Dokumen tersebut membahas tentang laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat dan dapat disusutkan. Pertama, untuk aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan seperti tanah, laba atau rugi yang belum direalisasi harus dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi. Kedua, untuk aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti mesin, pengaruh laba atau rugi yang belum direalisasi dieliminasi dari laporan ke
1. TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN AKTIVA TETAP
Disusun oleh:
1. Widya fiebriyanti 0913010001
2. Hesty Purnama Sari S 0913010011
3. Eny windayanti 0913010020
4. Rosidah 0913010029
5. Dian ratnawati 0913010042
6. Ida Khalida 0913010133
Kelas D
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Laba dan rugi yang demikian dieliminasi (ditangguhkan) dalam pelaporan hasil operasi
danposisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan. Berdasarkan metode ekuitas, laba dan rugi
tersebut juga dieliminasi dalam pelaporan posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan induk,
penyesuaian yang diperlukan dalam pengeliminasi pengaruh laba antar-perusahaan atas aktiva
tetap serupa, tetapi tidak identik, dengan penyesuaian-penyesuaian untuk laba persediaan yang
belum direalisasi, Laba persediaan yang belum direalisasi akan menjadi benar dengan sendirinya
selama lebih dari dua periode, tetapi laba atau rugi yang belum direalisasi atas aktiva tetap
mempengaruhi laporan keuangan sampai aktiva yang bersangkutan dijual kepada pihak di luar
entitas yang dikonsolidasikan atau digunakan sampai ahkir masa manfaatnya oleh afiliasi
pembeli.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan tentang laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan?
2. Jelaskan tentang laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang dapat disusutkan?
3. MANFAAT DAN TUJUAN
1. Agar dapat menjelaskan tentang laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak tidak dapat
disusutkan!
2. Agar dapat menjelaskan tentang laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang dapat
disusutkan!
3. BAB II
ISI
LABA ANTAR-PERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN
ANTAR-PERUSAHAAN
Transfer aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan antar-perusahaan afiliasi pada harga selain nilai
buku menghasilkan laba atau rugi yang belum direalisasi bagi entitas yang dikonsolidasikan. Keuntungan
atau kerugian antar-perusahaan tampak dalam laporan laba rugi afiliasi penjual pada tahun penjualan.
Arah penjualan (arus ke bawah atau arus ke atas) aktiva tetap antar-perusahaan, seperti pada penjualan
persediaan antar-perusahaan, adalah penting dalam mengevaluasi pengaruh laba yang belum direalisasi
pada perusahaan induk dan laporan keuangan konsolidasi.
Penjualan Tanah Arus ke Bawah
Pada tanggal 1 Januari 20X5 PT Persada memperoleh 90m persen kepemilikan
perusahaan anak, PT Semesta dengan harga Rp 270.000.000. Biaya investasi sama dengan
nilai buku dan nilai wajar kepemilikan yang diperoleh. Laba bersih PT Semesta, sebesar Rp
90.000.000. Pendapatan PT Persada termasuk laba yang belum direalisasi atas tanah Rp
10.000.000 yang mempunyai harga perolehan Rp 40.000.000 dan dijual kepada PT Semesta
dengan harga Rp 50.000.000 Karena itu, PT Persada membuat ayat-ayat jurnal berikut dalam
mempertanggungjawaban investasinya pada PT Semesta pada tanggal 31 Desember 20X5
Investasi pada PT Semesta Rp 63.000.000
Pendapatan dari PT Semesta Rp 63.000.000
Untuk mencatat 90% dari Rp 70.000.000, pendapatan yang dilaporkan oleh PT Semesta
Pendapatan dari PT Semesta Rp 10.000.000
Investasi pada PT Semesta Rp 10.000.000
Untuk mengeliminasi laba yang direalisasi atas penjualan tanah kepada PT Semesta
4. Keuntungan atas penjualan tanah seharusnya tidak tampak dalam laporan laba rugi
konsolidasi dan tanah seharusnya terdapat dalam neraca konsolidasi pada harga perolehan
sebesar Rp 40.000.000. Ayat jurnal a mengeliminasi keuntungan atas penjualan tanah dan
mengurangi akun tanah menjadi Rp 40.000.000 harga perolehannya bagi entitas yang
dikonsolidasikan.
