih,umbi lobak,sawi putih,sambiloto dan tembelekan yang sudah terbuktu khasiatnya yang dapat menyembuhkan penyakit tuberculosis. B. Saran Saran penulis mengharapkan agar kita sebagai masyarakat untuk menjaga dan memelihara tanaman-tanaman untuk penyakit tuberkulosis yang memiliki khasiat dalam menyembuhkan penyakit tersebut,karena tanaman-tanaman di atas tidak kalah lebih baik dari obat-obat sintetik yang sekarang.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Junaidi,iskandar,Dr.2012.O.I Pedoman praktis obat Indonesia.Jakarta: Gramedia Winarto,W.P.Ir.2004.Memanfaatkan tanaman sayur untuk mengatasi aneka penyakit.Jakarta: Agromedia file:///E:/TBC%20%28Tuberkulosis%29.htm file:///E:/Informasi%20Lengkap%20Tentang%20TBC%20%28Tuberkulosis%20TB%29%20%20%20.htm http://www.jepitjemuran.com/bagaimana-cara-pencegahan-tbc-paru-menghindari-penularan-penyakit/ http://eprints.umk.ac.id/1642/2/BAB_1.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39485/4/Chapter%20II.pdf