Penjualan Pada Tahun Berikutnya kepada Entitas Luar
Diasumsikan bahwa PT Semesta menggunakan tanah selama tiga tahun dan
menjualnya dengan harga Rp 65.000.000 pada tahun 20X9. Pada thaun terjadinya penjualan
(20X9), PT Semesta akan melaporkan keuntungan sebesar Rp 15.000.000 (hasil penjualan
sebesar Rp 65.000.000 dikurangi dengan harga perolehan sebesar Rp 50.000.000), tetapi
keuntungan bagi entitas yang dikonsolidasikan adalah sebesar Rp 25.000.000 (hasil penjualan
sebesar Rp 65.000.000 dikurangi dengan harga perolehan PT Persada sebesar Rp
40.000.000).
PT Persada mengakui keuntungannya atas tanah tahun 20X9 berdasarkan metode
ekuitas dengan menysuaikan pendapatan investasinya pada tahun tersebut. Ayat jurnal pada
buku PT Persada adalah :
Investasi pada PT Semesta Rp 10.000.000
Pendapatan dari PT Semesta Rp 10.000.000
Untuk mengakui laba atas penjualan tanah kepada PT Semesta yang sebelumnya
ditangguhkan
Ayat jurnal pada buku terpisah PT Persada ini membentuk kembali persamaan
antar-ekun investasi dan 90 persen dari ekuitas PT Semesta pada tanggal yang sama.
Ayat jurnal kertas kerja berikut diperlukan untuk menyesuaikan keuntungan
sebesar Rp 15.000.000 bagi PT Semesta sehingga keuntungan konsolidasi atas tanah sebesar
Rp 25.000.000
Penjualan Tanah Arus ke Atas
Untuk mengilustrasikan akuntansi untuk penjualan aktiva tetap yang tidak dapat
disusutkan arus ke atas, diasumsikan bahwa PT Persada membeli tanah dari PT Semesta,
(perusahaan anak yang 90 persen kepemilikannya dimiliki PT Persada).
5. Seperti sebelumnya, laba bersih PT Semesta untuk tahun 20X5 sebesar Rp 70.000.000
dan pendapatan PT Persada, di luar pendapatannya dari PT Semesta, sebesar Rp 90.000.000.
Akan tetapi, laba yang belum direalisasi atas penjualan tanah antar-perusahaan sebesar Rp
10.000.000 sekarang direfleksikan dalam pendapatan PT Semesta, bukan PT Persada. Dalam
mempertanggungjawaban investasi PT Persada pada PT Semesta pada akhir tahun 20X5, PT
Persada membuat ayat-ayat jurnal berikut :
Investasi pada PT Semesta Rp 63.000.000
Pendapatan dari PT Semesta Rp 63.000.000
Untuk mencatat 90% dari Rp 70.000.000, laba bersih yang dilaporkan oleh PT Persada
Pendapatan dari PT Semesta Rp 9.000.000
Investasi pada PT Semesta Rp 9.000.000
Untuk mengeliminasi 90% dari Rp 10.000.000 laba yang belum direalisasi atas
tanah yang dibeli dari PT Semesta
Pendapatan Hak Minoritas
Hak minoritas dibebankan sebesar bagiannya atas laba yang belum direalisasi dari
penjualan tanah PT Semesta kepada PT Persada. Hal ini dilakukan dalam kertas kerja konsolidasi
dengan mengkonversikan laba bersih yang dilaporkan PT Semesta menjadi laba yang telah
direalisasi dan mengalihkan dengan persentase hak minoritas, Maka pendapatan hak minoritas
sebesar Rp 6.000.000 adalah 10 persen dari Rp 60.000.000, laba PT Semesta yang telah
direalisasi.
Tahun Setelah Penjualan Antar-perusahaan
Jika PT Persada tetap memiliki tanah tersebut pada tahun-tahun berikutnya,
kertas kerja konsolidasi akan memerlukan ayat jurnal penyesuaian untuk mengurangi
akun tanah menjadi harga perolehannya bagi entitas yang dikonsolidasikan.
Ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi laba yang belum direalisasi dari
akun tanah adalah :
Penjualan pada Tanah Berikutnya kepada entitas Luar
6. Diasumsikan bahwa PT Persada menggunakan tanah tersebut selama tiga tahun dan menjualanya
pada 20X9 dengan harga Rp 65.000.000. Pada tahun terjadinya penjualan (20X9), PT Persada akan
melaporkan keuntungan sebesar Rp 15.000.000 (hasil penjualan sebesar Rp 65.000.000 dikurangi dengan
harga perolehan sebesar Rp 50.000.000), tetapi keuntungan bagi entitas yang dikonsolidasikan sebesar Rp
25.000.000, dialokasikan sebesar Rp 24.000.000 ( Rp 15.000.000 + (Rp 10.000.000 x 0,9) kepada
pemagang saham mayoritas (laba bersih konsolidasi) dan investasinya dari PT Semesta pada tahun 20X9
dengan ayat jurnal berikut
Investasi pada PT Semesta Rp 9.000.000
Pendapatan dari PT Semesta Rp 9.000.000
Untuk mengakui laba atas penjualan tanah antar-perusahaan yang
sebelumnya ditangguhkan
Keuntungan atas penjualan tanah sebesar Rp 15.000.000 ditambah dengan peningkatan
pendapatan investasi pada buku PT Persada Rp 9.000.000 sama dengan pengaruh pada laba bersih tahun
20X9 Rp 24.000.000.
Ayat jurnal kertas kerja berikut diperlukan untuk mencatat keuntungan sebesar Rp 15.000.000
bagi PT Persada, yang juga mencatat keuntungan konsolidasi atas tanah sebesar Rp 25.000.000
Investasi pada PT Semesta Rp 9.000.000
Hak minoritas 1.000.000
Keuntungan atas tanah Rp 10.000.000
Untuk menyesuaikan keuntungan atas penjualan tanah menjadi Rp
25.000.000, keuntungan bagi entitas yang dikonsolidasikan.
LABA ANTAR-PERUSAHAAN ATAS AKTIVA TETAP YANG DAPAT DISUSUTKAN
Penjualan aktiva tetap antar-perusahaan yang harus disusutkan, dideplesi,atau diamortisasi
mengakibatkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang direfleksikan dalam akun – akun
afiliasi penjual. Pengaruh dari keuntungan dan kerugian tersebut dieliminasi dari laporan keuangan
perusahaan induk dan konsolidasi. Penyesuaian-penyesuaian untuk mengeliminasi pengaruh keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi pada laporan keuangan perusahaan induk dikonsolidasi lebih
kompleks dibandingkan dalam kasus aktiva yang tidak dapat disusutkan. Kompleksitas berasal dari proses
7. penyusutan (atau deplesi atau amortisasi) yang mempangaruhi pendapatan perusahaan induk dan
konsolidasi pada setiap tahun di mana aktiva yang bersangkutan dimiliki perusahaan afiliasi.
Penjualan Aktiva Tetap yang Dapat Disusutkan Arus ke Bawah
Pengaruh awal keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari penjualan aktiva yang dapat
disusutkan arus ke bawah sama seperti pada aktiva yang tidap dapat disusutkan. Keuntungan atau
kerugian tampak dalam akun perusqahaan induk pada tahun terjadinya penjualan dan harus dieliminasi
oleh perusahaan induk dalam menentukan pendapatan investasinya berdasarkan metode ekuitas. Begitu
pula, keuntungan atau kerugian yang demikian dieliminasi dari laporan konsolidasi dengan mengeluarkan
keuntungan atau kerugian tersebut dan mengurangi aktiva tetap menjadi nilai yang dapat disusutkannya
bagi entitas konsolidasi.
Penjualan Arus ke Bawah pada Akhir Tahun
Diasumsikan bahwa PT Petruk menjual mesin kepada PT Semar, perusahaan anak yang 80
persen kepemilikannya dimiliki oleh PT Petruk, pada tanggal 31 Desember 20X2. Mesin tersebut
mempunyai nilai yang belum disusutkan sebesar Rp 50.000.000 pada tanggal tersebut (harga perolehan
sebesar Rp 90.000.000 dan diakumulasi penyusutan sebesar Rp 40.000.000) dan dijual kepada PT Semar
dengan harga Rp 80.000.000 Jurnal penyesuaian untuk mencatat penjualan dan pembelian pada buku PT
Petruk dan PT Semar adalah sebagai berikut:
BUKU PT PETRUK
Kas Rp 80.000.000
Akumulasi penyusutan 40.000.000
Mesin Rp 90.000.000
Keuntungan atas penjualan mesin 30.000.000
BUKU PT SEMAR
Mesin Rp 80.000.000
Kas Rp 80.000.000
8. Keuntungan pada buku PT Petruk belum direalisasi pada tanggal 31 Desember 20X2, karenanya,
PT Petruk menyesuaikan pendapatannya investasinya untuk tahun 20X2 berdasarkan metode ekuitas
untuk seluruh jumlah laba yang direalisasi :
Pendapatan dari PT Semar Rp 30.000.000
Investasi pada PT Semar Rp 30.000.000
Keuntungan atas mesin seharusnya tidak tampak dalam laporan laba rugi konsolidasi
tahun 20X2 dan mesin seharusnya masuk dalam neraca konsolidasi sebesar Rp 50.000.000 nilai yang
dapat disusutkan oleh entitas konsolidasi. Pengaruh ini diselesaikan dengan penyesuaian kertas kerja
konsolidasi sebagai berikut :
Keuntungan atas penjualan mesin Rp 30.000.000
Mesin Rp 30.000.000
Penjualan Arus ke Bawah pada Awal Tahun
Jika penjualan PT Petruk kepada PT Semar terjadi pada tanggal 1 Januari 20X2, mesin
akan disusutkan oleh PT Semar selama tahun 20X2, dan setiap penyusutan atas keuntungan yang belum
direalisasi akan dipertimbangkan sebagai pengakuan bagian per bagian dari keuntungan selama tahun
20X2. Diasumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari 20X2, tanggal terjadinya penjualan antar-perusahaan,
mesin mempunyai sisa umur manfaat 5 tahun dan diperkirakan tidak mempunyai nilai sisa pada tanggal
31 Desember 20X6.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Ayat jurnal untuk
mencatat penjualan dan pembelian sama seperti untuk penjualan tanggal 31 Desember; akan tetapi, PT
Semar juga mencatat beban penyusutan sebesar Rp 16.000.000 untuk tahun 20X2 (Rp 80.000.000/5
tahun). Dari penyusutan sebesar Rp 16.000.000 ini, Rp 10.000.000 berdasarkan nilai mesin menurut
entitas konsolidasi (Rp 50.000.000/5 tahun), dan Rp 6.000.000 berdasarkan Rp 30.000.000 keuntungan
yang belum direalisasi (Rp 30.000.000/ 5 tahun). Jumlah Rp 6.000.000 dianggap sebagai pengakuan
bagian per bagian, seperlima dari Rp 30.000.000, keuntungan yang belum direalisasikan atas transaksi
antar-perusahaan. Pada dasarnya, hal ini setara dengan penjualan seperlima sisa jasa yang ada pada mesin
tersebut kepada entitas lain.
Dalam mengeliminasi pengaruh penjualan antar-perusahaan dari investasi PT Petruk
pada PT Semar tahun 20X2., PT Petruk membuat ayat-ayat jurnal berikut ini
9. Pendapatan dari PT Semar Rp 30.000.000
Investasi pada PT Semar Rp 30.000.000
Investasi pada PT Semar Rp 6.000.000
Pendapatan dari PT Semar Rp 6.000.000
Penjualan Aktiva Tetap yang dapat Disusutkan Arus ke Atas
Penjualan aktiva yang dapat disusutkan arus ke atas dari perusahaan anak kepada
perusahaan induk mengakibatkan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada akun perusahaan
anak pada tahun terjadinya penjualan (jika aktiva tidak dijual pada nilai bukunya). Dalam menghitung
pendapatan investasinya pada tahun terjadinya penjualan, perusahaan induk menyesuaikan bagiannya atas
pendapatan yang dilaporkan perusahaan anak untuk (1) bagiannya dari setiap keuntungan atas penjualan
yang belum direalisasi dan (2) bagiannya dari setiap pengakuan bagian per bagian atas keuntungan yang
belum direalisasi melalui proses penyusutan.
Pengaruh Penjualan Arus ke Atas pada Buku Terpisah Perusahaan Afiliasi
Pengaruh keuntungan atas penjualan arus ke atas diilustrasikan pada contoh berikut
ini. PT Putri membeli sebuah truk dari PT Supri, perusahaan anak yang 80% kepemilikannya dimiliki
oleh PT Putri, pada tanggal 1 Januari 20X4. Informasi lainnya adalah sebagai berikut;
Laba bersih yg dilaporkan oleh PT Supri utk thn 20X4 Rp 50.000.000
Masa manfaat truk pada tgl 1 Januari 20X4 3 tahun
Metode penyusutan garis lurus
Nilai tukar tambah truk pd tanggal 31 Desember 20X6 Rp 3.000.000
Nilai perolehan truk bagi PT Supri Rp 14.000.000
Akumulasi penyusutan pd tanggal 31 Desember 20X3 Rp 5.000.000
Jika PT Supri menjual truk tersebut kepada PT Putri dengan harga Rp 12.000.000 tunai, PT Supri
dan PT Putri, membuat ayat jurnal berikut pada buku terpisah mereka tahun 20X4
10. BUKU PT SUPRI
1 Januari 204 (penjualan truk)
Kas Rp 12.000.000
Akumulasi penyusutan 5.000.000
Truk Rp 14.000.000
Keuntungan atas penjualan truk 3.000.000
Untuk mencatat penjualan truk
BUKU PT PUTRI
1 Januari 20X4 (pembelian truk)
Truk Rp 12.000.000
Kas Rp 12.000.000
Untuk mencatat pembelian truk
31 Dsember 20X4 (beban pemyusutan)
beban penyusutan Rp 3.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 3.000.000
Untuk mencatat penyusutan satu th (harga perolehan Rp 12.000.000 –
nilai sisa Rp 3.000.000 3 tahun
31 Desember 204 (pendapatan investasi)
Investasi pada PT Supri Rp 38.400.000
Pendapatan dari PT Supri Rp 38.400.000
Untuk mencatat pendapatan investasi tahun 20X4, dengan perhitungan sebagai berikut :
11. Bagian atas laba bersih yang dilaporkan PT Supri(Rp 50.000.000 x 80%) Rp 40.000.000
Kurang; Keuntungan atas truk yang belum direalisasi(Rp 3.000.000 x 80 %) -2.400.000
Tambah :Pengakuan bagian per bagian atas keuntungan (keuntungan Rp 3.000.000/3 tahun X 80 %
+ 800.000
Pendapatan investasi untuk tahun 20X4 Rp 38.400.00
12. BAB III
KESIMPULAN
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas aktiva tetap mempengaruhi laporan keuangan
sampai aktiva yang bersangkutan dijual kepada pihak di luar entitas yang dikonsolidasikan atau
digunakan sampai ahkir masa manfaatnya oleh afiliasi pembeli.Sehingga kami menyimpulkan
bahwa kami membahas konsep-konsep dan prosedur-prosedur yang diperlukan dalam
mengeliminasi pengaruh laba yang belum direalisasi atas aktiva tetap dalam konsolidasi satu
baris berdasarkan metode ekuitas dan dalam laporan konsolidasi.